1. Kelalaian
2. Kurang pengetahuan
3. Peristriwa alam
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan bakar, oksigen (biasanya
dari udara) dan panas bertemu dan menyebabkan reaksi rantai
pembakaran. Contoh: kebakaran di hutan yang disebabkan oleh panas
matahari yang menimpa bahan bakar kering di hutan.
5. Kesengajaan
Api terjadi dari tiga unsur yaitu (1) bahan bakar, (2) Oksigen dan (3) panas.
Bahan bakar yang mudah terbakar tersebut misalnya: kayu, kertas, karet,
plastik dan lain sebagainya. Oksigen biasanya didapat dari udara. Udara
mengandung 21 % oksigen suatu tempat dikatakan masih memiliki
keaktifan pembakaran bila kadar oksigennya lebih dari 15 %. Sedang bila
kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran.
1. Klasifikasi di Indonesia
Klasifikasi kebakaran di Indonesia mengacu kepada Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per. 04/Men/1980 tanggal 14 April 1980
Tentang syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR). Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.
(2) Klas B: Bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar
2. Klasifikasi Eropa
(2) Klas B: Bahan bakar cair. Contoh: bensin, solar, spiritus dan lain
sebagainya
(3) Klas C: Bahan bakar gas. Contoh: LNG, LPG dan lain sebagainya
(4) Klas D: Bahan bakar logam. Contoh: magnesium, potasium dan lain
sebagainya.
(2) Klas B: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat
Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya: bensin, benzena dan lain
sebagainya
(3) Klas C: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih kecil dari 170 derajat
Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: ethanol, aceton dan lain
sebagainya
(4) Klas D: Bahan bakar cair dengan titik nyala lebih besar atau sama
dengan 170 derajat Fahrenheit dan tidak larut dalam air misalnya:minyak
kelapa, minyak pendingin trafo dan lain sebagainya
(5) Klas E: Bahan bakar cair dengan titik nyala sama dengan atau lebih
tinggi dari 170 derajat Fahrenheit dan larut dalam air misalnya: gliserin,
etilin dan lain sebagainya
(6) Klas F: Bahan bakar logam misalnya: magnesium, titanium dan lain
sebagainya
DEFINISI
Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh disebabkan oleh panas pada suhu tinggi
yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolisme.
KLASIFIKASI
Fase Luka Bakar
A. Fase akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman
gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi).
B. Fase sub akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan
jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:
1. Proses inflamasi dan infeksi.
2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas
dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.
3. Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi
organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Untuk membantu menghentikan luka bakar dan mencegah luka lebih lanjut, sebaiknya lepaskan
semua pakaian penderita. Kulit segera dibersihkan dari bahan kimia (termasuk asam, basa dan
senyawa organik) dengan mengguyurnya dengan air.
Penderita perlu dirawat di rumah sakit jika:
– Luka bakar mengenai wajah, tangan, alat kelamin atau kaki
– Penderita akan mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan benar di rumah
Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun
– Terjadi luka bakar pada organ dalam.
Lebih dalam dari Kontak dengan Blister besar dan lembab yang Berbintik-bintik Sangat
ketebalan bahan air atau ukurannya bertambah yang kurang nyeri
partial(tingkat bahan besar.Pucat bial ditekan dengan jelas, putih,
II)- Superfisial- Dal padat.Jilatan ujung jari, bila tekanan dilepas coklat, pink,
am api kepada berisi kembali. daerah merah
pakaian.Jilatan coklat.
langsung
kimiawi.Sinar
ultra violet.
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atua
rule of wallace yaitu:
Total : 100%
C. Berat ringannya luka bakar
Untuk mengkaji beratnya luka bakar harus dipertimbangkan beberapa faktor antara lain :
Tingkat II kurang dari 15% Total Body Surface Area pada orang dewasa atau kurang dari
10% Total Body Surface Area pada anak-anak.
Tingkat III kurang dari 2% Total Body Surface Area yang tidak disertai komplikasi.
Tingkat II 15% – 25% Total Body Surface Area pada orang dewasa atau kurang dari 10% –
20% Total Body Surface Area pada anak-anak.
Tingkat III kurang dari 10% Total Body Surface Area yang tidak disertai komplikasi.
Tingkat II 32% Total Body Surface Area atau lebih pada orang dewasa atau lebih dari 20%
Total Body Surface Area pada anak-anak..
Tingkat III 10% atau lebih.
Luka bakar yang melibatkan muka, tangan, mata, telinga, kaki dan perineum..
Luka bakar pada jalan pernafasan atau adanya komplikasi pernafasan.
Luka bakar sengatan listrik (elektrik).
Luka bakar yang disertai dengan masalah yang memperlemah daya tahan tubuh seperti luka
jaringan linak, fractur, trauma lain atau masalah kesehatan sebelumnya..
Parah – critical:
Sedang – moderate:
Tingkat II : 15 – 30%
Tingkat III : 1 – 10%
Ringan – minor:
Tingkat II : kurang 15%
Tingkat III : kurang 1%
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan
cederaoleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya.
Penyebab luka bakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau
akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan
rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005)
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap
kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegah
kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ
eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra
tubuh. Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapat dicegah.( Horne dan Swearingen, 2000)
Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap tahunnya. Dari
kelompok ini 200 ribu pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100 ribu pasien
dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan
cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka bakar lebih separuh dari kasus luka bakar
dirumah sakit seharusnya dapat dicegah. Perawat dapat memainkan peranan yang aktif dalam
pencegahan kebakaran dan luka bakar dengan mengajarkan konsep pencegahan dan
mempromosikan undang undang tentang pengamanan kebakaran. Asuhan keperawatan
komprehensif yang diberikan manakala terjadi luka bakar adalah penting untuk pencegahan
kematian dan kecacatan. Adalah penting bagi perawat untuk memiliki pengertian yang jelas
tentang perubahan yang saling berhubungan pada semua sistem tubuh setelah cedera luka
bakar juga penghargaan terhadap dampak emosional dari cedera pada korban luka bakar dan
keluarganya. Hanya dengan dasar pengetahuan komprehensif perawat dapat memberikan
intervensi terapeutik yang diperlukan pada semua tahapan penyembuhan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan asuhan kegawatdaruratan pada klien dengan
luka bakar.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengkaji terhadap derajad luka bakar.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa dari pengkajian terhadap luka
bakar.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana dalam pelaksanaan perawatan luka
bakar.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan sesuai rencana yang telah disusun.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi dari rencana tindakan yang telah disusun.
Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya sumber energi. Siklus
ini berisi rangkaian demi rangkaian panjang peristiwa (event dinamic) yang dimulai dari pra
kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya. Kejadian tersebut akan
tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra
kejadian.
https://googleweblight.com/i?u=https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-
kebakaran/&hl=en-ID
https://googleweblight.com/i?u=https://janewinarni.wordpress.com/luka-bakarcombutcio/&hl=en-
ID
http://googleweblight.com/i?u=http://luka-bakarcombutcio.blogspot.com/2015/09/klasifikasi-luka-
bakar.html?m%3D1&hl=en-ID
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kamus, kebakaran itu dinyatakan dengan keterangan, kemusnahan oleh api dan
menyebabkan kerugian. Klasifikasi kebakaran dibedakan menjadi: kelas A (kayu, kertas, plastik),
kelas B (bensin, solar, bensol), kelas C (permesinan, generator, panel listrik), kelas D (bahan-
bahan logam, titanium, aluminium), dan kelas K (minyak goreng).
2. Oksigen
3. Suhu
1. Cara penguraian
2. Cara pendinginan
Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang
sebagian besar dapat dicegah.
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.