Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SIK III

“Sejarah Perkembangan Epidemiologi”

Dosen Pengampu :
Sugih Wijayanti, S.Kp, Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
Muhammad Rifqi Aufa Daffa
(P1337437118003)

Kelas 2A

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2020
PEMBAHASAN
SEJARAH PERKEMBANGAN EPIDEMIOLOGI

1. Pengertian Epidemiologi
Kata epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos
berarti penduduk, dan logos berarti ilmu. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian pada masa kini epidemiologi adalah suatu cabang ilmu
kesehatan untuk menganalisa distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan
berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu dengan tujuan untuk
melakukan pencegahan dan penanggulangannya. Tidak hanya mempelajari tentang
distribusi dan faktor-faktor penentu dari penyakit-penyakit saja melainkan meliputi
segala macam persoalan kesehatan, termasuk juga evaluasi program-program pelayanan
kesehatan
Seiring perkembangan epidemiologi, teori-teori dari para ahli pun juga semakin
bervariasi dalam batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para
pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah:
a. Menurut WHO
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari
peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang
menimpa sekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut.
b. Last (1988)
Epidemiologi mempelajari penyebaran dan penentu dari keadaan-keadaan dan
peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan
penerapannya dari hasil-hasil studi tersebut untuk penanggulangan masalah-masalah
kesehatan.
c. Greenwood (1934)
Mengatakan bahwa epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala
macam kejadian yang mengenai kelompok (herd) penduduk. kelebihannya adalah
adanya penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu
penyakit.
d. Wade Hampton Frost (1972)
Mendefinisikan epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena
massal (mass phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural
history) penyakit menular. Disini tampak bahwa pada waktu itu perhatian
epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai
masyarakat atau massa.
e. Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989)
Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada
populasi manusia.
f. Abdel R. Omran (1974)
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta
akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
g. Hirsch (1883)
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis
penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan
dengan kondisi eksternal
h. Robert H. Fletcher (1991)
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan
determinan penyakit dalam populasi.
i. Lilienfeld (1977)
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan
dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan
populasi.
j. Moris (1964)
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu
penduduk.
k. Center Of Disease Control (CDC) 2002
Definisi epidemiologi menurut cdc 2002, last 2001, gordis 2000 menyatakan
bahwa epidemiologi adalah “studi yang mempelajari distribusi dan determinan
penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk
pengendalian masalah–masalah kesehatan”.

2. Tujuan Epidemiologi
Tujuan epidemiologi adalah untuk :
a. Menggambarkan status kesehatan populasi;
b. Menentukan sebab masalah kesehatan;
c. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit;
d. Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan;
e. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi;
f. Menanggulangi masalah kesehatan yang terjadi dengan tindakan pencegahan atau
pengobatan.

3. Kegunaan Epidemiologi
Kegunaan Epidemiologi menurut Last pada tahun 1987 yaitu:
a. Penelitian sejarah (apakah kesehatan masyarakat membaik atau menjadi lebih
buruk?);
b. Diagnosis komunitas (masalah kesehatan yang aktual dan yang potensial?);
c. Kerjanya pelayanan kesehatan (efficacy, effectiveness, efficiency);
d. Resiko individual dan peluang (actuarial risks, penilaian bahaya kesehatan);
e. Melengkapi gambaran klinik (penampilan penyakit yang berbeda);
f. Identifikasi sindroma (“Lumping and Spitting);
g. Mencari penyebab (Case control and cohort studies);
h. Mengevaluasi simptomps dan tanda-tanda;
i. Analisis keputusan klinis.

4. Sejarah Perkembangan Epidemiologi


Dari catatan sejarah yang terkumpul menunjukkan bahwa epidemiologi tidak
berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu da peristiwa, seperti kedokteran,
kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi, sosiologi, ekonomi, statistik, fisika,
kimia, biologi molekuler, dan teknologi komputer, telah mempengaruhi perkembangan
teori dan metode epidemiologi. Demikian pula peristiwa besar seperti “The Black Death
(wabah sampar), pandemi cacar, revolusi industry (dengan penyakit okupasi), pandemi
Influenza Spanyol (The Great Influenza) merupakan beberapa contoh peristiwa
epidemiologis yang mempengaruhi filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara
mengatasi masalah kesehatan populasi.
Cara orang memandang penyakit, penyebab terjadinya penyakit, dan upaya untuk
mengendalikannya, bisa dirunut ke belakang telah dimulai sejak zaman kedokteran
Yunani kuno, lebih dari dua puluh empat abad yang lampau. Terdapat beberapa
teori/hipotesis yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit pada manusia seperti
diantaranya:
a. Empedocles (490-430 SM)
Empedocles adalah seorang filsuf pra-Socrates, dokter, sastrawan, dan orator
Yunani, yang tinggal di Agrigentum, sebuah kota di Sisilia. Empedocles adalah
penggagas teori “Kosmogenik Empat Elemen/Akar Klasik (Classical Roots): bumi,
api, air, dan udara”.
Di bagian lain puisi Empedocles menunjukkan, dia telah mempraktikkan
epidemiologi terapan. Pada masa itu penduduk sebuah kota dekat dengan Agrigentum,
yaitu Selinunta, tengah dilanda epidemi penyakit dengan gejala panas seperti malaria.
Empedocles mendeteksi, penyebabnya terletak pada genangan air dan rawa yang
berisi air terkontaminasi. Empedocles mengatasi masalah itu dengan membuka kanal
(terusan) dan mengosongkan genangan air ke laut. Dengan membuka dua sungai besar
dan menghubungkannya dengan laut, mengeringkan rawa, Empedocles berhasil
menurunkan epidemi yang menjangkiti penduduk Selinunta. Empedocles berhasil
membuat Selinunta sebuah kota sehat dengan sistem irigasi yang dibiayainya. Karya
sanitasi ini bisa dipandang sebagai Projek Kesehatan Masyarakat pertama di muka
bumi.
Selain itu juga Empedocles telah berkontribusi dalam membuat anjuran
pencegahan penyakit defisiensi genetik G6PD dalam sel darah merah di Sisilia dan
juga penyembuhan sampar di kota Athena dengan menggunakan api.
b. Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf dan ilmuwan Yunani yang berasal dari Stagira.
Dia berkontribusi bersama filsuf Yunani kuno lainnya dalam teori Humoralisme atau
Humorisme, yaitu teori yang menjelaskan bahwa tubuh manusia diisi atau dibentuk
oleh empat bahan dasar yang disebut humor/cairan (empedu hitam, empedu kuning,
flegma/lender, dan darah). Pada orang yang sehat, keempat humor berada dalam
keadaan seimbang. Sebaliknya semua penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan
humor, sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu dari keempat humor
itu. Defisit itu bisa disebabkan oleh uap yang dihirup atau diabsorbsi oleh tubuh.

c. Hippocrates (377-260 SM)


Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca- Socrates, yang
dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Hippocrates memberikan kontribusi besar
dengan konsep kausasi penyakit yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa
penyakit terjadi karena interaksi antara ‗host-agent-environment‘ (penjamu- agen-
lingkungan). Dalam bukunya yang "On Airs, Waters and Places" (―Tentang Udara,
Air, dan Tempat‖) yang diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates mengatakan,
penyakit terjadi karena kontak dengan jazad hidup, dan berhubungan dengan
lingkungan eksternal maupun internal seseorang.
Hippocrates mengemukakan teori miasma‘, bahwa suatu materi bisa
mengkontaminasi udara dan jika materi itu memasuki tubuh manusia, maka akan
terjadi penyakit. Miasma’ atau miasmata‘ berasal dari kata Yunani yang berarti
something dirty (sesuatu yang kotor) atau bad air (udara buruk).
Kontribusi terbesar dibidang epidemiologi yang diberikan Hippocrates adalah
observasi epidemiologi. Selain itu, Hippocrates juga membuat beberapa observasi
tentang perilaku manusia dalam populasi. Hal esensial dalam bidang epidemiologi,
menurut Hippocrates yang harus dimasukkan dalam observasi adalah bagaimana
suatu penyakit memengaruhi populasi dan cara penyakit menyebar.
d. Galen (131-201 M)
Menurut Galen, kesehatan dihasilkan dari keseimbangan humor, atau eukrasia.
Sebaliknya ketidakseimbangan humor, atau diskrasia, dipandang merupakan kausa
langsung semua penyakit.
Kemudian Galen juga mengemukakan suatu doktrin epidemiologi yang lebih
logis dan konsisten dengan menekankan teori bahwa beradanya suatu penyakit pada
kelompok penduduk tertentu dalam suatu jangka waktu tertentu (suatu generasi
tertentu) dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni:
1) Faktor Atmosfir (the atmospheric factor)
2) Faktor Internal (internal factor)
3) Factor Predisposisi (predisposing factor)

e. John Graunt (1620-1674 M)


Sedangkan John Graunt pada tahun 1603 di London sebuah laporan sistematis
tentang kematian telah dimulai dan disebut dengan “Bills of Mortality”. Ini adalah
suatu kontribusi besar untuk tetap melaporkan populasi dan memulai aspek
epidemiologi yaitu statistik yang vital.
Menggunakan data dan informasi yg telah dia kumpulkan, Graunt menulis sebuah
buku: Natural and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality. Graunt
memastikan informasi penting epidemiologi seperti seseorang mempunyai
kemungkinan yang lebih banyak untuk mati muda daripada mati tua, laki-laki lebih
cepat mati daripada wanita, dan lainnya. Graunt juga membagi mati dalam dua tipe,
yaitu akut dan kronis.

f. Antonio Van Leeuwenhoek (1632 – 1723 M)


Leeuwenhoek seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri dan
parasit, penemu spermatozoa. Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit
yang berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.
g. Bernadino Ramazzini (1633 – 1714 M)
Ia diberitahu oleh pekerja bahwa jika seseorang terus bekerja pada lingkungan itu
maka akan menjadi buta. Ramazzini memeriksa mata para pekerja setelah mereka
bekerja, hasilnya terjadi kemerah-merahan pd mata dan remang-remang.
Akhirnya dia mulai menulis buku tentang pengaruh area pekerjaan terhadap
kesehatan pekerja dan menyajikan dengan direlasikan dengan implikasi epidemiologi.
Buku itu berjudul ‘The Disease of Workers” dan telah diselesaikan pada tahun 1690
tetapi tidak di publis hingga 1703. Ramazzini juga disebut sebagai bapak atau penemu
dari kesehatan pekerja.

h. Dr. Edward Jenner (1749 – 1823)


Edward Jenner adalah penemu metode pencegahan cacar yang lebih aman, disebut
vaksinasi. Dr.Jenner melakukan penelitian pada laki-laki dan gadis pemerah susu
menderita cacar sapi dan tidak terkena penyakit cacar. Dr. Jenner membuat hubungan
zoonotik dan epidemiologis antara smallpox dan cowpox dan ingin melazimkan
penggunaan proses inokulasi. Menurut pengamatan Jenner, jika seseorang menderita
cowpox, ia tidak akan terkena smallpox bila terpajan. Cowpox ternyata memberikan
perlindungan terhadap smallppox.

i. William Farr (1807 – 1883 M)


William Farr yang merupakan kawan John Snow, adalah seorang ahli
demografi, ilmuwan aktuarial, ahli statistik kedokteran, pembuat teori epidemi,
reformis sosial, dan aktivis kemanusiaan. Farr memberikan dua buah kontribusi
penting bagi epidemiologi, yaitu mengembangkan sistem surveilans kesehatan
masyarakat, dan klasifikasi penyakit yang seragam. Dengan jabatan yang
diembannya, selama 40 tahun Farr mengembangkan sistem pengumpulan data rutin
statistik vital tentang jumlah dan penyebab kematian, dan menerapkan data tersebut
untuk mengevaluasi masalah kesehatan masyarakat, yang dewasa ini dikenal sebagai
surveilans kesehatan masyarakat. Karena kontribusi besar yang diberikan dalam
pengembangan surveilans modern, yaitu pengumpulan data rutin dan analisis data
statistik vital yang memudahkan studi epidemiologi dan upaya kesehatan
masyarakat, maka William Farr disebut sebagai Bapak Konsep Surveilans Modern.
Kontribusi Farr lainnya yang penting untuk epidemiologi adalah klasifikasi
penyakit dan kausa kematian yang seragam sehingga statistik vital yang dihasilkan
dapat diperbandingkan secara internasional.

j. John Snow (1813 – 1858 M)


Snow terkenal sebagai pelopor di bidang epidemiologi dan juga dikenal sebagai
pendiri anestesiologi. Di akhir karirnya, pada 1854 Snow melakukan dua investigasi
tentang kolera yakni investigasi outbreak kolera di distrik Soho, London dan
eksperimen alamiah (natural experiment) di London. Investigasi tersebut bertujuan
untuk menguji hipotesis bahwa kolera ditularkan melalui air yang terkontaminasi.

k. Louis Pasteur (1822-1895 M)


Louis Pasteur adalah ahli kimia dan mikrobiologi dari Perancis yang lahir di Dole.
Dia dikenang karena terobosannya monumental di bidang kausa dan pencegahan
penyakit. Pasteur menciptakan vaksin pertama untuk rabies, antraks, kolera, dan
beberapa penyakit lainnya. Selain vaksin, Pasteur (bersama dengan Claude Bernard)
dikenal oleh masyarakat luas karena menemukan metode untuk membunuh
bakteri dalam susu dan anggur dengan pemanasan sehingga tidak menyebabkan
penyakit pada 1862 yang disebut pasteurisasi.

l. Robert Koch (1843-1910 M)


Robert Koch adalah serorang ahli bakteriologi Jerman yang menemukan bakteri
dan mikroorganisme penyebab berbagai penyakit infeksi, meliputi antraks (1876),
infeksi luka (1878), tuberkulosis (1882), konjunktivitis (1883), kolera (1884), dan
beberapa lainnya.
Pada 1890 Robert Koch dan Friedrich Loeffler pada 1884 merancang empat
kriteria untuk menentukan hubungan kausal antara suatu mikroba kausal dan
penyakit, disebut Postulat Koch. Koch menerapkan postulat itu untuk menentukan
etiologi antraks, tuberkulosis, dan penyakit lainnya. Postulat ini masih digunakan
dewasa ini untuk membantu menentukan apakah suatu penyakit yang baru
ditemukan disebabkan oleh mikroorganisme.
m. Ilya Ilyich Mechnikov (1845-1916 M)
Ilya Ilyich Mechnikov adalah seorang ahli biologi, zoologi, protozoologi, dan
fisiologi Rusia, lahir di Ivanovka dekat Kharkoff, Rusia/Ukraina. Mechnikov dikenal
sebagai perintis riset sistem imun dan penerima Hadiah Nobel bidang Kedokteran pada
1908 bersama dengan Paul Ehrlich untuk karyanya dalam riset imunologi, khususnya
penemuan fagositosis. Fagositosis merupakan suatu mekanisme di mana sel darah
putih tertentu menelan dan menghancurkan materi seperti bakteri. Mechnikov yakin
dengan teorinya bahwa fagositosis memiliki fungsi protektif tubuh untuk melindungi
diri dari organisme penyebab penyakit.
Di kemudian hari dalam masa hidupnya pada 1903 Mechnikov
memperkenalkan gerontologi, yaitu ilmu tentang penuaan dan umur panjang. Dia
tertarik untuk mempelajari efek nutrisi terhadap penuaan dan kesehatan. Dia
mempelajari flora di dalam usus manusia. Mechnikov mengemukakan teori bahwa
senilitas (penuaan) disebabkan oleh bakteri toksik di dalam usus dan bahwa asam laktat
bisa memperpanjang usia. Jadi untuk mencegah multiplikasi organisme itu dia
menyarankan suatu diet yang berisi susu yang difermentasi bakteri, sehingga
menghasilkan sejumlah besar asam laktat.

n. Emile Durkheim (1858-1917) dan Alfred Yankauer (Epidemiologi Sosial)


Emile Durkheim merampungkan studinya yang terperinci mengenai bunuh diri
dihubungkan dgn psikopatologis, ras, hereditas, iklim, musim, perilaku, faktor-faktor
egoistik, alturism, anomie, dan fenomena sosial lainnya. Hasil penelitiannya
dibukukan dengan judul “Suicide: A Study In Sociology” yang merupakan contoh awal
epidemiologi sosial.
Namun nama epidemiologi sosial pertama kali dikemukakan oleh Alfred
Yankauer pada pertengahan abad ke-20. Epidemiologi sosial pertama kali muncul
dalam artikel Alfred yankauer yang diterbitkan dalam American Socological Review
tahun 1950 “The Relationship Of Fetal And Infant Mortality To Residential
Segregation: An Inquiry Into Social Epidemiology”.
o. Richard Doll (1912-2004 M)
Richard Doll, lengkapnya Sir William Richard Shaboe Doll, adalah
seorang dokter, ahli fisiologi, dan ahli epidemiologi terkemuka di Inggris. Pada 1948,
mentornya yakni Professor Austin Bradford Hill memintanya bergabung untuk
mengivestigasi kanker paru dan berhasil membuktikan bahwa merokok dapat
menyebabkan kanker paru dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

p. Richard Peto (1943-…)


Richard Peto, lengkapnya Sir Richard Peto, adalah Profesor Statistik Kedokteran
dan Epidemiologi pada Universitas Oxford. Pada 1989 diangkat sebagai Fellow of
the Royal Society karena kontribusinya dalam pengembangkan meta-analisis. Meta-
analisis merupakan sebuah studi epidemiologi yang menggabungkan hasil-hasil dari
sejumlah eksperimen serupa untuk mendapatkan sebuah penilaian yang dapat
diandalkan (reliabel, konsisten) tentang efek dari suatu pengobatan. Peto
diangkat sebagai Knight Commander of the Order of the British Empire (KBE) pada
1999 atas jasanya kepada epidemiologi dan pencegahan kanker. Perjalanan panjang
The British Doctors Study tentang merokok dan kanker paru diteruskan oleh Richard
Peto dengan studi tentang penyakit kardiovaskuler dalam Heart Protection Study.

q. Sacket, Haynes, Guyatt, Tugwell (1991 M)


Pada tahun 1991, Sacket, Haynes, Guyatt, Tugwell menjadi penggagas
epidemiologi klinik dan evidence-based medicine working group (1992) dari Kanada
dan Amerika Serikat. Mereka memperkenalkan konsep EBM (evidence-based
medicine). EBM menyediakan metode-metode untuk memilah-milah informasi yang
bernilai tinggi untuk mengoptimalkan intervensi yang diberikan klinisi kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Kanaka, Kemalninda. 2017. “Makalah Sejarah Perkembangan Epidemiologi Lengkap”.


Diakses dari http://kemalnindakanaka.blogspot.com/2017/06/makalah-sejarah-
perkembangan.html pada tanggal 20 Januari 2020 pukul 19.06 WIB.
Murti, Bhisma. “Sejarah Epidemiologi”. Surakarta: Institute of Health Economic and
Policy Studies (IHEPS), Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Ridwan, Arsunan, Zulkifli, dkk. 2011. Modul Epidemiologi Dasar. Diakses dari
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/868/Modul%20Prinsip
%20Epidemiologi.pdf pada tanggal 20 Januari 2020 pukul 19.15 WIB.

Anda mungkin juga menyukai