PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tingkat wacana maupun aras gerakan sosial politik. Sebagai suatu sistem
menjadi sebuah hal yang bearti dan nyata dalam mengatasi masalah sosial
1
234). Kemampuan untuk memilih diantara pemimpin-pemimpin politik
pada masa pemilihan inilah yang disebut demokrasi. Jadi dengan kata lain
harus tetap dibingkai oleh etika normatif yang mengarah pada terjadinya
equlibrium sosial.
yang memiliki aturan main yang jelas sehingga orang yang memiliki
kekuatan tidak menindas orang yang lemah. Ini dapat terjadi kalau ada
hukum yang mengatur segala bentuk permainan, baik politik, ekonomi dan
atau kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk melakukan
sosial dalam segala tingkat dan kapasitas. Dengan kata lain, baik itu
hormat dan tunduk kepada hukum ( aturan main). Barang siapa yang
2
memanipulasi aturan main dapat ditindak melalui lembaga peradilan tanpa
pandang bulu.
Hal itu disebabkan beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor
Adapun faktor ekternnya antara lain dan ini yang paling dominan adalah
baik ditingkat wacana maupun dalam bentuk gerakan sosial dan politik.
Kedua faktor di atas telah berjalan sekian lama secara dialektis dan menuai
baru.
demokrasi bukanlah sebuah wacana, pola pikir, atau perilaku politik yang
dapat dibangun sekali jadi, bukan pula “barang instan” . Demokrasi sekali
3
kesejahteraan, menegakkan keadilan, baik secara sosial, ekonomi, maupun
4
integral yang tidak dipisahkan dan harus dimiliki oleh setiap anggota dan
berangkat dari asumsi dan prinsip antara lain 1) Ilmu Pengetahuan harus
tentang Tuhan/Agama.
mengurusi organisasi.
dapat untuk belajar pagi para pelajar Muhamamdiyah untuk melatih diri
5
Organisasi tidak hanya semata-mata melatih dan mengembangkan
soft skill yang ada di dalam diri sendiri, melainkan mengikuti organisasi
ini sesuai dengan aturan dasar dan aturan rumah tangga dari setiap
Muhammadiyah 1 Purwokerto “
B. Rumusan Masalah
Pelajar Muhammadiyah ?
6
3. Bagaimana upaya masalah-masalah penerapan Pendidikan Demokrasi
C. Tujuan Penelitian
Muhamamdiyah 1 Purwokerto.
Muhammadiyah 1 Purwokerto
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
7
2. Manfaat Praktis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Demokrasi
1. Pengertian Demokrasi
kompetisi para elite dalam meraih suara, multipartai, prularisme, sosial dan
9
demokrasi memiliki prinsip kembar sebagai kontorl rakyar atas proses
secara keselurhan anggota dan dalam hal ini semua anggota memiliki hak
hal bahwa demokrasi itu adalah sebagai konsep perspektif atau deskriptif;
10
Menurut Joseph Schumpeter, demokrasi merupakan persiapan dalam
yang dapat dilakukan oleh rakyat hanyalah memilih para elite representatif
memberikan alasan yang jelas tentang elite politik yang bersaing dalam
meraih suara terbanyak. Hal itu lebih pantas disebut sebagai demokrasi
daripada puralisme elite. Selain itu, dia membawa konsep demokrasi pada
11
demokratis apabila pemerintahannya terbentuk atas kehendak rakyat yang
orang-orang yang akan menduduki jabatan publik serta hak-hak politis dan
demokrasi, yaitu: (1) empirisme rasional; (2) penekanan pada individu; (3)
kekuasaan; (6) penekanan pada cara; (7) musyawarah dan mufakat dalam
liberalisasi dan lebih bersifat polits. Dengan definisi tersebut, Juan J. Linz
dan Alfred Stepan mengemukakan kriteria pokok yang ada dalam suatu
sistem politik agar disebut sebagai demokrasi, secara lebih empiris, yaitu
sebagai berikut.
12
“ Kebebasan hukum dalam merumuskan dan mendukung
alternatif-alternatif politik dengan hak yang sesuai dalam
kebebasan untuk berserikat,berbicara, dan kebebasan dasar lain
bagi setiap orang; persaingan yang bebas dan antikekerasan
antar pemimpin dengan keabsahan periodik bagi mereka dalam
memegang pemerintahan dengan menyandang seluruh jabatan
politik yang efektif dalam proses demokrasi, dan hak untuk
berperan serta bagi semua anggota masyarakat politik, apa pun
pilihan politik mereka. Secara praktis, hal ini bearti kebebasan
dalam mendirikan partai-partai politik dan menyelenggrakan
pemilihan umum yang bebas dan jujur untuk jangka waktu
tertentu tanpa menyingkirkan jabatan politis efektif apa pun dari
akuntabilitas pemilihan yang dilakukan secara langsung ataupun
tidak langsung.
2. Prinsip-Prinsip Demokrasi
13
a) Berlandaskan pada etika dan nilai-nilai demokrasi yang berlaku
kehidupan demokrasi
pada konstitusi
“ The two elements in our criterion both point to democracy. The first
signifies not only more numerous and more varied points of shared
common intereset, but greater reliance upon the recognition of mutual
interestas a factor in social control. the second means not only freer
interaction beetwen social group (once isolated so far as intention
could keep up a separation) but change in social habit-its continuous
readjustment through meeting the new situations produced by varied
intercourse. and these two traits are precisely what characterize the
democratically constituted society”.
Gagasan tersebut menjelaskan bahwa masyarakat yang dibentuk
14
suatu faktor kontrol sosial, tidak hanya pada kepentingan bersama
rasional, adil dan selalu bersikap jujur, sehingga dapat terwujudnya Negara
3. Nilai-Nilai Demokrasi
15
sangat penting untuk tegaknya demokrasi di suatu negara. Nilai-Nilai dan
berikut :
a) Toleransi
g) Saling menghargai
(Taniredja, 2014: 63) nilai yang penting dalam demokrasi yaitu “kemauan
dan ketundukan kepada rule of low yang pada akhirnya dapat menjamin
16
nilai demokrasi yang melekat didalamnya seperti adanya kebebasan
protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja yang absolut, hal
dalam Jurnal Filsafat, nilai yang mendasari demokrasi bagi Hatta antara
lain :
17
pemimpin maupun dalam setiap penagmbilan kebijakan oleh para
pemimpin itu.
4. Model-Model Demokrasi
18
mungkin meragukan apakah hal ini merupakan suatu bentuk
pembahasan ini.
bearti bahwa Barat sudah berapa pada posisi yang tepat untuk
Barat dan karena alasan inilah maka atena merupakan titik tolak
yang bermanfaat.
19
politik serta pembuat undang-undang dan peraturan-peraturan
secara lauak dan hanya bisa hidup secara terhormat dalam dan
20
kewarganegaran terhadap “republik” terhadap masalah-masalah
ide-ide republik.
konseo itu tidak lagi dipandang sebagai suatu cara untuk pemenuhan
21
semata-mata bergantung pada keterlibatan politik satu kelompok
tunggal itu yang bisa memajukan jenis budaya politik sebagai tempat
22
pegawai terpilih” (Skinner;1989;105). “Pemerintah” seperti itu harus
23
Meskipun akan merupakan suatu kesalahan untuk menegaskan
pada akhir abad ke-16, ketika nampak jelas bahwa agama telah
24
kekuasaan memaksa dalam rangka memberikan suatu jaminan yang
25
produksi mengabaikan atau terlalu meremehkan sumbangan bentuk-
dominasi negara.
B. Tinjaun Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
26
Bangsa Jerman melihat mendidikan sebagai Erziehung yang setara
27
bagi manusia pada umumnya, pendidikan berlangsung sejak 25
sepanjang zaman.
Negara.
karena antara satu definisi dengan definisi yang lain sering terjadi
28
pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-
2. Pendidikan Demokrasi
29
yang dapat dilaksanakan melalui pendidikan baik formal, nonformal
Budimansyah (2012;232):
30
dapat dilakukan dengan cara pemeliharaan tradisi demokrasi yang
31
berpatisipasi secara efektif dalam kehidupan bermasyarakat,
perbedaan.
32
kepercayaan, dan kebudayaan orang-orang lain, penghormatan pada
nilai dan sikap demokratis nantinya akan berguna bagi dirinya untuk
prinsip, sikap, dan ketrampilan demokrasi dalam diri warga negara melalui
33
yang bermakna bagi peningkatan kualitas demokrasi dalam bermasyarakat,
(well-informed).
34
Selama orde pemerintahan Soekarno, pendidikan demokrasi
Pancasila.
2018: 36)
adalah bagian dari pendidikan yang baik secara umum. Berkenaan dengan
35
itu perlu dikembangkanya model School-Based Democracy yang dapat
a. Perhatian yang cermat diberikan pada the root and branches of the
siswa memiliki wawasan yang luas tentang aneka ragam sistem sosial
36
Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Implementasi konsep,
Demokrasi.
37
b) Community Based Democracy Education
mengarah pada usaha menjawab tantangan dan peluang yang ada dalam
Pendidikan tidak hanya dilaksanakan pada jalur formal akan tetapi juga
20 tahun 2003 Pasal 13 ayat (1) “ Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan
memperkaya”.
38
dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas
yaitu pendidikan yang diberikan di dalam keluarga sejak dini, peran utama
dalam pendidikan keluarga yaitu orang tua dimana orang tua harus
emosional.
serta lembaga nonformal lainya, tetapi juga harus didasari dari pendidikan
39
pemahaman tentang suatu hak dan kewajibanya sebagai warga negara
40
Setelah tahun 1947, berdirinya kantong-kantong pelajar
41
kaitannya dengan sebuah background politik umat Islam secara
(HMI)
Indonesia (GPII)
bertahan lama, karena pada tahun 1948 PSII keluar dari Masyui yang
42
dan Nasyiatul ‘Aisyiyah, yang cukup bisa mengakomodasikan
43
memberi kesempatan dan menyerahkan kompetensi pembentukan
44
setiap sekolah Muhammadiyah. Berdirinya Pimpinan IPM di
pemerintah.
45
PII yang tetap tidak mamu mengakui Pancasila sebagai satu-satunya
asas organisasinya.
organisasi ini yang tidak hanya menjangkau pelajar, tetapi juga basis
46
Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Se-Kecamatan Depok
Kecamatan Depok.
2. Di dalam artikel yang ditulis oleh Jailani, S.H,. M.H dengan judul
47
memperoleh sikap demokratis yang memahami persamaan antara
E. Pertanyaan Penelitian
Pelajar Muhammadiyah ?
Muhammadiyah ?
Pelajar Muhammadiyah ?
48
8. Bagaimana Upaya untuk mengatasi hambatan pendidikan
49
F. Kerangka Berpikir
Pendidikan demokrasi
Budaya Demokrasi
Toleransi
G.
Nilai Pendidikan Demokrasi
H.
Sistem Tradisi
Organisasi
I. Gambar yang demokratis
2.1 Kerangka berpikir
50
BAB III
METODE PENELETIAN
A. Pendekatan Penelitian
51
Mulyana ( 2008; 202) studi kasus ini dalam analisnya dikombinasikan
dengan teori dan riset yang relevan, dan dalam merancang strategi yang
dalam kasus.
B. Penentuan Informan
dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga
tecnihque, unit sampel yang dipilih makin lama makin terarah sejalan
52
pertimbangan data yang telah didapat dari informan awal. Sehingga data
memberikan informasi lengkap dan akurat. Hal itu sesuai dengan pendapat
dihayatinya.
informasi.
“kemasanya” sendiri.
narasumber.
berbagai informan baik yang lama maupun yang baru, tidak memberikan
53
Menurut Spradley (2006:68) mengidentifikasikan lima persyaratan
1. Enkulturasi penuh
2. Keterlibatan langsung
5. Non-analitis
informan apabila data yang didapat dirasa sudah cukup akurat untuk
dianalisis.
54
C. Lokasi dan Informan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
laporan penelitian.
3. Informan Penelitian
1 Purwokerto
D. Sumber Data
55
cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
1. Data Primer
Data Primer adalah “Data yang hanya kita peroleh dari sumber asli
informan, yaitu orang yang dijadikan sebagai obyek penelitian atau sarana
Kepala Departemennya.
2. Data Sekunder
dengan berbagai cara dan teknik. Dalam Penelitian ini teknik pengumpulan
1. Observarsi
56
teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian
Pelajar Muhammadiyah.
2. Wawancara
mendapatkan informasi.
57
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
2016:231).
mendalam.
58
3. Studi Dokumentasi
4. Studi Literatur.
mempelajari sejumlah literatur yang berupa buku, jurnal, surat kabar dan
59
sumber-sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi-
Muhammadiyah.
F. Validitas Data
1. Triangulasi
sumber data yang telah ada (Sugiyono,2008: 330). Hal ini digunkan
check dilakukan disetiap akhir kegiatan wawancara, dalam hal ini peneliti
60
berusaha mengulangi kembali garis besar hasil wawancara berdasarkan
G. Analisis Data ‘
sesudah di lapangan.
lapangan.
Muhammadiyah 1 Purwokerto
61
membahas laporan penelitian mengenai Penerapan Pendidikan
Muhammadiyah 1 Purwokerto
Data
Collection
Data Dislay
Data
reduction
Conclusions :
Drawing/verifying
(Sugiyono 2016:247)
62
Selanjutnya Sugiyono ( 2016:247-253) menjelaskan komponen
dan sejenisnya.
63
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
64
BAB IV
Visi :
Misi :
65
4. Menyelenggarakan Pendidikan Tahfidzul Qur’an, Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris
ruangan tersebut terdapat foto Presiden beserta Wakil Presiden serta ada
ektrakulikuler yang menunjang Soft Skill dari peserta didik berupa Ikatan
Pelajar Muhammadiyah.
tahun 1951 dimana tujuan IPM untuk menjadi wadah peserta didik
berproses dan belajar mengenai sebuah organisasi dan ilmu yang dapat
66
dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar yang ingin melakukan
Muhammadiyah.
lakukan oleh peserta didik jikalau ingin menjadi pengurus Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Purwokerto.
dilakukan selama satu periode lebih tepatnya dari bulan Oktober hingga
67
kepengurusan yang selanjutnya memfokuskan kepada ujian sekolah dan
ujian nasional.
68
l. Sekretaris Bidang Keorganisasi : Naswa Inezya Aurelia
Rezita Anjani
Atta Muyassar
Bagus NurFaizin
Indra Kurniawan
sebagai berikut :
pengembangan program
69
b) Mengembangkan fungsi pertemuan / rapat pimpinan guna
70
d. Program Kerja Bidang Kaderisasi dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia ( KPSDM)
PC) IPM
a) Membuat Mading
b) Melaksanakan Penghijaun
c) Kegiatan literasi
71
b) Muharrom
c) Isra’ Mi’raj
e) Bakti Sosial
a) Education Fair
d) Fashion Show
a) Keputrian
j. Bidang Organisasi
72
B. Deskripsi Hasil Penelitian
suatu organisasi yang menjadi wadah bagi peserta didik di dalam SMP
peserta didik untuk berproses, ada hal lain yang diungkap mengenai IPM
ini merupakan suatu organisasi intra sekolah yang ada di dalam ortom
73
Muhammadiyah SMP Muhammadiyah 1 Purwokerto ( 32 tahun, Ruang
bahwa:
74
Berdasarkan hasil wawancara dan beberapa pembahasan mengenai
Dalam hal ini bisa terjadi di dalam organisasi untuk sistem regenerasi
besar untuk mengemban suatu amanah yang telah diberikan kepada calon
Muhammadiyah 1 Purwokerto.
mengungkapkan bahwasanya;
75
jauh, ketika ada calon peserta didik yang tidak bisa menempuh
jarak tersebut maka tidak bisa menjadi pengurus periode
selanjutnya”
Berkaitan dengan hal tersebut di dalam Ikatan Pelajar
umum, Aktif di dalam kelas dan lain sebagainya. Kegiatan yang tidak
terlihat sepeti halnya memiliki rasa yang empati kepada sesama pengurus
ataupun teman, rasa jujur, mental yang berani dan masih banyak hal yang
lainnya.
di kancah organisasi pemuda. Maka dari itu untuk hal ini untuk
76
penerapan pendidikan demokrasi sudah bisa diterapkan pada organisasi
ini sejak zaman setelah merdeka hingga zaman reformasi ini. Hasil
bahwasanya:
tahapan yakni :
77
Pendidikan Kewarganegaraan diketahui sebagai suatu pendidikan
dimensi dimensi atau bidang yang ada didalamnya maka dari itu kajian
pendidikan demokrasi.
78
Berdasarkan hal tersebut terdapat suatu pernyataan yang diberikan
mengungkapkan bahwa :
Muhammadiyah
79
Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang ada di Kabupaten
mengemukakan bahwasanya :
80
Adapaun pernyataan yang sama dari hasil wawancara dengan
81
Purwokerto tersebut berupa pemilihan ketua Ikatan Pelajar
diikuti oleh seluruh elemen yang ada di dalam sekolah tidak membeda-
bedakan antara Kepala Sekolah, Guru dan Peserta didiknya. Untuk calon
yang lainnya dan guru dengan menyampaikan beberapa gagasan visi dan
efisien dalam waktu untuk menentukan ketua, lebih terbuka dan adil
dikarenakan setiap elemen yang ada di sekolah ini bisa memilih calon-
82
musyawarah di dalam persidangan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang
demokrasi yang ada di dalam IPM ini yakni melalui Pemilihan Umum(
83
baru untuk periode selanjutnya beserta calon-calon kepala bidang yang
Muhammadiyah 1 Purwokerto
a. Faktor Internal
organisasinya
84
mengakitbakan tidak bergulirnya sebuah proses kehidupan, baik di dalam
setiap individu di dalam hal kegiatan rapat IPM yang sudah ditentukan
kesepakatan bersama.
85
.Sejatinya untuk kegiatan rapat rutinan yang sudah ditentukan
Putra selaku ketua umum dan Lutfi selaku ketua bidang IPM ( 16 tahun,
rapat internal ini hanya beberapa orang dari jumlah keselurhan jumlah
86
menyampaikan laporan pertanggungjawaban di depan forum
b. Faktor Ekternal
87
organisasi dalam bentuk kegiatan. Hambatan itu seperti contohnya tidak
88
Hasil wawancara dengan Pembina Ikatan Pelajar Muhamamdiyah
Muhammadiyah 1 Purwokerto
meliputi:
89
a. Kelurga
dalam kelugaga.
pernyataanya :
berpendapat bahwasanya :
90
menekankan lagi perannya untuk memberikan sedikit
gambaran terkait pendidikan demokrasi”
b. Lingkungan Sekolah
kegiatan. Hal ini juga adanya suatu pernyataan yang timbul kepada
91
“ Keterlibatan Kepala Sekolah dalam hal penerapan
pendidikan demokrasi sangatlah penting dikarenkan organisasi
ini masih dibawah naungan kepala sekolah. Ketika peran
kepala sekolah tidak ada sama sekali, maka untuk penerapan
pendidikan demokrasi ini akan tidak berjalan dengan
semestinya.”
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh ketua umum Ikatan
yang ada di dalam organisasi ini, Ada hal selain itu yakni suatu peranan
92
Upaya yang harus dilakukan dalam setiap individu ataupun peserta
didik untuk memajukan roda organisasi ini berkembang dan aktif dalam
Purwokerto bahwasanya :
93
Setelah melakukan beberapan wawancara dengan Pembina Ikatan
Muhammadiyah 1 Purwokerto.
dan benar.
94
c. Lingkungan Masyarakat di sekitar sekolah
kegiatan IPM.
95
Dalam hasil wawancara dengan Zaenal Arifin selaku ketua umum
bahwa :
satu sama lain tetapi untuk hal yang dapat memberikan dampak positif
96
C. Pembahasan
melalui PEMILU .
97
suatu organisasi diantaranya adalah: 1) Hak asasi setiap warga negara
98
seluruh komponen elemen yang ada di dalam sekolah tersebut dalam
berbagai aspek antara lain yaitu aspek politik dan sosial. Sebagai hasil
organisasi ini, dalam hal ini ada penerapan lain dalam hal pendidikan
Musyawarah untuk mufakat pada dasarnya salah satu ciri khas dari
99
bangsa Indonesia. Kesesuaian akan hukum tersebut tidak lagi
digunakan dan bukan menjadi budaya oleh kelompok tertentu saat ini.
100
pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut ada beberapa ciri-ciri
mufakat
terlalu panas dan berjabat tangan setelah acara musyawarah dalam rapat
selesai.
101
dengan semestinya, melihat hasil penelitian yang sudah dilakukan
mufakat.
102
i. Anggota rapat Ikatan Pelajar Muhamamdiyah sebagian masih
musyawarah mufakat.
nyata untuk aktif sebagai warga negara, artinya bawah jika warganegara
Hak. Maka bukanlah hal yang baru atau asing bagi setiap organisasi-
103
heran jika organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah ranting SMP
104
Berdasarkan hasil penjelasan diatas dapat diambil simpulan
yang dilakukan secara rutin akan tetapi juga telah dilaksanakan praktik
Sederhana.
yaitu pemerintah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat belum
telah berakar dalam pergaulan hidup kita, Bangsa Indonesia sudah sejak
105
dahulu telah mempraktekan ide tentang demokrasi meskipun masih
sederhana dan bukan dalam tingkat kenegaraan. Oleh karena itu, tidak
menjadi sebuah hal asing apabila setiap individu yang ada didalam
sekolah ini masih cukup sederhana, untuk itu dapat dilihat dari prosesei
seseorang yang lebih tua daripada lainnya. Suatu keadaan seperti ini
kalau hanya dilihat dari segi lebih tua di dalam sekolah ini. Calon
106
Hatta ( 2018;47) mempunyai pandangan bahwa berdasarkan analisis
107
pada sebuah praktuk demokrasi dalam aspek politik akan tetapi tidak
praktik demokrasi dalam aspek sosial yang ada dalam organisasi ini
didukung oleh sifat dan jiwa setiap individu yang demokratis pula,
warga negara atau setiap individu yang memiliki watak dan jiwa
yang tidak ada seseorang yang lebih superior atas yang lain.
108
b. Memiliki keinginan dan berkomunikasi tentang berbagai perbedaan
109
satu upaya yang peling mendidik, pendidikan informal merupakan
pendidikan awal yang diberikan sejak dini melalu pemahaman hak dan
perkembangan emosional.
peran pendidikan secara formal yaitu sekolah itu sendiri yang bertujuan
110
“ Pendidikan demokrasi dapat dilihat sebagai suatu proses
memberikan kesempatan pada siswa guna mempraktekan
kehidupan yang demokratis baik di kelas, sekolah, masyarakat,
dengan tujuan agar para siswa memahami bagaimana proses
politik suatu Negara berlangsing sehinngga mampu
berpatisipasi serta aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”
secara formal.
sosialisasi untuk membentuk sifat dan karakter setiap individu yang ada
111
demokrasi dilakukan secara rutin dilakukan oleh cabang setiap
bernegara.
Demokrasi KPU ini merupakan sarana yang dibuat dengan tujuan untuk
112
praktik kehidupan berorganisasi yang secara demokratis dan setiap
Pendidikan yang diberikan oleh KPU ini juga harus disertai sikap
demokrasi pada setiap individu yang ada di dalam IPM dapat dipahami
113