Agama
Filsafat
Dongeng/Takhayul
Pengetahuan : Keadaan ingin tahu yang diikuti oleh proses mencari dan
memperoleh pengetahuan.
Macam
Objek Paradigma Metode Ukuran
Pengetahuan
Sains Empiris Positivistis Sains Logis dan
bukti empiris
logis
Objek Filsafat
Non materia
1. Empirisme
2. Rationalisme
3. Positivisme
4. Intusionalisme
1. Empirisme
Berasal dari bahasa Yunani Empeiria artinya Pengalaman.
Jhone Locke (1632-1704)
Manusia Pengalaman Pengetahuan
3. Positivisme
August Compte (1798-1857)
Pada dasarnya positivism bukanlah suatu aliran yang khas berdiri sendiri, akan tetapi ia
hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang saling bekerja sama.
Positivisme menyempurnakan metode ilmiah dengan memasukan perlunya eksperimen
dan ukuran-ukuran.
4. Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941)
Teori ini menggap indera dan akal memiliki keterbatasan.
Akal hanya dapat memhami suatu objek bila ia mengonkensantrasikan dirinya pada
objek tersebut, sehingga tidak dapat mengetahui secara keseluruhan (uniqe) termasuk
sifat dari objek tersebut.
Menurutnya intuisi adalah suatu kemampuan tingkat tinggi. Intuisi disebut juga instinct.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menjelaskan (al-Maidah: 15)
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada (al-Hajj: 46)
1. Pengetahuan lewat Indera
Pengetahuan indera ialah segala pengetahuan yang dapat diperoleh manusia lewat
Indera-Luar
kelima indranya (pancaindra), yakni: mata, hidung, perasaan (kulit), telinga, lidah,
indera keenam.
Akal dalah fakultas mental yand dapat mensistematisasikan dan mentafsirkan fakta-fakta
empiris menurut kerangka logika, yang memungkinkan pengalaman inderawi menjadi
sesuatu yang dapat dipahami.
3. Intuisi Kalbu
Akal adalah entitas spiritual yang rapat dengan hati (al-Qalb) yaitu menjadi tempat intuisi.
Dengan demikian, akal adalah perantara yang khusus oleh para ahli sufi dengan
mengubungkan akal-pikiran dengan intuisi.
Hati yang dikatakan sebagai sumber intuisi bukanlah hati fisik, melainkan reality yang
terdapat di alam roh untuk:
Dapat menangkap pesan-pesan ghaib
Isyarat-syarat Ilahi
Menerima ilham, fath, kasyf dan sbg
4. Pengetahuan lewat Khabar Shadiq
Hadist yang dianggap sebagai khabar shadiq adalah hadist mutawatir dan termasuk juga kesepaktan
umum para ahli, ilmuwan, dan sarjana yang telah memiliki autoriti dalam bidang pengetahuannya
masing-masing.
Khabar benar (shadiq)
Khabar : cerita,
informasi, riwayat, Khabar palsu (kadhib)
pernyataan ucapan, dll.
Khabar yang tidak data dipastikan benar atau salahnya karena
tidak dapat diketahui secara asal-usul sumbernya.
Khabar mutawattir: informasi yang tidak diragukan lagi karena
berasal dari banyak sumber yang tidak mungkin bersekongkol
Imam an-Nasafi untuk berdusta
Ashab Al-Sabt
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka
melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka
dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari
lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain
Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS
Al-A'raaf: 163).
Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan
untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau
sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan
Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).
4. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Matematika & Astronomi
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang
dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula)
segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran
malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di
antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan
Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang
baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Muzammil: 20)
Allah menjadikan malam dan siang jadi dua ayat (tanda kekuasaan Allah) dan
dijadikannya siang untuk mencari rizki dan supaya kami mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (al Israa: 12)
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.(Al- An’am : 96)
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.“(Yunus : 5)
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan“(at-Taubah : 36)
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.“(al-Anbiyaa’ : 33)
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.“(Yaasin : 40)
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.“(ar-
arra’du : 2)
4. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Ekonomi
Dia yang menjadikan untukmu apa-apa yang di bumi semuanya, seperti
besi, emas, perak, minya .. (al Baqarah: 29)
dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam
sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan
(an Naba 9-11)
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (al Mulk: 15)
Lahirnya Ilmu dalam Islam
Periode Pertama
Turunnya wahyu dan lahirnya pandangna hidup Islam. Periode ini merupakan tahap
pembentukan konsep dunia dan akhirat (world structure) terutama wahyu yang diturunkan di
Mekah, seperti konsep ketuhanan dan keimanan kepada Allah, hari kebangkitan, pencitaan,
akhirat, surga dan neraka, hari pembalasan, konsep ‘ilm, nubuwwah, din, ibadah, dll.
Sedangkan pada periode Madinah merupakan konfigurasi struktur ilmu pengatahuan yang
berperan penting dalam menghasilkan kerangka konsep keilmuan (scientific conceptual
scheme) seperti konsep hokum, jihad, persaudaraan, komunitas Muslim (ummah).
Periode Kedua
Lahirnya kesadaran bahwa wahyu yang diturunkan mengandung struktur ilmu pengetahuan
seperti, konsep kehidupan, konsep dunia, konsep ilmu pengetahuan, etika, manusia. Maka
lahirlah istilah-istilah konseptual seperti: ‘ilm, iman, ushul, kalam, nazhar, wujud, tafsir,
ta’wil, fiqh, khalq, halal, haram, iradah, dll. Sebgai dasar elemen epistemologi.
Periode Ketiga
Lahirnya tradisi keilmuan dalam Islam yang ditunjukan dengan adanya komunitas ilmuwan dan
kelompok belajar atau sekolah Ashhabus Shuffah di Madinah. Diantara pakar hadist yang lahir
dari sekolah ini ialah Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifari, Salman al Farisi, Abdullah bin Mas’ud.
Periode Keempat
Lahirnya disiplin ilmu-ilmu Islam.
Menurut Alparslan, kelahiran disiplin ilmu-ilmu Islam melalui tiga tahap:
1. Tahap problematic (problematic stage),tahap di mana berbagai problem subjek kajian
dipelajari secara cak dan berserakan tanpa pembatasan pada bidang-bidang kajian
tertentu.
2. Tahap disipliner (disciplinary stage), tahap dimana masyarakat yang telah memiliki tradisi
ilmiah bersepakat untuk membicarakran materi dan metode pembahasan sesuai dengna
bidang masing-masing.
3. Tahap penamaan (naming stage), pada tahap ini bidang yang telah memiliki materi dan
metode khusus itu kemudian diberi nama tertentu.
Ilmuwan Muslim Klasik
1. Abu Musa Jabir Musa bin Hayyan/Jabir Ibnu Hayyan /
Gebert (721-815)
Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad
pertengahan. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau
dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6
bagian:
1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
6. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham /
Alhazen (Basra, 965 – Kairo 1039)
Ia telah memberikan ilham kepada ahli sains dari dunia barat seperti
Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop. Bidang lain: Physics, Optics, Mathematics.
7. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi / Al Kindus
Prinsip: Dichotomic
1 Prinsip: Tawhidi