Anda di halaman 1dari 56

RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT

PADA GIGI POSTERIOR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

Putri Sari H
NIM : 010600052

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN

PADA TANGGAL 8 JUNI 2006

OLEH

Pembimbing

NEVI YANTI, drg, M.Kes


NIP. 131 996 178

Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Universitas Sumatera Utara

TRIMURNI ABIDIN, drg, M.Kes, Sp.KG


NIP. 130 702 230

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT PADA GIGI POSTERIOR

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

PUTRI SARI HUTAGALUNG


010600052

telah dipertahankan di depan tim penguji


pada tanggal 8 Juni 2006
dan telah memenuhi syarat untuk diterima

Susunan Tim Penguji Skripsi

Ketua Penguji

Nevi Yanti, drg, M.Kes


NIP. 131 996 178

Anggota Tim Penguji Lain

Anggota I Anggota II

Cut Nurliza,drg,M.Si Epita Sarah Pane,drg, MDSC


NIP. 131 123 786 NIP. 131 089 422

Medan, 8 Juni 2006


Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Ketua,

Trimuni Abidin, drg, M.Kes, Sp.KG


NIP. 130 702 230

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi

Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat petunjuk,

pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Sp.Pros, Ph.D sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi.

2. Trimurni Abidin, drg, M.Kes, Sp.KG sebagai Ketua Departemen

Konservasi Gigi FKG USU.

3. Prof. Rasinta Tarigan, drg, Sp.KG yang sebelumnya menjabat sebagai

Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU dan seluruh staf pengajar atas

masukan yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

4. Nevi Yanti, drg, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan petunjuk serta dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Tjut Rostina, drg., MSi sebagai dosen Pembimbing Akademik penulis.

6. Mama dan Bapak tercinta, E. Nainggolan dan S. Hutagalung yang telah

membesarkan dan membimbing dengan kasih sayang serta doa yang tiada putus-

putusnya, adik-adik penulis Flora dan Emma Hutagalung yang banyak memberikan

Universitas Sumatera Utara


kritik dan doa selama penulis menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara. Jeany Perangin-angin, K’Melda dan B’Marshal atas

dukungan dan bantuan selama penulisan skripsi ini.

7. Kelompok Ginosko (K’Frida, Irma, Happy, Dwi) serta teman-teman

stambuk’01 (Any, Intan, Nani, Pinul, Linda Sitompul, Nining, Nita, Dedi, Rivi dan

teman-teman yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu-persatu) atas waktu

luang untuk memberikan semangat dan kritikan yang membangun, teman-teman di

UKM KMK FKG USU, pegawai di Departemen Konservasi Gigi, pegawai

perpustakaan dan seluruh pihak yang telah turut membantu penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan tersebut dengan

melimpahkan rahmat dan kasih karuniaNya kepada kita semua.

Medan, Juni 2006


Penulis,

Putri Sari Hutagalung


NIM 010600052

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM


RESTORASI RIGID
2.1 Makrofil/Konvensional ......................................................... 6
2.2 Mikrofil ................................................................................ 7
2.3 Hibrida .................................................................................. 7
2.4 Mikrohibrida ......................................................................... 9

BAB 3 PEMBUATAN RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT


3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Restorasi Rigid Resin Komposit
3.1.1 Indikasi ............................................................................. 13
3.1.2 Kontraindikasi.................................................................... 15
3.2 Teknik Preparasi ......................................................................... 16
3.3 Teknik Pembuatan Restorasi Rigid Resin Komposit
3.3.1 Teknik Direk ...................................................................... 18
3.3.2 Teknik Semidirek ............................................................... 24
3.3.3 Teknik Indirek.................................................................... 27
3.4 Kelebihan dan Kekurangan Restorasi Rigid Komposit
3.4.1 Kelebihan ........................................................................... 36
3.4.2 Kekurangan ........................................................................ 37

BAB 4 KESIMPULAN ................................................................................ 38

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................ 40

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Salah satu merek komposit mikrohibrida dalam kemasan


tube siap pakai........................................................................................ 10

2. Diagram dan penuntun klinis restorasi estetik posterior ........................... 14

3. Prinsip preparasi inlay resin komposit ..................................................... 17

4. Prinsip preparasi onlay resin komposit .................................................... 18

5. Preparasi inlay yang telah dilapisi separator larut air dan


ditempatkan cincin penahan..................................................................... 19

6. Permukaan oklusal dan proksimal restorasi telah selesai dibentuk .......... 19

7. Inlay dilepas untuk dipost-curing ............................................................ 20

8. Kavitas yang telah dietsa dan dipasangi matriks band .............................. 21

9. Penyinaran permukaan oklusal dan proksimal inlay ................................. 23

10. Inlay metode direk telah selesai dipolis.................................................... 23

11. Preparasi inlay kelas II pada molar pertama mandibula ........................... 24

12. Pencetakan preparasi inlay dengan vinil polisiloksan .............................. 25

13. Model working die dibuat dengan silikon die .......................................... 25

14. Penumpatan resin komposit secara berlapis dengan membentuk


interproksimal dan oklusal ...................................................................... 26

15. Pemeriksaan oklusi dan kontak marginal pada restorasi rigid metode
semidirek yang telah selesai ................................................................... 26

16. Preparasi onlay molar pertama mandibula .............................................. 27

17. Pembuatan model die stone pada inlay komposit kelas II ........................ 28

Universitas Sumatera Utara


18. Pembuatan inlay kelas II pada molar pertama mandibula
pada model stone ................................................................................... 29

19. Proses curing inlay ................................................................................. 30

20. Restorasi rigid telah selesai dibuat pada model die stone ........................ 30

21. Restorasi rigid dicoba pada gigi .............................................................. 31

22. Pemeriksaan kontak marginal inlay komposit ......................................... 32

23. Lapisan tipis resin bonding dioleskan pada permukaan dalam inlay ........ 33

24. Gigi dietsa dengan asam pospor selama 15-20 detik ............................... 34

25. Aplikasi luting agent pada permukaan gigi ............................................. 34

26. Penyinaran pada inlay............................................................................. 35

27. Pemeriksaan oklusi restorasi rigid dengan kertas artikulasi


dan pengurangan interproksimal dengan bur ........................................... 35

28. Tahap finishing inlay dengan rubber disk dan


setelah pemolisan………………………………………………………… 36

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi dental komposit………………………………………………... 6

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Konservasi Gigi

Tahun 2006

Putri Sari Hutagalung

Restorasi rigid resin komposit

xi+ 42 halaman

Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer

sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan

seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah

mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit

diperkenalkan untuk memperkecil kekurangan-kekurangan restorasi plastis tersebut.

Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang

dan porselen.

Komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik restorasi rigid semidirek

intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan

makrofil. Dokter gigi juga dapat menggunakan komposit mikrohibrida laboratorium

indirek yang khusus dibuat untuk teknik indirek.

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan

indirek. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit

satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari

setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik

semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang

Universitas Sumatera Utara


dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam

laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,

membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Ketiga teknik ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung indikasi dan

kontraindikasi masing-masing dalam seleksi kasus di klinik.

Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi

dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid

resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan

memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi

rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.

Daftar Rujukan (37) 1985-2005

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Konservasi Gigi

Tahun 2006

Putri Sari Hutagalung

Restorasi rigid resin komposit

xi+ 42 halaman

Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer

sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan

seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah

mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit

diperkenalkan untuk memperkecil kekurangan-kekurangan restorasi plastis tersebut.

Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang

dan porselen.

Komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik restorasi rigid semidirek

intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan

makrofil. Dokter gigi juga dapat menggunakan komposit mikrohibrida laboratorium

indirek yang khusus dibuat untuk teknik indirek.

Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan

indirek. Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit

satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari

setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik

semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang

Universitas Sumatera Utara


dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal.

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam

laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,

membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Ketiga teknik ini

memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung indikasi dan

kontraindikasi masing-masing dalam seleksi kasus di klinik.

Tujuan pembuatan tulisan ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi

dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid

resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan

memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi

rigid resin komposit pada gigi posterior dalam aplikasi klinik.

Daftar Rujukan (37) 1985-2005

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan struktur anatomi dan

fungsi pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi.1,2 Restorasi

dapat dibagi atas dua bagian yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik

restorasi dimana preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali

kunjungan, tidak memerlukan fasilitas laboratorium dan murah. Tumpatan plastis

cenderung digunakan ketika struktur gigi cukup banyak untuk mempertahankan

integritas dengan bahan tumpatan.3,4 Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat

di laboratorium dental dengan menggunakan model cetakan gigi yang dipreparasi

kemudian disemenkan pada gigi. Umumnya restorasi ini membutuhkan kunjungan

berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.3,4

Berdasarkan kepustakaan Inggris, restorasi rigid terdiri diri inlay,

onlay/overlay, dan crown.5 Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas

diantara tonjol gigi, sedangkan onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih

luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi. Crown adalah penggantian sebagian atau

seluruh mahkota klinis yang disemenkan.5,6 Dalam tulisan ini restorasi rigid yang

dibahas hanya inlay dan onlay/overlay. Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam

tuang, porselen, resin komposit dan kombinasi keduanya.4,6,7 Logam merupakan

bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi

kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi tetapi memiliki masalah estetik.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan porselen merupakan bahan restorasi rigid estetik yang paling unggul

dengan kekuatan kompresif yang tinggi.7 Porselen membutuhkan biaya besar

biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit

plastis selain waktu pembuatan di laboratorium. Walaupun inlay/onlay keramik

memiliki tingkat resistensi pemakaian yang tinggi, bahan ini lebih sering fraktur dari

komposit.8

Peningkatan kesadaran terhadap estetik, bahkan pada gigi posterior meningkat

sehingga kedokteran gigi mengembangkan penggunaan bahan estetik non-metal

sewarna gigi karena pasien menolak restorasi amalgam dan inlay emas walaupun

sifat-sifat fisis bahan tersebut sangat baik.9-11 Praktisi berusaha mengembangkan

material dan teknik yang akan memenuhi standar kekuatan, biokompabilitas dalam

mempertahankan kesehatan gigi dan resistensi pemakaian. Hal ini sejalan dengan

peningkatan permintaan pasien akan penampilan, ketahanan jangka panjang dan

pembiayaan.12

Sejak resin komposit pertama kali diperkenalkan tahun 1964, material dan

teknologi adhesif menjadi bahan penelitian dan pengembangan intensif.13 Diluar

perkembangan signifikan dalam komposisi dan penampilan resin komposit, bahan ini

masih menunjukkan derajat penyusutan polimerisasi yang nyata, yang menyebabkan

celah mikro, ikatan dentin adhesif yang tidak adekuat, sensitivitas pasca operatif dan

kesulitan menghasilkan anatomi proksimal dan oklusal yang membatasi


8,14,15
penggunaannya dalam restorasi plastis. Perkembangan dalam teknologi adhesif

dan komposit mikrohibrida chairside telah memungkinkan dokter gigi untuk

menghasilkan restorasi inlay/onlay.16 Walaupun tidak sekuat atau setahan logam,

Universitas Sumatera Utara


resin komposit menunjukkan perkembangan yang menjanjikan dalam daya tahan dan

penampilan.4

Penggunaan teknik restorasi rigid komposit telah terbukti mampu

memperbaiki beberapa kekurangan restorasi komposit plastis.8,13 Hal ini dibuktikan

dengan penelitian Scheibenbogen-Fuchsbrunner tahun 1999 dan 2000 yang

menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi

pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.10,11 Menurut

Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti

lebih baik dari restorasi plastis komposit.13 Menurut Burke tahun 1994, porselen

menghasilkan restorasi dengan integritas marginal yang sangat memuaskan tetapi

membutuhkan waktu pembuatan dalam laboratorium. Restorasi rigid komposit

dinyatakan lebih mudah dan lebih murah dari inlay porselen.9

Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstra oral dan

kontur yang tepat lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan

menggunakan restorasi rigid teknik indirek, celah dalam restorasi dapat diminimalkan

dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis

resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstra oral dengan menaikkan panas dan

tekanan. Secara klinis, adaptasi marginal in vivo restorasi rigid komposit dilaporkan

lebih baik dari komposit plastis dan amalgam.15

Universitas Sumatera Utara


Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa teknik restorasi rigid resin komposit

mempunyai keunggulan untuk memaksimalkan resin komposit sebagai salah satu

bahan restorasi yang dapat digunakan pada gigi posterior. Tujuan pembuatan tulisan

ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan

kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior.

Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan memiliki pengetahuan dan

kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi

posterior dalam aplikasi klinik.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN

DALAM RESTORASI RIGID

Resin komposit adalah suatu bahan pengembangan dari polimer-polimer

resin akrilik yang ditambahkan bahan pengisi anorganik yang keras seperti gelas atau

keramik ke dalam suatu matriks resin. Resin komposit terdiri dari bahan dasar, bahan

filler anorganik, bahan antara, dan bahan tambahan lainnya.17

Resin komposit dibagi atas tiga jenis berdasarkan ukuran partikel filler, yaitu :

konvensional/makrofil, mikrofil, dan hibrida.17,18 Komposit konvensional berasal dari

resin akrilik yang ditambah filler anorganik seperti gelas, quartz, gelas boron dengan

ukuran 1 – 20 μm (Tabel 1). Jenis komposit mikrofil mempunyai ukuran partikel

filler yang lebih kecil dari makrofil, sekitar 0,02-0,04 μm. Bahan filler komposit ini

adalah senyawa anorganik silika koloidal dengan komposisi 34 -50% dari total

komposit (Tabel 1). Pencampuran antara komponen komposit makrofil dengan

mikrofil disebut komposit hibrida. Sifat komposit baru ini merupakan perpaduan dari
17-21
kedua jenis komposit tersebut. Selain itu masih ada jenis resin reinforced glass

ionomers (compomer), yang merupakan kombinasi antara resin dan gelas ionomer.

Bahan restorasi ini tidak dapat digunakan sebagai restorasi rigid karena tidak bisa

menahan tekanan oklusal.20 Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid

tergantung teknik pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah

hibrida atau mikrohibrida.16,22-24

Universitas Sumatera Utara


TABEL 1. KLASIFIKASI DENTAL KOMPOSIT17

Tipe Komposit Tipe Filler Ukuran Filler Volume Contoh


(μm) Filler (%)

Konvensional/ Quartz or glassa Average = 20 50-60 Adaptic


Makrofil Range = 1-100 Concise
Profile
Mikrofil Fumed silica Average= 0,04 30-55 Silar/silux
(SiO 2 ) Range = 10-50 Durafill
PPRF Helioprogress
Hibrida partikel Quartz or glass Average = 0.5-1,0 50-60 Herculite XR
kecil Fumed silica Range = 0,1-3 Charisma
Average = 0,04 Z100, Z250
Tetric ceram

Hibrida partikel Quartz or glass Average = 1,0-3,0 65-70 Bisfil-P


sedang Fumed silica Range = 0,1-10,0 Occlusion
Average = 0,04 Clearfil P

2.1 Makrofil/Konvensional

Bahan ini merupakan tipe pertama resin komposit yang dipasarkan untuk

tumpatan gigi anterior, contohnya Adaptic, Concise, Profile (Tabel 1) .17,19 Komposit

konvensional memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena matriks resin lunak

cenderung terlepas dari partikel keras yang lebih resisten sehingga tidak cukup kuat

untuk digunakan di permukaan oklusal gigi posterior. Campuran komposit

konvensional kuat dan keras tetapi sulit dipolis karena partikel fillernya berukuran

besar, yang selalu menghasilkan permukaan mikroskopis yang kasar pada restorasi

sehingga akan terlihat dan terasa berbeda dari gigi asli dan cenderung berubah warna

karena makanan atau minuman sehingga jarang digunakan lagi dalam klinik.19,20

Universitas Sumatera Utara


2.2 Mikrofil

Jenis resin komposit ini mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dengan

permukaan lebih mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki

kualitas estetik sangat baik dan warnanya lebih stabil karena itu lebih sering

digunakan pada gigi anterior.17,18,20 Walaupun kekuatan kompresifnya baik tetapi

secara keseluruhan sifat fisis dan mekanis bahan ini lebih rendah dari komposit

konvensional. Hal ini dapat diperkirakan karena hampir 50% volume bahan tambahan

terdiri atas resin. Kandungan resin yang lebih besar dibanding filler mengakibatkan

absorbsi air, koefisien panas yang tinggi, serta menurunnya modulus elastisitas.19,20

Peutzfeldt dan Asmusen tahun 1990 menemukan bahwa inlay komposit mikrofil

kurang akurat pada die stone dibanding hibrida sehingga kurang memuaskan jika

digunakan untuk restorasi rigid.15

2.3 Hibrida

Material hibrida merupakan kombinasi ideal dari estetik dan daya tahan dalam

dental komposit. Sifat fisis dan mekanis untuk komposit hibrida umumnya berkisar

diantara komposit konvensional dan mikrofil.17,24 Resistensi terhadap fraktur

dihubungkan dengan level jumlah filler dalam komposit, yang memiliki filler paling

banyak berarti memiliki resistensi terhadap fraktur yang tinggi, karena itu hibrida

lebih resisten terhadap fraktur dari mikrofil.17 Ada dua jenis bahan filler dalam

komposit hibrida, yaitu silika koloidal yang berjumlah 10-20% w dari total

kandungan filler dan partikel gelas yang mengandung logam berat yang berukuran

0,6-1,0 μm.21

Universitas Sumatera Utara


Komposit hibrida generasi pertama dikembangkan tahun 1980-an,

mengandung partikel filler berukuran ukuran 3-8 μm, yang disebut midifil.17,25

Penelitian klinis membuktikan bahwa komposit hibrida partikel sedang dengan

kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti tiga tahun bertahan lebih

lama dari mikrofil. 17 Komposit hibrida menghasilkankan permukaan yang halus dan

estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.17

Contoh merek dagang hibrida generasi pertama seperti Prisma APH, Herculite

dan lainnya seperti terlihat pada Tabel 1.25

Pengembangan komposit hibrida generasi kedua (contoh merek dagang TPH

Spectrum, Z100, Z-250) menunjukkan peningkatan yang besar dari hibrida generasi

pertama. Komposisi filler yang tinggi (70-75% per berat) dan partikel berukuran

rata-rata 1 mikron (minifil) dan partikel submikron memungkinkan kekuatan dan

kepadatan. Kepadatan menyebabkan shading yang akurat dan optik warna yang baik

sekali. Penempatan bahan pada margin yang diinginkan sangat mudah dan kontak

garis putih antara komposit dan gigi, yang merupakan tantangan umum pada bahan

sebelumnya dapat disembunyikan. Bevel ekstrim dan garis preparasi tidak diperlukan

jika menggunakan hibrida generasi kedua.25

Potongan partikel rata-rata 1 mikron, filler submikron dan penambahan

pengeras resin membuat hibrida generasi kedua memiliki derajat kehalusan dan

kemampuan polis yang lebih baik dibanding hibrida sebelumnya. Penambahan resin

dan filler menghasilkan pola pantulan yang memberikan efek bunglon, yang

memungkinkan bahan ini memancarkan warnanya sendiri dan menyerap sinar dari

Universitas Sumatera Utara


gigi tetangga atau restorasi lain. Karena itu hibrida generasi kedua dapat

menyesuaikan warna dengan lingkungan sekitar gigi dan restorasi walaupun

warnanya tidak tepat. Restorasi hibrida generasi kedua umumnya bertahan selama 10

tahun dan warnanya stabil. Hibrida generasi kedua merupakan bahan klinis yang

sangat baik karena kekuatan, warna, kemampuan polis dan metamorfosisnya.25

Komposit hibrida, contohnya 3M™Filtek™P60, Quixx® merupakan salah satu

pilihan untuk pembuatan restorasi rigid teknik semidirek intraoral dan ekstraoral

pada gigi posterior.26

2.4 Mikrohibrida

Mikrohibrida merupakan generasi terbaru komposit mikrofil sebelumnya,

yang diproses dalam laboratorium dengan meningkatkan rasio filler/resin dan

menunjukkan perkembangan signifikan dalam sifat mekanis komposit.16 Penggunaan

partikel filler berukuran kecil (4 mikron) dan teknologi nanofiller dalam bahan ini

memungkinkan permukaan restorasi yang semakin halus, yang hampir menyamai

mikrofil.25 Komposisi filler yang tinggi (70-75% per berat) dan kekuatan kelenturan

(150 MPa) yang sama dengan kebanyakan komposit laboratorium generasi kedua

menghasilkan bahan yang berkekuatan tinggi, tidak seperti mikrofil yang mudah

fraktur. Bahan ini diaktifkan dengan menggunakan kombinasi teknik curing,

termasuk panas, tekanan dan sinar.16,23 Komposit mikrohibrida diindikasikan untuk

inlay, onlay/overlay, veneer, dan restorasi crown penuh.16 Salah satu merek dagang

jenis komposit mikrohibrida yang beredar saat ini adalah belleGlassNG® (Gambar

1).27

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Salah satu merek komposit mikrohibrida siap
pakai.27

Untuk restorasi rigid komposit teknik indirek, mikrohibrida juga telah

dikembangkan dengan penambahan resin-resin baru, serat penguat/fiber reinforced,

dan teknik fotopolimerisasi untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisis sehingga

dapat meniru porselen dalam aplikasi klinis khusus.23 Ada tiga jenis fiber yang dapat

ditambahkan kedalam resin, yaitu: karbon, polietilen dan glass. Fiber karbon

bermasalah dalam segi estetis, sedangkan polietilen memiliki kekurangan dalam sifat

mekanis. Resin komposit dengan fiber glass merupakan pilihan utama dalam

pembuatan restorasi rigid karena estetis dan sifat mekanisnya paling baik.28

Komposit mikrohibrida laboratorium indirek mungkin memberikan banyak

kelebihan pada prosedur restoratif, termasuk tidak abrasif tehadap gigi antagonis,

mudah digunakan, estetis, penempatan dengan teknik adhesif, pembuatan preparasi

konservatif dan resilien. Sebagai hasilnya, komposit indirek sekarang (termasuk

komposit lab indirek Sinfony™, belleGlass™HP, Targis Vetrics™ dan Artglass)

menunjukkan sifat mekanis, pemakaian dan penampilan klinis yang sangat baik, dan

Universitas Sumatera Utara


memungkinkan dokter gigi untuk memberi restorasi yang fungsional dan estetis

kepada pasien.23

Komposit laboratorium indirek memiliki fleksibilitas, kekuatan tekan,

kekuatan lentur yang tertinggi sekitar 105 MPa, stabilitas warna seperti estetik dan

transluensi dan modulus kelenturan yang rendah, bahan ini tidak brittle, membuatnya

ideal digunakan untuk veneer pelapis stuktur yang fleksibel seperti bridge fiber atau

telescope crown. Selain resistensi yang sangat baik, bahan ini juga mudah dipolis dan

resisten terhadap plak dan stain. 16,23,25

Sebagai contoh, salah satu merek dagang Sinfony™ dalam uji coba kekuatan

tekan tranversal, SinfonyTM menunjukkan kekuatan tekan dan kompresif masing-

masing 7,5 mJ/mm dan 275 MPa, melebihi bahan lain yang lebih brittle dan kurang

memuaskan dalam pembuatan veneer. Dalam tes solubilitas, yang dihubungkan

dengan penolakan air oleh matriks polimer, SinfonyTM menunjukkan solubilitas, yang

rendah secara signifikan dari 19 µm/mm selama 60 hari. Dalam kedua mesin

simulator pengunyahan dan penggunaan tiga media, bahan ini menunjukkan abrasi

yang menurun secara signifikan dari bahan lain pada 175 µm. Teknik pembuatan dan

pelapisan digunakan dalam pembuatan restorasi SinfonyTM memastikan peningkatan

sifat fisis yang diperlukan, yang bertujuan mendapatkan vitalitas alami, efek baru dan

fluoresen. Bahan ini mudah disesuaikan dengan gigi sekitar dengan panduan warna-

warna Vita yang sama dengan porselen. 23

Komposit ini unik karena memiliki persediaan warna yang rinci dan opasitas

termasuk modifikasi warna kroma tinggi yang menghasilkan pilihan warna yang luas.

Universitas Sumatera Utara


Komposit jenis ini memungkinkan klinisi berpengalaman untuk menghasilkan

restorasi posterior dengan estetik tinggi yang mendekati sifat porselen dental.

Walaupun bahan ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam

peningkatan teknologi, bahan ini menawarkan kombinasi optimal dari kemampuan

polis, kekuatan, resistensi pemakaian dan radioopasitas. 16

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

PEMBUATAN RESTORASI RIGID RESIN KOMPOSIT

Menurut Tay, Magne dan Roulet, restorasi rigid resin komposit dapat dibuat

dengan dua teknik yaitu: teknik semidirek dan indirek. Teknik semidirek terbagi

menjadi dua, yaitu: intraoral dan ekstraoral.16,22,29

3.1 Indikasi dan Kontraindikasi Restorasi Rigid Resin Komposit

Secara umum indikasi dan kontraindikasi restorasi rigid komposit sama

dengan restorasi logam.30

3.1.1 Indikasi

Ketiga teknik restorasi rigid komposit ini memiliki indikasi yang sama, yaitu

dilakukan pada gigi vital dan non-vital dan pada pasien yang mementingkan faktor

estetis selain itu keadaan sosial ekonomi pasien mengizinkan.30

Roulet tahun 2001 membuat empat parameter utama dalam menentukan

pilihan teknik restorasi yang tepat, yaitu: jumlah restorasi, ukuran restorasi, bentuk

kavitas, lokasi dan anatomi gigi.22 Magne tahun 1996 membuat diagram sebagai

penuntun klinis pemilihan teknik restorasi rigid berdasarkan luas permukaan kavitas.

Teknik semidirek intraoral biasanya diindikasikan untuk gigi premolar dan molar

pertama tipe IV yaitu kavitas sederhana dengan satu atau dua permukaan (Gambar

2), pada pasien dengan insidens karies tinggi dengan margin gingival yang

berbatasan dengan dentin atau daerah servikal dengan ketebalan enamel yang kurang

Universitas Sumatera Utara


dan sehingga diperlukan perlindungan terhadap jaringan periodontal, kontak yang

lebih baik dengan gigi tetangga dan untuk menghindari terjadinya penimbunan sisa

makanan.16,29

Lateral segment type Preparation design Restoration technique


Bulk
Type I
B D
E I Horizontal
V R Oblique
Type II
E E
L C
E T 2 3
Type III D
3-sited
1

B Intraoral
Type IV SE
U MI
T DI Cerec
T RE
CT
Type V
A Extraoral
N
D I Celay
Type VI
N
T D
A
Type VII I
P
E
R
R E
E C
Type VIII
D T

Gambar 2. Diagram dan penuntun klinis restorasi estetik posterior29

Teknik semidirek ekstraoral digunakan untuk tipe V (kavitas kelas I dan II

intrakoronal yang luas) dimana daerah interproksimal sudah terlibat dan dibutuhkan

model cetakan preparasi untuk mengerjakan restorasi diluar mulut sehingga kontak

Universitas Sumatera Utara


marginal dapat diperhatikan dengan lebih teliti dan untuk restorasi satu sampai tiga
16,29,31
gigi dalam kuadran yang berbeda. Teknik ini dilakukan dalam satu kali

kunjungan sehingga menguntungkan bagi pasien yang tidak bisa datang dalam

beberapa kali kunjungan untuk melakukan teknik indirek.29

Teknik indirek dilakukan pada beberapa kunjungan yang memungkinkan

pembuatan restorasi multipel pada satu lengkung atau kuadran penuh, kavitas tipe VI

dimana kavitas termasuk kelas II meliputi sebagian permukaan oklusal, untuk

perawatan gigi hipoplastik bahkan sebagai crown dan penyangga bridge.16,29,31

3.1.2 Kontraindikasi

Umumnya restorasi rigid komposit memiliki kontraindikasi yang sama dengan

restorasi logam yaitu tidak bisa dilakukan pada pasien dengan kebersihan rongga

mulut yang jelek, insidens karies yang tinggi, pasien yang memiliki kebiasaan jelek

seperti bruxism atau klensing dan pada pasien muda di bawah umur 10 tahun.30

Restorasi rigid komposit juga tidak bisa dilakukan untuk gigi dengan antagonis yang

sudah direstorasi dengan porselen dan sebagai gigi tiruan cekat jangka panjang.32

Untuk teknik semidirek intraoral sebaiknya tidak digunakan untuk restorasi

dengan permukaan lebih dari satu atau dua karena akan ada kesulitan dalam

memindahkan inlay kompleks dari kavitas multipel.16

3.2 Teknik Preparasi

Pada dasarnya preparasi kavitas restorasi rigid komposit hampir sama dengan

restorasi rigid metal. Sebelum preparasi dilakukan, sebaiknya gigi diisolasi dengan

Universitas Sumatera Utara


isolator karet untuk memudahkan visibilitas dan mencegah tertelannya debris hasil

preparasi.1,19 Preparasi dilakukan dengan menggunakan bur karbid yang memotong

dinding oklusal untuk membuat kedalaman dinding pulpa sampai 1,5-2,0 mm

(Gambar 3). Lapisan email diambil dengan round bur pada kecepatan tinggi. Kavitas

gingival margin dibentuk dengan butt margin yang datar tanpa bevel atau chamfer

marginal. Cavosurface margin tidak boleh kurang dari 900 dan harus ditempatkan

bebas dari tekanan oklusal. 8,10,33,34

Desain preparasi kavitas harus memastikan retensi seperti dinding vertikal

kavitas utama yang hampir sejajar dan sudut divergensi dinding bukal dan lingual

pada bagian proksimal masing-masing adalah 5-100.22,33 Jika sudut kurang dari 5o,

struktur gigi yang masih ada berada pada keadaan terlalu banyak tekanan selama

prosedur sementasi dan jika sudut lebih dari 10o, retensinya bermasalah. Dinding

serta dasar kavitas dipreparasi sehingga rata dan datar. 33

Pada preparasi inlay kelas II, regangan oklusal dan lokasi dinding pulpa sama

dengan yang dijelaskan pada preparasi inlay kelas I. Perbedaannya, pada preparasi

inlay kelas II dilakukan preparasi sampai daerah proksimal yang meluas ke arah

margin. Bila preparasi sudah mendekati pulpa, perlu diaplikasikan selapis Ca(OH) 2

yang cepat mengeras pada daerah dekat pulpa.1,19,33

Universitas Sumatera Utara


A B

Gambar 3. Prinsip preparasi inlay resin komposit: kedalaman preparasi daerah isthmus 1,5
mm, lebar isthmus 1,5-2,0 mm, lebar dasar gingival 1,0-1,5 mm, preparasi dibuat
butt join margin (A), kedalaman preparasi daerah fisur 1,5-2,0 mm, dinding dan
dasar preparasi dibuat rata dan datar dengan divergensi bukal dan lingual 5-
100(B) 34

Onlay/overlay juga termasuk dalam restorasi intrakoronal. Preparasi untuk

inlay dan onlay/overlay pada dasarnya sama, hanya pada onlay melibatkan tonjol

(Gambar 4). Preparasi dilakukan sesuai dengan morfologi anatomi oklusal. Setelah

preparasi oklusal, counterbevel dibuat pada tonjol-tonjol yang dikurangi.

Counterbevel tidak ditempatkan pada tonjol fasial dari premolar dan molar pertama

maksila karena pertimbangan estetis.1,19,33

Universitas Sumatera Utara


A B

Gambar 4. Prinsip preparasi onlay/overlay resin komposit: lebar daerah isthmus 1,5-2,0
mm, lebar dasar gingival 1,0-1,5 mm, preparasi dibuat dengan butt join margin
(A), kedalaman preparasi daerah fisur 1,5-2,0 mm dan daerah tonjol sekitar 2
mm, dinding dan dasar preparasi rata dan datar dengan divergensi bukal dan
lingual 5-100 (B) 34

3.3 Teknik Pembuatan Restorasi Rigid Resin Komposit

Restorasi rigid resin komposit dapat dibuat dengan tiga teknik yaitu semidirek

intraoral, semidirek ekstraoral dan indirek.16,22,29

3.3.1 Teknik Semidirek Intraoral

Teknik semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit

satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari

setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi.16,22,29

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay dengan teknik semidirek

intraoral:16,24

1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau

separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matrix

band, wedge, atau cincin penahan (Gambar 5) untuk menghasilkan kontak proksimal

yang baik.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.Preparasi yang telah dilapisi
dengan separator larut air dan
ditempatkan dalam cincin BiTine.
Kemudian diikuti penumpatan
berlapis dan penyinaran lapisan
translusen warna enamel16

2. Tumpat resin komposit secara berlapis dan sinari secara terpisah.

Sesuaikan anatomi oklusal (Gambar 6) dengan menggunakan bur untuk

menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan

sistematis.

Gambar 6. Permukaan anatomi oklusal dan


proksimal restorasi selesai
dibentuk. Kontak proksimal
yang kuat seharusnya dapat
terasa sewaktu membuka matrix
band16

Universitas Sumatera Utara


3. Bagian oklusal dan aproksimal disinari selama 45 detik kemudian

pindahkan wedge dan matrix band.

4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver. Jika ada daerah

undercut pada gigi, inlay harus dipotong dan diulang kembali.

5. Inlay dipost cure untuk meningkatkan derajat konversi, stabilitas

dimensional juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay

(Gambar 7). Post curing dilakukan dengan unit prosesing inlay dengan temperatur

minimum 110 0 C selama 7 menit.24 Unit oven panas atau sinar panas juga dapat

digunakan. Untuk alasan ekonomi, autoklaf yang umumnya ada dipraktik dokter gigi

dapat digunakan sebagai pengganti sementara jika waktu pembuatan yang lama

bukan masalah besar untuk pasien dan praktisi.

Gambar 7. Inlay dilepas untuk dipost-curing


dengan unit prosesing inlay
dengan temperatur minimum 1100
selama 7 menit16

6. Inlay dikembalikan pada preparasi dan periksa kontak interproksimal.

Karena shrinkage postcure, inlay tiga permukaan mungkin tidak terletak dengan

sempurna. Ketika ini terjadi, kurangi sedikit permukaan dalam (aksial) pada kedua

Universitas Sumatera Utara


boks proksimal dengan bur mikrofine. Coba masukkan inlay dan ulangi proses sampai

inlay terletak sempurna. Jika kontak proksimal terbuka, kasarkan permukaan,

tempatkan selapis tipis resin komposit, sinari dan bentuk kontak.

7. Permukaan dalam inlay dietsa dengan 50 μm alumina atau larutan

metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa

silane untuk permukaan restorasi dan biarkan kering di udara. Kontaminasi

permukaan yang dibonding diminimalkan dengan pita adhesif.

8. Tempatkan matriks tofflemire pada gigi yang dipreparasi untuk

memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya (Gambar 8),

dan memudahkan pembuangan semen curing dari daerah interproksimal.

Gambar 8. Kavitas dietsa, dengan


dipasangi matrix band
untuk menghasilkan
semen resin
terpolimerisasi yang baik
dan bersih di daerah
interproksimal16

9. Kavitas preparasi dietsa dengan gel asam posfor 30-40% selama 20 detik,

cuci selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsa enamel yang

adekuat.

Universitas Sumatera Utara


10. Dentin diremoister dan coat dentin primer ditempatkan beberapa pada

dentin yang lembab.

11. Matriks tofflemire dipindahkan.

12. Dual cure adhesive dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam

restorasi.yang tidak disinar sebelum penempatan restorasi.

13. Dual cure resin komposit luting cement dicampurkan dan ditempatkan

pada preparasi dan permukaan dalam restorasi dengan srynge.

14. Restorasi ditempatkan pada preparasi dan getarkan dengan hand

instrument.

15. Komposit luting cement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan

oklusal dan interproksimal.

16. Restorasi utuh ditempatkan dengan instrumen pada permukaan oklusal

secara perlahan, pastikan bahwa butiran komposit luting cement tepat pada semua

margin. Pastikan penempatan sudah benar dengan sebuah eksplorer pada margin.

17. Margin interproksimal dibersihkan dengan floss, eksplorer dan pisau

scalpel no.12, dengan bantuan asisten memegang restorasi pada tempatnya, jangan

sampai menyebabkan pendarahan. Margin interproksimal harus diselesaikan sebelum

komposit luting semen polimerisasi. Tinggalkan komposit berlebih pada margin fasial

dan lingual, kemudian tutupi seluruh margin interproksimal dengan gliserin.

18. Lengkapi polimerisasi dengan menyinari permukaan oklusal selama 90

detik dan 30 detik pada setiap permukaan proksimal (Gambar 9).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 9. Penyinaran pada permukaan
oklusal dan proksimal
35
inlay

19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis

komposit.

20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi dan

fine diamond, sebuah fluted 12 dan bur carbide egg shaped.

21. Akhiri polishing dengan pasta aluminium oksida (Gambar 10).

Gambar 10. Setelah selesai penyesuaian


oklusal, restorasi dipolis dan
kavitas margin ditutup dengan
sealant komposit16

22. Etsa dengan asam posfor 30% selama 5 detik dan rebonding.

Universitas Sumatera Utara


3.3.2 Teknik Semidirek Ekstraoral

Teknik semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali

kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi

kontak marginal. 16,22,29

Langkah-langkah pembuatan inlay/onlay komposit dengan teknik semidirek

ekstraoral:16,22

1. Setelah preparasi, gigi diretraksi dengan retraction cord (Gambar 11).

Gambar 11. Preparasi kavitas inlay kelas II


pada molar pertama mandibula
yang telah selesai16

2. Gigi dicetak dengan bahan cetak vinil polisiloksan (Gambar 12). Larutan

pengencer sebaiknya digunakan jika die vinil polisiloksan dibuat dari material yang

sama. Kegunaan agen pengencer dapat mengurangi pengikisan detail permukaan.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 12. Pencetakan preparasi inlay
dengan vinil polisiloksan
yang sebelumnya telah diolesi
dengan mold silikon agar
dapat dipisahkan dari material
die silikon tambahan16

3. Hasil cetakan diisi dengan stone gips untuk model kerja (Gambar 13).

Gambar 13. Model working die fleksibel


dibuat dengan silikon die
berdurameter tinggi, waktu
setting pendek, material VPS
viskositas tinggi sebagai basis16

4. Aplikasikan separator pada model, kemudian resin komposit diletakkan

selapis demi selapis dengan ketebalan 2 mm kemudian disinar (Gambar 14).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 14. Inlay dibuat dengan komposit
mikrohibrida konturing daerah
interproksimal dan oklusal lebih
mudah dicapai dengan teknik
chairside ekstraoral16

5. Aplikasikan bonding pada gigi kemudian inlay disemenkan ke gigi dengan

semen resin.

6. Kontak marginal, oklusal dapat diperbaiki dengan menambahkan atau

mengurangi resin komposit (Gambar 15).

Gambar 15. Pemeriksaan oklusi dan kontak


marginal pada restorasi yang
telah selesai16

Universitas Sumatera Utara


3.3.3 Teknik Indirek

Teknik indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam

laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,

membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang.16,22,23,36

Langkah-langkah pembuatan restorasi rigid resin komposit dengan metode

indirek. 16,22,23,36

1. Gunakan cord prior retraksi jika preparasi meluas ke margin gingival

(Gambar 16).

Gambar 16. Preparasi onlay di molar


pertama mandibula16

2. Lepaskan cord prior retraksi ketika mencetak. Basahi cord dan

pindahkan dengan hati-hati untuk mencegah trigger dan hemorhagik. Cetakan dapat

dibuat dengan bahan cetakan sesuai keinginan operator, seperti hydrocolloid

irreversible, elastomer atau silikon. Operator yang menggunakan hydrocolloid,

disarankan memasukkan sedikit bahan cetak ke dalam dasar preparasi dengan jari

atau disposable syringe.

Universitas Sumatera Utara


3. Warna dentin harus disesuaikan dengan dentin yang dipreparasi. Jika dentin

memiliki tato amalgam atau stain lain, daerah servikal dari permukaan bukal menjadi

panduan terbaik. Warna enamel harus disesuaikan dengan permukaan oklusal gigi.

4. Semua semen non-eugenol dapat digunakan sebagai tambalan sementara.

Pastikan margin telah terlapisi dengan baik. Sebagai alternatif, inlay akrilik

provisional dapat dibuat dan diletakkan dengan semen non-eugenol.

5. Isi model cetakan dengan die stone (Gambar 17A). Letakkan die pada

model dan oleskan separating medium, begitu juga dengan gigi tetangga (Gambar

17B). Pastikan separating medium dioleskan dengan baik untuk mencegah komposit

menempel dan tertahan.

A B

Gambar 17. Pembuatan model die stone inlay komposit kelas II35
A. Model die stone dari preparasi kavitas inlay dipotong dan dipisahkan
untuk memudahkan pengerjaan margin
B. Pengolesan separator pada die stone sebelum penumpatan komposit

6. Letakkan resin komposit hibrida dengan warna yang sesuai, ditambahkan

setiap 2 mm ke dalam preparasi dan disinar setiap 2 mm sama seperti melakukan

tambalan biasa (Gambar 18A). Kontur proksimal (jika proksimal terpapar), kontak,

Universitas Sumatera Utara


anatomi oklusal dan staining harus ditingkatkan (Gambar 18B). Gunakan model

rahang antagonis untuk memeriksa oklusi.

A B

Gambar 18. Pembuatan restorasi rigid komposit pada model die stone35
A. Penumpatan komposit pada model secara berlapis dan disinar setiap
2 mm
B. Pembentukan anatomi oklusal pada inlay dengan menggunakan bur

7. Inlay yang meliputi permukaan proksimal dapat dilepas dengan mudah

dari die dengan menekan permukaan proksimal searah oklusal (Gambar 19A).

Panaskan inlay dalam curing oven. Temperatur dinaikkan antara 100-1200C selama

10-15 menit. Gunakan tusuk gigi kayu yang diberi segumpal komposit dan dilekatkan

pada permukaan oklusal kemudian disinari (Gambar 19B).

Universitas Sumatera Utara


A B

Gambar 19. Proses curing inlay. Inlay kelas II dilepas dengan cara menekan daerah
interproksimal kearah oklusal (A)35 dan dipanaskan dalam oven curing
dengan suhu 100-1200C selama 10-15 menit (B) 37

8. Rapikan material yang berlebih, lepas inlay dari die dan diperiksa dengan

teliti (gambar 20A dan B). Gunakan model rahang antagonis untuk mengecek oklusi.

Perbaiki setiap permukaan yang terbuang selama trimming.

A B

Gambar 20. Restorasi rigid komposit yang telah selesai dibuat pada model die stone
A. Inlay kelas I pada molar kedua dan kelas II pada molar pertama mandibula
B. Onlay pada molar pertamamandibula16

9. Bersihkan restorasi dengan pembersih ultrasonik.

Universitas Sumatera Utara


10. Bersihkan restorasi sementara dari gigi, pastikan tidak ada bahan yang

tertinggal di dinding gigi yang dipreparasi.

11. Letakkan inlay pada gigi tanpa tekanan. Jika inlay tidak terletak dengan

baik dalam gigi, kemungkinan disebabkan oleh daerah undercut pada preparasi yang

tidak hati-hati (Gambar 21A dan B). Gunakan spray pendeteksi kontak pada dasar

inlay untuk mengetahui bagian yang mengganggu dan kurangi segera. Ruang antara

gigi dan inlay yang dikurangi akan diisi oleh luting agent.

A B

Gambar 21. Restorasi rigid komposit dicoba pada gigi


A. Inlay kelas I pada molar kedua mandibula37
B. Onlay pada molar pertama mandibula16

12. Jika inlay terletak dengan baik, periksa kontak marginal, kontak proksimal

dan warna. Warna harus sesuai dengan setidaknya setengah struktur gigi. Jika kontak

proksimal terbuka, bahan komposit akan ditambahkan ke daerah yang kurang.

Lakukan setelah mengasah inlay dengan bur diamond (Gambar 22A), kemudian etsa

dengan asam phosfor 37% selama 30 detik, cuci dan keringkan dan kemudian

aplikasikan resin bonding dan sinari selama 20 detik. Letakkan komposit dan

Universitas Sumatera Utara


pinggirannya diasah sehingga dapat bersatu dengan sisa permukaan proksimal

(Gambar 22B). Komposit disinar dan periksa letak dan kontak sekali lagi.

A B

Gambar 22. Pemeriksaan kontak marginal inlay komposit


A. Pengasahan inlay dengan bur diamond
B. Pengasahan tepi-tepi marginal dengan menggunakan disk35

13. Jangan memeriksa kontak oklusal di stage try-in di model karena inlay

komposit bersifat brittle, seperti lapisan gelas tebal dan dapat pecah jika diberi

tekanan. Hanya jika inlay telah menyatu dengan gigi setelah dibonding dan mendapat

dukungan yang baik, tekanan oklusal dapat didistribusikan ke struktur gigi

dibawahnya .

14. Persiapkan permukaan dasar inlay dengan mengasahnya bur diamond atau

mikroabrade dengan aluminium oksida. Etsa dengan gel asam phosfor selama 30

detik. Perhatikan bahan etsa tidak mengenai permukaan luar inlay. Cuci dan

keringkan. Oleskan lapisan sangat tipis resin bonding unfilled pada permukaan dasar

dan tidak disinar (Gambar 23).

Universitas Sumatera Utara


Gambar 23.Lapisan tipis resin bonding
dioleskan pada permukaan
dalam inlay35

15. Pilih warna dual cured komposit luting agent sebagai bahan seal inlay

pada gigi, sesuai modifikasi warna yang diinginkan. Luting agent dapat membuat

warna inlay lebih gelap. Jika komponen komposit luting dikeluarkan dalam mixing

pad, pastikan menutupnya dengan bahan opak, karena akan mengeras karena lampu

operator.

16. Bersihkan preparasi gigi dengan bubuk pumis dan air. Etsa preparasi

dengan asam phosphor 37% selama 15-20 detik (Gambar 24). Cuci dan keringkan.

Lapisan film yang bersinar dan lembab akan terlihat pada preparasi, diikuti aplikasi

bonding agent.

Universitas Sumatera Utara


Gambar 24. Gigi dietsa dengan asam
phosphor selama 15-20
detik37

17. Ketika tahap bonding telah selesai, campur komponen luting agent dengan

baik. Luting agent diaplikasikan pada permukaan dasar inlay seperlunya (Gambar

25). Letakkan inlay pada gigi dengan tekanan lembut pada permukaan oklusal dengan

burnisher. Semen yang berlebih pada margin dapat dibersihkan dengan brus atau

kapas apus kecil, sementara terus menekan inlay untuk mencegah inlay bergerak.

Gambar 25. Aplikasi luting agent pada


permukaan gigi37

Universitas Sumatera Utara


18. Sinari setiap permukaan restorasi selama satu menit agar seal pada margin

mengeras dan semen internal mengeras dengan mekanisme self curing (Gambar 26).

A B

Gambar 26. Proses penyiaran pada inlay


A. Inlay disinar dari setiap sudut selama satu menit37
B. Inlay disinar setelah disemenkan pada gigi35

19. Kurangi semua semen yang berlebih dengan bur finishing.

20. Periksa oklusi dan kurangi jika diperlukan dengan bur trimming

(Gambar 27).

A B

Gambar 27. Pemeriksaan oklusi restorasi rigid pada gigi dengan kertas artikulasi (A)16
dan pengurangan interproksimal dengan bur (B)35

Universitas Sumatera Utara


21. Finishing interproksimal dapat dilakukan dengan kertas trimming dan

kertas polis atau dengan sistem polis Profin (Gambar 28A dan B).

A B

Gambar 28. Tahap finishing inlay menggunakan disk35 dan inlay yang telah selesai dipolis 16

3.4 Kelebihan dan Kekurangan Restorasi Rigid Resin Komposit

3.4.1 Kelebihan30,36

1. Estetis sesuai dengan warna gigi asli

2. Elastisitasnya mirip gigi asli.

3. Secara umum restorasi rigid komposit lebih mudah dan cepat

pembuatannya dari porselen dan logam. Teknik semidirek merupakan teknik

pembuatan inlay yang relatif cepat karena dapat dikerjakan dalam satu kali kunjungan

dan lebih sederhana sehingga lebih ekonomis bagi pasien dibanding logam tuang atau

porselen.

4. Restorasi rigid komposit ini lebih baik dari komposit plastis karena

penyusutan polimerisasi dapat diperkecil. Teknik semidirek ekstraoral dan indirek

lebih menguntungkan baik untuk pasien dan praktisi dari teknik semidirek ekstraoral

Universitas Sumatera Utara


karena undercut minor dapat ditoleransi, kontak marginal yang dapat diperbaiki

dengan resin unfilled karena kedua teknik ini menggunakan model preparasi kavitas.

3.4.2 Kekurangan

Beberapa kerugian restorasi rigid resin komposit:30,36

1. Kurang tahan lama dibanding restorasi logam atau porselen.

2. Jika menggunakan teknik indirek memerlukan kunjungan tambahan.

3. Lebih mahal dibanding restorasi komposit plastis karena memerlukan

instrumen khusus dan proses laboratorium.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

KESIMPULAN

Teknik restorasi rigid komposit ini terbagi atas teknik semidirek dan indirek.

Teknik semidirek terbagi menjadi dua, yaitu: intraoral dan ekstraoral. Teknik

semidirek intraoral merupakan pembuatan inlay/onlay resin komposit satu kali

kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah

dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirek

ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat

menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal. Teknik

indirek merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium

dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang preparasi, membutuhkan

tumpatan sementara dan kunjungan berulang.

Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid tergantung teknik

pembuatan yang dipilih. Resin komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik

semidirek intraoral maupun intraoral. Sedangkan mikrohibrida dapat digunakan

untuk ketiga teknik restorasi rigid komposit. Kedua bahan ini memiliki sifat fisis dan

mekanis yang paling baik dari semua jenis komposit yang ada.

Teknik restorasi rigid tidak bisa dilakukan pada pasien dengan oral hygiene

buruk, insidens karies tinggi dan dibawah umur 10 tahun. Teknik semidirek intraoral

diindikasikan untuk gigi premolar dan molar pertama, tipe IV (kavitas kelas I

sederhana dengan satu atau dua permukaan) pada pasien dengan insidens karies tinggi

Universitas Sumatera Utara


dengan margin gingival yang berbatasan dengan dentin. Sedangkan semidirek

ekstraoral digunakan untuk tipe V (kavitas kelas I dan II intrakoronal yang luas)

dimana daerah interproksimal sudah terlibat. Teknik indirek dilakukan pada beberapa

kunjungan yang memungkinkan pembuatan restorasi multipel seperti tipe VI, dimana

kavitas termasuk kelas II meliputi sebagian atau seluruh permukaan oklusal, untuk

perawatan gigi hipoplastik bahkan sebagai crown dan penyangga bridge.

Kelebihan restorasi rigid resin komposit yaitu: estetis dan elastis seperti gigi

asli dan pembuatannya lebih cepat, mudah dan murah dibanding logam tuang atau

porselen, tetapi kurang tahan dibanding restorasi logam atau porselen dan lebih mahal

dibanding restorasi plastis karena memerlukan instrumen khusus dan proses

laboratorium.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR RUJUKAN

1. Studevant CM, Barton RE, Sockwell CL, Strickland WD. The art and science
of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company, 2001 : 1.

2. Eccles JD, Green RM. Konservasi gigi. Alih bahasa. Lilian Yuwono. Jakarta :
Penerbit Widya Medika, 1994 : 1-2.

3. Anonymous. II. Materials, methods and indications for the restoration of


posterior teeth. <http://www.dentalfind.com/Dental_Filling_Material/> ( 23
Agustus 2005).

4. ADA Council on Scientific Affairs. Direct and indirect restorative materials.


JADA. 2003 ; 134 : 463-73.

5. Harty F, Ogston R. Kamus kedokteran gigi. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata.


Jakarta : Penerbit EGC, 1993: 81-2, 216.

6. Anonymous. Inlays and onlays. < http://www.dentavac.com/inlay_onlay.html >


( 23 Agustus 2005).

7. Kidd EAM, Smith BGN, Pickard HM. Manual konservasi restoratif menurut
Pickard. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit Widya Medika,
2002 : 171-3.

8. Kaytan B, Onal B, Pamir T, Tezel H. Clinical evaluation of indirect resin


composite and ceramic onlays over 24-month. General Dent Sept-Okt 2005:
229-334. (23 Agustus 2005).

9. Scheibenbogen-Fuchsbrunner A, Manhart J, Kunzelmann KH, Hickel R. One-


year clinical evaluation of direct and compositeand ceramics inlays in posterior
teeth. J Prosthet Dent 1998; 80: 410-6.

10. Scheibenbogen-Fuchsbrunner A, Manhart J, Kremers L, Kunzelmann KH,


Hickel R. Two-year clinical evaluation of direct and indirect composite
restorations in posterior teeth. J Prosthet Dent 1999; 82: 391-7.

11. Manhart J, ,Neuerer P, Scheibenbogen-Fuchsbrunner A Hickel R. Three-year


clinical evaluation of direct and indirect composite restorations in posterior
teeth. J Prosthet Dent 2000; 84: 289-96.

Universitas Sumatera Utara


12. Voiers D. Direct Aesthetic Technique.
<http://www.planetcerec.com/clinical/dat.shtml> ( 23 Agustus 2005).

13. Dietschi D, Scampa U, Campanile G, Holz J. Marginal adaptation and seal of


direct and indirect Class II composite resin restorations: an in vitro evaluation.
Quintess Int 1995; 26: 127-38.

14. Dietschi D, Spreafico R. Current clinical concepts for adhesive cementation of


tooth-colored posterior restorations. Pract Periodont Aesthet Dent 1998; 10:
47-54.

15. Price RB, Gerrow JD. Margin adaptation of indirect composite inlays
fabricated on flexible dies. J Prosthet Dent 2000; 83: 306-13.

16. Tay ER, Wei SHY. Indirect posterior restorations using a new chairside
microhybride resin composite system. 2004. <http://www.dentsply-
asia.com/forum/esthet_x.htm> ( 16 Agustus 2005).

17. Ferracane JL. Materials in dentistry:principles and applications. 2nd ed.


Baltimore : Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 89,91-2,100-1.

18. Clark JW. Clinical dentistry. Vol 4. Philadelphia: Harper&Row Publishers.


1985:3,4,7-9.

19. Baum L, Phillips RW, Lund MR. Textbook of operative dentistry. 3rd ed.
Philadelphia : WB Sauners Company, 1995 : 256,8,62.

20. Spiller M. Dental materials. 2000.


<http://www.1dentist.com/index.php?fuseaction=textbook.display&tb_id=70>
(23 Agustus 2005).

21. Manapallil JJ. Basic Dental Materials. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers
Medical Ltd., 1998 : 145-6,51.

22. Roulet JR, Spreafico R. Esthetic posterior indirect restorations. In: Roulet JR,
Wilson NHF, Fuzzi M, eds. Advances in operative dentistr vol.1: Contemporary
clinical practice. Illinois : Quintess Publishing, 2001 : 167-8,70.

23. Hornbrook DS. A clinical technique for placement of an indirect microhybrid


composite inlay. Synergy in Dent 2002: 1; 3-6

24. Robbins JW, Fasbinder DJ. Esthetic inlays and onlays. In: Summitt JB,
Robbins JW, Schwatz RS,eds. Fundamentals of operative dentistry. Illinois :
Quintess Publishing, 2001 : 481-6.

Universitas Sumatera Utara


25. Goldfogel M. Clinical considerations of hybrid and microhybrid composites.
<http://www.sullivanschein.com> ( 23 Agustus 2005).

26. Anonymous. 3MFiltekP60 posterior


restoration.<http://www.gcamerica.com/gcGRADIAloflo.html> (27 September
2005 ).

27. Anonymous. belleGlass NG system.


<http://www.dentalproducts.net/xml/display.asp?file=508&type=textonly&bhc
p=1> ( 27 September 2005 ).

28. Freilich MA, Meiers JC, Duncan JP, Goldberg AJ. Fiber reinforced composites
in clinical dentistry. Illinois : Quintess Publishing, 2000: 11-6.

29. Magne P, Diettschi D, Holtz J. Esthetic restorations for posterior


teeth:practical and clinical considerations. Int J Periodont & Rest Dent 1996;
16; 108-10,2.

30. Tarigan R. Tambalan inlay. Ed 2. Jakarta: EGC, 1993 : 67.

31. Why carry out esthetic bonded restorations on posterior teeth.


<http://multimedia.mmm.com/mws/mediawebserver.dyn?yyyyyygeqJMySazyL
azyyyN07IdYYYYX-> (27 April 2006).

32. Kugel G, Garcia-Godoy F. Direct and indirect adhesive restorative materials: a


review.<http://www.healthmantra.com/ypb/oct%2001/new%20composite%20cl
ass%20materials.htm> (27 April 2006).

33. Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. London
: Mosby International Ltd, 1998 : 167-73.

34. Products and services: IPS Empress; there’s an esthetic revolution going on in
dentistry. <http://www.aesthetic-dental-lab.com/IPSEmpress.htm> (23 Agustus
2005).

35. Anymous. Composite inlay restoration. <http://dentarab.com/tarmeem/5.htm>


(27 September 2005 ).

36. Swift EJ, Studervant JR, Vitter AV. Class I and II indirect tooth colored
restorations. In: Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ, eds. Studervant’s art
and science of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company,
2002 : 571-3.

37. Kakar M. The composite inlay. <http://www.bitein.com/dstep02.htm> (27


September 2005 ).

Universitas Sumatera Utara


38. Stacchi C, Cadenaro M, Di Lenarda R. Mycrohybrid vs curing cement in luting
composite inlays.
<http://accademiaitalianadiconservativa.it/conseuro/abstract/p10.html> (27
September 2005 ).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai