Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Nama Percobaan : Isolasi Kasein dari Susu


Hari / Tanggal Percobaan : Rabu / 18 Agustus 2013
Kelompok : Tiga & Empat
Nama Mahasiswa / NRP : 1. Sherly Untari (2443012170)
2. Mayela (2443012171)
3. Maria K.W. Woda (2443012180)
4. Yulita S. Ngarung (2443012190)
5. Monika Putri Lestari (2443012193)
6. Elisabeth Wulan (2443012218)
7. Priska Rosalia (2443012221)
8. Ni Putu Eka Setiawati (2443012228)
9. Maria Elvina Leki (2443012250)
10. Chateryn Putri S. (2443012263)
I. Tujuan Percobaan
o Memahami prinsip isolasi protein berdasarkan titik isoelektriknya.
o Mampu mengisolasi kasein dari susu.

II. Dasar Teori


Kasein merupakan sebuah fosfoprotein. Kasein tidak dapat larut
pada titik isoelektriknya, pH 4.6, namun karena pH susu mendekati
7.0, tidak diragukan kasein akan berada sebagai sebuah garam, yakni
kalsium kaseinat. Pada bahwa asidifikasi (pengasaman), kasein akan
mengendap:
Ca – kasein + 2HCl  Kasein + CaCl2
Pada pengasaman susu, reaksi yang sama akan terjadi. Rennin
juga akan mengendapkan kasein. Bagaimanapun juga, hal ini tidak
sepenuhnya benar, karena pencernaan parsial juga ikut ambil bagian
dalam reaksi tersebut, dimana beberapa fragmen dan protein akan
memisah. Hal ini berbeda dengan pengendapan dengan menggunakan
asam yang hasil endapannya mengandung kalsium. Faktanya, pada
ketiadaan kalsium, pengendapan tidak akan terjadi seperti ini:
Ca – kaseinat  Ca – parakaseinat + Peptida
Namun,
Kasein  Parakasein + Peptida
Parakasein akan tetap berada dalam larutan hingga ion Ca2+
ditambahkan:
Parakasein + Ca+  Ca – parakaseinat
Hai ini dapat ditunjukan dengan menambahkan sejumlah asam
oksalat ke dalam susu, dan akan melalui penyaringan, susu tanpa
kalsium. Rennin, jika dimasukkan ke dalam susu tanpa kasium itu,
tidak akan menggumpalkan kasein dalam susu tersebut, dibandingkan
dengan rennin yang akan menggumpalkan susu biasa dalam beberapa
menit. Penambahan berikutnya, garam kalsium yang dapat larut, dalam
jumlah berlebih, akan membawa gumpalan turun ke dalam wadah.
Bila rennin ditambahkan ke dalam susu yang dididihkan, tidak akan
ada gumpalan, sebab pemanasan telah menyebabkan kalsium menjadi
terendapan sebagai Ca3(PO4)2. Susu yang digumpalkan atau “junket”
sering digunakan dalam makanan Amerika. Pada kondisi yang sesuai,
enzim proteolitik lain akan menyebabkan susu menggumpal dengan
cara ini, namun rennin, enzim yang berada dalam perut keempat pada
sapi muda, sangat efektif dan sangat efektif dan sangat jelas efeknya
terbatas pada pencernaan ini (Kleiner and Orten, 1966).

III. Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
- Gelas kimia - Kertas saring
- Gelas arloji - Muslin (kain saring)
- Neraca analitis - Eter
- Penyaring Buchner - Etanol 95%
- pH meter - Buffer Na-Asetat
(0.2 mol/L, pH 4.6)
- Termometer - Susu segar dan susu low fat
IV. Cara Kerja

Ambil susu sebanyak 100 ml masukkan kedalam


gelas ukur, kemudian panaskan di water bath sampai
suhu 40oc

Ambil asam glasial asetat sebanyak 5 ml, kemudian teteskan


beberapa tetes kedalam susu yang sudah dipanaskan aduk
ad larut.

Cek di pH meter sampai pH akhir campuran


mencapai 4,6

Dinginkan suspensi tersebut di suhu ruangan,


kemudian diamkan selama 5 menit

Saring suspensi tersebut dengan corong yang sudah


di alasi kertas saring dan dilanjutkan dengan muslin.

Endapan yang di hasilkan dicuci beberapa kali


dengan sejumlah kecil air

Suspesikan endapan tersebut dalam 30 ml etanol


aduk ad larut, lalu saring dengan penyaring buchner

Mencuci kembali endapan dengan campuran etanol –


eter (1:1) sebanyak 50 ml saring dengan penyaring
buchner
Cuci kembali endapan tersebut dengan eter sebanyak 50
ml dan hisap kering dengan penyaring buchner

Endapan kasein yang sudah kering diletakan di gelas


arloji, kemudian keringkan lagi dengan oven selama 10
menit.

Serbuk kasein ditimbang

V. Data Hasil Pengamatan

Serbuk kasein
kering 3,07
gram.

VI. Pengolahan Data


Persentase hasil = bobot kasein x 100 %
Volume susu
= 3,07 x 100%
100
= 3,07 %
Nilai Teoritis:
Rentang kadar kasein dalam susu: 2,1% - 6,4%.
VII. Pembahasan
Persentase kadar kasein dalam susu yang kami peroleh dari
percobaan 3,07% . Sesuai dengan rentang kadar kasein yang kami
peroleh dari literatur, yakni 2,1%-6,4%. Namun, kadar kasein yang
kami peroleh dapat merupakan jumlah yang bukan kadar yang
sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, di
antaranya:
a. Adanya kasein yang tertinggal di dalam susu, kertas saring, dan
kain saring.
b. Serbuk kasein kering yang telah kami timbang masih mengandung
air.
Pada penambahan asam glasial kelompok kami menambah 23 tetes
untuk mencapai PH 4,6. Hal ini disebabkan suhu susu sudah
mendingin atau tidak sesuai dengan yang semestinya yaitu 40o C,
sehingga penambahan asam glasial cukup banyak.

 Jawaban pertanyaan bahan diskusi/ pembahasan


1. Yang dimaksud dengan titik isoelektrik adalah titik dimana jumlah
muatan listrik positif sama dengan muatan negatif
2. Yang dimaksud dengan sifat amfoterik protein adalah sifat yang
dapat bereaksi dengan asam maupun basa, sifat amfoter ini tampak
pada asam amino yang hanya mengikat satu gugus -COOH dan satu
gugus –NH2.
3. Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam susu adalah lemak susu,
kasein (protein susu), dan laktosa (karbohidrat susu).
4. Metode isolasi protein yang lain adalah :
 Cara Dialisis
Pemisahan berdasarkan ukuran molekul melalui selaput
semipermiabel, dimana molekul-molekul dengan berat molekul
lebih besar dari 15.000 akan tertahan dalam kantong dialysis.
Sedangkan molekul yang berukuran lebih kecil dan juga ion-ion
akan melewati pori-pori selaput semipermiable tersebut keluar
dari kantong dialysis.
 Cara Kromatografi Filtrasi Sel
Pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Prinsipnya, larutan
dialirkan dari atas kolom yang berisi butir-butir gel yang terdiri
dari karbohidrat berpolimer tinggi. Butir-butir tersebut dikenal
sebagai sepandex. Molekul-molekul berukuran kecil dapat
masuk ke dalam butir-butir sephadex. Sedangkan yang berukuran
besar tidak. Karena itu terjadi pemisahan. Molekul-molekul kecil
berada dalam larutan butir-butir sephadex diantara butir-butir
sepandex. Karena molekul-molekul besar akan turun lebih cepat,
maka molekul-molekul besar terelusi atau keluar terlebih dahulu.
 Cara Kromatografi Pertukaran Ion
Pemisahan berdasarkan muatannya. Bila sebuah protein
mempunyai muatan positif pada pH 7, ia akan terikat pada kolom
penukar ion yang berisi gugus yang bermuatan negatif.
Sedangkan protein yang bermuatan negative tidak. Protein
bermuatan positif yang terikat dalam kolom dapat dielusi dengan
penambahan garam NaCl atau garam lain pada larutan buffer
yang digunakan untuk elusi. Ion Na+ akan berkompetensi dengan
protein untuk berikatan dengan gugus pada kolom dan secara
bertahap ion Na+ akan menggantikan kedudukan protein.
5. Sifat protein yang dimanfaatkan untuk mengisolasi kasein dari susu
adalah protein memiliki pH isoelektrik tertentu dimana pH
isoelektrik merupakan suati nilai pH dimana jumlah muatan listrik
positif sama dengan muatan negatifnya. Pada pH tersebut, protein
tidak bermuatan positif maupun negatif, sehingga dapat membentuk
agregat (gumpalan-gumpalan yang keruh) dan mengendap, karena
sebagian protein menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH
isolektriknya.
6. Fungsi setiap reagen adalah:
 Asam asetat glacial berfungsi untuk penambahan ion H+
sehingga akan menetralkan protein dan menuju tercapainya pH
isoelektrik.
 Etanol berfungsi untuk menghilangkan lemak yang tidak
diinginkan dalam preparasai.
 Etanol:Eter berfungsi untuk memurnikan kasein dari komponen
susu yang lain.
7. Hambatan yang dialami dalam menjalankan praktikum isolasi
kasein dari susu adalah:
 Dalam menjaga kestabilan suhu agar tetap 400 C.
 Dalam mengukur pH dimana harus 4,6.
Cara mengatasi hambatan tersebut:
 Untuk suhu pada saat pemanasan harus diamati agar suhunya
tidak berlebih dari 400C.
 Untuk pH, disarankan pada saat penambahan asam asetat tidak
secara berlebihan.

VIII. Kesimpulan
Pada percobaan praktikum ini, kasein menunjukan kelarutan
terkecilnya pada pH 4,6 yang merupakan titik isoelektriknya. Titik
isoelektrik yang dimiliki kasein ini dapat dipergunakan sebagai prinsip
untuk mengisolasi kasein, yakni dengan menurunkan pH larutan yang
mengandung kasein menjadi 4,6 sehingga melalui penyaringan,
endapan kasein akan didapat.

IX. Daftar Pustaka


o BukuPetunjukPraktikumBiokimia. 2012.
FakultasFarmasiUniversitasKatolikWidya Mandala Surabaya
o G hosal S, Srivastava AK. Fundamentals of Bioanalytical Techniques
and Instrumentation. New Delhi: PHI Learning Private; 2009
o Kleiner and Orten: Biochemistry 7th edition. Saint Louis. 1966. The C.
V. Mosby Company.
o Murray, Robert K. Granner, Daryl K. Rodwell, Victor W. Biokimia.
Harper.27th ed. Jakarta.PenerbitBukuKedokteran EGC: 2006.
o L . G. Wade, Jr. Organic Chemistry, 6th ed. New Jersey : Pearson,
2006

Anda mungkin juga menyukai