BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini kami akan menguraikan kasus yang diamati serta
membandingkan dengan teori yang didapat untuk mengetahui sejauh mana faktor
pada pasien Tn. F dengan perilaku kekerasan di ruang Cendrawasih Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang. Dalam pembahasan ini mencakup semua tahap
A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Tn. F ditemukan data pasien yaitu bicara
ngaur karena emosi, pasien emosi dikarenakan dipukul oleh orang yang
mengontrak di rumahnya, emosi pasien kambuh jika ia tidak mau minum obat
karena merasa sudah sembuh, pasien suka meninju dinding karena emosi dan
pasien sering keluar rumah tanpa tujuan, pasien selalu curiga jika ada orang
tegang, wajah pasien memerah dan nada suara pasien agak tinggi.
Keluhan utama yang ditemukan pada Tn. F sesuai dengan teori menurut
Dermawan & Rusdi (2013), Riyadi & Purwanto (2009), dimana perilaku
pasien yang berkaitan dengan perilaku kekerasan tersebut memiliki tanda dan
gejala seperti mudah marah jika tersinggung, memukul diri sendiri, orang lain
75
76
halusinasi dan harga diri rendah. Sedangkan pada kasus yang didapatkan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi
Diagnosa sesuai dengan teori core problem yang saya angkat yaitu
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin Padang ini, saat pasien berinteraksi
wajah pasien tampak tegang dan tatapan mata pasien tampak tajam.
harga diri rendah merupakan etiologi dan resiko menciderai diri sendiri, orang
Asumsi penulis adalah terdapat perbedaan antara teori dan praktik yang
kekerasan yaitu halusinasi sedangkan menurut teori harga diri rendah sebagai
penyebab.
77
C. Intervensi Keperawatan
terdiri dari empat yaitu, pada strategi pelaksanaan 1 pasien, perawat membina
spiritual.
terdiri dari 4 yaitu 1 perawat melatih pasien dalam kebersihan diri, strategi
yang baik, strategi pelaksanaan 4 pasien, perawat melatih pasien dalam BAB /
kembali dengan kondisi pasien sehingga tujuan dan kriteria hasil yang di
masalah yang telah ada baik itu dari penyebab maupun akibat yang muncul.
D. Implementasi
keperawatan terhadap Tn. F, pasien kooperatif dan mau bekerja sama dengan
pertama pasien dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
kedua pasien dan perawat melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan
pasien dan perawat melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
spiritual.
tampak sudah bisa mengontrol emosinya dan pasien juga tampak tenang.
E. Evaluasi
mengontrol kemarahan pasien yang telah saya ajarkan. Misalnya pasien sudah
mampu dalam mengontrol kemarahan dan sudah mulai bisa menerapkan apa
yang telah di ajarkan oleh perawat seperti dengan cara fisik, minum obat