SKRIPSI
Oleh :
Putri Sari H
NIM : 010600052
OLEH
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi
Universitas Sumatera Utara
Skripsi Berjudul
Ketua Penguji
Anggota I Anggota II
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
Sumatera Utara.
pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat disusun dengan baik, untuk itu
1. Prof. Ismet Danial Nasution, drg, Sp.Pros, Ph.D sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi.
Ketua Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG USU dan seluruh staf pengajar atas
4. Nevi Yanti, drg, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia
membesarkan dan membimbing dengan kasih sayang serta doa yang tiada putus-
putusnya, adik-adik penulis Flora dan Emma Hutagalung yang banyak memberikan
stambuk’01 (Any, Intan, Nani, Pinul, Linda Sitompul, Nining, Nita, Dedi, Rivi dan
teman-teman yang tidak dapat penulis tuliskan namanya satu-persatu) atas waktu
perpustakaan dan seluruh pihak yang telah turut membantu penulis selama
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan tersebut dengan
Halaman
Gambar Halaman
15. Pemeriksaan oklusi dan kontak marginal pada restorasi rigid metode
semidirek yang telah selesai ................................................................... 26
17. Pembuatan model die stone pada inlay komposit kelas II ........................ 28
20. Restorasi rigid telah selesai dibuat pada model die stone ........................ 30
23. Lapisan tipis resin bonding dioleskan pada permukaan dalam inlay ........ 33
24. Gigi dietsa dengan asam pospor selama 15-20 detik ............................... 34
Tabel Halaman
Tahun 2006
xi+ 42 halaman
Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer
sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan
seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah
mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit
Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang
dan porselen.
intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan
satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari
setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik
semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang
laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,
dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid
resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan
Tahun 2006
xi+ 42 halaman
Resin komposit sebagai salah satu restorasi plastis estetik yang paling populer
sudah mulai digunakan pada gigi posterior, tetapi memiliki beberapa kekurangan
seperti tingkat keausan yang tinggi, penyusutan polimerisasi, dan timbulnya celah
mikro yang menyebabkan karies sekunder. Karena itu teknik restorasi rigid komposit
Disamping itu teknik ini relatif lebih mudah dari pembuatan restorasi logam tuang
dan porselen.
intraoral dan ekstraoral karena memiliki kombinai sifat fisis komposit mikrofil dan
Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direk, semidirek dan
satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari
setiap arah dan kemudian dipost-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik
semidirek ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang
laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,
dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid
resin komposit pada gigi posterior. Manfaat tulisan ini adalah operator diharapkan
PENDAHULUAN
fungsi pada gigi, yang disebabkan karies, fraktur, atrisi, abrasi dan erosi.1,2 Restorasi
dapat dibagi atas dua bagian yaitu plastis dan rigid. Restorasi plastis adalah teknik
restorasi dimana preparasi dan pengisian tumpatan dikerjakan pada satu kali
integritas dengan bahan tumpatan.3,4 Restorasi rigid merupakan restorasi yang dibuat
berulang dan penempatan tumpatan sementara sehingga lebih mahal untuk pasien.3,4
onlay/overlay, dan crown.5 Inlay adalah tumpatan rigid yang ditempatkan di kavitas
diantara tonjol gigi, sedangkan onlay/overlay merupakan rekonstruksi gigi yang lebih
luas meliputi satu atau lebih tonjol gigi. Crown adalah penggantian sebagian atau
seluruh mahkota klinis yang disemenkan.5,6 Dalam tulisan ini restorasi rigid yang
dibahas hanya inlay dan onlay/overlay. Pilihan bahan restorasi rigid antara lain logam
bahan restorasi rigid dengan kekuatan tensil yang besar, yang membutuhkan preparasi
kavitas yang luas dan bevel sebagai retensi tetapi memiliki masalah estetik.
biasanya, dua sampai tiga kali lebih mahal dari restorasi rigid logam atau komposit
memiliki tingkat resistensi pemakaian yang tinggi, bahan ini lebih sering fraktur dari
komposit.8
sewarna gigi karena pasien menolak restorasi amalgam dan inlay emas walaupun
material dan teknik yang akan memenuhi standar kekuatan, biokompabilitas dalam
mempertahankan kesehatan gigi dan resistensi pemakaian. Hal ini sejalan dengan
pembiayaan.12
Sejak resin komposit pertama kali diperkenalkan tahun 1964, material dan
perkembangan signifikan dalam komposisi dan penampilan resin komposit, bahan ini
celah mikro, ikatan dentin adhesif yang tidak adekuat, sensitivitas pasca operatif dan
penampilan.4
menemukan bahwa setelah tahun ke-2 dan 3 integritas marginal dan bentuk anatomi
pada restorasi rigid komposit lebih memuaskan dari restorasi plastis.10,11 Menurut
Dietschi tahun 1995, kualitas adaptasi marginal restorasi rigid resin komposit terbukti
lebih baik dari restorasi plastis komposit.13 Menurut Burke tahun 1994, porselen
Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstra oral dan
kontur yang tepat lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan
menggunakan restorasi rigid teknik indirek, celah dalam restorasi dapat diminimalkan
dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis
resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstra oral dengan menaikkan panas dan
tekanan. Secara klinis, adaptasi marginal in vivo restorasi rigid komposit dilaporkan
bahan restorasi yang dapat digunakan pada gigi posterior. Tujuan pembuatan tulisan
ini adalah untuk mengetahui pengertian, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan
kekurangan serta teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi posterior.
kemampuan dalam memilih teknik pembuatan restorasi rigid resin komposit pada gigi
resin akrilik yang ditambahkan bahan pengisi anorganik yang keras seperti gelas atau
keramik ke dalam suatu matriks resin. Resin komposit terdiri dari bahan dasar, bahan
Resin komposit dibagi atas tiga jenis berdasarkan ukuran partikel filler, yaitu :
resin akrilik yang ditambah filler anorganik seperti gelas, quartz, gelas boron dengan
filler yang lebih kecil dari makrofil, sekitar 0,02-0,04 μm. Bahan filler komposit ini
adalah senyawa anorganik silika koloidal dengan komposisi 34 -50% dari total
mikrofil disebut komposit hibrida. Sifat komposit baru ini merupakan perpaduan dari
17-21
kedua jenis komposit tersebut. Selain itu masih ada jenis resin reinforced glass
ionomers (compomer), yang merupakan kombinasi antara resin dan gelas ionomer.
Bahan restorasi ini tidak dapat digunakan sebagai restorasi rigid karena tidak bisa
menahan tekanan oklusal.20 Jenis komposit yang digunakan untuk restorasi rigid
tergantung teknik pembuatan yang dipilih tetapi yang umumnya digunakan adalah
2.1 Makrofil/Konvensional
Bahan ini merupakan tipe pertama resin komposit yang dipasarkan untuk
tumpatan gigi anterior, contohnya Adaptic, Concise, Profile (Tabel 1) .17,19 Komposit
konvensional memiliki derajat keausan yang sangat tinggi karena matriks resin lunak
cenderung terlepas dari partikel keras yang lebih resisten sehingga tidak cukup kuat
konvensional kuat dan keras tetapi sulit dipolis karena partikel fillernya berukuran
besar, yang selalu menghasilkan permukaan mikroskopis yang kasar pada restorasi
sehingga akan terlihat dan terasa berbeda dari gigi asli dan cenderung berubah warna
karena makanan atau minuman sehingga jarang digunakan lagi dalam klinik.19,20
Jenis resin komposit ini mempunyai ukuran partikel yang lebih kecil dengan
permukaan lebih mudah dipolis sampai sangat halus dan berkilau sehingga memiliki
kualitas estetik sangat baik dan warnanya lebih stabil karena itu lebih sering
secara keseluruhan sifat fisis dan mekanis bahan ini lebih rendah dari komposit
konvensional. Hal ini dapat diperkirakan karena hampir 50% volume bahan tambahan
terdiri atas resin. Kandungan resin yang lebih besar dibanding filler mengakibatkan
absorbsi air, koefisien panas yang tinggi, serta menurunnya modulus elastisitas.19,20
Peutzfeldt dan Asmusen tahun 1990 menemukan bahwa inlay komposit mikrofil
kurang akurat pada die stone dibanding hibrida sehingga kurang memuaskan jika
2.3 Hibrida
Material hibrida merupakan kombinasi ideal dari estetik dan daya tahan dalam
dental komposit. Sifat fisis dan mekanis untuk komposit hibrida umumnya berkisar
dihubungkan dengan level jumlah filler dalam komposit, yang memiliki filler paling
banyak berarti memiliki resistensi terhadap fraktur yang tinggi, karena itu hibrida
lebih resisten terhadap fraktur dari mikrofil.17 Ada dua jenis bahan filler dalam
komposit hibrida, yaitu silika koloidal yang berjumlah 10-20% w dari total
kandungan filler dan partikel gelas yang mengandung logam berat yang berukuran
0,6-1,0 μm.21
mengandung partikel filler berukuran ukuran 3-8 μm, yang disebut midifil.17,25
kekuatan dan resistensi fraktur yang lebih besar, terbukti tiga tahun bertahan lebih
lama dari mikrofil. 17 Komposit hibrida menghasilkankan permukaan yang halus dan
estetis yang kompetitif dengan komposit mikrofil untuk aplikasi restorasi anterior.17
Contoh merek dagang hibrida generasi pertama seperti Prisma APH, Herculite
Spectrum, Z100, Z-250) menunjukkan peningkatan yang besar dari hibrida generasi
pertama. Komposisi filler yang tinggi (70-75% per berat) dan partikel berukuran
kepadatan. Kepadatan menyebabkan shading yang akurat dan optik warna yang baik
sekali. Penempatan bahan pada margin yang diinginkan sangat mudah dan kontak
garis putih antara komposit dan gigi, yang merupakan tantangan umum pada bahan
sebelumnya dapat disembunyikan. Bevel ekstrim dan garis preparasi tidak diperlukan
pengeras resin membuat hibrida generasi kedua memiliki derajat kehalusan dan
kemampuan polis yang lebih baik dibanding hibrida sebelumnya. Penambahan resin
dan filler menghasilkan pola pantulan yang memberikan efek bunglon, yang
memungkinkan bahan ini memancarkan warnanya sendiri dan menyerap sinar dari
warnanya tidak tepat. Restorasi hibrida generasi kedua umumnya bertahan selama 10
tahun dan warnanya stabil. Hibrida generasi kedua merupakan bahan klinis yang
pilihan untuk pembuatan restorasi rigid teknik semidirek intraoral dan ekstraoral
2.4 Mikrohibrida
partikel filler berukuran kecil (4 mikron) dan teknologi nanofiller dalam bahan ini
mikrofil.25 Komposisi filler yang tinggi (70-75% per berat) dan kekuatan kelenturan
(150 MPa) yang sama dengan kebanyakan komposit laboratorium generasi kedua
menghasilkan bahan yang berkekuatan tinggi, tidak seperti mikrofil yang mudah
inlay, onlay/overlay, veneer, dan restorasi crown penuh.16 Salah satu merek dagang
jenis komposit mikrohibrida yang beredar saat ini adalah belleGlassNG® (Gambar
1).27
dan teknik fotopolimerisasi untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisis sehingga
dapat meniru porselen dalam aplikasi klinis khusus.23 Ada tiga jenis fiber yang dapat
ditambahkan kedalam resin, yaitu: karbon, polietilen dan glass. Fiber karbon
bermasalah dalam segi estetis, sedangkan polietilen memiliki kekurangan dalam sifat
mekanis. Resin komposit dengan fiber glass merupakan pilihan utama dalam
pembuatan restorasi rigid karena estetis dan sifat mekanisnya paling baik.28
kelebihan pada prosedur restoratif, termasuk tidak abrasif tehadap gigi antagonis,
menunjukkan sifat mekanis, pemakaian dan penampilan klinis yang sangat baik, dan
kepada pasien.23
kekuatan lentur yang tertinggi sekitar 105 MPa, stabilitas warna seperti estetik dan
transluensi dan modulus kelenturan yang rendah, bahan ini tidak brittle, membuatnya
ideal digunakan untuk veneer pelapis stuktur yang fleksibel seperti bridge fiber atau
telescope crown. Selain resistensi yang sangat baik, bahan ini juga mudah dipolis dan
Sebagai contoh, salah satu merek dagang Sinfony™ dalam uji coba kekuatan
masing 7,5 mJ/mm dan 275 MPa, melebihi bahan lain yang lebih brittle dan kurang
dengan penolakan air oleh matriks polimer, SinfonyTM menunjukkan solubilitas, yang
rendah secara signifikan dari 19 µm/mm selama 60 hari. Dalam kedua mesin
simulator pengunyahan dan penggunaan tiga media, bahan ini menunjukkan abrasi
yang menurun secara signifikan dari bahan lain pada 175 µm. Teknik pembuatan dan
sifat fisis yang diperlukan, yang bertujuan mendapatkan vitalitas alami, efek baru dan
fluoresen. Bahan ini mudah disesuaikan dengan gigi sekitar dengan panduan warna-
Komposit ini unik karena memiliki persediaan warna yang rinci dan opasitas
termasuk modifikasi warna kroma tinggi yang menghasilkan pilihan warna yang luas.
restorasi posterior dengan estetik tinggi yang mendekati sifat porselen dental.
Menurut Tay, Magne dan Roulet, restorasi rigid resin komposit dapat dibuat
dengan dua teknik yaitu: teknik semidirek dan indirek. Teknik semidirek terbagi
3.1.1 Indikasi
Ketiga teknik restorasi rigid komposit ini memiliki indikasi yang sama, yaitu
dilakukan pada gigi vital dan non-vital dan pada pasien yang mementingkan faktor
pilihan teknik restorasi yang tepat, yaitu: jumlah restorasi, ukuran restorasi, bentuk
kavitas, lokasi dan anatomi gigi.22 Magne tahun 1996 membuat diagram sebagai
penuntun klinis pemilihan teknik restorasi rigid berdasarkan luas permukaan kavitas.
Teknik semidirek intraoral biasanya diindikasikan untuk gigi premolar dan molar
pertama tipe IV yaitu kavitas sederhana dengan satu atau dua permukaan (Gambar
2), pada pasien dengan insidens karies tinggi dengan margin gingival yang
berbatasan dengan dentin atau daerah servikal dengan ketebalan enamel yang kurang
lebih baik dengan gigi tetangga dan untuk menghindari terjadinya penimbunan sisa
makanan.16,29
B Intraoral
Type IV SE
U MI
T DI Cerec
T RE
CT
Type V
A Extraoral
N
D I Celay
Type VI
N
T D
A
Type VII I
P
E
R
R E
E C
Type VIII
D T
intrakoronal yang luas) dimana daerah interproksimal sudah terlibat dan dibutuhkan
model cetakan preparasi untuk mengerjakan restorasi diluar mulut sehingga kontak
kunjungan sehingga menguntungkan bagi pasien yang tidak bisa datang dalam
pembuatan restorasi multipel pada satu lengkung atau kuadran penuh, kavitas tipe VI
3.1.2 Kontraindikasi
restorasi logam yaitu tidak bisa dilakukan pada pasien dengan kebersihan rongga
mulut yang jelek, insidens karies yang tinggi, pasien yang memiliki kebiasaan jelek
seperti bruxism atau klensing dan pada pasien muda di bawah umur 10 tahun.30
Restorasi rigid komposit juga tidak bisa dilakukan untuk gigi dengan antagonis yang
sudah direstorasi dengan porselen dan sebagai gigi tiruan cekat jangka panjang.32
dengan permukaan lebih dari satu atau dua karena akan ada kesulitan dalam
Pada dasarnya preparasi kavitas restorasi rigid komposit hampir sama dengan
restorasi rigid metal. Sebelum preparasi dilakukan, sebaiknya gigi diisolasi dengan
(Gambar 3). Lapisan email diambil dengan round bur pada kecepatan tinggi. Kavitas
gingival margin dibentuk dengan butt margin yang datar tanpa bevel atau chamfer
marginal. Cavosurface margin tidak boleh kurang dari 900 dan harus ditempatkan
kavitas utama yang hampir sejajar dan sudut divergensi dinding bukal dan lingual
pada bagian proksimal masing-masing adalah 5-100.22,33 Jika sudut kurang dari 5o,
struktur gigi yang masih ada berada pada keadaan terlalu banyak tekanan selama
prosedur sementasi dan jika sudut lebih dari 10o, retensinya bermasalah. Dinding
Pada preparasi inlay kelas II, regangan oklusal dan lokasi dinding pulpa sama
dengan yang dijelaskan pada preparasi inlay kelas I. Perbedaannya, pada preparasi
inlay kelas II dilakukan preparasi sampai daerah proksimal yang meluas ke arah
margin. Bila preparasi sudah mendekati pulpa, perlu diaplikasikan selapis Ca(OH) 2
Gambar 3. Prinsip preparasi inlay resin komposit: kedalaman preparasi daerah isthmus 1,5
mm, lebar isthmus 1,5-2,0 mm, lebar dasar gingival 1,0-1,5 mm, preparasi dibuat
butt join margin (A), kedalaman preparasi daerah fisur 1,5-2,0 mm, dinding dan
dasar preparasi dibuat rata dan datar dengan divergensi bukal dan lingual 5-
100(B) 34
inlay dan onlay/overlay pada dasarnya sama, hanya pada onlay melibatkan tonjol
(Gambar 4). Preparasi dilakukan sesuai dengan morfologi anatomi oklusal. Setelah
Counterbevel tidak ditempatkan pada tonjol fasial dari premolar dan molar pertama
Gambar 4. Prinsip preparasi onlay/overlay resin komposit: lebar daerah isthmus 1,5-2,0
mm, lebar dasar gingival 1,0-1,5 mm, preparasi dibuat dengan butt join margin
(A), kedalaman preparasi daerah fisur 1,5-2,0 mm dan daerah tonjol sekitar 2
mm, dinding dan dasar preparasi rata dan datar dengan divergensi bukal dan
lingual 5-100 (B) 34
Restorasi rigid resin komposit dapat dibuat dengan tiga teknik yaitu semidirek
satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari
intraoral:16,24
1. Setelah preparasi selesai, aplikasikan lapisan tipis lubricant larut air atau
separating medium (cairan agar atau gliserin) pada gigi. Kemudian tempatkan matrix
band, wedge, atau cincin penahan (Gambar 5) untuk menghasilkan kontak proksimal
yang baik.
menghasilkan pit dan fisur, inklinasi tonjol dan batas margin yang baik dan
sistematis.
4. Inlay komposit dilepas dengan sendok atau carver. Jika ada daerah
dimensional juga mencegah tekanan penyusutan yang muncul setelah sementasi inlay
(Gambar 7). Post curing dilakukan dengan unit prosesing inlay dengan temperatur
minimum 110 0 C selama 7 menit.24 Unit oven panas atau sinar panas juga dapat
digunakan. Untuk alasan ekonomi, autoklaf yang umumnya ada dipraktik dokter gigi
dapat digunakan sebagai pengganti sementara jika waktu pembuatan yang lama
Karena shrinkage postcure, inlay tiga permukaan mungkin tidak terletak dengan
sempurna. Ketika ini terjadi, kurangi sedikit permukaan dalam (aksial) pada kedua
metakrilat untuk meningkatkan ikatan bonding inlay dengan semen komposit, etsa
memastikan bahwa etsa tidak berkontak dengan gigi yang didekatnya (Gambar 8),
9. Kavitas preparasi dietsa dengan gel asam posfor 30-40% selama 20 detik,
cuci selama 5 detik dan keringkan dengan udara untuk menjamin etsa enamel yang
adekuat.
12. Dual cure adhesive dicampur dan ditempatkan pada permukaan dalam
13. Dual cure resin komposit luting cement dicampurkan dan ditempatkan
instrument.
15. Komposit luting cement berlebih dibuang dengan brus pada permukaan
secara perlahan, pastikan bahwa butiran komposit luting cement tepat pada semua
margin. Pastikan penempatan sudah benar dengan sebuah eksplorer pada margin.
scalpel no.12, dengan bantuan asisten memegang restorasi pada tempatnya, jangan
komposit luting semen polimerisasi. Tinggalkan komposit berlebih pada margin fasial
19. Seluruh margin dihaluskan dengan bur carbide 12 fluted, disk dan polis
komposit.
20. Rubber dam dilepaskan dan periksa oklusi dengan kertas artikulasi dan
22. Etsa dengan asam posfor 30% selama 5 detik dan rebonding.
kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi
ekstraoral:16,22
2. Gigi dicetak dengan bahan cetak vinil polisiloksan (Gambar 12). Larutan
pengencer sebaiknya digunakan jika die vinil polisiloksan dibuat dari material yang
3. Hasil cetakan diisi dengan stone gips untuk model kerja (Gambar 13).
semen resin.
laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi,
indirek. 16,22,23,36
(Gambar 16).
pindahkan dengan hati-hati untuk mencegah trigger dan hemorhagik. Cetakan dapat
disarankan memasukkan sedikit bahan cetak ke dalam dasar preparasi dengan jari
memiliki tato amalgam atau stain lain, daerah servikal dari permukaan bukal menjadi
panduan terbaik. Warna enamel harus disesuaikan dengan permukaan oklusal gigi.
Pastikan margin telah terlapisi dengan baik. Sebagai alternatif, inlay akrilik
5. Isi model cetakan dengan die stone (Gambar 17A). Letakkan die pada
model dan oleskan separating medium, begitu juga dengan gigi tetangga (Gambar
17B). Pastikan separating medium dioleskan dengan baik untuk mencegah komposit
A B
Gambar 17. Pembuatan model die stone inlay komposit kelas II35
A. Model die stone dari preparasi kavitas inlay dipotong dan dipisahkan
untuk memudahkan pengerjaan margin
B. Pengolesan separator pada die stone sebelum penumpatan komposit
tambalan biasa (Gambar 18A). Kontur proksimal (jika proksimal terpapar), kontak,
A B
Gambar 18. Pembuatan restorasi rigid komposit pada model die stone35
A. Penumpatan komposit pada model secara berlapis dan disinar setiap
2 mm
B. Pembentukan anatomi oklusal pada inlay dengan menggunakan bur
dari die dengan menekan permukaan proksimal searah oklusal (Gambar 19A).
Panaskan inlay dalam curing oven. Temperatur dinaikkan antara 100-1200C selama
10-15 menit. Gunakan tusuk gigi kayu yang diberi segumpal komposit dan dilekatkan
Gambar 19. Proses curing inlay. Inlay kelas II dilepas dengan cara menekan daerah
interproksimal kearah oklusal (A)35 dan dipanaskan dalam oven curing
dengan suhu 100-1200C selama 10-15 menit (B) 37
8. Rapikan material yang berlebih, lepas inlay dari die dan diperiksa dengan
teliti (gambar 20A dan B). Gunakan model rahang antagonis untuk mengecek oklusi.
A B
Gambar 20. Restorasi rigid komposit yang telah selesai dibuat pada model die stone
A. Inlay kelas I pada molar kedua dan kelas II pada molar pertama mandibula
B. Onlay pada molar pertamamandibula16
11. Letakkan inlay pada gigi tanpa tekanan. Jika inlay tidak terletak dengan
baik dalam gigi, kemungkinan disebabkan oleh daerah undercut pada preparasi yang
tidak hati-hati (Gambar 21A dan B). Gunakan spray pendeteksi kontak pada dasar
inlay untuk mengetahui bagian yang mengganggu dan kurangi segera. Ruang antara
gigi dan inlay yang dikurangi akan diisi oleh luting agent.
A B
12. Jika inlay terletak dengan baik, periksa kontak marginal, kontak proksimal
dan warna. Warna harus sesuai dengan setidaknya setengah struktur gigi. Jika kontak
Lakukan setelah mengasah inlay dengan bur diamond (Gambar 22A), kemudian etsa
dengan asam phosfor 37% selama 30 detik, cuci dan keringkan dan kemudian
aplikasikan resin bonding dan sinari selama 20 detik. Letakkan komposit dan
(Gambar 22B). Komposit disinar dan periksa letak dan kontak sekali lagi.
A B
13. Jangan memeriksa kontak oklusal di stage try-in di model karena inlay
komposit bersifat brittle, seperti lapisan gelas tebal dan dapat pecah jika diberi
tekanan. Hanya jika inlay telah menyatu dengan gigi setelah dibonding dan mendapat
dibawahnya .
14. Persiapkan permukaan dasar inlay dengan mengasahnya bur diamond atau
mikroabrade dengan aluminium oksida. Etsa dengan gel asam phosfor selama 30
detik. Perhatikan bahan etsa tidak mengenai permukaan luar inlay. Cuci dan
keringkan. Oleskan lapisan sangat tipis resin bonding unfilled pada permukaan dasar
15. Pilih warna dual cured komposit luting agent sebagai bahan seal inlay
pada gigi, sesuai modifikasi warna yang diinginkan. Luting agent dapat membuat
warna inlay lebih gelap. Jika komponen komposit luting dikeluarkan dalam mixing
pad, pastikan menutupnya dengan bahan opak, karena akan mengeras karena lampu
operator.
16. Bersihkan preparasi gigi dengan bubuk pumis dan air. Etsa preparasi
dengan asam phosphor 37% selama 15-20 detik (Gambar 24). Cuci dan keringkan.
Lapisan film yang bersinar dan lembab akan terlihat pada preparasi, diikuti aplikasi
bonding agent.
17. Ketika tahap bonding telah selesai, campur komponen luting agent dengan
baik. Luting agent diaplikasikan pada permukaan dasar inlay seperlunya (Gambar
25). Letakkan inlay pada gigi dengan tekanan lembut pada permukaan oklusal dengan
burnisher. Semen yang berlebih pada margin dapat dibersihkan dengan brus atau
kapas apus kecil, sementara terus menekan inlay untuk mencegah inlay bergerak.
mengeras dan semen internal mengeras dengan mekanisme self curing (Gambar 26).
A B
20. Periksa oklusi dan kurangi jika diperlukan dengan bur trimming
(Gambar 27).
A B
Gambar 27. Pemeriksaan oklusi restorasi rigid pada gigi dengan kertas artikulasi (A)16
dan pengurangan interproksimal dengan bur (B)35
kertas polis atau dengan sistem polis Profin (Gambar 28A dan B).
A B
Gambar 28. Tahap finishing inlay menggunakan disk35 dan inlay yang telah selesai dipolis 16
3.4.1 Kelebihan30,36
pembuatan inlay yang relatif cepat karena dapat dikerjakan dalam satu kali kunjungan
dan lebih sederhana sehingga lebih ekonomis bagi pasien dibanding logam tuang atau
porselen.
4. Restorasi rigid komposit ini lebih baik dari komposit plastis karena
lebih menguntungkan baik untuk pasien dan praktisi dari teknik semidirek ekstraoral
dengan resin unfilled karena kedua teknik ini menggunakan model preparasi kavitas.
3.4.2 Kekurangan
KESIMPULAN
Teknik restorasi rigid komposit ini terbagi atas teknik semidirek dan indirek.
Teknik semidirek terbagi menjadi dua, yaitu: intraoral dan ekstraoral. Teknik
kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah
ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat
menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal. Teknik
dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang preparasi, membutuhkan
pembuatan yang dipilih. Resin komposit hibrida dapat digunakan untuk teknik
untuk ketiga teknik restorasi rigid komposit. Kedua bahan ini memiliki sifat fisis dan
mekanis yang paling baik dari semua jenis komposit yang ada.
Teknik restorasi rigid tidak bisa dilakukan pada pasien dengan oral hygiene
buruk, insidens karies tinggi dan dibawah umur 10 tahun. Teknik semidirek intraoral
diindikasikan untuk gigi premolar dan molar pertama, tipe IV (kavitas kelas I
sederhana dengan satu atau dua permukaan) pada pasien dengan insidens karies tinggi
ekstraoral digunakan untuk tipe V (kavitas kelas I dan II intrakoronal yang luas)
dimana daerah interproksimal sudah terlibat. Teknik indirek dilakukan pada beberapa
kunjungan yang memungkinkan pembuatan restorasi multipel seperti tipe VI, dimana
kavitas termasuk kelas II meliputi sebagian atau seluruh permukaan oklusal, untuk
Kelebihan restorasi rigid resin komposit yaitu: estetis dan elastis seperti gigi
asli dan pembuatannya lebih cepat, mudah dan murah dibanding logam tuang atau
porselen, tetapi kurang tahan dibanding restorasi logam atau porselen dan lebih mahal
laboratorium.
1. Studevant CM, Barton RE, Sockwell CL, Strickland WD. The art and science
of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company, 2001 : 1.
2. Eccles JD, Green RM. Konservasi gigi. Alih bahasa. Lilian Yuwono. Jakarta :
Penerbit Widya Medika, 1994 : 1-2.
7. Kidd EAM, Smith BGN, Pickard HM. Manual konservasi restoratif menurut
Pickard. Alih Bahasa. Narlan Sumawinata. Jakarta : Penerbit Widya Medika,
2002 : 171-3.
15. Price RB, Gerrow JD. Margin adaptation of indirect composite inlays
fabricated on flexible dies. J Prosthet Dent 2000; 83: 306-13.
16. Tay ER, Wei SHY. Indirect posterior restorations using a new chairside
microhybride resin composite system. 2004. <http://www.dentsply-
asia.com/forum/esthet_x.htm> ( 16 Agustus 2005).
19. Baum L, Phillips RW, Lund MR. Textbook of operative dentistry. 3rd ed.
Philadelphia : WB Sauners Company, 1995 : 256,8,62.
21. Manapallil JJ. Basic Dental Materials. 1st ed. New Delhi : Jaypee Brothers
Medical Ltd., 1998 : 145-6,51.
22. Roulet JR, Spreafico R. Esthetic posterior indirect restorations. In: Roulet JR,
Wilson NHF, Fuzzi M, eds. Advances in operative dentistr vol.1: Contemporary
clinical practice. Illinois : Quintess Publishing, 2001 : 167-8,70.
24. Robbins JW, Fasbinder DJ. Esthetic inlays and onlays. In: Summitt JB,
Robbins JW, Schwatz RS,eds. Fundamentals of operative dentistry. Illinois :
Quintess Publishing, 2001 : 481-6.
28. Freilich MA, Meiers JC, Duncan JP, Goldberg AJ. Fiber reinforced composites
in clinical dentistry. Illinois : Quintess Publishing, 2000: 11-6.
33. Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. London
: Mosby International Ltd, 1998 : 167-73.
34. Products and services: IPS Empress; there’s an esthetic revolution going on in
dentistry. <http://www.aesthetic-dental-lab.com/IPSEmpress.htm> (23 Agustus
2005).
36. Swift EJ, Studervant JR, Vitter AV. Class I and II indirect tooth colored
restorations. In: Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ, eds. Studervant’s art
and science of operative dentistry. 2nd ed. St. Louis : Mosby Company,
2002 : 571-3.