Anda di halaman 1dari 38

EPISTEMOLOGI ISLAM

Oleh: Mohammad Noviani Ardi


PENGANTAR FILSAFAT

Agama

Kekuatan Dunia Pandangan Hidup/Worldvew

Filsafat

Rasa Iman atau Kepercayaan


Agama
Peraturan tentang cara hidup
Philo: cinta dalam arti luas yaitu ingin dan karena itu
lalu berusaha mencapai yang diinginkan
Filsafat
Sophia: kebijakan yang artinya pandai, pengertian yang
mendalam.

“ The Greek word sohpia is ordinary translated as ‘wisdom’ and


the compound philosophia, from which philosophy derives, is
translated as ‘the love of wisdom’”.

Filsafat: sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya


bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. (Poedjawijatna)

Filsafat: sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam


mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia
dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan.
(Hasbullah Bakry)
Plato : Pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli

Aristoteles: Pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya


metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.

Al Farabi: pengatahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.

Dongeng/Takhayul

Apa yang mendorong timbulnya filsafat? Ketakjuban


Keindahan Alam (plato)

“What is the nature of the world stuff?” (Thales)


Macam-Macam Pengetahuan Manusia

Pengetahuan : Keadaan ingin tahu yang diikuti oleh proses mencari dan
memperoleh pengetahuan.

Macam
Objek Paradigma Metode Ukuran
Pengetahuan
Sains Empiris Positivistis Sains Logis dan
bukti empiris
logis

Filsafat Abstract Logis Logis Rasio Logis

Mistik Abstrak Mistis Latihan Mistik Rasa, yakin,


Supralogis kadang-
kadang
empiris
Objek Penelitian Filsafat

Tujuan filsafat : menemukan kebenaran yang sebenarnya secara sistematis.


Objek Filsafat : segala yang ada dan yang mungkin ada.

materia Sains Empiris

Objek Filsafat

Non materia

Teori Pengetahuan Membicarakan cara memperoleh pengetahuan


Epistemologi
Sistematika Teori hakikat Membahas semua objek dan hasilnya ialah
Filsafat pengetahuan filsafat Ontologi

Teori Nilai Membicarakan guna pengetahuan Axiologi


EPISTEMOLOGI

Epistemologi / Filsafat Pengetahuan

Secara Etimologi: Episteme yang pengetahuan (knowledge)


Logos yang berarti teori/konsep/uraian

Secara Teminologi: Epistimologi sebagai cabang dari filsafat yang


menyelidiki tentang keaslian pengertian, struktur, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan.

Secara Khusus Epistimologi membahas:


a. Apa itu penngetahuan/hakikat/substansi dari pengetahuan
b. Bagaiaman cara memperoleh pengetahuan
Sumber Epistemologi menurut Modern Barat

1. Empirisme
2. Rationalisme
3. Positivisme
4. Intusionalisme

1. Empirisme
Berasal dari bahasa Yunani Empeiria artinya Pengalaman.
Jhone Locke (1632-1704)
Manusia Pengalaman Pengetahuan

Pengalaman indera menjadi sumber pengetahuan yang benar


Metode yang digunakan eksperimen
Kelemahan:
1. Indera terbatas
2. Indera menipu
3. Objek menipu
4. Indera dan objek
2. Rasionalisme
Akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Kekuatan akal dalam menangkap objek.
Rene Descartes (1596-1650)

Rasionalisme tidak menginkari kegunaan inderawi dalam memperoleh pengetahuan;


pengalaman inderawi diperlukan untuk merangsang akal.

Menghasilkan Metode Sains (scientific method) yang kemudian melahirkan


pengetahuan sains (scientific knowledge)

3. Positivisme
August Compte (1798-1857)
Pada dasarnya positivism bukanlah suatu aliran yang khas berdiri sendiri, akan tetapi ia
hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang saling bekerja sama.
Positivisme menyempurnakan metode ilmiah dengan memasukan perlunya eksperimen
dan ukuran-ukuran.
4. Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941)
Teori ini menggap indera dan akal memiliki keterbatasan.
Akal hanya dapat memhami suatu objek bila ia mengonkensantrasikan dirinya pada
objek tersebut, sehingga tidak dapat mengetahui secara keseluruhan (uniqe) termasuk
sifat dari objek tersebut.

Menurutnya intuisi adalah suatu kemampuan tingkat tinggi. Intuisi disebut juga instinct.

Selain Intuisionisme ada juga istilah iluminasionisme atau ilmu Kasyf.


EPISTEMOLOGI ISLAM

Epitemologi Islam: Filsafat Pengetahuan Islam, bagaimana pengetahuan itu menurut


pandangan Islam, bagaimana metodeloginya, bagaimana kebenaran yang diperoleh
manusia menurut pandangan Islam.

Epitemologi Islam: Filsafat Pengetahuan Islam


Usaha manusia untuk menelaah masalah-masalah objektivitas, metodologi, sumber
serta validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakan subjek Islam
sebagai titik tolak berpikir.
Karakteristik Manusia
1. Dapat mengetahui (‘ilm) dan mengenal (ma’rifah)
2. Dapat memilih (ikhtiyar) dan memilah (tafriq)
3. Dapat membedakan (tamyiz)
4. Dapat menilai dan menentukan (hukm) mana yang benar dan yang salah
5. Dapat menilai yang haqq dan yang batil, yang betul dan keliru (as-shawab wa al-khataa),
yang sehat dan yang sakit, yang sejat dan yang palsu, yang ma’ruf dan yang munkar.
6. Dapat menilai jalan yang lurus dan menyimpang, keadilan dan kedzaliman, ketaqwaan dan
kefasiqan, dll.

Sumber Pengetahuan dalam Islam


1. Indera (idraak al-hawwas)
2. Proses akal sehat (al’aql al-salim)
3. Proses intuisi hati (ilham)
4. Melalui berita yang benar (khabar shadiq)
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur (an-Nahl: 78)
Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya (Qaf: 37)
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai (al-A’raf: 179)

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menjelaskan (al-Maidah: 15)
maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada (al-Hajj: 46)
1. Pengetahuan lewat Indera
Pengetahuan indera ialah segala pengetahuan yang dapat diperoleh manusia lewat
Indera-Luar
kelima indranya (pancaindra), yakni: mata, hidung, perasaan (kulit), telinga, lidah,
indera keenam.

Indera-dalam: Indera bersama (al hiss al-musytarak); bertempat di bagian depan


otak dan berfungsi untuk menerima kesan-kesan yang diperoleh
dari pancaindera luar dan meneruskannya ke indra batin.
Indera penggambar (al-khayal); bertempat di bagian depan otak
Indera penggerak (al-mutakhayyilah); yang bertempat di bagian
tengah otak, untuk mengatur gambar-gambar yang telah
dilepaskan dari materinya dengan memisahkan dan kemudian
menghubungkannya satu dengan yang lain.
Indera penganggap (al-wahmiah); bertempat di bagian tengah
otak, berfungsi menangkap arti-arti yang dikandungkan oleh
gambaran itu.
Indera pengingat (al-Hafizah); bertempat di belakang otak yang
berfungsi untuk menyimpan arti-arti yang ditangkap indera.
2. Pengetahuan lewat Akal
Menurut Prof Wan Mohd Nor: akal manusia merupakan saluran penting yang dengannya
diperoleh ilmu pengetahuan tentang sesuatu yang jelas yaitu perkara yang dapat
dipahami dan dikuasai oleh akal dan tentang sesuatu yang dapat dicerap dengan indera.

Akal dalah fakultas mental yand dapat mensistematisasikan dan mentafsirkan fakta-fakta
empiris menurut kerangka logika, yang memungkinkan pengalaman inderawi menjadi
sesuatu yang dapat dipahami.

3. Intuisi Kalbu
Akal adalah entitas spiritual yang rapat dengan hati (al-Qalb) yaitu menjadi tempat intuisi.
Dengan demikian, akal adalah perantara yang khusus oleh para ahli sufi dengan
mengubungkan akal-pikiran dengan intuisi.

Hati yang dikatakan sebagai sumber intuisi bukanlah hati fisik, melainkan reality yang
terdapat di alam roh untuk:
Dapat menangkap pesan-pesan ghaib
Isyarat-syarat Ilahi
Menerima ilham, fath, kasyf dan sbg
4. Pengetahuan lewat Khabar Shadiq

Khabar Shadiq yang berasal Al-Qur’an (Wahyu) Dengan metode


dari dan bersandar pada transmit (ruwiya) dan
otoritas (true report) Hadits (Sunnah Rasul-Nya) ditransfer (nuqila)

Hadist yang dianggap sebagai khabar shadiq adalah hadist mutawatir dan termasuk juga kesepaktan
umum para ahli, ilmuwan, dan sarjana yang telah memiliki autoriti dalam bidang pengetahuannya
masing-masing.
Khabar benar (shadiq)
Khabar : cerita,
informasi, riwayat, Khabar palsu (kadhib)
pernyataan ucapan, dll.
Khabar yang tidak data dipastikan benar atau salahnya karena
tidak dapat diketahui secara asal-usul sumbernya.
Khabar mutawattir: informasi yang tidak diragukan lagi karena
berasal dari banyak sumber yang tidak mungkin bersekongkol
Imam an-Nasafi untuk berdusta

Informasi yang dibawa dan disampaikan oleh para


Rasul yang diperkuat dengan mukjizat
Pengetahuan lewat Wahyu Allah (al-Qur’an)
Wahyu = Revelataion, that which is revealed by God to man/Prophet.
Wahyu berasal dari bahasa Arab yang berarti memberi sugesti, memasukan sesuatu
ke dalam pikiran/kalbu.
Al-Qur’an dalam garis besar memuat:
- Akidah
- Syariat: Ibadah dan Muamalah
- Akhlak
- Kisah-Kisah Lampau
- Berita-berita akan dating
- Pengetahuan-pengetahuan Ilahi lainnya

Macam-macam pengetahuan dalam al-Qur’an


1. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Alam
.. Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia … (al-Hadid: 25)
2. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Geografi
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap,
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu
mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui (al Baqarah: 22)
3. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Kesehatan
Dan pakaianmu bersihkanlah (al Mudatsir: 4)
Haidh itu adalah suatu kotoran. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari
wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri (al Baqarah: 222)

4. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Sejarah


Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80
orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah
mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar,
termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14).

Kaum Nabi Hud


Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu
mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar
hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18,
Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).
Kaum Nabi Saleh
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat
seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta
betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud:
68, Qaaf: 12).

Kaum Nabi Luth


Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah
dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi
peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada
mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu
sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun
di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr:
67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

Kaum Nabi Syuaib


Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah
karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila
membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun
mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka
berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas.
Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Firaun
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun
untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku
sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan.
Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus:
92).

Ashab Al-Sabt
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka
melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka
dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari
lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain
Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS
Al-A'raaf: 163).

Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan
untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau
sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan
Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).
4. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Matematika & Astronomi
Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang
dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula)
segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran
malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di
antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan
Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang
baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Muzammil: 20)

Allah menjadikan malam dan siang jadi dua ayat (tanda kekuasaan Allah) dan
dijadikannya siang untuk mencari rizki dan supaya kami mengetahui bilangan tahun
dan perhitungan (al Israa: 12)
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui.(Al- An’am : 96)

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui.“(Yunus : 5)

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan“(at-Taubah : 36)

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.“(al-Anbiyaa’ : 33)

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului
siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.“(Yaasin : 40)

Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-
tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.“(ar-
arra’du : 2)
4. Ayat-ayat yang berhubungan dengan Pengetahuan Ekonomi
Dia yang menjadikan untukmu apa-apa yang di bumi semuanya, seperti
besi, emas, perak, minya .. (al Baqarah: 29)

dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malam
sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan
(an Naba 9-11)

Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di
segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan (al Mulk: 15)
Lahirnya Ilmu dalam Islam

Didasari Tradisi Lahirnya Ilmu


Al-Qur’an
Wordlview intelektual

i’tibar (raking a lesson)


tafakkur (contemplating) tafaqquh nadhar (considering)
(comprehending)

tadhakkur (taking of heart) tadabbur (pondering) tabassuur (understanding) tawassum (reflecting)


Tahapan-Tahapan Kelahiran Ilmu dalam Islam

Periode Pertama
Turunnya wahyu dan lahirnya pandangna hidup Islam. Periode ini merupakan tahap
pembentukan konsep dunia dan akhirat (world structure) terutama wahyu yang diturunkan di
Mekah, seperti konsep ketuhanan dan keimanan kepada Allah, hari kebangkitan, pencitaan,
akhirat, surga dan neraka, hari pembalasan, konsep ‘ilm, nubuwwah, din, ibadah, dll.

Sedangkan pada periode Madinah merupakan konfigurasi struktur ilmu pengatahuan yang
berperan penting dalam menghasilkan kerangka konsep keilmuan (scientific conceptual
scheme) seperti konsep hokum, jihad, persaudaraan, komunitas Muslim (ummah).

Periode Kedua
Lahirnya kesadaran bahwa wahyu yang diturunkan mengandung struktur ilmu pengetahuan
seperti, konsep kehidupan, konsep dunia, konsep ilmu pengetahuan, etika, manusia. Maka
lahirlah istilah-istilah konseptual seperti: ‘ilm, iman, ushul, kalam, nazhar, wujud, tafsir,
ta’wil, fiqh, khalq, halal, haram, iradah, dll. Sebgai dasar elemen epistemologi.
Periode Ketiga
Lahirnya tradisi keilmuan dalam Islam yang ditunjukan dengan adanya komunitas ilmuwan dan
kelompok belajar atau sekolah Ashhabus Shuffah di Madinah. Diantara pakar hadist yang lahir
dari sekolah ini ialah Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifari, Salman al Farisi, Abdullah bin Mas’ud.

Periode Keempat
Lahirnya disiplin ilmu-ilmu Islam.
Menurut Alparslan, kelahiran disiplin ilmu-ilmu Islam melalui tiga tahap:
1. Tahap problematic (problematic stage),tahap di mana berbagai problem subjek kajian
dipelajari secara cak dan berserakan tanpa pembatasan pada bidang-bidang kajian
tertentu.
2. Tahap disipliner (disciplinary stage), tahap dimana masyarakat yang telah memiliki tradisi
ilmiah bersepakat untuk membicarakran materi dan metode pembahasan sesuai dengna
bidang masing-masing.
3. Tahap penamaan (naming stage), pada tahap ini bidang yang telah memiliki materi dan
metode khusus itu kemudian diberi nama tertentu.
Ilmuwan Muslim Klasik
1. Abu Musa Jabir Musa bin Hayyan/Jabir Ibnu Hayyan /
Gebert (721-815)

Dia adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan


mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu tersebut kemudian
berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia.

Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M.

Bidang keahliannya, (dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang :


Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan sebagainya.
2. Muhammad Ibnu Musa al-Khawarizmi (Iran, 780 – 850)

Al-Khawarizmi dikenali sebagai bapa Algebra. Orang Eropa menyebutnya


dengan AlGorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam
arti kata Aritmatika atau ilmu hitung.

Meneliti: matematika (Algebra / Algoritma / Aritmatika / Aljabar),


astronomi dan geografi.
Adalah seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi
dari Iran.

Bukunya yang terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku


tersebut disalin oleh orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita
kenal dengan nama Al-Jabar.
3. al-Battani

Ilmuwan Muslim kedua yang namanya perlu disebut adalah


Al Battani. Dia hidup di tahun 858-929. Al Batani merupakan
seorang ahli astronomi dan matematika yang lahir di Harran
dekat Urfa, Arab.

Al Battani memiliki nama lengkap Abu Abdullah Muhammad


ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al-Battani.
Salah satu pencapaiannya yang terkenal dalam astronomi
adalah penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, lima
jam, 46 menit, dan 24 detik.
4. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi / Ar-Razi
Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun
313 H/925. Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia,
matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada
Hunayn bin Ishaq di Baghdad.
Atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar
sains Iran yang hidup antara tahun 864 – 930.
Meneliti: demam, penyakit cacar, alergi asma, dan ilmuwan pertama yang
menulis tentang alergi dan imunologi.
Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit
“alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi dan
imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya
penyakit Rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas.

Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai


mekanisme tubuh untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga
berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-
Razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.
5. al-Farabi
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat
Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab,
Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi

Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era abad
pertengahan. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau
dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi dapat ditinjau menjdi 6
bagian:
1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan kenegaraan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).
6. Abu Ali Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham atau Ibnu Haitham /
Alhazen (Basra, 965 – Kairo 1039)

Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen,


adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak,
matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.

Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan yang


berkaitan dengannya.

Ia telah memberikan ilham kepada ahli sains dari dunia barat seperti
Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta
teleskop. Bidang lain: Physics, Optics, Mathematics.
7. Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi / Al Kindus

Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang


sudah menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu
dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga kadang-
kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau
bukan.

Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli


matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat
Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi adalah seorang filosof muslim dan
ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi,
Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.
8. Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi / El-Zahwari /
Az Zahra / Abulcasis (Zahra, Kordoba, Spanyol / 936-1013)
Dia lahir di Madinatuz Zahra’, 936 – 1013 yang dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Karya
terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.
Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, kini Spanyol. Di kalangan
bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama “El Zahrawi”.

Ia juga membuat alat bedah/pembedahan , teknik dan jenis


pengoperasian, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta
peralatan bedah gigi

Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari


kekhalifahan Umayyah. Al-Tasrif berisi berbagai topik mengenai kedokteran,
termasuk di antaranya tentang gigi dan kelahiran anak.
Buku ini diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerardo dari Cremona pada
abad ke-12, dan selama lima abad Eropa Pertengahan, buku ini menjadi
sumber utama dalam pengetahuan bidang kedokteran di Eropa. Bidang lain:
Surgery, Medicine.
9. Abu Raihan al-Biruni (Khawarazmi, Turkmenistan, Persia, 15
September 973 – 13 Desember 1048)

Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan


atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada
masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Lahir di Khawarazmi,
Turkmenistan, Persia pada 15 September 973 dan wafat pada 13
Desember 1048

Meneliti: matematika, astronomi (determined Earth’s


circumference), fisika, ensiklopedia, filsafat, sejarah, obat-obatan,
farmasi.

Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana,


penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi
dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika,
filsafat, obat-obatan.
10. Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina / Ibnu Sina / Syeh Al-Rais
/ Avicenna (986-1037)
Atau dikenal dengan nama Avicenna, hidup antara tahun
986-1037 M. Ia adalah seorang ilmuwan muslim dan
Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan
julukan Syeh Al-Rais.

Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun


sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada usia 18 tahun
sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada
waktu itu.

Meneliti: kedokteran, pengobatan (medicine), fisika,


geologi, mineralogi, matematika, astronomi, filsafat,
ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis kaidah
kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu
kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ
tubuh, meneliti penyakit TBC, diabetes dan penyakit yang
ditimbulkan oleh efek fikiran.
Bangunan Ilmu menurut Islam dan Barat Modern

Kebahagiaan dan Ketaqwaan Kerancuan dan Kehancuran

Ilmu dalam Islam Ilmu Barat Modern

Wahyu dan Kepercayaan Agama Tradisi budaya dan spekulasi filosofis


Prinsip Pandangan Hidup Islam

Worldview Islam Worldview Barat

Prinsip: Dichotomic
1 Prinsip: Tawhidi

Asas: Wahyu, hadith, akal,


2 Asas: Rasio, Spekulasi.
pengalaman, dan intuisi.

Sifat: Rasionalitas, terbuka


3 Sifat: Otentitas dan finalitas
dan selalu berubah

Anda mungkin juga menyukai