PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. ARP
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Katholik
Alamat : Tebon XIII RT 4/30 Sidoluhur, Godean, Sleman
Tanggal masuk RS: 16 Desember 2019
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Benjolan di dada kiri
1
dirujuk ke spesialis bedah RS PKU Muhammadiyah Gamping. Oleh dokter
spesialis bedah RS PKU Muhammadiyah Gamping pasien direncanakan
pembedahan.
2
Bibir : bibir keing (-), bibir sianosis (-)
C. Thoraks
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat, thrill (-), luka operasi (+)
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, bising jantung (-)
Paru
Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, jejas (-)
Palpasi : stem fremitus simetris
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : SDV (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
D. Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan regio hipogastric (+), hepar,
lien, renal dextra dan sinistra, dan massa tidak
teraba
E. Ekstremitas
Edema - -
- -
Akral hangat + +
+ +
CRT <2 detik <2’’ <2’’
<2’’ <2’’
F. Status lokalis
Tidak dilakukan
3
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin 16 Desember 2019 sebagai berikut.
Parameter Hasil Nilai Rujukan
APTT 37.9 23-45
PPT 14.2 11,0-17,0
Golongan darah B
Gula darah sewaktu 79 70-140 mg/dl
HbsAg Nonreaktif Nonreaktif
Leukosit 9880 4.000-11.000 mm3
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 3 1-3 %
Neutrofil 73 50-70 %
Limfosit 20 20-40 %
Monosit 4 2-8 %
Eritrosit 5.54 3,8-5,4 x 106/mm3
Hematokrit 44 37-54 %
Hemoglobin 15.3 12-18 g/dl
Trombosit 278 150-400 x 103/mm3
MCH 28 27-34 pg
MCHC 35 32-36 g/dl
MCV 80
V. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja : Ginekomastia.
Diagnosis banding : limpoma, mastitis, psuedoginekomastia.
VI. PENATALAKSANAAN
Pre operasi
IVFD Ringer lactat 500mg
4
Operasi
Eksisi
Post operasi
Inj. Ceftriaxone 1gr
Inj. Asam Traneksamat 500mg
Inj. Antrain 500mg
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi
Payudara pada pria dan wanita payudara adalah sama sampai masa pubertas,
sampai estrogen dan hormon-hormon lainnya mempengaruhi perkembangan
payudara pada wanita dan pria. Payudara terdiri dari jaringan kelenjar fibrosa dan
lemak. Jaringan-jaringan ini terpisah dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan
seratus anterior oleh jaringan ikat. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat
puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola, puting
mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil-kecil, apertura
duktus laktiferosa. Tuberkel-tuberkel montgomery adalah kelenjar lemak pada
permukaan areola.
6
Jaringan kelenjar membentuk 15-25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting
dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi
jaringan ikat (stroma) di antara lobus-lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit
yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase atau lobus menuju
ke dalam sinus laktiferosa, yang kemudian bermuara ke puting. Di banyak tempat
jaringan ikat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi
lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit. Pita ini yaitu
ligamentum cooper, merupakan ligamentum suspensorium dari payudara.
II. Definisi
Ginekomastia merupakan istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
gyvec yang berarti perempuan dan mastos yang berarti payudara, yang dapat
diartikan sebagai payudara seperti perempuan. Ginekomastia berhubungan dengan.
Beberapa kondisi yang menyebabkan pembesaran abnormal dari jaringan
payudara pada pria. Ginekomastia merupakan pembesaran jinak payudara laki - laki
yang diakibatkan proliferasi komponen kelenjar. Ginekomastia biasanya
ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan kesehatan rutin atau dapat
dalam bentuk benjolan yangterletak dibawah regio areola baik unilateral maupun
bilateral yang nyeri saat ditekan, atau pembesaran payudara yang progresif yang
tidak menimbulkan rasa sakit.
III. Etiologi
Ginekomastia dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologinya. Ginekomastia
idiopatik terjadi sekitar 75% dari kasus. Keadaan fisiologis terjadi pada bayi baru
lahir dan usia dewasa saat memasuki pubertas. Pada bayi baru lahir, jaringan
payudara yang membesar berasal dari interaksi estrogen ibu melalui transplasenta.
Ginekomastia pada orang dewasa sering ditemukan saat pubertas dan sering
bersifat bilateral. Ginekomastia pada masa remaja terjadi pada 2/3 remaja. Dan
bertahan sampai beberapa bulan. Jika ginekomastia selama masa puber ini menetap
maka disebut ginekomastia esensial.
7
Kondisi patologik diakibatkan oleh defisiensi testosteron, peningkatan produksi
estrogen atau peningkatan konversi androgen ke estrogen. Kondisi patologik juga
didapatkan pada anorchia kongenital, klinefelter sindrom, karsinoma adrenal,
kelainan hati dan malnutrisi.
Penggunaan obat-obatan juga dapat menyebabkan ginekomastia. Obat-obat
penyebab ginekomastia dapat dikategorikan berdasarkan mekanisme kerjanya. Tipe
pertama adalah yang bekerja seperti estrogen, seperti diethylstilbestrol, digitalis dan
juga kosmetik yang mengandung estrogen. Tipe kedua adalah obat-obat yang
meningkatkan pembentukan estrogen endogen, seperti gonadotropin. Tipe ketiga
adalah obat yang menghambat sintesis dan kerja testosteron, seperti ketokonazole,
metronidazole dan cimetidine. Tipe terakhir adalah obat yang tidak diketahui
mekanismenya seperti captopril, antidepresan trisiklik, diazepam dan heroin.
IV. Patofisiologi
Jaringan payudara pada kedua jenis kelamin pria dan wanita secara histologi sama
saat lahir dan cenderung untuk pasif selama masa anak-anak sampai pada saat
pubertas. Pada kebanyakan pria, proliferasi sementara duktus dan jaringan mesenkim
sekitar terjadi saat masa pematangan seksual, yang kemudian diikuti involusi dan
atrofi duktus. Sebaliknya, duktus payudara dan jaringan periduktal pada wanita terus
membesar dan membentuk terminal acini, yang memerlukan estrogen dan
progesteron karena stimulasi estrogen terhadap jaringan payudara dilawan dengan
efek androgen, ginekomastia dipertimbangkan sejak dulu akibat ketidakseimbangan
antara hormon tersebut.
Masa transisi dari prepuber ke post puber diikuti oleh peningkatan 30 kali lipat
hormon testosteron dan 3 kali lipat hormon estrogen. Ketidakseimbangan relatif
antara level estrogen dan androgen menghasilkan ginekomastia. Perubahan rasio
estrogen dan androgen ditemukan pada pasien ginekomastia yang berhubungan
dengan obat-obatan, neoplasma adrenal dan testis, sindrom Klinefelter, tirotoksikosis,
sirosis, hipogonadisme, malnutrisi dan penuaan.
8
Estradiol adalah hormon pertumbuhan pada payudara yang dapat meningkatkan
proliferasi jaringan payudara. Sebagian estradiol pada pria didapat dari konversi
testosteron dan adrenal estron. Mekanisme dasar ginekomastia adalah penurunan
produksi androgen, peningkatan produksi estrogen dan peningkatan availabilitas
prekursor estrogen untuk konversi estradiol.
9
daripada estrogen. Kemudian, obat-obatan seperti spironolakton dan ketokonazol
yang dapat memecah ikatan steroid dengan globulin, memecah estrogen lebih
mudah daripada endrogen pada konsentrasi yang rendah. Situasi lain dimana level
sirkulasi estrogen bebas dapat meningkat antara lain metabolisme estrogen yang
menurun, sebuah mekanisme yang menyebabkan ginekomastia pada pasien
dengan sirosis. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena laju klearens metabolic dari
estrogen normal pada pasien sirosis. Konsumsi estrogen baik sengaja maupun
sebagai obat, juga dapat memicu peningkatan dari konsentrasi estrogen total dan
bebas dan menimbulkan ginekomastia pada beberapa pasien. Aktivasi dari
reseptor estrogen pada jaringan payudara dapat terjadi pada konsumsi obat yang
memiliki struktur yang sama dengan esterogen seperti digoksin.
10
kondisi berhubungan dengan ginekomastia atau peningkatan klirens dari sirkulasi
melalui aktivitas reduktase cincin reduktase-A testosterone hepatic sebagai akibat
konsumsi alcohol. Karena androgen terikat erat dengan globulin pengikatan
hormon seks, maka kondisi-kondisi yang meningkatkan level dari protein ini
dapat mengakibatkan konsentrasi androgen bebas rendah, terutama jika kondisi
tersebut juga menurunkan produksi androgen.
11
V. Pendekatan diagnosis
Langkah pertama dalam evaluasi klinik adalah menetapkan bahwa benjolan ini
adalah ginekomastia. Keadaan yang paling sulit dibedakan dengan ginekomastia
adalah pembesaran jaringan lemak subareolar payudara tanpa proliferasi kelenjar
(psuedoginekomastia).
Pasien dengan pseudoginekomastia memiliki badan obesitas menyeluruh dan
tidak mengeluhkan nyeri. Dan sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan
payudara. Pemeriksaan yang baik dengan meletakkan tangan pasien dibelakang
kepala sambil pasien baring. Pemeriksa meletakkan ibu jari pada sisi yang satu dan
jari kedua diletakkan pada sisi lain lalu memeriksa dengan seksama. Pada pasien
ginekomastia akan didapatkan benjolan yang kenyal dan berbatas tegas dan berada
ditengah dan puting susu serta mudah dipalpasi. Sedangkan pada pseudoginekomastia
tidak ada hambatan saat kedua jari dipertemukan.
12
dengan karsinoma payudara yang terjadi pada pria kurang dari 1%. Kanker payudara
pada pria biasanya massanya unilateral, keras, terfiksasi pada jaringan dibawahnya,
adanya dimpling, retraksi atau crusting puting susu, keluarnya cairan dari puting susu
atau adanya limfadenopati aksilla.
13
VII. Penatalaksanaan
a. Observasi
Observasi dilakukan pada pasien-pasien yang mendapatkan terapi obat-
obatan yang biasa menyebabkan ginekomastia. Penggunaan obat-obatan tersebut
dihentikan dan pasien dievaluasi setelah 1 bulan. Jika ginekomastia terjadi akibat
obat-obatan, maka penghentian konsumsi obat-obatan tersebut akan menyebabkan
berkurangnya rasa sakit pada payudara. Penggantian obat yang menyebabkan
ginekomastia dengan obat lainnya dapat dilakukan.
b. Medikamentosa
Identifikasi kelainan penyebab ginekomastia dapat membantu
meringankan pembesaran payudara. Obat-obat yang dapat digunakan sebagai
berikut :
14
Clomiphene (anti estrogen) dapat diberikan dengan dosis 50-100
mg setiap hari selama 6 bulan. Efek samping obat ini dapat
mengakibatkan gangguan penglihatan, muntah dan bintik merah.
Tamoxifen (antagonis estrogen) dapat diberikan dengan dosis 10-
20 mg dua kali sehari selama 3 bulan. Efek samping obat ini dapat
mengganggu epigastrium dan mual.
Danazol, obat testosteron sintetik, yang menghambat sekresi LH
dan FSH dan menurunkan sintesis estrogen di testis. Diberikan
dengan dosis 200 mg dua kali sehari. Efek samping obat ini adalah
akne, penambahan berat badan, retensi cairan, mual dan hasil
fungsi hati yang abnormal.
Testolactone (inhibitor aromatisasi), diberikan 450 mg sehari
selama 6 bulan. Efek samping obat ini adalah mual, muntah dan
udem.
c. Operatif
Pengobatan dengan bedah bertujuan mengembalikan bentuk normal
payudara dan memperbaiki. Kalainan payudara, puting dan areola. Pengobatan
operatif dilakukan jika respon obat-obatan tidak mencukupi. Pembedahan yang
bersifat kuratif dapat dilakukan pada tumor yang menyerang penghasil estrogen
atau hCG.
Ada 2 jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu Surgical resection (subcutaneous
mastectomy) dan Liposuctio-assisted mastectomy.
Ada beberapa jenis irisan pada eksisi payudara laki-laki. Jenis irisan yang
sering dilakukan adalah dengan insisi intra-areolar atau Webster incision.
Insisi Webster dibuat sepanjang lingkaran areola bagian bawah dan dengan
panjang irisan yang bervariasi tergantung dari areola pasien. Insisi lain yang
digunakan adalah insisi tranversal yang melewati papilla mamae. Insisi ini
15
memiliki bukaan yang terbatas. Triple-V incision memiliki bukaan yang
paling besar namun jarang digunakan saat sekarang. Sebelum operasi, dokter
bedah harus menentukan garis insisi dan memperkirakan kedalaman jaringan
lemak dan jaringan payudara yang akan dikeluarkan. Selain itu ada teknik
Letterman dan juga teknik yang digunakan jika ginekomastia bersifat masif.
(a) Webster incision, (b) Webster incision yang diperlebar ke arah medial
dan lateral, (c) Transverse incision, (d) Triple-V incision, (e) Teknik yang
paling sering digunakan untuk reseksi kulit dan transposisi puting susu
(Letterman Technique), (f) Teknik yang digunakan pada ginekomastia
massif.
b. Liposuctio-assisted mastectomy
16
VIII. Prognosis
Prognosis dari ginekomastia baik untuk semua etiologi. Suatu studi menunjukkan
90% pasien ginekomastia fisiologis membaik dalam 2 tahun. Pasien ginekomastia
akibat keadaan patologik dapat membaik dengan terapi obat dan pembedahan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Assin MS. Peranan hormon dalam proses tumbuh kembang anak dan remaja. 17. Pidato
Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Kesehatan Anak
pada Faklutas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 9 Januari 1993
dr. Dicky Faizal Irnandi, S. (2014). Ginekomasti pada Laki-Laki dengan Mikroadenoma
Putuitari. Malang: Universitas Brawijaya Malang.
FKUI, Bagian Ilmu Bedah. 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Jakarta : Binarupa
Aksara Publisher.
Jong, W.D. and Sjamsuhidajat, R., 2004. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2, Jakarta:
EGC.
Klein OK. Editorial: Precocious puberty: Who has it? Who should be treated? J Clin Endocrinol
Metab 1999;84:1-6.
Putra, T. (2012). Ginekomastia. Sumatera Utara: KKS Ilmu Bedah RSUD H. Abdul Manan
Simatupang.
18