Anda di halaman 1dari 5

Komunikasi Terapeutik dalam

Keperawatan
 Post author

 By Ivony
 Post date

 May 16, 2017

Komunikasi merupakan komponen penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab hanya


dengan berkomunikasi, seseorang bisa menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya
kepada orang lain. Baik itu untuk menyampaikan informasi maupun untuk mendapatkan
informasi dan semacamnya. Dalam bidang keperawatan, komunikasi juga mutlak diperlukan.
Salah satunya komunikasi antara perawat dengan pasiennya.

Dalam bidang keperawatan, komunikasi merupakan metoda utama dalam


mengimplementasikan proses keperawatan. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memiliki
keterampilan berkomunikasi secara terapeutik. Kominikasi yang dijalin oleh perawat dengan
pasiennya dalam proses keperawatan ini disebut dengan komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik dalam keperawatan bukan hanya sekedar komunikasi biasa,


komunikasi ini dilakukan oleh perawat untuk membantu/ mendukung proses penyembuhan
pasien. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan PakarKomunikasi jelaskan mengenai
komunikasi terapeutik dalam keperawatan

Baca juga:

 Komunikasi Gender
 Komunikasi Massa
 Komunikasi Antar Pribadi
 Komunikasi Organisasi

Pengertian Komunikasi Terapeutik


Berikut pengertian komunikasi terapeutik dalam keperawatan menurut beberapa ahli:

 Northouse (1998): Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat dalam


membantu klien untuk dapat beradaptasi dengan stress yang dialaminya. Serta
mengatasi gangguan psikologis, dan belajar untuk berhubungan baik dengan orang
lain. (baca: Teori Semiotika Ferdinand De Saussure)
 Stuart G.W (1998): komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara
perawat dan pasiennya. Dimana dalam hubungan ini, perawat dan klien bersama-sama
belajar untuk memperbaiki pengalaman emosional klien. (baca: Sistem Pers di
Indonesia)
 Sundeen (1990): hubungan terapeutik merupakan sebuah hubungan kerjasama.
Hubungan ini ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman antara perawat dan pasien untuk membina hubungan intim yang
terapeutik. (Baca: Komunikasi Asertif)
 Mahmud Machfoedz (2009): Komunikasi Terapeurik merupakan pengalaman
interaktif antara perawat dan pasien ya ng didapatkan secara bersama melalui
komunikasi. Komunikasi disini bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang pasien
hadapi. (baca: Jurnalistik Televisi)
 Wahyu Purwaningsih dan Ina Karlina (2010): komunikasi terapeutik berfokus pada
klien dalam memenuhi kebutuhan klien, serta memiliki tujuan spesifik, dan batas
waktu yang ditetapkan bersama. Merupakan hubungan timbal balik saling berbagi
perasaan yang berorientasi pada masa sekarang.

Baca juga:

 Filsafat Komunikasi
 Psikologi Komunikasi
 Sosiologi Komunikasi

2. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Seperti telah dijelaskan sebelumnya, fokus komunikasi terapeutik dalam keperawatan adalah
penyembuhan pasien. Berikut rincian tujuan dilakukannya komunikasi terapeutik:

 Terjadinya perubahan dalam diri pasien dalam bentuk kesadaran diri serta penerimaan
diri yang diikuti peningkatan akan penghormatan diri, sehingga pasien terhindar dari
rasa stress dan depresi akibat penyakit kronis yang dideritanya. (baca: Model
Komunikasi)
 Pasien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain, sehingga memiliki
kemampuan dalam membina hubungan intrapersonal yang tidak superficial serta
saling bergantung.
 Meningkatkan fungsi dan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan dan penetapan
tujuan yang realistis, sesuai dengan kemampuan pasien. Tidak terlalu tinggi (ideal)
atau terlalu rendah (rendah diri).
 Meningkatnya integritas diri pasien, dan kejelasan akan identitas dirinya. Biasanya
pasien menggalami gangguan identitas personal, dan rendah diri. (baca: Jenis Metode
Penelitian Kualitatif)

Baca juga:

 Bahasa Sebagai Alat Komunikasi


 Komunikasi yang Efektif
 Sistem Komunikasi Indonesia

3. Prinsip Komunikasi Terapeutik


Menurut Suryani (2005), komunikasi terapeutik dalam keperawatan mengandung prinsip-
prinsip sebagai berikut:

A. Melihat permasalahan dari sudut pandang pasien


Untuk dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien, perawat harus
memandang masalah tersebu dari sudut pandang klien. Perawat hendaknya mendengarkan
secara aktif dan sabar apa yang dikomunikasikan oleh pasien, sehingga perawat menyimak
keseluruhan masalah dan dapat merumuskan diagnosa yang sesuai dengan masalah klien
dengan baik. Karna diagnose yang salah, bukannya memperbaiki, malah akan bisa merusak
pasien.

B. Tidak mudah dipengaruhi masa lalu pasien dan masalalu perawat sendiri

Seseorang tidak akan mampu berbuat yang terbaik saat ini, jika dia masih dihantui oleh
penyesalan masa lalunya. Perawat yang memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan
dalam hidupnya, akan sulit untuk dapat membantu pasien, sebelum dia sendiri menyelesaikan
masalah pribadinya tersebut.

C. Empati bukan simpati

dengan sikap empati, perawat akan mampu merasakan dan memikirkan masalah yang dialami
pasien dari sudut pandang klien. Namun perawat tidak larut dalam masalah tersebut, sehingga
dapat melihat masalah secara objektif dan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah.
(baca: Konvergensi Media)

D. Menerima apa adanya

Penerimaan yang tulus dari perawat akan membuat pasien merasa aman dan nyaman,
sehingga hubungan terapeutik dapat berjalan dengan baik. Perawat hendaknya tidak
memberikan penilaian atau kritik terhadap pasien, karna itu menunjukkan bahwa perawat
tidak menerima pasien apa adanya. (baca: Fotografi Jurnalistik)

Prinsip Lainnya:

 Kejujuran: untuk dapat membina hubungan saling percaya, diperlukan kejujuran.


Pasien akan jujur dan terbuka hanya jika dia yakin perawat juga jujur sehingga dapat
dipercaya.
 Ekspresif, tidak membingungkan: perawat sebaiknya menggunakan kata-kata yang
mudah dimengerti dan didukung oleh komunikasi nonverbal. (baca: Teori
Komunikasi Kelompok)
 Bersikap positif: perawat hendaknya bersikap hangat, penuh pernghargaan dan
perhatian yang tulus terhadap pasien. (baca: Teknik Dasar Fotografi)
 Sensitif terhadap perasaan pasien: perawat harus mampu untuk peka akan perasaan
yang dialami pasien,. Ini sangat penting agar perawat tidak melakukan pelanggaran
batas, privasi, atau menyinggung perasaan pasien.

Baca juga:

 Internet Sebagai Media Komunikasi


 Etika Komunikasi Di Internet
 Pengaruh Media Sosial
 Jurnalistik Online
4. Metode Komunikasi Terapeutik
Stuart dan Sundeen dalam buku ‘Buku Saku Keperawatan Jiwa’ (1998 ) menyebutkan
metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam bidang keperawatan
antara lain:

 Mendengarkan dengan penuh perhatian: perawat harus menjadi pendengar yang


aktif, beri kesempatan pasien untuk lebih banyak berbicara. Dengan begitu perawat
dapat mengetahui perasaan pasien.
 Menunjukkan penerimaan: menerima bukan berarti menyetujui, namun kesediaan
untuk mendengarkan tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan akan apa
yang dikatakan pasien.
 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan: ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi spesifik mengenai hal yang diampaikan pasien. (baca: Analisis Framing)
 Mengulangi ucapan klien menggunakan kata-kata sendiri: ini dilakukan untuk
mendapatkan umpan balik. Bahwa perawat mengerti pesan pasien, dan berharap
komunikasi dilanjutkan kembali.
 Mengklasifikasi: usaha perawat untuk menjelaskan kata-kata ide atau pikiran yang
kurang jelas dari pasien.
 Memfokuskan: Bahan pembicaraan dibatasi agar pembicaraan lebih spesifik.
 Menyatakan hasil observasi: perawat menguraikan kesan yang didapatnya dari
isyarat nonverbal yang dilakukan pasien. (baca: Strategi Komunikasi Pemasaran)
 Menawarkan informasi: memberikan tambahan informasi yang bertujuan untuk
memfasilitasi klien dalam mengambil keputusan. (baca: Etnografi Komunikasi)
 Diam: dengan diam, pasien dan perawat memiliki kesempatan untuk berkomunikasi
dengan dirinya sendiri. Mengorganisir pikiran dan memproses informasi yang
didapatkan.
 Meringkas: pengulangan ide utama secara singkat. (baca: Teori Efek Media Massa)
 Memberi penghargaan kepada pasien.
 Memberi pasien kesempatan untuk memulai pembicaraan, memberi inisiatif dalam
memilih topic pembicaraan. (baca: Nilai Berita)
 Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, dalam metoda ini perawat
memberikan pasien kesempatan untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan
yang berlangsung.
 Menempatkan kejadian secara berurutan, untuk membantu perawat juga pasien
melihatnya dalam suatu perspektif. (baca: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)
 Memberikan pasien kesempatan untuk menguraikan persepsinya.
 Refleksi: memberikan pasien kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide
dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya. (baca: Pengertian Jurnalistik Menurut
Para Ahli)

Baca juga:

 Teori Pers
 Kode Etik Wartawan
 Literasi Media

5. Tahap-Tahap Komunikasi Terapeutik


Berikut tahapan komunikasi terapeutik dalam keperawatan, diantaranya:

 Tahap Persiapan/ Pra-interaksi:

Pada tahap ini perawat mengeksplorasi perasaannya, menganalisis kelebihan dan


kekurangan dirinya, dan mengumpulkan informasi mengenai pasiennya. Kemudian
merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Ini dilakukan untuk mengurangi rasa
cemas yang mungkin dialami perawat ketika pertamakali melakukan komunikasi terapeutik
dengan pasien. (baca: Paradigma Komunikasi)

 Tahap Perkenalan/ Orientasi:

Tahap ini selalu dilakukan ketika dikalukan pertemuan dengan pasien. Tujuannya untuk
memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat. Dalam tahap ini mperawat
membina rasa saling percaya, menggali pikiran dan perasaan pasien,meindentifikasi masalah,
dan merumuskan tujuan interaksi.

 Tahap Kerja:

Tahap ini merupakan inti proses komunikasi terapeutik. Dalam tahap ini perawat dituntut
untuk dapat membantu klien menyampaikan perasaan dan pikirannya, lalu menganalisis
pesan yang disampaikan serta respon pasien dan mendefinisikan masalah yang dihadapi
pasien serta mencari pemecahan masalahnya.

 Tahap Terminasi:

Tahap ini dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara
merupakan akhir sesi pertemuan dimana perawat dan pasien masih akan bertemu kembali di
sesi pertemuan lain. Terminasi akhir dilakukan perawat setelah semua proses keperawatan
telah selesai dilaksanakan. Dalam tahap ini perawat mengevaluasi pencapaian tujuan
interaksi, serta tindak lanjutnya (untuk terminasi sementara).

Demikian penjelasan terkait Komunikasi terapeutik dalam keperawatan.

Artikel Komunikasi Lainnya

 Cabang Ilmu Komunikasi


 Prinsip-Prinsip Komunikasi
 Teori Dramaturgi
 Teori Fenomenologi
 Teori Spiral Keheningan
 Teori Agenda Setting
 Efek Media Sosial
 Media Komunikasi Modern
 Teori Komunikasi Antar Pribadi
 Teori Komunikasi Organisasi

Anda mungkin juga menyukai