Anda di halaman 1dari 9

137

Muhammadiyah Journal of Nursing

Hartono, Yuni Permatasari Istanti, Perbedaan Pemberian Gamat Jelly


Elsye Maria Rosa
dan Hidrogel dalam Penyembuhan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Luka Kronik pada Tikus Putih

ABSTRACT PENDAHULUAN
Background: Sea Cucumber contains many Luka adalah suatu gangguan kontiniutas struktur
active compounds that have health benefits. The
ability of therapeutic and medicine effects have jaringan. Cedera, pembedahan atau kecelakaan
associated with triterpen glycosides (saponin), menyebabkan kerusakan jaringan , gangguan pembuluh
chondrointin sulfates, glycosaminoglycan (
GAGs), sulfates polysacarida, sterol (glycoside darah dan ekstravasasi konstituen darah dan hipoksia
and sulfates) phenolics, cerberosides, lectins, (Al-waili, Salom, Ghamdi, 2011).
peptides, glycoprotein, glycosphingolipids and
essential fatty acids. Masalah yang di timbulkan akibat luka sangat
Objective: To compare the effectiveness of sea kompleks, baik masalah fisik, psikologis dan masalah
cucumber jelly and hydrogel in chronic wound
healing in the white rats. ekonomi. Seseorang yang menderita luka akan merasakan
Method : The research was a quasi-experiment adanya ketidak sempurnaan, yang pada akhirnya akan
with post test design. The number of samples
was 10 rats. The rats were divided into two cenderung mengalami gangguan fisik dan emosional.
groups: a group was given sea cucumber jelly Luka yang terjadi akan berdampak pada kualitas hidup
treatment and the other group was given
hydrogel treatment. Before given treatment, bagi penderitanya, dan masalah ekonomi yang terjadi
a 1x1 cm wound was made on each rats and adalah besarnya biaya yang di keluarkan untuk membeli
then the wound was infected with E. Colli.
Wound care was done in every 2 days. obat dan material perawatan luka.
Result: There was no significant difference Pada tahun 2004 berdasarkan data World Health
between the use of sea cucumber jelly and
hydrogel in chronic wound healing in the white Organisation (WHO) lebih dari 150 juta orang didunia
rats (p = 0,753). Based on the average of healing menderita diabetes dan diperkirakan tahun 2025 jumlah
period, sea cucumber jelly gave better effect
than hydrogel (wound with sea cucumber jelly nya akan menjadi dua kali lipat, sedangkan di Amerika
treatment was healed 12 days, and hidrogel in Serikat setiap tahun nya lebih dari 1,25 juta orang
13 days). DESIGN assessment tool was used to
assess the wound. menderita luka bakar dan 6,5 juta orang mengalami luka
Conclusion: Based on the average of healing kronik, seperti: luka tekan, statis vena, atau diabetes.
period, sea cucumber jelly gave better effect
than hydrogel. Sea cucumber jelly could be to (Ali-Waili.NS,et al, 2011). Data luka kronik yang
use as the alternatives dressing. terdapat di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya tahun
Keywords: chronic wound healing, dressing, sea 2006 didapat 306 kasus pertahun atau 0,69% dari total
cucumber jelly, hydrogel. pasien yang dirawat yaitu 43.825 pasien yang terdiri dari
ulkus diabetic 65,3 %, ulkus dekubiktus 13.1%, trauma
degloving tungkai bawah 2,9% dan luka bakar 18,6%
(Perdanakusuma DS,2009).
Perawatan luka yang profesional sangat diperlukan
untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan
138
Muhammadiyah Journal of Nursing

akibat luka. Prinsif perawatan luka saat ini (AA C20:4), eicosapentaenoic acid (EPA C20:5), and
erat hubungannya dengan berbagai material docosahexaenoic acid (DHA C22:6).
perawatan luka yang telah dikembangkan serta
adanya perubahan konsep perawatan luka BAHAN DAN CARA
dalam tatalaksana pembersihan, penutupan dan Desain penelitian ini menggunakan rancangan
perlindungan luka. post test design. Peneliti melakukan suatu intervensi
Hydrogel merupakan salah satu material atau tindakan pada satu kelompok kemudian
perawatan luka yang sangat penting karena diobservasi hasil intervensi tersebut.
memiliki fungsi mempertahankan kelembaban Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan
luka sehingga meningkatkan granulasi, selain efektivitas pemberian gamat jelly dan hidrogel
itu dengan kemampuan hidrasi yang optimum dalam penyembuhan luka kronik pada tikus
hydrogel dapat melisis jaringan slough dan nekrotik putih. Sampel pada penelitian ini adalah tikus
oleh karena itu hydrogel memiliki kemampuan putih sebanyak 10 ekor, tehnik sampling dengan
autolitic debridement. Sifat lain yang dimiliki oleh quota sampling, dengan kriteria inklusi : tikus
hidrogel adalah tidak lengket sehingga dapat putih usia 3-4 bulan, berat badan 200-300 gram,
menurunkan rasa nyeri saat perawatan luka. jenis kelamin jantan, dalam keadaan sehat, tidak
Gamat atau teripang merupakan hewan laut mengalami kelainan genetik. Sedangkan kriteria
yang sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat eklusi: usia kurang dari 3 bulan atau lebih dari
sebagai makanan dan obat tradisional. Gamat 4 bulan, berat badan kurang dari 200 gram atau
mengandung berbagai senyawa aktif yang lebih dari 300 gram, jenis kelamin betina, sakit
memiliki manfaat bagi kesehatan. Bordbar S, atau memilki kelainan genetik..
Anwar F, dan Saari N (2011), dalam penelitian Lokasi penelitian adalah laboratorium hean
tentang , High-value components and Bioactives STIK Muhammadiyah Pontianak, dan penelitian
from Sea Cucumbers for Functional Foods - A ini dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2013
Review. Penelitian merupakan sistematik review, hingga 8 Februari t 2013.
menyatakan sea cucumbers/gamat memiliki nilai Variabel pada penelitian terdiri dari :
nutrisi seperti: vitamin A, vitamin B1 (thiamine), 1. Variabel Independen
vitamin B2 (riboflavin), dan mineral seperti Gamat jelly dan hidrogel
kalsium, magnesium, iron dan zinc. Angka 2. Variabel Dependen
aktivitas biologi dan farmakologi yang unik Penyembuhan luka
dari gamat termasuk diantaranya: antikanker, Sedangkan langkah-langkah pengumpulan
antikoagulant, anti-hipertensi, anti-inflammasi, data yang dilakukan pada penelitian ini sebagai
antimikroba, antioxidant, antithrombotic, berikut :
antitumor and wound healing. Kemampuan 1. Tahap persiapan
terapeutik dan efek pengobatan yang dimiliki Sebelum penelitian ini dilaksanakan
gamat dihubungkan dengan adanya triterpen oleh peneliti, terlebih dahulu peneliti
glycosides (saponin), chondrointin sulfates, mengajukan surat uji etik untuk
glycosaminoglycan ( GAGs), sulfates polysacarida, melakukan penelitian kepada komisi etik
sterol (glycoside and sulfates) phenolics, cerberosides, penelitian Fakultas Kedokteran dan Ilmu
lectins, peptides, glycoprotein, glycosphingolipids Kesehatan Universitas Muhammadiyah
and essential fatty acids. Pada penyembuhan luka Yogyakarta
gamat dapat mempercepat regenerasi sel karena b. Setelah mendapatkan surat kelayakan etik
kandungan asam lemak seperti: arachidonic acid selanjutnya peneliti melakukan minta ijin
139
Muhammadiyah Journal of Nursing

kepada penanggungjawab Laboratorium 1. Karakteristik Responden


hewan STIK Muhammadiyah Pontianak. a). Kelompok Gamat jelly

No Karakteristik ∑
2. Tahap pelaksanaan
1 Jenis kelamin jantan 5
a. Mengidentifikasi responden berdasarkan 2 Usia 3-4 bulan 5
kriteris inklusi yang telah ditentukan. 3 Berat badan 200-300 gram 5
b. Peneliti melakukan pembiusan dengan 4 Usia < 3 bulan -
5 Usia > 4 bulan -
menggunakan anastesi diazepam 0.4
6 Berat badan < 200 gram -
cc, menemui, memperkenalkan diri, 7 Berat badan > 300 gram -
membuat perlukaann 1x1 cm 8 Jenis kelamin betina -
c. Selanjutnya luka di infeksi menggunakan
E. Colli, untuk menciptak luka kronik b). Kelompok Hidrogel
d. Sehari kemudian luka di rawat dengan
No Karakteristik ∑
menggunakan gamat jelly dan hidrogel
1 Jenis kelamin jantan 5
e. Selanjutnya peneleti melakukan perawatan
2 Usia 3-4 bulan 5
luka setiap 2 hari dan mengobservasi skor 3 Berat badan 200-300 gram 5
perkembangan luka dengan menggunkan 4 Usia < 3 bulan -
DESIGN. 5 Usia > 4 bulan -
6 Berat badan < 200 gram -
7 Berat badan > 300 gram -
Uji analisa data yang digunakan pada
8 Jenis kelamin betina -
peneltian ini adalah:
1. Analisis uniariat 2. Pengkajian karakteristik luka
Pada penelitian ini variabel yang Adapun pengkajian karakteristik luka dengan
dideskripsikan melalui analisis univariat adalah menggunkan DESIGN pada masing – masing
variabel dependen yaitu skor perkembangan tikus yang mengalami penyembuhan adalah
luka DESIGN data yang di peroleh di hitung sebagai berikut:
jumlah nya dan menghitung rata-rata lama hari a). Berdasarkan Dept / Kedalam luka
penyembuhan. Data yang diperoleh kemudian Pengkajian skor luka berdasarkan dept atau
dihitung jumlah dan prosentase masing-masing kedalam tergambar pada tabel diberikut ini:
kelompok dan disajikan dengan menggunakan
tabel serta diinterprestasikan. Tabel 4.2.1 Skor pengkajian dept/kedalaman luka

2. Analisis bivariat Gamat Jelly Hidrogel


Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari
Untuk mengetahui hubungan antara variabel 2 6 10 2 6 10
independen dan dependen dilakukan analisis Tikus 1 3 2 0 3 3 0
bivariat dengan menggunakan uji independent Tikus 2 3 2 1 3 2 1
Tikus 3 3 2 0 3 2 0
sample t test.
Tikus 4 3 3 1 3 2 1
Tikus 5 3 2 0 3 2 0
HASIL
Penelitian ini menggunakan sample berjumlah Dari tabel di atas diketahui pada pada hari
10 ekor tikus yang di buat pelukaan. Penyajian ke dua, semua tikus (tikus 1,2,3,4 dan 5) baik dari
dimulai dari karakteristik luka berdasarkan kelompok gamat jelly dan hidrogel memiliki skor
DESIGN 3 yaitu kedalaman luka sampai ke jaringan sub
140
Muhammadiyah Journal of Nursing

kutan. Pada hari ke enam hampir semua tikus Tabel 4.2.1 Skor pengkajian size/ ukuran luka
baik dari kelompok gamat jelly dan hidrogel
Gamat Jelly Hidrogel
memilki skor 2, tikus-tikus tersebut memiliki Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari
kedalam luka sampai lapisan dermis. Hanya satu 2 6 10 2 6 10
tikus yaitu tikus 4 dari kelompok gamat jelly Tikus 1 2 1 0 2 1 0
Tikus 2 2 1 1 2 1 1
yang memperoleh skor 3 dengan kedalam luka
Tikus 3 2 1 0 2 1 1
sampai lapisan subkutan. Pengkajian pada hari Tikus 4 2 1 1 2 1 1
kesepuluh diperoleh hasil dari kelompok gamat Tikus 5 2 1 0 2 1 0
jelly terdapat 3 ekor tikus yang memperoleh skor
0 (tidak ada luka), yaitu: tikus 1, 3 dan 5, pada Dari data di atas pada pengkajian hari ke dua
kelompok hidrogel terdapat 2 ekor tikus yaitu: ukuran luka pada semua tikus baik kelompok
tikus 1 dan tikus 5 , yang berarti tidak terdapat gamat jelly maupun hidrogel memiilki skore
luka / tidak ada kemerahan. Dan tikus yang 2 dengan luas luka 1x1 cm, belum tampak
memiliki skor 1 (satu) yaitu: tikus 2 ,4 ( gamat perubahan luas luka, luas luka masih sama seperti
jelly) dan tikus 2,3 dan 4 ( hidrogel) yang berarti saat pertama kali luka di buat. Pada hari keenam
terdapat kemerahan persisten pada luka. ukuran luas luka mulai menurun, skor ukuran
luas luka pada kelompok gamat jelly dan hidrogel
b). Pengkajian berdasarkan eksudat menurun menjadi 1, yang berarti ukuruan luas
Pengkajian exudat di gambarkan pada tabel luka kurang dari 1 cm.
di bawah ini: Pada hari kesepuluh terdapat 3 ekor tikus dari
kelompok gamat jelly, yaitu tikus 1, 3 dan 5 yang
Tabel 4.2.1 Skor pengkajian exudat memilki skor 0 (tidak ada luka) dan 2 ekor tikus
Gamat Jelly Hidrogel kelompok hidrogel yang memilki skor 0 (luka
Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari tidak ada). Sedangkan tikus yang memiliki skor 1
2 6 10 2 6 10
(luka <1 cm) terdapat 2 ekor tikus dari kelompok
Tikus 1 1 1 0 1 1 0
Tikus 2 1 1 0 1 1 0 gamat jely (tikus 2 dan tikus 4 ), 3 ekor tikus dari
Tikus 3 1 1 0 1 1 0 kelompok hidrogel juga memiliki skor 1 (tikus2,3
Tikus 4 1 1 0 1 1 0 dan 4).
Tikus 5 1 1 0 1 1 0

d). Pengkajian skor luka berdasarkan inflamasi


Dari tabel di atas dapat dilihat pada hari ke
Pengkajian skor luka berdasarkan inflamasi
dua semua tikus baik dari kelompok gamat jelly
digambarkan pad tabel berikut:
maupun kelompok hidrogel memiliki skor 1
yang berarti luka memiliki eksudat yang ringan.
Tabel 4.2.1 Skor pengkajian inflamasi
Pada hari keenam semua tikus msih memiliki
skor 1 yang berarti luka memiliki eksudat yang Gamat Jelly Hidrogel
Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari
ringan.Dan pada hari kesepuluh tikus baik dari
2 6 10 2 6 10
kelompok gamat jelly ataupun hidrogel memliki Tikus 1 1 0 0 1 1 0
skor 0 yang berarti luka tidak memiliki eksudat. Tikus 2 1 0 0 1 1 0
Tikus 3 1 0 0 1 1 0
c). Pengkajian skor luka berdasarkan size/ukuran Tikus 4 1 2 0 1 1 0
Tikus 5 2 1 0 1 0 0
luka
Pengkajian size / ukuran luka terlihat pada
tabel dibawah ini:
141
Muhammadiyah Journal of Nursing

Tampak pada tabel di atas pada hari kedua kesepuluh terdapat 3 ekor tikus (kelompok gamat
semua tikus baik dari kelompok gamat jelly dan jelly) dan 2 ekor tikus (kelompok hidrogel) yang
kelompok hidrogel memiliki skor 1 yang berarti memilki skor 0, 3 ekor tikus yang terdiri 1 ekor
terdapat tanda gejala inflamasi (rubor, dolor, dari kelompok gamat jelly dan 2 ekor kelompok
calor, tumor, fungsio lesi). Pada hari keenam hidrogel memperoleh skor 1, dan dua ekor tikus
pada kelompok gamat jelly terdapat 4 ekor tikus kelompok memiliki nilai 2.
(tikus 1,2,3, dan 5) yang memiliki skor 0 (tidak
terdapat tanda gejala inflamasi, sedangan kan f). Pengkajian skor luka berdasarkan jaringan
kelompok hidrogel yang memiliki skor 0 hanya nekrotik
1 ekor tikus yaitu tikus 5. Pada kelompok gamat Pengkajian jaringan nekrotik pada hari kedua,
jelli yang memperoleh skor 2 yaitu memiliki enam dan kesepuluh
sebagian tanda infeksi( inflamasi dan bau). Dan
teradapat 4 ekor tikus dari kelompok hidrogel Tabel 4.2.1 Skor pengkajian nekrosis
yang memiliki skor 1 yaitu tikus 1,2,3,dan 4 .Pada
Gamat Jelly Hidrogel
hari kesepuluh di ketahui terdapat 10 ekor tikus Responden Hari Hari Hari Hari Hari Hari
baik dari kelompok gamat jelly dan hidrogel yang 2 6 10 2 6 10
Tikus 1 1 0 0 1 1 0
memiliki skor 0 yang berarti tidak terdapat tanda
Tikus 2 1 0 0 1 1 0
dan gejala inflamasi pada luka. Tikus 3 1 0 0 1 1 0
Tikus 4 1 2 0 1 1 0
e). Pengkajian skor luka berdasarkan granulasi Tikus 5 2 1 0 1 0 0
Pengkajian skor luka berdasarkan granulasi di
gambarkan pada tabel berikut: Berdasarkan tabel di atas pada hari kedua
pengkajia didapat sebanyak 4 ekor tikus dari
Tabel 4.2.1 Skor pengkajian granulasi kelompok gamat jelly yang memiliki skor 1, dan
satu ekor tikus memilki skor 2. Sedangkan dari
Gamat Jelly Hidrogel
Responden
kelompok hidrogel terdapat 3 ekor tikus yang
Hari Hari Hari Hari Hari Hari
2 6 10 2 6 10 memiliki skor 2 dan dua (2) ekor tikus memiliki
Tikus 1 1 0 0 1 1 0 skor 1.Sedangkan pengkajian hari keenam
Tikus 2 1 0 0 1 1 0
terdapat 4 ekor tikus dari kelompok gamat jelly
Tikus 3 1 0 0 1 1 0
Tikus 4 1 2 0 1 1 0 yang memiliki skor 0, dan 1 ekor tikus yang
Tikus 5 2 1 0 1 0 0 memiliki skor 1, sedangkan dari kelompok
hidrogel semua tikus memilki skor 1. Dan dim
Dari data tabel di atas dapat di lihat ada hari kesepuluh terdapat 9 ekor tikus baik dari
hari kedua sebanyak 8 ekor tikus dari kelompok kelompok gamat jelly maupun hidrogel yang
gamat dan hidrogel memiliki skor 5 yang berarti memiliki skor 0, dan hanya satu ekor tikus yang
tidak terdapat granulasi pada luka. Dan terdapat 2 memiliki skor 1.
ekor tikus yang memiliki skor 4 terdapat jaringan
granulasi < 10% pada daerah luka. Di hari keenam 3. Analisi Univariat
terdapat sebanyak 4 ekor tikus dari kelompok Sebelum menampilkan hasil analisis univariat
gamat, dan 4 ekor tikus dari kelompok hidrogel terlebih dahulu akan di gambarkan diagram
yang memiliki skor 2, terdapat 1 ekor tikus dari perkembangan penyembuhan luka antara tikus
kelompok gamat jelly yang memiliki skor 4, serta yang diberikan Hidrogel dan Gamat jelly, seperti
seekor tikus yang memiliki skor 3. Dan di hari pada diagram berikut ini:
142
Muhammadiyah Journal of Nursing

Hasil analisis di dapatkan rata-rata hari


penyembuhan luka menggunakan Hidrogel
adalah 13 hari, dengan standar deviasi 3,34.
Paling cepat luka kronis sembuh menggunakan
Hidrogel yaitu 10 hari dan paling lama 18 hari.
Sedangkan untuk rata-rata hari penyembuhan
luka menggunakan Gamat jeli adalah 12 hari,
dengan standar deviasi 4,33. Paling cepat luka
Diagram 4.3.1. Distribusi rata-rata hari kronis sembuh menggunakan gamat jelly yaitu
penyembuhan luka kronis pada tikus yang 10 hari dan paling lama 20 hari. Berdasarkan data
diberikan Hidrogel dan Gamat jelly , n=5 tersebut dapat disimpulkan bahwa luka kronis
pada tikus yang diberikan Gamat jeli lebih cepat
Berdasarkan diagram 4.3.1 diketahui bahwa sembuh bila dibandingkan dengan luka kronis
tikus yang di rawat menggunakan dressing gamat yang diberikan Hidrogel.
jelly mengalami penyembuhan pada hari ke - 10
terdapat 3 ekor tikus yaitu : tikus 1, tikus 3 dan 4. Analisis Bivariat
tikus 5. Sedangkan tikus yang menggunakan Analisis bivariat dalam penelitian ini
dressing hidrogel yang sembuh dalam waktu 10 dilakukan untuk mencari perbedaan efektifitas
hari terdapat dua ekor tikus yaitu tikus 1 dan tikus antara pemberian Hidrogel dan Gamat jeli pada
5. sedangkan tikus yang di rawat menggunakan tikus yang mengalami luka kronis. Analisis
hidrogel sembuh dalam hari 10 terdapat 2 ekor Bivariat di lakukan melalui uji t Independent,
tikus. Pada tikus yang di rawat menggunakan dengan hasil sebagai berikut:
hidrogel paling lama penyembuhannya adalah 18
hari sebanyak 1 ekor tikus, sedangkan pada tikus Tabel. 4.4.1. Hasil uji t independent rata-rata
yang di rawat menggunakan gamat jelly waktu hari penyembuhan
terlama penyembuhan nya adalah 20 hari, yaitu
Standar
1 ekor tikus. Variabel Mean P. Value
Deviasi
Analisis univariat dalam penelitian ini Hidrogel 13,20 3,34 0, 753
menggambarkan rata-rata hari penyembuhan luka Gamat 12,40 4,33
dan standar deviasi pada tikus yang mengalami
luka kronik setelah diberikan dressing Hidrogel Rata-rata hari penyembuhan luka
dan Gamat jelli. Berikut ini merupakan hasil menggunakan Hidrogel adalah 13 hari, dengan
analisis univariat antara tikus yang mengalami standar deviasi 3,34. Sedangkan untuk rata-rata
luka kronis dengan pemberian Hidrogel dan hari penyembuhan luka menggunakan Gamat
Gamat jeli. jeli adalah 12 hari, dengan standar deviasi 4,33.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,753, berarti
Tabel 4.3.2. Distribusi Lama Hari Penyembuhan pada alpha 5% terlihat tidak terdapat perbedaan
Luka Kronik Antara Pemberian Hidrogel dan efektifitas antara Hidrogel dan Gamat jeli dalam
Gamat Pada Tikus, n=5 penyembuhan luka kronis . Skor perkembangan
luka pada tikus yang menggunakan dressing
Standar Minimal-
Variabel Mean hidrogel pada hari kedua (2), memiliki rata-rata
Deviasi Maksimal
Hidrogel 13,20 3,34 10 – 18 skor 11.6 sedangkan tikus yang menggunakan
Gamat 12,40 4,33 10 – 20 gamat jelly memiliki skor rata-rata 11.2. Pada hari
143
Muhammadiyah Journal of Nursing

keenam (6) tikus yang menggunakan dressing glycosaminoglycan (GAGs) merangsang


hidrogel memiliki skore rata-rata 7.4, pada pembentukan fibroblast, neovaskularisasi
tikus yang menggunakan gamat jelly memiliki kemudian terbentuklah jaringan granulasi
skor rata-rata 5,6. Pada hari kesepuluh (10) nilai dan epitelisasi dari dasar luka serta pinggiran
rata-rata skor pada tikus yang menggunakan luka yang akhirnya menyebabkan penurunan
hidrogel sebesar 2 sedangkan pada tikus yang kedalaman luka, luas luka dan peningkatan
menggunakan gamat jelly memiliki rata-rata skor jaringan granulasi.
sebesar 1,6. Berdasarkan penurunan jumlah rata-
rata skor luas luka dapat di simpulkan bahwa luka Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang menggunakan dressing gamat jelly memiliki Tong M, Tuk B, Hekking IM, Vermeij M, Barritault
nilai skor sedikit lebih baik di banding pada luka D, van Neck JW (2009). Berjudul Stimulated
yang menggunakan dressing hidrogel neovascularization, inflammation resolution and
collagen maturation in healing rat cutaneous wounds
DISKUSI by a heparan sulfate glycosaminoglycan mimetic,
1. Skor perkembangan luka pada tikus yang OTR4120. Penelitian ini untuk mengetahui fungsi
menggunakan dressing hidrogel pada hari heparan sulfate glycosaminoglycan mimetic (buatan),
kedua (2) rata-rata skor 11.6, pada hari keenam OTR 4120, terhadap penyembuhan luka. Hasil
7.4 dan hari kesepuluh rata-rata skor 2 penelitian ini menunjukan bahwa pengobatan
2. Skor perkembangan luka pada tikus yang dengan OTR4120 merangsang resolusi
menggunakan gamat jelly pada hari ke peradangan dan meningkatkan neovaskularisasi.
dua 11.2., Pada hari keenam (6) skor rata- Pengobatan dengan OTR4120 juga meningkatkan
rata 5,6. Pada hari kesepuluh (10) nilai rata- migrasi epidermal dan proliferasi selama
rata skor pada tikus menggunakan gamat reepithelialization. Selain itu, pembentukan
jelly memiliki rata-rata skor sebesar 1,6. jaringan granulasi dan pematangan kolagen juga
Berdasarkan penurunan jumlah rata-rata skor meningkat.
luas luka dapat di simpulkan bahwa luka yang
menggunakan dressing gamat jelly memiliki SIMPULAN
nilai skor sedikit lebih baik di banding pada Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
luka yang menggunakan dressing hidrogel. antara penggunaan gamat jelly dan hidrogel
3. Beradasar kan lama hari penyembuhan luka dalam penyembuhan luka kronik pada tikus
tidak terlihat perbedaan secara signifikan (p= putih.
7,53) antara kelompok gamat jelly dan hirogel,
tetapi rata-rata hari penyembuhan kelompok DAFTAR PUSTAKA
gamat jelly sedkit lebih baik di bandingkan Ali-Waili,NS., Salom.K., Al Ghandi, 2011, Honey
kelompok hidrogel. (gamat jelly 13 hari, for Wound Healing, Ulcer and Burn,
hidrogel 12 hari). Data Supporting its use in Clinical Practice.
Kandungan air 80-90% pada hidrogel The Scientific World Journal. Volume 11.
memungkinkan terciptanya keadaan yang Page 766-787.
lembab pada daerah sekitar luka sehingga Annie J., Vaughan D., 2006, Hydrogel Dressing in
merangsang proliferasi sel-sel epitel sehingga The Management of A Variety Of Wound
terbentuk jaringan granulasi dari dalam Types: A Review. Journal Of Orthopeadic
luka. Kandungan gamat yang berperan Nursing. Volume 9. Page 1-11. Elsiever.
dalam proses penyembuhan luka adalah
144
Muhammadiyah Journal of Nursing

Agustina, 2009, Perawatan Luka Moderen. Morris. C, 2006, Wound Management & Dressing
http://www.fkep.unpad.ac.id/2009/01/ Sellection.Wound Essensial, Volume
perawatan-luka-moderen. Akses 29 1,Page 176-0183.
Nopember 2011 Mustoe TA, O’Shaughnessy K, Kloeters O 2006,
Baronoski, S., Ayello, EA, 2012, Wound Care Chronic wound pathogenesis and current
Essensial Practice Principle 3rd Lippincot, treatment strategies: a unifying hypothesis
Williams Wilkins. .J Plast Reconstr Surg. http://www.ncbi.
Bordbar S, Anwar F, Saari N, 2011, High-Value nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2691645/.
Components and Bioactives from Sea Akses 5 Nopember 2012
Cucumbers for Functional Foods. Journal Mulloy B, Rider CC 2006, Cytokines and
marines Drugs .Volume 9 Oktober 2011. proteoglycans: an introductory
1761-1805. overview. Biochemical Society Transactions
Bryan, RA., Nix,DP., 2007, Acute And Chronic 2006 Jun; Vol. 34 Pt 3 ,, pp. 409-13
Wounds. Current Management Concepts. Notoadmojo, Soekijo 2010 ,, Metodologi Penelitian
Third Edition. Louis Missouri. Mosby Kesehatan. Jakarta: Rienaka Cipta
Elsiever. Perdana kusuma D, 2009, Upaya Menjawab
Falang V, 2005, Wound Bed Preparation. http:// Tantangan Permasalahan Hulu Hilir
www.bu.edu./woundbiotech/index.html. Luka dan Koloid. Surabaya. Airlangga
Akses 22 Nopember 2011 University Press.
Fife.C, Marissa, Carter.J, 2012, Wound Care Out Perdana kusuma DS, 2009, Moderen-wound-
Come & Associated Cost Among Patien treatment-dressing dan ultrasoun-
Treated In US Out PatienWound Center, assisted-wound-treatmen, http/www.
http//www.medscape.com/viewartikel. jurnalmedica.com/edisi-tahun-2009/edisi-
Akses 20 Desember 2012 08-2009/89kegiatan/40.Modern-wound-
Kaya AZ, Turani N, Akyüz M, 2005, The treatment-dressingdanultrasoun-assisted-
effectiveness of a hydrogel dressing wound-treatment. Akses tanggal 27
compared with standard management of Nopember 2011
pressure ulcers. Journal Of Wound Care Posthauer, Dorner, Collins 2010, Nutrition: A
2005 Jan; Vol. 14 1 ,, pp. 42-4 Critical Componen Of Wound Healing.
Kusuma Dharma.K, 2011, Metodelogi Penelitian Advances in Skin & Wound care
Keperawatan. Panduan Melaksanakan Prevention: The Journal For And Healing,
dan Menerapakan Hasil Penelitian. Trans Desember 2010, Volume 23. No. 12 Pages:
Info Media, Jakarta 560-572.
Masre, Yip, Sirajudeen, Gahazali, 2010 ,, Popov, Artyukov, Kozlovskaya, Krivoshapko
Wound Healing Activity Of Total 2013, Biological Activites Of Collagen
Sulfated Glycosaminoglycan GAGs, Peptide Obtained By Enzymatic Hydrolisi
From Stichopus Vastus and S t i c h o p u s From Far Eastern Holothurians. American
Hermanni Sea Cucumber, Integumenal Journal Of Biomedical and Life Science.
Tissue in Rats. International Journal Volume 1 ,, No 1 ,, pp. 17-26.
of Molecular Medicine and Advance Sanada H, Moriguchi T, Miyachi Y, Ohura T,
Sciences. Volume 6 Issued 4, 2010, pp 49- Nakajo T, Tokunaga K, Fukui M, Sugama
53. J, Kitagawa A. 2004, Realibility and alidity
of DESIGN. Journal Wound Care. 2004
145
Muhammadiyah Journal of Nursing

Jan 13 1: 13-8. Research International 2013, Vol. 20; 3, pp.


Suriadi, 2007, Managemen Luka, Romeo Grafika, 19-24.
Pontianak. Zohdi, Zakaria, Yusop, Mustapha, Abdullah,
Tong M, Tuk B, Hekking IM, Vermeij M, Barritault 2011, Sea Cucumber Based H y d r o g e l
D, van Neck JW 2009, Wound Repair And To Treat Burn Wounds In Rats. Journal
Regeneration. The Wound Healing Society Biomedicine 2011, Volume 98 1, pp:
And The European Tissue Repair Society 30-7.
2009 Nov-Dec; Vol. 17;6, pp. 840-52. Zoellner P; Kapp H; Smola H, 2007, Clinical
Wild, Rahbarnia, Ellner, Sobotka, Eberlein 2010, performance of a hydrogel dressing
Basic in Nutrition and Wound Healing. in chronic wounds: a prospective
Journal Nutrition, Volume 26. Page: 862- observational study. Journal Of Wound
866. Care 2007 Mar; Vol. 16; 3, pp. 133-6
Wong VW, Crawford JD, 2013, Vasculogenic
Cytokine In Wound Healing. Biomed

Anda mungkin juga menyukai