Anda di halaman 1dari 7

BAGAIMANA PENYELESAIAN SENGKETA

LINGKUNGAN HIDUP DALAM HUKUM


INDONESIA?
(Lingkungan sosial)

Dalam berbagai kasus yang menyangkut masalah lingkungan, biasanya Korporasi merupakan
subyek paling dominan sebagai dalang yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu
lingkungan hidup di suatu wilayah atau lingkungan masyarakat tertentu. Hal ini tidak terlepas
dari kegiatan korporasi yang mengeksploitasi sumber daya alam dalam jumlah besar sebagai
salah satu faktor produksi untuk menunjang operasional yang secara langsung atau tidak
langsung dapat menimbulkan dampak terhadap masyarakat sekitar. Hal ini tentu bisa
menjadi pemicu timbulnya sengketa antara korporasi dan masyarakat.

Apabila terjadi sengketa dibidang lingkungan hidup, proses penyelesaiaanya diatur Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UUPPLH), dalam Pasal 1 Butir 25 (UUPPLH) mengatur bahwa:
“sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul
dari kegiatan yang berpotensi dan atau telah berdampak pada lingkungan hidup.”
Lebih lanjut dalam Pasal 84 UUPPLH mengatur:

1. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar
pengadilan.
2. Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan secara sukarela oleh para pihak
yang bersengketa.
3. Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di
luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang
bersengketa.
Dari ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa penyelesaian lingkungan hidup bersifat
sukarela dan lebih menenkankan penyelesaian diluar pengadilan, artinya para pihak yang
bersengketa dapat memilih forum penyelesaian sengketa lingkungan hidup apakah melalui
pengadilan atau di luar pengadilan dan proses penyelesaian melalui pengadilan hanya dapat
dilakukan jika proses penyelesaian sengketa diluar pengadilan (mediasi) telah dilakukan dan
tidak bisa berhasil menyelesaikan permasalahan.

Adapun tujuan dari Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan
untuk mencapai kesepakatan sebagaimana diatur dalam pasal 85 UUPPLH, yaitu berupa:

1. Bentuk dan besarnya ganti rugi;


2. Tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;
3. Tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusaka;
dan/atau
4. Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup
Upaya yang ditempuh melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan ini dapat meminta
bantuan pihak lain untuk membantu menyelesaikan permasalahan, misalnya dapat
menggunakan jasa mediator dan/atau arbiter (baik arbiter adhoc atau melalui lembaga
penyelesaian Badan Arbitrase Nasional Indonesai).

Sementara itu, penyelesaian sengketa melalui pengadilan atau litigasi dapat dilakukan melalui
tiga jalur, yaitu gugatan perdata dan tuntutan pidana di pengadilan umum, maupun gugatan
tata usaha negara di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Pemilihan tiga jalur penyelesaian sengketa lingkungan melalui jalur litigasi ditentukan
berdasarkan unsur-unsur perbuatan melanggar hukum yang terkandung dalam sengketa
lingkungan tersebut. Gugatan perdata diajukan di pengadilan umum, jika perbuatan
melanggar hukum yang terkandung dalam sengketa lingkungan tersebut menimbulkan
kerugian pada orang lain atau kerugian pada lingkungan hidup atau perbuatan melanggar
hukum tidak bersifat kejahatan atau perbuatan melanggar hukum tersebut tidak termasuk
pada ketentuan Bab XV tentang Ketentuan Pidana UUPPLH.
Sementara untuk penyelesaian sengketa melalui tuntutan pidana di pengadilan umum terjadi
jika segi perbuatan masuk dalam kategori tindakan kejahatan sebagaimana termuat dalam
Bab XV tentang Ketentuan Pidana UUPPLH.
Sedangkan untuk gugatan tata usaha sifanya terkait dengan masalah administratif mengenai
keputusan dibidang lingkungan yang dikeluarkan pejabat. Gugatan tata usaha negara dapat
diajukan apabila:

1. Badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan kepada usaha dan/atau kegiatan
yang wajib amdal tetapi tidak dilengkapi dengan dokumen amdal;
2. Badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan kepada kegiatan yang wajib
UKL-UPL, tetapi tidak dilengkapi dengan dokumen UKLUPL; dan/atau;
3. Badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan yang tidak
dilengkapi dengan izin lingkungan.
Jadi, apabila terdapat izin-izin yang berkaitan dengan lingkungan hidup diterbitkan oleh
pemerintah yang tidak memenuhi persyaratan dalam penerbitannya dapat mengajukan
permohonan pembatalan izin tersebut melalui gugatan tata usaha negara.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ketika korporasi berhadapan dengan sengketa


lingkungan hidup, maka perlu memahami bagaimana proses penyelesaian masalah yang
ditempuh, apakah diselesaikan melalui penyelesaian diluar pengadilan, atau litigasi, dan
apakah permaslahannya terkait dengan pidana, perdata atau tata usaha negara Hal ini perlu
dilihat oleh korporasi secara jeli agar tidak salah menentukan cara penyelesaian sengketa
lingkungan.

Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup (dalam hal


biologis)
Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai
berikut:
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan
sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang
sudah ada sebelumnya.
7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan
lingkungan global.

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan


Berkelanjutan

Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu


diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara
lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa.
Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali
sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam
penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari
sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang
produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan. Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi
kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan
kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan
keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses
pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan
lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya
pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.

Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan


Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan
uasaha atau upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu
hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air
sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai
reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap
pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,
perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat
pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan
penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju
erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu
dikurangi karena dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.

Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam


Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara
melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian
besar orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa
bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat
efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.
2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai
ekonomis.
3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

A.Masalah Lingkungan
Masalah lingkungan adalah aspek negatif dari
aktivitas manusia terhadap lingkungan biofisik. Environmentalisme, sebuah gerakan
sosial dan lingkungan yang dimulai pada tahun 1960, fokus pada penempatan
masalah lingkungan melalui advokasi, edukasi, dan aktivisme.
Masalah lingkungan terbaru saat ini yang mendominasi mencakup perubahan
iklim, polusi, dan hilangnya sumber daya alam. Gerakan konservasi mengusahakan
proteksi terhadap spesies terancamdan proteksi terhadap habitat alami yang bernilai
secara ekologis.
Tingkat pemahaman terhadap bumi saat ini telah meningkat
melalui sains terutama aplikasi dari metode sains. Sains lingkungan saat ini adalah
studi akademik multidisipliner yang diajarkan dan menjadi bahan penelitian di
berbagai universitas di seluruh dunia. Hal ini berguna sebagai basis mengenai
masalah lingkungan. Sejumlah besar data telah dikumpulkan dan dilaporkan dalam
publikasi pernyataan lingkungan.
Manusia memiliki pengaruh besar untuk keseimbangan ekosistem. Kemajuan
ilmu pengetahuan & teknologi memudahkan manusia dalam mengatsi semua
masalah hidupnya. Namun disisi lain, dampak kemajuan IPTEK dapat mengakibatkan
rusaknya lingkungan & ketidakseimbangan ekosistem. Kerusakan yang tampak nyata
adalah kerusakan hutan akibat penebangan, & kerusakan lingkungan akibat
pencemaran, yang sebagian besar terjadi karena ulah / perbuatan manusia yang tidak
bertanggung jawab.

B. Kegiatan Manusia
· Kegiatan Manusia Yang Berdampak Negatif

- Penebangan Hutan

Penebangan Hutan ialah kegiatan manusia yang membabad habis pohon-pohon


didalam hutan tanpa mereboisasinya kembali yang akan di ambil kayunya untuk
dikomersilkan.
Kita tahu jika hutan memiliki fungsi yg sangat penting bagi bumi ini, yaitu:

 Pengatur suhu lingkungan & kelembaban serta pengatur cadangan air


 Mencegah erosi, mengurangi kecepatan angin & tempat hidup satwa liar
 Penyedia oksigen & berperan sebagai produsen bagi kehidupan makhluk lain
Dan sebagai Paru -Paru Bumi.

Apa yang akan terjadi jika hutan kita rusak ?

Jika hutan rusak maka terjadi perubahan iklim global & bencana alam, seperti:
Banjir, tanah longsor, badai, angin topan & mungkin suatu saat bencana alam ini
akan menjadi pemandangan yang biasa terjadi disekitar kita. Bahkan saat ini pun
bencana alam semkin sering dan semakin banyak terjadi diseluruh penjuru dunia.
- Pencemaran Liar

Di bumi yang semakin maju ini pastinya banyak industri yang bergerak di bidangnya
masing-masing ,tapi apakah industri yang berkembang saat ini sudah diimbangi
dengan kesiapan mengenai dampak dan cara penanggulangan dari limbah industri
yang dihasilkan ,Misalnya:
- Pencemaran Air
Pencemaran air dapat diakibatkan oleh limbah industri yang mengandung zat kimia
berbahaya dan beracun ,dapat juga berasal dari limbah rumah tangga(sisa
makanan,sisa deterjen ,D.L.L) Jika pencemaran air terjadi dapat menyebabkan hal-
hal sbb :
Ekosistem air terganggu,air tidak layak konsumsi ,dan dapat menyebabkan kelainan
pada tubuh manusia karena penggunaan logam berat(Pb,Cd&Hg).
- Pencemaran Udara
Udara yang erat hubungannya denan atmosfer yakni lapisan udara yg mengitari
bumi yg membentang sampai ketinggian 400 km. Atmosfer terdiri dari be2rapa
lapisan yaitu:
1. Troposfer ( tempat terjadinya peristiwa cuaca )
2. Stratosfer ( lapisan ozon terdapat disini )
Tetapi karena penggunaan bahan-bahan tertentu dapat menyebabkan pencemaran
udara dan rusaknya susunan atmosfer misal'y penggunaan CFC (Chloro fluoro
carbon) dalam alat pendingin yg dapat menyebabkan rusak'y ozon selain itu
Penggunaan zat/bahan ada yg b'dampak t'hadap peningkatan suhu dibumi secara
menyeluruh yg menyababkan perubahan iklim & permukaan air laut yg disebut
pemanasan global. Akibat Pemanasan Global :
1. Ozon- Ozon Berlubang
2. Iklim Tidak Menentu
3. Hujan asam
Pencegahan Kerusakan Hutan bisa dilakukan dengan cara:

 Melakukan Reboisasi Hutan


 Melakukan Pencegahan Penebangan Liar
 Diberlakukan'y UU Pembalakan Liar & Perusakan Lingkungan
 Ada'y Sanksi bagi Para Pembalak Liar

Pencegahan Pencamaran Lingkungan bisa dilakukan dengan cara:

 Pengolahan Limbah Industri secara Benar


 Perawatan Lingkungan secara Teratur & Menyeluruh
 Pemanfaatan Lingkungan Hidup

· Kegiatan Manusia Yang Berdampak Positif

1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana


terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka
jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan
pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang
batasnya;

BAB III
KESIMPULAN

Lingkungan adalah tempat tinggalnya seluruh mahluk di muka bumi ini yang
harus kita jaga dengan baik, dan lingkungan juga berfungsi sebagai paru-paru bumi.
Jika salah satu lingkungan kita rusak, maka akan terjadi ketidakseimbangan di muka
bumi ini seperti terjadinya bencana alam, rusaknya populasi mahluk hidup, dan
lainnya.
Maka lingkungan tersebut harus kita jaga dan dipelihara agar tidak terjadi hal-
hal seperti diatas tersebut. Salah satunya yaitu untuk tidak membuang sampah
sembarangan, menggunakan energi secukupnya, tidak menebang pohon
sembarangan/penebangan liar dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai