KAPAL LAUT
(Tugas Mata Kuliah Fisika Terapan)
Dosen Pengampu:
Wayan Suana, S.Pd., M.Si.
Margaretha Karolina Sagala, S.T., M.Pd.
Kelompok 5:
Annisa Prasetyo Heni 1653022009
Ema Dwi Hastuti 1653022007
Vina Aprilia Ashra 1653022001
Windy Antika Aryani 1613022027
1
ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan hidayahnya penyusun
dapat menyelesaikan makalAh mengenai “Kapal Laut”. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Terapan yang diberikan oleh
dosen pengampu. Tidak lupa penyusun menyampaikan ucapan terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi yang telah penyusun cantumkan, mengingat
akan kemampuan yang penyusun miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga keberhasilan berpihak pada penyusun semua. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................2
II. PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Kapal Laut Berdasarkan Fungsinya...................................3
B. Bagian-bagian Kapal Laut....................................................................6
C. Konsep Fisika pada Kapal Laut............................................................7
D. Prinsip Kerja Mesin Kapal Laut.........................................................10
III. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
i
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
iv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transportasi yang dari lampau telah digunakan misalnya kapal laut. Kapal
laut ini masih menjadi transportasi yang banyak digunakan karena mampu
menyebrangi perairan, dan memuat kapasitas yang banyak serta lebih murah
dari transportasi lainnya. Mengapa kapal laut dapat mengapung, hal ini dapat
dijelaskan dari hukum archimedes yang menjelaskan 3 keadaan benda yang
berada di zat cair. Archimedes, seorang ilmuwan fisika Yunani kuno
menyatakan bahwa jika benda mengapung pada zat cair, hal itu disebabkan
massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair tersebut.
1
2
B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep fisika yang
diterapkan dalam kapal laut.
2
3
II. PEMBAHASAN
3
4
3. Kapal Fungsional
Kapal fungsional adalah kapal yang fungsinya bukan untuk mengangkut
orang maupun barang, melainkan berfungsi untuk menjalankan tugas-tugas
tertentu, seperti kapal untuk pekerjaan proyek, penelitian, dll. Beberapa
jenis kapal fungsional sebagai berikut:
a. Kapal Tunda (Tug Boat)
b. Kapal Derek (Crane Ship)
c. Kapal Pengebor (Drilling Ship)
d. Kapal Pengeruk
e. Kapal Penangkap Ikan
f. Kapal Penelitian/Riset
g. Kapal Pemecah Es (Ice Breaker)
h. Kapal Kabel Laut (Cabel Laying Ship)
i. Kapal PSV (Platform Supply Vessel)
4
5
5
6
6
7
Dalam menjalankan fungsi kapal laut yang sangat penting untuk dapat
mengapung, kapal didesain agar dapat tahan dengan beban gaya yang bekerja
pada kapal tersebut. Kapal bisanya digunakan pada proses bongkar muat di
perairan dan saat menyebrangi perairan. beban gaya yang bekerja pada kapal
laut merupakan beban muatan dan beban dari struktur kapal laut tersebut, dan
beban gaya luar yang bekerja pada kapal seperti ombak.
Hukum Archimedes
Prinsip kerja yang digunakan pada kapal laut menggunakan prinsip dari
hukum arhimedes, kapal laut prinsip kerjanya berbeda dengan kapal selam,
kapal selam menggunakan prinsip hukum archimedes saat tenggelam ,
melayang, dan terapung. sedangkan kapal laut menggunakan prinsip hukum
arhimedes saat terapung. namun, kali ini yang dibahas prinsip kerja pada
kapal laut yang menggunakan peinsip terapung. sebenarnya bahan lunas
(tulang punggung kapal), terbuat dari besi atau baja, yang massa jenisnya
lebih besar daripada air, namun mengapa kapal tetap mengapung? hal ini
disebabkan karena di dalam bagian lambung (badan kapal) dibuat berongga
yang berisi udara yang massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis air,
sehingga massa jenis rata-rata badan kapal laut akan lebih kecil daripada
massa jenis air ( badan kapal air). dan akan diperoleh berat kapal (W)
lebih kecil daripada gaya ke atas ( ) dari air sehingga kapal laut dapat tetap
7
8
mandi. Saat itu ia merasa beratnya menjadi lebih ringan ketika di dalam air,
dan banyak air yang tumpah keluar bak mandi sebanyak besarnya badan yang
dicelupkan ke dalam bak mandi. Gaya inilah yang disebut gaya apung atau
gaya ke atas ( ), dan sering dikenal sebagai gaya Archimedes. dari peristiwa
tersebut didapatkan bahwa Gaya apung sama dengan berat benda (W) di
udara dikurangi dengan berat benda di dalam air. Dari fenomena tersebut
dapat disimpulkan bahwa hukum Archimedes dapat diterapkan dalamm 3
keadaan, bukan hanya benda terapung (W < ) tetapi juga untuk benda
8
9
Selain prinsip hukum Archimedes yang digunakan, berikut prinsip fisika yang
digunakan dapal prinsip kerja kapal laut antara lain:
1. Hukum kesetimbangan
Semua bagian kapal (haluan, tengah dan buritan ) kapal harus setimbang
ketika melaju. Jika tidak, kapal akan terguling ketika melaju. hal ini dapat
diminimalisir dengan cara menata barang muatan pada bagian kapal
dengan seimbang dan dalam perkapalan modern, kapal-kapal saat ini
memiliki (balast) yang merupakan tangki pengisi dan pembuang air yang
berguna untuk menyeimbangkan posisi kapal saat bekerja yang
dilengkapi dengan gyroscope, yang mampu menyedot dan membuang air
dengan cepat.
2. Hukum Newton.
Saat kapal melaju di air,kapal akan mengalami gesekan dengan
permukaan air, dan bagian propeler (baling-baling ) bertugas
memberikan gaya untuk mendorong kapal untuk terus maju, (hukum 3
Newton dimana F aksi = - F reaksi ) yang arahnya berlawanan. Hal itu
yang menjaga kecepatan kapal tetap sesuai dengan kecepatan putaran
propeler.
3. Hukum Bernoulli
9
10
Kapal laut dapat bergerak dan berlayar memerlukan tenaga penggerak kapal.
Berbagai bentuk tenaga penggerak kapal seperti dayung, layar, mesin diesel ,
mesin uap, bahkan tenaga nuklir juga dapat digunakan. Umumnya kapal laut
menggunakan mesin diesel. Untuk pemakaian mesin uap biasanya digunakan
pada kapal–kapal yang berukuran sangat besar. Mesin diesel dipakai pada
kapal karena lebih praktis dalam pengopersiannya, dimana saat persiapan
untuk menghidupkan sebuah mesin induk hanya diperlukan lebih kurang satu
jam, sedangkan untuk mesin uap diperlukan waktu tidak kurang dari empat
jam.
10
11
11
12
Prinsip kerja mesin ini didasari oleh prinsip tekanan dan gerak rotasi. Pada
proses pertama, uap akan ditarik oleh piston menuju silinder. Pada proses
kedua, uap ditarik terus-menerus oleh piston sampai memenuhi silinder.
Ketika uap memenuhi silinder, energi uap pun dikeluarkan melalui jalur
khusus yang selanjutnya proses pertama pun diulang dengan proses siklus
tertutup. Ketiga proses tersebut merupakan proses yang saling
berhubungan dengan perputaran propeller. Ketika uap mulai memenuhi
silinder sampai silinder kosong kembali, crankshaft otomatis berputar
mengikuti gerakan piston yang pada akhirnya dapat memutar propeller
atau baling-baling.
12
13
13
14
14
15
karena pada saluran intake terdapat blower yang mendorong udara ke arah
mesin. Lalu piston akan bergerak naik. Pergerakan ini akan membuat
lubang udara tertutp oleh dinding piston. Akibatnya kertika piston baru
bergerak ¼ ke titik mati atas (TMA), kompresi udara akan dimulai. Ketika
piston mencapai titik mati atas (TMA), udara sudah berhasil dimampatkan
sehingga sushunya naik dna siap utnuk dilakukan pembakaran.
15
16
tertutup saat piston akan kembali naik ke tiitk mati atas (TMA). Proses ini
akan terus berlanjut hibgga suplai solar dihentikan.
1. Langkah Hisap
Langkah hisap yaitu ketika torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke
titik mati bawah (TMB). Udara dihisap melalui katup atau saluran hisap.
Sehingga katup hisap dalam kondisi membuka sedangkan katup buang
dalam kondisi tertutup.
2. Langkah Kompresi
Ketika torak atau piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju titik
mati atas (TMA), udara murni tersebut dipampatkan atau dikompresikan
seiring dengan bergeraknya katup ke titik mati atas (TMA). Posisi katup
hisap dan katup buang tertutup. Langkah kompresi ini akan menyebabkan
suhu udara dan tekanan udara meningkat atau naik drastis.
3. Langkah Usaha
Meneruskan langkah kompresi, kemudian beberapa derajat sebelum piston
mencapai titik mati atas (TMA), bahan bakar solar disemprotkan atau
16
17
4. Langkah Buang
Ketika piston akan sampai atau menjelang sampai di titik mati bawah
(TMB), katup buang mulai terbuka sehingga gas sisa hasil pembakaran
terbuang dan kemudian piston bergerak lagi dari titik mati bawah (TMB)
ke titik mati atas (TMA) mendorong gas sisa pembakaran keluar sehingga
bersih dari gas sisa pembakaran.
17
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Prinsip fisika yang digunakan dalam kapal laut antara lain hukum kesetimbangan,
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Adi. 2011. Prinsip Fisika dengan Kapal Laut. Diakses dari
https://id.answers.yahoo.com/question/index;_ylt=Awr9DWa8Ks9bKAUA
Z0tXNyoA;_ylu=X3oDMTEyamNxZmtrBGNvbG8DZ3ExBHBvcwM4B
HZ0aWQDQjQ4NTNfMQRzZWMDc3I-?
qid=20111125054015AAZZRzE&p=prinsip%20fisika%20dengan
%20kapal%20laut pada 22 Oktober 2018