Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatanmerupakan sektor yang sangat cepat berkembangnya.Hazard yang timbul dari
aktifitas ini sangat beragam,seperti needlestick injries,back injuries, lartex allergy,violence dan stress.
Walaupun hal ini sangat mungkin di cegah namun kejadian injury dan infeksi tetap saja masih bisa
terjadi. Upaya pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan berkala selama berkerja belum
banyak di lakuakan.
Kesehata dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu program yang di buat sebagai upaya mencegah
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal – hal yang
berpotensimenimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya Penanganan faktor potensi
bahaya yang terdapat di rumah sakit serta metode penembangan program kesehatan dan keselamatan
kerja perlu di laksanakan.
Dalam Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang – Undang No.1
tahun 1970 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
baik dari kesehatan maupun keselamatan dari pekerja itu sendiri.\Standar Pelayanan Kesehatan
Kerja di Rumah Sakit Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti tercantum
pada pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009 dan peraturan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi RI
No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. Adapun bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu
dilakukan, sebagai berikut :

a) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebekum kerja bagi pekerja.


b) Melakukan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada
pekerja di rumah sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya.
c) Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan di rumah sakit
d) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik pekerja
e) Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit
f) Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja rumah sakit yang akan pension atau pindah kerja
g) Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mengenai penularan infeksi terhadap
pekerja dan pasien
h) Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
i) Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja
(Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi)
j) Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja yang disampaikan kepada
Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
2) Standar pelayanan Keselamatan kerja di Rumah Sakit Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja
berkaitan erat dengan sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang
a)Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan.
b) Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap pekerja.
c) Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
d) Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air.
e) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja.
f) Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja.
g) Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat kerja dan pemilihan alat serta
pengadaannya terkait keselamatan/keamanan.
h) Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
i) Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran (MSPK).
j) Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja yang
disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja kerja rumah sakit

1. Latar Belakang
Dalam Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang – Undang
No.1 tahun 1970 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
baik dari kesehatan maupun keselamatan dari pekerja itu sendiri.

Rumah sakit termasuk kedalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan pada
masyarakat di rumah sakit.
Sejalan dengan Visi Departemen Depkes, yakni “Memandirikan Masyarakat untuk
Hidup Sehat“ maka salah satu strategi yang harus dilakukan adalah menciptakan tempat kerja
yang sehat dan aman sehingga terbentuk masyarakat pekerja yang sehat khususnya di fasilitas
kesehatan / rumah sakit. Hal tersebut tentu akan dapat meningkatkan mutu pelayanan pada
fasilitas kesehatan.
Pekerja di rumah sakit merupakan kelompok masyarakat yang dapat berperan dalam
mencapai hidup sehat oleh karena itu pekerja di rumah sakit merupakan sumber daya potensial
yang harus dibina agar menjadi produktif dan berkualitas. Namun dalam melakukan pelayanan
sehari-hari khususnya dalam lingkungan kerja banyak terpapar dengan berbagai faktor yang
dapat menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka, oleh sebab
itu perlu diantisipasi dengan baik dan benar.
Rumah Sakit Carolus Sumarecon Serpong merupakan rumah sakit umum yang memiliki
jumlah pekerja kurang lebih sekitar 300 pekerja termasuk dengan karyawan outsourching
dengan potensi bahaya yang berbeda-beda dari setiap pekerja. Melihat kondisi tersebut sudah
sewajarnya masyarakat pekerja rumah sakit di RS Carolus Summarecon Serpong menjadi
sasaran prioritas program keselamatan dan kesehatan kerja. Buku pedoman ini dibuat sebagai
acuan untuk pelaksanaan program Pengorganisasian unit kerja K3

2. Tujuan
2.1 Tujuan umum:
Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3 di RS sehingga tercipta
lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM rumah sakit serta aman
dan sehat bagi pasien,pengunjung pasien, masyarakat di lingkungan rumah sakit.
2.2 Tujuan Khusus:
2.2.1 Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen, pelaksana dan
pendukung program
2.2.2 Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja
2.2.3 Peningkatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit
2.2.4 Terciptanya tempat kerja yang aman, effisien dan produktif
2.2.5 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2.2.6 Meningkatnya kemampuan dalam pencegahan, pengendalian kebakaran dan
bencana
3. Landasan hukum

a. UU no. 50 thn 2012 tentang Kesehatan Kerja


b. KEPMENKES 1087 TAHUN 2010 STANDAR K3 RS
c. Undang – Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

d. KEPMENKES 432 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN K3 RS


e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transkop Nomor: PER.01/MEN1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan

f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.02/MEN/1992 tentang Tata CaraPenunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. : Per-04/MEN/1987 tentang PanitiaPembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan AhliKeselamatan Kerj
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.02/MEN/1980
Tentang:Pemeriksaan h. Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.03/MEN/1978tentang
Penunjukan dan Wewenang, Serta Kewajiban Pegawai PengawasKeselamatan dan Kesehatan
Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja
j. Undang – Undang No.1 tahun 1970

BAB II
GAMBARAN UMUM RS

1. Gambaran Umum
Rumah Sakit Sint Carolus Summarecon Serpong, memulai operasional sejak 20 Juli
2011, yang di awali sebagai RS Ibu dan Anak adalah merupakan bagian dari pelayanan
Kesehatan Sint Carolus yang berada di Jakarta. RS Sint Carolus memberikan pelayanan
kesehatan baik rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat dengan pemeriksaan
penunjang seperti Farmasi, Radiologi, laboratorium, Rekam Medik dan Rehabilitasi Medik.
Dan sejak 5 Januari 2015, Rumah Sakit Sint Carolus Summarecon Serpong sudah bisa
memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien pria. Rumah Sakit Carolus Summarecon
Serpong merupakan hasil kerja sama antara KSO Summarecon Serpong dan Pelayanan
Kesehatan St. Carolus. Rumah Sakit Carolus Sumarecon Serpong menempati lahan dengan
luas lebih dari 7.000 m2 dengan 66 kamar. Perhimpunan St. Carolus telah berpengalaman
dalam karya kesehatan selama 90 tahun melalui RS Carolus Salemba Jakarta dan jejaring
karya kesehatannya. Kerja sama penyelanggaraan rumah sakit ini bagian dari menghadirkan
pelayanan kesehatan yang optimal, holistik dan terpercaya di kawasan Serpong dan
sekitarnya.

2. Keadaan Sekitar
a. Tidak berada di daerah pegunungan, rawa atau danau
b. Tidak berada di daerah rawan banjir
c. Tidak berada di daerah perindustrian
d. Tidak berada di daerah perkampungan darurat yang padat penduduk
e. RS Carolus Sumarecon Serpong berdekatan dengan pemukiman penduduk dan
pemakaman umum

3. Perhubungan
a. Keadaan jalan menuju RS Carolus Summarecon Serpong baik dan beraspal
b. Dapat dilalui dengan jalan darat
c. Memiliki kendaraan yang befungsi sebagai ambulan dan kendaraan yang berfungsi
sebagai miik pribadi RS Carolus Summarecon Serpong

4. Standar Pelayanan RS Carolus Summarecon Serpong


Rumah Sakit Carolus Summarecon Serpong merupakan salah satu rumah sakit tipe C di
daerah Serpong, Tangerang. RS Carolus Summarecon Serpong memiliki standar pelayanan
sbagai berikut:
I. Pelayanan Medis:
a. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
b. Pelyanan Rawat Inap 24 jam
c. Poliklinik umum, spesialis dan sub spesialis
d. Pelayanan kamar operasi 24 jam
e. Pelayanan kamar bersalin 24 jam
f. Pelayanan perinatologi 24 jam
g. Pelayanan ICU 24 jam
h. General Medical Check Up
i. Pelayanan ambulance
II. Pelayanan Penunjang Medis:
a. Pelayanan Rekam Medik
b. Pelayanan Farmasi 24 jam
c. Pelayanan Laboratoium Klinik 24 jam
d. Pelayanan Fisioterapi
e. Pelyanan Radiologi 24 jam
f. Pelayanan Gizi 24 jam
g. Pelayanan Bimbingan Rohani (bagi yang bergama Khatolik)
III. Pelayanan Penunjang lain:
a. Pelayanan administrasi
b. Pelayanan Jenasah 24 jam
c. Pelyanan akte kelahiran
d. Pelayanan customer service
e. Pelayanan pengamanan rumah sakit
f. Pelayanan transportasi rumah skit
g. Pelayanan linen dan laundry
h. Pelayanan pemasaran
i. Pelayanan parkir 24 jam

BAB III
VISI DAN MISI RS

1. Visi dan Misi RS Carolus Summarecon Serpong


a. Visi:
Menjadi mitra pilihan andalan kesehatan keluarga
b. Misi:
 Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, holistik dan terpercaya
 Memberdayakan keluarga dalam membangun kesehatan keluarga

2. Nilai-Nilai Keutamaan RS Carolus Summarecon Serpong


1. Karya berlandaskan Iman, Pengharapan dan kasih
2. Menghormati kehidupan dan martabat luhur pribadi manusia
3. Profesional dan akuntabel dalam setiap tindakan dengan mengutamakan keselamatan pasien
4. Pembelajaraan berkelanjutan untuk menjadi semakin baik
5. Kemitraan yang saling mengembangkan

3. Motto RS Carolus Summarecon Serpong


Motto: Passion For Care! Caring for happiness with smile, spirit and love
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

PT BKV

DIREKTUR

Marketing

Satuan Pengawas Internal

Divisi Pelayanan

Logistik

Keuangan

Pembelian
Akutansi

Umum

IT

Ranap

Kamar Bersalin

RAJAL

Perawatan dan Pemeliharaan

RM

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI K3
Struktur pengorganisasian P2K3 di Rumah Sakit Carolus Summarecon di buat dan di susun
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di Rumah Sakit dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit. Kedua acuan tersebut yang menentukan bahwa di
dalam struktur pengorganisasian P2K3 harus terdapat Ketua, Sekretaris dan Anggota serta harus
mencakupi terkait keselamatan Pekerja, Pasien dan Pengunjung.
Berikut merupakan struktur pengorganisasian P2K3 di RS Carolus Summarecon Serpong:
(Terlampir)

BAB VI
URAIAN TUGAS
1. Rincian tugas berdasarkan

1) Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima setiap
pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Contoh: Bila seorang pekerja kekurangan zat besi yang
menyebabkan anemia, maka kapasitas kerja Akan menurun karna pengaruh kondisi fisik lemah dan
lemas.
2) Beban kerja adalah beban fisik dan beban mental yang harus di tanggung oleh pekerja dalam
melaksanakan tugasnya. Contoh: pekerja yang bekerja melebihi waktu kerja maksimum.
3) Lingkungan kerja adalah lingkungan yang terdekat dari seorang pekerja. Contoh: Seorang yang bekerja di
bagian instalasi radiologi (kamar X Ray, kamar gelab, kedokteran, nuklir dan lain-lain)

Ketua
a) Pembuatan atau revitalisasi organisasi K3RS
b) Merencanakan program K3RS selama 3 (tiga) tahun kedepan. Setiap 3 tahun dapat di revisi kembali
sesuai dengan kebutuhan.
c) Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran rumah sakit, baik bagi pekerja,pasien serta pengunjung
rumah sakit.
d) Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah
Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
e) Memimpin semua rapat P2K3 ataupun menunjuk anggota untuk memimpin rapat
f) Menentukan langkah dan kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program K3RS
g) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan K3 di rumah sakit ke disnakertrans kota setempat melalui
pimpinan

h)Mempertanggungjawabkan program K3RS dan pelaksanaan nya kepada direksi rumah sakit

I) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya program K3RS


j) Pengiriman SDM untuk pendidikan formal, pelatihan lanjutan, seminar dan workshop yang berkaitan dengan K3.
k)Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit
dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
l) Pengelolaan dan pemeliharaan serta sertifikasi sarana prasarana dan pemeliharaan peralatan rumah sakit
m) Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana.
n) Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat

Sekertaris
a) Membuat Sekedjul rapat anggota baik mingguan maupun bulanan
b) Menginformasikan kepada setiap anggota baik via telpon maupun surat untuk menghadiri pertemuan K3RS baik
terjadwal maupun tidak terjadwal
c)Membuat absensi kehadiran peserta pertemuan
d) Menjadi notulen setiap pertemuan K3RS
e) Menginfentarisasi semua SPO K3RS
f) Menginfentarisasi semua dokumen yang menyangkut K3RS
g) Membuat laporan K3 di rumah sakit ke disnakertrans setempat dengan kondisi dan tindakan bahaya
di tempat kerja

Angota 1
a) Pengembangan pedoman dan Standar Operational Procedure(SOP) K3RS.
b) Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi.
c)Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ,pemeriksaan secara khusus, dan secara berkala
bagi pekerja sesuai pajananya di rumah sakit.
d) Melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pada pekerja di Rumah sakit yang akan pensiun atau
pindah kerja.
e) Pemeriksaan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit.
f)Pemeriksaan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit.
g) Meningkatkan kesehatan badan, kondisi, mental (rohani) dan kemampuan fisik pekerja
h)valuasi lingkungan tempat kerja (wawancara pekerja, survei dan kuesioner)
Anggota 2
a) Mampping lingkungan tempat kerja
b) Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di rumah sakit.
c) Penyusunaan pedoman pelaksanaan penanggulangan kebakaran.
d) Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana prasarana dan peralatan kesehatan di rumah sakit.
e) Menyusun rencana tanggap darurat (survei bahaya, membentuk tim tanggap darurat, menetapkan
prosedur penanganan tanggap darurat, pelatihan dll).
f) Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana.
g) Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat
h) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di rumah sakit.
i) Pengelolaan dan pemeliharaan serta sertifikasi sarana prasarana dan pemeliharaan peralatan rumah sakit
k) Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit di Rumah Sakit.
l) Pelatihan umum K3RS,
m) Pelatihan itern Rumah Sakit, seperti pekerja perunit rumah sakit
n) Evaluasi lingkungan tempat kerja (wawancara pekerja, survei dan kuesioner)
o) Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di rumah sakit
Anggota 3
a) Penyusunan konrol terhadap bahan berbahaya dan beracun (B3).
b) Penyusunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan rumah sakit.
c) Penyusunan pengelolaan faktor resiko dan pengelolaan limbah rumah sakit.
d) Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan limbah padat, cair dan gas.
Pengelolaan jasa bahan berbahaya, beracun dan barang berbahaya
e) Inventarisasi bahan beracun, berbahaya dan barang berbahaya (Permennaker No 427 tahun 1996).
f) Membuat kebijakan prosedur pengadaan, penyimpanan dan penaggulangan bila terjadi kontaminasi dengan
acuan Material Safety Data Sheet (MSDS).
g) Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja
(Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi)
h) Penyebaran media informasi dan komunikasi baik melalui film , leaflet, poster, pamflet dll.
i) Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit di Rumah Sakit.
j) Pelatihan umum K3RS,
k) Pelatihan itern Rumah Sakit, seperti pekerja perunit rumah sakit
l) Evaluasi lingkungan tempat kerja (wawancara pekerja, survei dan kuesioner)
a) Penyusunan pedoman praktek Ergonomi di rumah sakit.

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

INSTALASI
FARMASI
DAPUR UGD

RAWAT K3RS
JALAN SECURITY

LAUNDRY
RAWAT
INAP
Keterangan:
1. Dengan unit rawat jalan:
 Petugas yang ada di rawat jalan saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam K3
misalnya saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung diri
 Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat jalan harus selalu
di lakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor
ke tim K3RS (misal tertusuk jarum)
2. Dengan UGD:
 Petugas yang ada di unit gawat darurat saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam K3
misalnya saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung diri
 Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit gawat darurat harus
selalu di lakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor
ke tim K3RS (misal tertusuk jarum)
3. Dengan dapur:
 Petugas yang ada di dapur saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam K3 misalnya
saat melakukan pekerjaan harus selalu menggunakan alat pelindung diri
 Semua peralatan elektronik yang ada di ruang dapur harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai jadwal
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor
ke tim K3RS (misalnya teriris pisau, terpotong pisau)
 Petugas dapur harus memahami penatalaksanaan B3 (baarang berbahaya dan beracun)
yang ada di ruang dapur misalnya gas
4. Dengan instalasi farmasi:
 Petugas yang ada di instalasi farmasi saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam K3
misalnya saat melakukan kegiatan peracikan obat harus selalu menggunakan alat
pelindung diri
 Semua peralatan elektronik yang ada di ruang farmasi harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai jadwal
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor
ke tim K3RS (misalnya tertusuk jarum)
 Petugas farmasi harus memahami penatalaksanaan B3 (baarang berbahaya dan beracun)
yang ada di farmasi
5. Dengan Security:
 Semua petugas security harus bisa dan mampu menggunakan alat APAR
 Semua peralatan baik yang elektronik maupun yang bukan elektronik yang ada di area
security harus selalu di lakukan pemeriksaan sesuai dengan jadwal misalnya
pemeliharaan genset dan APAR
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan krja harus wajib
lapor pada tim K3RS
6. Dengan Laundry:
 Petugas yang ada di bagian laundry wajib mematuhi ketentuan dalam K3 misal saat
melakukan pencucian linen selalu menggunakan lat pelindung diri seperti sarung tangan,
sepatu boot, masker dan skort)
 Semua peralatan elektronik yang ada di bagian laundry harus selalu dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan krja harus wajib
lapor pada tim K3RS
7. Dengan rawat inap;
 Petugas yang ada di rawat inap saat bekerja wajib mematuhi ketentuan dalam K3
misalnya saat melakukan tindakan medis harus selalu menggunakan alat pelindung diri
 Semua peralatan baik medis maupun non medis yang ada di unit rawat inap harus selalu
di lakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan jadwal
 Setiap kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja wajib lapor
ke tim K3RS (misal tertusuk jarum)

BAB VIII
POLA KETENAGAAN
1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Dalam upaya melaksanakan pelayanan K3 di Rumah Sakit Carolus Summarecon
Serpong maka diperlukan tenaga yang memiliki kemmampuan atau yang telah
mendapatkan pelatihan khusus di bidang K3. Rumah sakit Carolus Summarecon
Serpong merupakan rumah sakit dengan kelas C.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses dimana Rumah
Sakit berkomitmen pada kebijakan pelayanan K3 di rumah sakit melalui pengembangan
kemampuan petugas di bidang K3 sehingga tujuan pelayanan kesehatan dapat tercipta
pada lingkungan yang aman dan sehat.
Kriteria sumber daya manusia dalam melaksanakan K3 di rumah sakit Carolus
Summarecon Sepong berdasarkan tipe rumah sakit C yang di atur dlam Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 432 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Rumah Sakit antara lain:

No Jenis Penempatan Pekerjaan Pendidikan Pelatihan


Jabatan

1 Ketua Tenaga Kesehatan D3 / S1 jurusan


Masyarakat Kesehatan
Masyarakat(K3)

2 Sekretaris Tenaga Kesehatan D3 / S1 jurusan Masing- masing


Masyarakat Kesehatan harus mendapat
Masyarakat pelatihan khusus
yang terakreditasi
mengenai K3 RS

3 Anggota I Dokter/ dokter Minimal S1


gigi spesialis kedokteran

4 Anggota II Tenaga teknis SMK atau D3


jurusan teknik

5 Anggota III TenagaKesLing D3/S1kesLing

BAB X
PERTEMUAN RAPAT
Pertemuan rapat di unit K3 RS Carolus Summarecon Serpong di bagi menjadi 2 yaitu rapat
rutin dan rapat insidentil. Kedua rapat tersebut ditentukan sebagai berikut:
 Rapat Rutin
Waktu : setiap akhir bulan
Jam : 14.00 - selesai
Tempat : Ruang Rapat atau Ruang auditorium
Pimpinan : Ketua K3RS
Peserta : Seluruh anggota K3RS
Materi : membahas masalah atau kendala di setiap unit kerja yang
berkaitan dengan K3RS (Kesehatan pekerja, pengendalian
bahaya dan hygiene RS) serta mencari penyelesaiannya

 Rapat Insidentil
Waktu : sewaktu-waktu
Jam : Jam Kerja
Tempat : Ruang rapat lantai Basement
Pimpinan : Ketua K3RS
Peserta : staf K3RS dan anggota K3RS
Materi : Pembahasan kasus jika ada kejadian insidentil misalnya kasus
kecelakaan kerja

BAB XI
PELAPORAN

1. Laporan harian terkait dengan K3 meliputi:


a. Laporan Harian Rutin
 Pelaporan kegiatan harian terkait K3 yang meliputi: (Form Terlampir)
 Pengecekan tekanan hydran
 Pengecekan 3 pompa hydran
 Pengecekan kondisi genset 1 dan genset 2
 Pengecekan jalur evakuasi
 Pengecekan panel control OK
 Pngecekan penggunaan mesin AC sentral
b. Laporan Harian Insidentil:
 Pelaporan peralatan medis atau peralatan non medis yang rusak dan memerlukan
perbaikan saat dilakukan pengontrolan harian yang kemudian dilaporkan saat
morning report

2. Laporan Bulanan meliputi:


 Pelaporan bulanan kesehatan SDM RS Carolus Sumarecon Serpong yang melakukan
pengobatan untuk data surveilans penyakit terbanyak
 Rekapan laporan pembersihan AC sentral di seluruh RS Carolus Summarecon Serpong
 Rekapan laporan pemeriksaan APAR yang dilaksanakan oleh bagian keamanan dan
bagian enginering
 Rekapan laporan pemeriksaan pencahayaan, debu dan kebisingan di RS Carolus
Summarecon Serpong
 Rekapan laporan terkait sampah B3 medis ke bagian Lingkungan Hidup di provinsi
 Rekapan laporan terkait UKL dan UPL ke bagian dinas kesehatan bagian provinsi

3. Laporan tahunan berisi tentang(fishbone??????)


 Rekapan data pemeriksaan kesehatan berkala yang dilaksanakan SDM RS Carolus
Summarecon Serpong
 Rekapan laporan kalibrasi alat medis yang di lakukan oleh perusahaan di luar RS
Carolus Sumarecon Serpong
 Rekapan data perijinan lift yang dilaksanakan oleh petugas dinas tenaga kerja dan
transmigrasi
 Rekapan data perijinan genset yang dilaksanakan oleh petugas dinas tenaga kerja dan
transmigrasi
 Rekapan laporan penggunaan solar genset yang dilaksanakan secara internal oleh
petugas K3 di RS Carolus Summarecon Serpong
 Rekapan laporan pengurasan pompa hydran yang dilaksanakan tiap 3 tahun

4. Laporan insidentil meliputi:


 Laporan kejadian terkait dengan K3 misalnya terjadi kecelakaan kerja pada seorang
pekerja kesehatan yaitu tertusuk jarum suntik.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Dalam melaksanakan kebijakan pelayanan yang ada di Rumah Sakit Carolus Summareon
Serpong maka karyawan baru yang ada di unit kerja tertentu harus mampu bekerja dengan bekerja
berorientasikan pada keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap karyawan baru harus bekerja sesuai
standar profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi serta selalu menghormati hak-
hak pasien. Untuk itu sebelum melaksanakan tugasnya karyawan baru yang ditugaskan harus
mengetahui sarana dan prasarana yang ada dan memahami tata laksana dan teori dasar pelayanan.
A. Sasaran
Semua karyawan baru di Rumah Sakit Carolus Summarecon Serpong yang melakukan orientasi
di ruangan atau unit tertentu
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan Umum:
Setelah orientasi dilakukan, tenaga baru dapat melakukan kegiatan sessuai tugas dan fungsinya
serta selalu berorientasi pada kesehatan dan keselamatan kerja
Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan orientasi pada petugas baru di ruang tertentu di harapkan dapat:
 Mengetahui lingkungan fisik, alur pelayanan dan struktur organisasi di setiap unit
 Mengetahui manajemen kepegawaian
 Mengetahui pengelolaan obat dan alat
 Mampu memberikan pelayanan secara maksimal
C. Metode Orientasi
 Bila penerimaan pegawai kurang dari 10 orang, pegawai tersebut diberikan penjelasan oleh
pengelola diklat, kemudian diantar ke unit untuk diserahkan kepada atasan langsungnya.
Pelaksanaan orientasi diserahkan kepada atasan langsungnya Pada orientasi berikutnya
pegawai tersebut diikutkan pada orientasi umum rumah sakit.
 Bila penerimaan pegawai lebih dari 10 orang: Pegawai dikumpulkan diruang pertemuan,
secara klasikal mengikuti kegiatan orientasi formal dengan materi-materi yang sudah
ditentukan (ceramah/diskusi). Setelah mengikuti orientasi klasikal, kemudian orientasi unit
dengan kegiatan perkenalan dan pemahaman tugas ke unit yang berkaitan
Orientasi pegawai baru dilaksanakan dalam 2 tahap:
1. Orientasi Umum, berisi materi-materi umum rumah sakit
2. Orientasi Khusus, berisi materi-materi khusus yang berkaitan dengan kompetensinya,
berkaitan dengan tata laksana pekerjaan di unit kerja masing-masing.
D. Pelaksanaan kegiatan orientasi
 Orientasi Umum
Orientasi umum di RS Carolus Summarecon Serpong ini sudah berjalan selama rumah
sakit iini berdiri dan rutin dilakukan kepada para karyawan baru yang ada di RS
Carolus Summarecon Serpong

HARI PERTAMA
No Materi
1 Sejarah terbentuknya CSS
Struktur organisasi CSS
Kinerja CSS
Kesungguhan dalam melayani
2 Spiritualitas pelayanan khatolik
3 Mengenal pelayanan unggulan CSS
4 Pelayanan berdasarkan patient safety
5 Pencegahan, pengendalian infeksi di CSS

HARI KEDUA
No Materi
1 Standarisasi pelayanan berdasarkan akreditasi RS
2 Service Standar
3 Standar Grooming
4 Hak dan Kewajiban Karyawan
5 Latihan Mars RS CSS

 Orientasi Khusus
Saat ini pada bagian K3 di RS Carolus Summarecon Serpong belum melaksanakan
orientasi khusus yang di berikan terkait dengan K3. Namun, untuk bahan materi yang di
berikan terkait K3 sudah ada, yaitu:
Di Unit Kerja K3
No Materi
1 Pengenalan Hygiene dan sanitasi RS CSS
2 Mengenali potensi hazard, alat pelindung diri saat berhubungan dengan
benda yang memiliki resiko tinggi terjadi kecelakaan, dan pertolongan
pertama pada kecelakaan
3 Peningkatan produktivitas kerja sesuai dengan prinsip ergonomi
4 Penampilan diri pada saat bekerja sesuai standar operasional prosedur
K3
CONTOH LAMPIRAN FORM PELAPORAN RS CAROLUS SUMMARECON

Form pelaporan pengecekan Ventilasi elektrikal/AC centra


MONITORING LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DALAM RENOVASI

Nama Proyek : ………………………………. Tanggal & waktu pelaksanaan : ………………………


Lokasi Proyek : ……………………………… Tanggal selesai pelaksanaan : ………………………

Terpenuhi
No Uraian
ya tidak
1 Rancangan Proyek
2 Kelengkapan APD
3 Tanda Peringatan
4 Pembatas Konstruksi
3. Penutup / penghalang debu & tidak ada celah
4. Ada pembatas
5. Pintu lokasi renovasi tertutup untuk umum
6. Ada tanda bahwa pintu tertutup untuk umum
7. Ada tanda pintu harus tertutup

Komentar

5 Berdekatan dengan akses daerah pelayanan pasien/staf


8. Plafon tertutup & kering

9. Lantai bersih & tidak ada puing

10. Dinding utuh & kering

11. Permukaan lantai/dinding bebas debu

Komentar

6 Para pekerja proyek tidak boleh memasuki area


perawatan pasien

7 Tempat pengumpulan puing2 bangunan dibatasi dan


tertutup sebelum dibuang

8 Pembuangan puing2 bangunan harus sesuai dg jadwal


& rute jalan yang telah ditentukan.

Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.
……………………………………………………………………………………………………………....................................................
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
.

Mengetahui

Ketua K3R
PENGAMANAN TEMPAT BERESIKO DI RUMAH SAKIT ST.CAROLUS SUMMARECON SERPONG
No Nama Tempat Resiko Pengamanan
Larangan masuk kecuali petugas,peringatan dilarang
merokok,peringantan dilarang menyalakan
1 Geset Kebakaran dan Ledakan api,pemasangan label mudah meledak,penyediaan alat
pemadaman api dan memakai alat perlindungan diri
disaat bekarja
Larangan masuk kecuali petugas, peringatan dilarang
Kebakaran, Ledakan dan kebocoran arus merokok,peringatan tegangan tinggi memakai alat
2 Ruang Travo dan Kubical
listrik pelindungan diri saat bekerja dan penyediaan alat
pemadaman api
Larangan masuk kecuali petugas,peringatan dilarang
merokok,peringantan dilarang menyalakan
3 Tanki solar Kebakaran dan Ledakan api,pemasangan label mudah meledak,penyediaan alat
pemadaman api dan memakai alat perlindungan diri
disaat bekarja

Larangan masuk kecuali petugas, peringatan dilarang


merokok,peringatan tegangan tinggi memakai alat
4 Ruang Panel PDTR Kebakaran
pelindungan diri saat bekerja dan penyediaan alat
pemadaman api

Larangan masuk kecuali petugas, peringatan dilarang


5 Ruang chileler Ledakan,Kebakaran dan kebisingan merokok, memakai alat pelindungan diri saat bekerja dan
penyediaan alat pemadaman api

Larangan masuk kecuali petugas, peringatan dilarang


6 Ruang Gas Medik Ledakan dan kebakaran merokok, memakai alat pelindungan diri saat bekerja dan
penyediaan alat pemadaman api

Larangan masuk kecuali petugas,memakai alat


Kontaminasi Mikroorganisme patogen dan
7 Instalasi Air bersih perlindungan diri, dan melaksanakan monitoring dan
tergangunya suplay
memakai bahan yang tidak bisa berkarat
Ruang pompa suplay air
8 Kebakaran Larangan masuk kecuali petugas dan APAR
bersih
Instalasi Pengelolahan Air Larangan masuk kecuali petugas Dan memakai alat
9 Paparan Bahan Infeksius dan Bahan kimia
Limbah perlindungan diri
Larangan masuk kecuali petugas Peringatan dilarang
Kebakaran, paparan bahan infeksius dan
10 Instalasi Laboratorium merokok,memakai alat perlindungan dan ketersediaan
bahan kimia
sefety shower
Larangan masuk kecuali petugas,memakai alat
Kebakaran, Ledakan dan kontaminasi perlindungan diri Peringatan di larang merokok dan
11 Dapur
microbiologi penyediaan alat pemadam api
Larangan masuk kecuali petugas Dan memakai alat
12 TPS B3 Medis Paparan Bahan infeksius perlindungan diri
13 Tangga kooridor Resiko jatuh Pemasangan tanda peringatan waspada jatuh
Penyediaan alat pemadam api dan Penyediaan pendingin
14 Gudang dapur Kebakaran dan kontaminan microbiologi udara (ventilsi elektrikal)
Larangan masuk kecuali petugas,Penyediaan alat
15 Gudang Umum Kebakaran pemadam kebakan,Peringatan di larang merokok
Laraangan masuk kecuali petugas, peringatan dilarang
Kebakaran,Paparan bahan kimia,dan
16 Instalasi farmasi merokok penyediaan alat pelindung diri dan memakai alat
pencurian
pelindung diri saat berkerja
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Pelaksana :
………………………………………………………………………………………………………..
Unit Kerja :
………………………………………………………………………………………………………..
Tanggal penilaian :
………………………………………………………………………………………………………..

NO BAHAYA RISIKO NILAI RISIKO Pe


ng
en
da
lia
n
Akibat Peluang

PELUA AKIBAT Penjelasan


NG 1 2 3 4 5
A H H E E E E = EXTREME A= hampir 1 = tidak ada cedera,
RISK pasti terjadi kerugian materi kecil
B M H H E E H = HIGH RISK B = cenderung 2 = cedera ringan
untuk terjadi /P3K, kerugian materi
sedang
C L M H E E M = MODERATE C= mungkin 3 = hilang hari kerja,
RISK dapat terjadi keruian cukup besar
D L L M H E L = LOW RISK D = kecik 4 = cacat, kerugian
kemungkinan materi besar
terjadi
E L L M H H E = jarang 5 = kematian,
terjadi kerugian materi
sangat besar

Anda mungkin juga menyukai