Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

OPTIMALISASI PEMAKAIAN ALAT MEDIS OLEH USER

DISUSUN OLEH:

Nama : Dwi Ari Prasetya, A.Md

NIP : 199502092019021002

Gol/Angkatan : II / 1

No. Presensi : 003

Jabatan : Teknisi Elektromedis

Unit Kerja : RSUD Cilacap

Coach : Sriyatun, S.Kep, MM

Mentor : Teguh Riyadi, SKM, M.Kes

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN I


BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : OPTIMALISASI PEMAKAIAN ALAT MEDIS OLEH USER


Nama : Dwi Ari Prasetya, A.Md
NIP : 199502092019021002
Angkatan : 1
No. Presensi : 003

Disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Sabtu
Tanggal : 30 Maret 2019
Tempat : Diklat Sasana Praja Kabupaten Cilacap

Cilacap, 30 Maret 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Dwi Ari Prasetya, A.Md


NIP. 199502092019021002

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Sriyatun, S.Kep, MM. Teguh Riyadi, SKM, M.Kes


Widyaiswara Ahli Muda Kabid Pelayanan Penunjang Medis
NIP. 196901121989032005 NIP.196706121989031013

HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Judul : OPTIMALISASI PEMAKAIAN ALAT MEDIS OLEH USER


Nama : Dwi Ari Prasetya, A.Md
NIP : 199502092019021002
Angkatan : 1
No. Presensi : 003

i
Disetujui untuk diseminarkan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 30 Maret 2019
Tempat : Diklat Sasana Praja Kabupaten Cilacap

Menyetujui,
Coach, Mentor,

Sriyatun, S.Kep, MM Teguh Riyadi, SKM, M.Kes


Widyaiswara Ahli Muda Kabid Pelayanan Penunjang Medis
NIP. 196901121989032005 NIP. 196706121989031013

Narasumber,

Ir. Hartono Iriyanto, M.Pi


Widyaiswara Utama
NIP. 195708271988031004

DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

DAFTAR TABEL .........................................................................................v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................1

ii
B. Identifikasi Isu dan Rumusan...........................................................3

C. Tujuan ...........................................................................................11

D. Manfaat .........................................................................................11

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku ........................................................................12

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil ...........................................13

1. Akuntabilitas .............................................................................13

2. Nasionalisme ............................................................................15

3. Etika Publik ...............................................................................19

4. Komitmen Mutu ........................................................................20

5. Anti Korupsi ..............................................................................22

C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ......................................25

1. Manajemen ASN ......................................................................26

2. Whole of Goverment ................................................................27

3. Pelayanan Publik .....................................................................28

BAB III. TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Gambaran Singkat RSUD Cilacap.................................................30

B. Gambaran Umum...........................................................................31

C. Organisasi Dan Tata Laksana........................................................33

1. Falsafah, Visi, dan Misi ............................................................33

2. Motto, Budaya Kerja, dan Tujuan.............................................33

D. Struktur Organisasi dan Tugas Jabatan Peserta Diklat ................37

BAB IV. RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

iii
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi.........................................38

B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan........................................46

C. Antisipasi dan Strategi menghadapi kendala.................................48

BAB V. PENUTUP ...................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................50

LAMPIRAN BIODATA ..............................................................................51

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi ....................................... 4

Tabel 1.2 Parameter APKL ........................................................ 6

Tabel 1.3 Penetapan isu dengan APKL..................................... 7

Tabel 1.4 Penjelasan USG......................................................... 8

Tabel 1.5 Parameter USG......................................................... 9

Tabel 1.6 penetapan isu USG..................................................... 10

Tabel 4.1 Isu terpilih.................................................................. 40

iv
Tabel 4.2 Pemecahan isu.......................................................... 41

Tabel 4.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi... 46

Tabel 4.4 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala............... 48

v
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri


Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah, pengertian tersebut sesuai
dengan UU No. 5 Tahun 2014. Dalam Undang-Undang tersebut,
pegawai ASN memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang berfungsi sebagai: (1) Pelaksana Kebijakan Publik;
(2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan
dalam mengelola kekayaan alam yang berlimpah, potensi sumber
daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif
stabil untuk dapat mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.Untuk
memainkan peran tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional,
yaitu PNS yang mampu memenuhi standart kompetensi jabatannya
sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan
efisien.Untuk dapat membentuk sosok PNS yang profesional maka
perlu dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan. Selama ini
pelatihan pembentukan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilakukan
melalui Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan (Diklat Prajabatan).
Merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani
masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi
untuk membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

1
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional.
Untuk membentuk PNS profesional, dibutuhkan pembaharuan atas
pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini dan yang didukung oleh
semua pihak. Praktik penyelenggaraan Diklat Prajabatan dengan pola
pembelajaran klasikal yang didominasi dengan metode ceramah,
menunjukkan bahwa tidak mudah untuk membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS, terutama proses internalisasi pada diri masing-masing
peserta.
Berdasarkan pertimbangan akan hal tersebut maka dilakukan
inovasi dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang memungkinkan
peserta untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi
pada tempat tugas, sehingga peserta merasakan manfaatnya secara
langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut
terpatri kuat dalam dirinya.Melalui pembaharuan Diklat Prajabatan ini
diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional yaitu PNS yang
berkarakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai
dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik. Peserta diklat prajabatan CPNS Tahun 2019
pemerintah Kabupaten Cilacap ditugaskan untuk merancang
aktualisasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi yang disingkat menjadi ANEKA, yang
akan dilaksanakan di tempat kerja sebagaimana bentuk

2
penerapan ilmu yang sudah didapatkan selama mengikuti Diklat
Prajabatan dalam kurun waktu 18 hari belajar/on class.
Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai teknisi elektromedis terampil di RSUD Cilacap
mengidentifikasi kekurangan- kekurangan yang perlu mendapat
perhatian serius guna mencapai tujuan untuk membentuk PNS yang
profesional dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.
Melalui kegiatan aktualisasi yang menerapkan konsep nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat memberikan kontribusi
melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif sehingga
nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai teknisi
elektromedis terampil. Selama bekerja, penulis menemukan beberapa
permasalahan, salah satunya pemakaian alat medis oleh user yang
belum sesuai SOP.

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Isu

Dalam melaksanakan tugas sebagai teknisi elektromedis di


Rumah sakit, ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-
nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of
Government. Isu-isu tersebut sangat mempengaruhi pelayanan
medis yang ada di RSUD Cilacap, sehingga menjadi perlu untuk
dianalisis penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negri
Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan ruang lingkup fungsi tenaga elektromedis yaitu


memelihara dan memperbaiki alat kesehatan, sejauh ini kegiatan
pemeliharaan rutin harian yang dilaksanakan user diruangan belum
optimal. Kegiatan yang dipilih yaitu melakukan edukasi kepada user
tentang pemeliharaan rutin harian alat kesehatan.

3
Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi
Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini
Diharapkan
1 Tidak Pelayanan Belum Melakukan preventive
optimalnya Publik terjadwalnya maintenance yang

preventive pemeliharaan terjadwal sehingga


pelayanan medis akan
maintenance preventive secara
berjalan optimal
atau berkala karena
pemeliharaan jumlah personil
alat kesehatan elektromedis
yang kurang
2 Ketidaktersedi WoG Suku cadang Selalu tersedia stok
aannya suku /sparepart yang suku
cadang atau kosong sehingga cadang/sparepart
sparepart membuat sehingga pada saat
perbaikan alat perbaikan tidak
jadi perlu menunggu
membutuhkan sparepart yang
waktu lama dibutuhkan dan
adanya upaya
menginventaris
ketersediaan suku
cadang/sparepart

4
3 Kurang Pelayanan Dikarenakan alat Alat – alat
optimalnya Publik tidak terpantau, kesehatan yang
monitoring/pe apabila tetap digunakan selalu
mantauan alat digunakan akan dalam kondisi yang
kesehatan mengakibatkan layak pakai sesuai
hasil pengukuran dengan standar
tidak valid, dan pelayanan
ditakutkan terjadi
kesalahan
diagnosis.
4 Rendahnya Pelayanan Alat yang rusak Kecepatan
angka Publik tidak dapat penanganan trouble
ketepatan terselesaikan alat sehingga tidak
respontime tepat waktu mengganggu
petugas sehingga pelayanan medis.
terhadap pelayanan
laporan terhambat,
kerusakan

5 Pemakaian Pelayanan Kurang User dapat


Publik
alat medis oleh diperhatikannya melakuakn
user yang SOP perawatan perawatan rutin ke
belum sesuai harian alat dan alat sebelum dan
ketidaktahuan sesudah alat itu
user terhadap digunakan sehingga
SOP perawatan ketahanan alat
alat tersebut bisa
maksimal

5
2. Penetapan Isu

a. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode


APKL

Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak)


digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu dengan
indikator sebagai berikut (Modul Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV, 2008) :
Tabel 1.2 Tabel parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses
kejadian, sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah
basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan
yang perlu segera dicari penyebab dan
pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak, masyarakat pelanggan
pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok
kecil orang tertentu saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis,
dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.

6
Berikut beberapa isu yang ada pada Rutan Kelas I Surakarta,
yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL,
untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :

Tabel 1.3 Tabel penetapan isu dengan APKL


Mata Ketera
Indikator
No Pelatihan Identifikasi Isu ngan
Terkait A P K L
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Tidak optimalnya
preventive Meme
maintenance atau + + + + nuhi
pemeliharaan alat (M)
kesehatan
2. Kurang optimalnya Meme
monitoring/pemantaua + + + + nuhi
Pelayanan
1 n alat kesehatan (M)
Publik
3. Rendahnya angka Tidak
ketepatan respontime Meme
+ - + +
petugas terhadap nuhi
laporan kerusakan (TM)
4. Pemakaian alat medis Meme
oleh user yang belum + + + + nuhi
sesuai (M)
Tidak
WoG (Whole 1. Ketidaktersediaannya
Meme
2 of suku cadang atau + + - +
nuhi
Government) sparepart
(TM)

b. Penetapan Kualitas Menggunakan Analisis USG

7
Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah analisis
yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak
lanjuti. Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4 Tabel penjelasan USG


No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalu masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)

3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi


berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.

Untuk memberikan skor pada isu terpilih maka diberikan


parameter pada tabel berikut :

8
Tabel 1.5 Tabel parameter USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
Isu tidak begitu
Isu tidak
serius untuk di
mendesak untuk Isu lamban
1 bahas karena
segera berkembang
tidak berdampak
diselesaikan
ke hal yang lain
Isu kurang serius
Isu kurang untuk segera
mendesak untuk dibahas karena Isu kurang cepat
2
segera tidak kurang berkembang
diselesaiakn berdampak ke hal
yang lain
Isu cukup serius
Isu cukup
untuk segera Isu cukup cepat
mendesak untuk
3 dibahas karena berkembang,
segera
akan berdampak segera dicegah
diselesaikan
ke hal yang lain
Isu serius untuk
Isu mendesak segera dibahas Isu cepat
4 untuk segera karena akan berkembang untuk
diselesaikan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
Isu sangat serius
Isu sangat
untuk segera Isu sangat cepat
mendesak untuk
5 dibahas karena berkembang untuk
segera
akan berdampak segera dicegah
diselesaikan
ke hal yang lain
Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya
akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti (diselesaikan)
maka penulis menggunakan analisis USG yang dijelaskan pada
tabel berikut :

9
Tabel 1.6 Tabel penetapan isu USG
Indikator
No Isu Jumlah Peringkat
U S G
1 2 3 4 5 6 7
Tidak optimalnya preventive
maintenance atau
1 3 3 4 10 II
pemeliharaan alat
kesehatan
Kurang optimalnya
2 monitoring/pemantauan alat 4 3 2 9 III
kesehatan
Pemakaian alat medis oleh
3 4 4 3 11 I
user yang belum sesuai

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada


perancangan aktualisasi ini adalah :
a. Bagaimana rancangan kegiatan aktualisasi sesuai dengan
prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara , Whole of
Goverment dan Pelayanan Publik untuk menyelesaikan
kendala pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai ?
b. Bagaimana rancangan kegiatan aktualisasi sesuai Nilai Dasar
Aparatur Sipil Negara untuk menyelesaikan kendala
pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai ?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktulisasi ini
adalah :
1. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan
Publik untuk melaksanakan kegiatan optimalisasi edukasi
mengenai pemeliharaan rutin harian oleh user.
2. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara pada

10
kegiatan untuk melaksanakan optimalisasi edukasi mengenai
pemeliharaan rutin harian oleh user.
3. Mampu memberikan manfaat bagi user di RSUD Cilacap,
terutama untuk ikut tanggap memelihara supaya alat
penunjang medis tidak mudah rusak dan tidak mengganggu
pelayanan medis

D. Manfaat

Manfaat dari perancangan aktualisasi ini yaitu :


1. Memahami cara pengidentifikasian, penyusunan, dan
penetapan untuk isu-isu yang terjadi di RSUD Cilacap
khususnya unit elektromedis

2. Mampu menginternalisasi dan mengaktualisasikan nilai-nilai


ANEKA di tempat bekerja

3. Mampu bekerja dengan berprinsip pada Manajemen ASN,


Pelayanan Publik dan WoG pada setiap kegiatan yang akan
dilaksanakan

4. Mendukung dan mewujudkan visi, misi RSUD Cilacap dan nilai


organisasi

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap dan Perilaku


Upaya mewujudkan ASN yang berintegritas dan profesional,
perlu ditumbuhkan kesadaran para PNS untuk merubah pola
pikirnya sejalan dan searah dengan reformasi birokrasi pemerintah.
Dengan perubahan pola pikir diharapkan PNS mampu

11
mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisasi pola
pikir dirinya yang negatif. Hal ini berarti akan mensukseskan tugas
dan peranan PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat, dan
pelayan masyarakat.
Semestinya selaku PNS selalu sadar untuk tidak
mengendorkan semangat kerja dan profesionalitas kerja serta
berusaha sekuat tenaga untuk merubah cara pandang dari bekerja
untuk uang menjadi bekerja untuk ibadah serta dari berpikir linier
menuju berpikir sistem. Kesadaran dan kemauan untuk merubah
hal tersebut diatas akan mudah dilakukan bilamana seorang PNS
mampu menggeser dan merobohkan dinding mental pembatas
(mental block) yang ada pada dirinya. Mental block yang ada dalam
pikiran seseorang inilah yang menghambat dirinya untuk mau
bergerak dan mau berubah untuk mencapai impian, tujuan,
harapan, keinginan ataupun perubahan yang lebih baik dalam
kehidupannya. Pola pikir PNS agar senantiasa terdorong berpola
pikir, bersikap dan berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan
dan diakomodir oleh pemerintah.
Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri
selaku PNS. Adapun konsep diri PNS adalah sebagai berikut:

A. Bekerja sebagai Ibadah;


B. Menghindari sikap tidak terpuji;
C. Bekerja secara profesional;
D. Berusaha meningkatkan kompetensi dirinya secara terus
menerus;
E. Pelayan dan pengayom masyarakat;
F. Bekerja berdasarkan peraturan yang berlaku;
G. Tidak rentan terhadap perubahan dan terbuka serta bersikap
realistis.
Disamping itu sebagai parameter kinerja di akhir tahun, PNS
juga mendapatkan laporan kinerja pegawai dan/atau berupa Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) yang tertuang dalam

12
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1979, terdiri atas delapan
norma-norma sikap perilaku: 1. Kesetiaan 2. Prestasi Kerja 3.
Tanggung Jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7.
Prakarsa, dan 8. Kepemimpinan. Sikap dan perilaku terdiri dari 3
aspek yaitu: (1) kesehatan jasmani, mental dan spiritual; (2) sikap
dan perilaku disiplin direpresentasikan melalui kegiatan tata
upacara sipil dan keprotokoleran; dan (3) aspek kesiap-siagaan diri
melalui konsep kesemaptaan.

B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol
demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus


diperhatikan, yaitu :

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke


bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.

2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan


yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.

13
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau


perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.

5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai


sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah


kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.

7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan


kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.

8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus


memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.

9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus


melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.

Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok

14
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder

2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.

Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang


harus diperhatikan, yaitu :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

15
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.

16
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
b. sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.

17
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut

Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:


a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik

Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :


1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

18
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai
Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,

19
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;

20
a) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;

b) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk


memberikan pelayanan dengan tanggap;

c) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,


kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;

d) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,


komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pelanggan.

Tanggung jawab mutu ada pada setiap level


organisasi. Pada level puncak (corporate level) bertanggung
jawab atas mutu layanan institusi secara keseluruhan untuk
membangun citra kelembagaan dan keunggulan bersaing.
Pada level strategic business unit level tanggung jawab mutu
berkaitan dengan penetapan diversifikasi mutu pada setiap
unit kerja sesuai dengan target masing-masing. Pada level
fungsional bertanggung jawab atas mutu hasil setiap
layanan yang diberikan di unit-unit pendukung. Sedangkan
pada level unit dasar tanggung jawab mutu berkaitan
dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di masing-
masing unit kerja.

5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie”
(Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan,

21
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20
Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri
dari:

a. kerugian keuangan negara,


b. suap-menyuap,
c. pemerasan,
d. perbuatan curang,
e. penggelapan dalam jabatan,
f. benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. gratifikasi.
Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di
masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya

22
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
Tanggung Jawab
5) Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua
masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga
menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu

1. Pegawai ASN berkedudukan sbg Aparatur Negara.

23
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yg ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dr pengaruh
& Intervensi semua Golongan & Parpol.

3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus


partai politik.

4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri,


namun demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan


kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan
tugas umum nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap
kegiatan yang dilakukan PNS pasti terdapat konsekuensi baik
berupa penghargaan maupun sanksi,semestinya sebagai PNS
kita tidak boleh melalaikan kewajiban kita di kantor. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang
Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku
PNS sebagai berikut:
a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;
b. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

24
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
e. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
j. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
k. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
l. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
m. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
n. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
o. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk


menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh

25
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).

2. Whole of Goverment

Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan


penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno
& Sejati, 2016).

WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan


publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai
tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap
isu-isu tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).

Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil


Indonesia adalah:

a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam


mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan

26
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
lebih baik, selain itu perkembangan teknologi informasi,
situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG.

b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan


kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.

c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat,


serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya
potensi disintegrtasi bangsa.

3. Pelayanan Publik

LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala


bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).

27
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.

Fundamen Pelayanan Publik:

1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai


amanat konstitusi

2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga


negara

3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk


mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang

4. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-


kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi

BAB III

TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. GAMBARAN SINGKAT RSUD CILACAP

Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap adalah Rumah Sakit milik


Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap dirintis mulai tahun 1946
yang secara Yuridis Formal ditetapkan dengan Undang - Undang
Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah kota
kecil dalam lingkungan Provinsi Jawa Tengah.

28
Sebagai Payung Hukum dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dalam perkembangan RSUD secara
yuridis di dukung dengan produk-produk hukum yang menurut tahun
ditetapkan adalah sebagai berikut :

a. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 1 Tahun 1995


tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kabupaten
Cilacap sebagai Rumah Sakit Tipe B.
b. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Republik Indonesia Nomor 1807/Menkes-Kesos/SK/XII Tahun
2000 tentang peningkatan RSUD Cilacap sebagai RSUD Tipe B
Non Pendidikan.
c. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor YM.02.03.3.5.104
Tahun 2001 tentang Pemberian Status Akreditasi Penuh Kepada
RSUD Unit Swadana Kabupaten Daerah Tingkat II Cilacap Jl.
Jend Gatot Subroto No. 28 Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
d. Keputusan Bupati Cilacap Nomor 15 Tahun 2018 tentang
Pembentukkan, Kedudukan Susunan Organisasi Tugas dan
Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelakana Teknis Daerah pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Cilacap.
e. Keputusan Bupati Nomor 446/209/44.1 tahun 2008 tanggal 27
Pebruari 2008 tentang Penetapan Status Badan Layanan Umum
Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cilacap (BLUD-
RSUD).
f. Peraturan Bupati Cilacap Nomor 40 Tahun 2011 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Serta Uraian Tugas Lembaga Teknis Daerah
Dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cilacap.

g. Peraturan Bupati Cilacap Nomor 69 Tahun 2015 tentang


Peraturan Internal Rumah Sakit pada Rumah Sakit Umum
Daerah Cilacap.

29
h. Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 445 / 10131 / 2016 Tentang
Perpanjangan Ijin Operasional dan Klasifikasi RSUD Cilacap
i. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-
SERT/539/XII/2016 bahwa telah memenuhi standar akreditasi
Rumah Sakit dan dinyatakan lulus tingkat Paripurna.

B. GAMBARAN UMUM

1. Internal Rumah Sakit


a. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap
b. Kelas Rumah Sakit : Tipe B Non Pendidikan
c. Luas Tanah : 68.504 M2
d. Luas Bangunan : 15.574 M2
e. Fasilitas Listrik : - PLN : 793 KVA
- Generator : - 250 KVA
- 85 KVA
- 1000 KVA

f. Fasilitas Air : - Sumur Pompa : 43 m/hari

- PDAM : 114 m3/hari

g. Fasilitas gas : - Jumlah Pemakaian O2 : 82.982.865


liter/tahun
B.a.1. Jumlah Pemakaian
N2O : 541.100
Liter/tahun

h. Tata Udara : - AC : 370 Unit

i. Peralatan : - Alat-alat Besar : 6 Unit


- Alat-Alat Angkutan : 26 Unit
- Alat-Alat Bengkel & Alat
Ukur : 376 Unit

30
- Alat kantor & RT : 3.731 Unit
- Alat Studio &Komunikasi : 123 Unit
- Alat Kedokteran : 2.297 Unit
- Alat Laborat : 424 Unit
- Alat : 3 Unit
Persenjataan/Kemananan
- Buku Perpustakaan : 89 Buah
- Barang bercorak : 1 Unit
Kebudayaan
- Alat Pertanian : 31 Unit

j. Komunikasi : - 1 Unit PABX I 2 line


- 116 saluran telepon

k. Transportasi : - Ambulance rujuk : 3 Buah


- Mobil Jenazah : 3 Buah
- Kendaraan Dinas : - 5 buah Mobil
- 4 buah motor
l. Lahan Parkir : 800 m2
m. Komputer : 135 Unit
n. Laptop / Note Book : 58 Unit
o. Printer : 119 Unit
p. Scanner : 7 Unit
q. Kotak Saran : 15 Buah
r. Tempat Sampah : - Infeksius : 180 Buah
- Non Infeksius : 200 Buah

C. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA


Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan bahwa rumah sakit
adalah institusi pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat

31
Upaya untuk merealisasi kegiatan rumah sakit tersebut serta
berdasar Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka RSUD Cilacap
memiliki falsafah Visi, Misi, Motto, Budaya Kerja dan Tujuan sebagai
berikut :

1. Falsafah
Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan Humanis dan
Paripurna serta membina jaringan kemitraan dan rujukan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

2. Visi
Rumah Sakit pilihan Masyarakat.

3. Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan yang prima dan profesional

2. Menggunakan tata kelola manajerial yang profesional dan


taat hukum
3. Menjadikan pusat rujukan pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan sumber daya manusia profesional dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan serta mengutamakan
keselamatan pasien
5. Menggunakan sistem informasi dan teknologi kedokteran
modern guna menunjang pelayanan untuk meingkatkan
efektivitas kerja..

4. Motto

Kepuasan Anda Tujuan Kami.

32
5. Budaya Kerja

1. Profesional

2. Visioner

3. Kerjasama

6. Tujuan

a. Bagi Pemilik ( Pemerintah Daerah )

- Memberikan citra yang baik kepada Pemerintah


Daerah.

- Mendukung pelaksanaan kebijakan Pemerintah


Daerah di bidang Kesehatan.

- Memberikan iklim kerja yang inovatif.

b. Bagi Konsumen

- Memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan,


cepat dan akurat.

- Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

- Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan


standar kode etik kedokteran

c. Bagi Karyawan

33
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara
proporsional.

- Memperlakukan karyawan sebagai Asset Organisasi.

- Memberikan kesempatan pengembangan bakat,


kemampuan dan keteladanan.

- Memberikan kesempatan berkarir bagi karyawan


yang berprestasi.

- Menjadikan sebagai tempat bekerja dan mengabdi


yang menjanjikan dimasa sekarang dan masa yang
akan datang.

d. Bagi Masyarakat Sekitar

- Memberikan kesempatan usaha bagi masyarakat


sekitar di lingkungan rumah sakit.

- Memberikan bantuan sosial bagi peningkatan


kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.

- Memberdayakan masyarakat sekitar sebagai


kelompok pemasar rumah sakit.

- Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan


kesehatan kepada masyarakat sekitar.

34
- Ikut membantu menciptakan suasana lingkungan
yang bersih dan sehat

35
D. STRUKTUR ORGANISASI DAN JOB DESKRIPSI

1. STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR
dr. PRAMESTI GRIANA DEWI, M.Kes, M.Si

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR


BIDANG UMUM DANKEUANGAN BIDANG PELAYANAN

AWALUDDIN MUURI, AP, MM dr. HERRY KUSDIJANTO, MMR

BIDANG
BAGIAN PROGRAM DAN BAGIAN BAGIAN PELAYANAN MEDIS
PENGEMBANGAN KEUANGAN UMUM
dr. YUYUNG BUDIWASKITO
HANAFI MASYHUD, SKM, M.Kes MASJUN,S.KEP, NS, MPH KUSTIYAH RETNOWATI, SE., MM

BIDANG
SUB BAGIAN BINA SUB BAGIAN SUB BAGIAN PELAYANAN KEPERAWATAN
PROGRAM, PENELITIAN TATA USAHA DAN
ANGGARAN DAN
DAN PENGEMBANGAN RS KEPEGAWAIAN
PERBENDAHARAA SUNARDI ADI WIBOWO, S.Kep, Ns. M.H
HENDRIYANTO DWI W,ST2. TUGAS POKOK
ACHMAD DAN FUNGSI
HADIYANTO, RUMAH SAKIT
TRIAS SUSANA, S.Sos
S.Kep, Ns
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan unsur
BIDANG
SUBBAGIAN
pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan.
SUB BAGIAN
Tugas
PELAYANAN PENUNJANG
SUB BAGIAN
PENINGKATAN SDM, AKUNTANSI DAN RUMAH TANGGA DAN MEDIS
HUKUM DAN HUMAS pokok RSUD
VERIFIKASI
Cilacap adalah
LOGISTIK melaksanakan pelayanan
TEGUH RIYADI, SKM,.M.Kes
ATIAH MARIANI, SH, MH pengobatan, pemulihan
SUGIHARTI, SH, MM peningkatan
BUNTORO, S.H kesejahteraan dan
pencegahan penyakit.

Dalam melaksanan tugas pokok tersebut RSUD Cilacap


menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan;

37
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan;
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya..

E. TUGAS POKOK DAN JABATAN PESERTA DIKLAT


1. Menyusun draft rencana operasional pelayanan teknik
elektromedik
2. Menyiapkan pelayanan teknik elektromedik
3. Melakukan pelayanan teknik elektromedik sederhana dan
menengah
4. Melakukan analisis kerusakan alat elektromedik sederhana
5. Menyusun draft laporan kondisi alat kerja
6. Menyusun draft pelaporan persediaan suku
cadang/bahan/material
7. Melakukan pemeliharaan alat elektromedik
8. Menguji suku cadang/bahan/material
9. Menyusun draft laporan kegiatan
10. Menyusun pelaporan pelaksanaan tugas
11. Menyusun laporan lain-lain
BAB IV

RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Substansi Mata Pelatihan.

38
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagai unit kerja memiliki
tanggung jawab melayani masyarakat dalam bidang kesehatan. Dalam
proses pelaksanaanya masih terdapat sejumlah permasalahan yang
menjadi kendala bagi terwujudnya cita-cita tersebut. Oleh karena itu
diperlukan gagasan-gagasan yang bermanfaat sebagai wujud kontribusi
untuk pengembangan lembaga.
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi, Seriousness,
dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat dikembangkan
menjadi berbagai gagasan/ kegiatan untuk penyelesaian masalah
dengan melibatkan komponen yang ada. Tahap pertama yaitu
identifikasi isu dan penetapan isu telah dijelaskan dalam BAB I.
Selanjutnya dalam BAB IV ini dijelaskan tahap kedua sampai dengan
tahap kelima yaitu gagasan/rencana kegiatan, tahapan kegiatan, output
kegiatan, pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan, pendeskripsian rencana
pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS,
dan pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata
pelatihan tehadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan
penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis
selama 30 hari kerja di RSUD Cilacap. Rancangan kegiatan aktualisasi
disajikan secara rinci dalam tabel 4.1 berikut ini :

39
1. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Tidak optimalnya preventive maintenance atau pemeliharaan alat kesehatan
2. Ketidaktersediaannya suku cadang atau sparepart
Identifikasi Isu : 3. Kurang optimalnya monitoring/pemantauan alat kesehatan
4. Rendahnya angka ketepatan respontime petugas terhadap laporan kerussakan
5. Pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai
Isu yang diangkat Pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai
Gagasan yang
diangkat
Optimalisasi pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai

1. Melakukan mapping alat medis


2. Melakukan telaah SOP
Kegiatan : 3. Melakukan observasi penggunaan alat medis
4. Melakukan edukasi kepada user tentang pemeliharaan rutin harian
5. Membuat jadwal monitoring dan evaluasi

2. Pemecahan isue :

40
4.2 Tabel pemecahan isu
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1. Melakukan Etika publik Dengan membuat
Diwujudkan dengan
mapping alat Notulen hasil mapping alat medis
1. Konsultasi dengan kepala melakukan diskusi
medis diskusi dengan mengedapankan dapat menunjang
ruangan etika dan sopan santun
Pelayanan yang
serta profesionalitas
prima dan
2. Berdiskusi dan bekerja Notulen hasil Nasionalisme
profesional
Diwujudkan dengan
sama dengan staf diskusi
adanya musyawarah
elektromedis mengenai mencapai tujuan bersama
(sila ke 4)
kegiatan edukasi
Etika Publik
mengenai pemeliharaan Diwujudkan dengan cara
kerjasama yang akan
rutin harian oleh user
disepakati bersama
sebagai sebuah komitmen

41
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Akuntabilitas
Diwujudkan dengan
mendokumentasikan
3. Mengunjungi ruangan
Dokumenasi kegiatan secara nyata
untuk mendata alat
dan dapat
dipertanggungjawabkan
.
4. Membuat laporan data
Lembar data
hasil mapping
2. Melakukan 1. Mengecek ada tidaknya Dokumentasi Akuntabilitas Dengan melakukan
Diwujudkan dengan
telaah SOP SOP alat yg dipasang telaah SOP mampu
mengumpulkan data
yang sesuai dengan apa Menyelenggaraka
yang di butuhkan
n pelayanan yang

42
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu prima dan
Diwujudkan dengan
profesional
mengumpulkan sumber
yang sesuai dengan
2. Mengumpulkan manual
Dokumentasi spesifikasinya yang akan
book alat
disepakati bersama
sebagai sebuah
komitmen

3. Membuat SOP yang


sesuai dengan manual Akuntabilitas
Diwujudkan dengan
book alat
membuat SOP yang
Lembar SOP
dapat dipertanggung
jawabkan

43
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Dengan melakukan
Etika publik
observasi
Diwujudkan dengan
1. Konsultasi dengan Notulen hasil melakukan diskusi penggunaan alat
kepala ruangan diskusi dengan mengedapankan
Melakukan medis dapat
etika dan sopan santun
observasi serta profesionalitas mendukung
3 penggunaan alat penyelenggaraan
Nasionalisme
medis 2. Koordinasi dengan user Diwujudkan dengan pelayan prima
melakukan diskusi
tentang penggunaan alat dengan
Lembar koreksi
yang selama ini mengedapaankan
musyawarah mufakat
dilakukan sebagai perwujudan
sila ke 4
1. Mempersiapkan materi Dokumentasi Akuntablilitas Melakukan edukasi
4. Melaksanakan Diwujudkan dengan
dan alat yang akan di kepada user dapat
edukasi kepada memberikan materi yang
edukasikan meningkatan
user tentang sesuai dengan
pelayanan yang
pedomannya

44
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu prima dan
2. Berkunjung ke ruangan Dokumentasi Diwujudkan dengan nilai profesional serta
efektifitas meningkatkan
sumber daya
manusia yang
pemeliharaan
profesional yang
rutin harian Nasionalisme
3. Menerangkan isi materi Diwujudkan dengan berorientasi pada
Dokumentasi kepuasan
menyampaikan yang
sebenarnya pelanggan serta
mengutamakan
keselamatan
pasien.
5. Membuat jadwal 1. Menyusun jadwal Dokumentasi Akuntabilitas Melakukan evaluasi
Diwujudkan dengan rasa
monitoring dan monitoring terhadap kegiatan.
tanggung jawab dalam
evaluasi Hal ini berkontribusi
menyusun jadwal
terhadap misi :
monitoring

45
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu
Diwujudkan dengan
2. Melaksanakan
Dokumentasi menjalankan apa yang
monitoring sesuai jadwal Menyelenggaraka
telah dijadwalkan demi
menjaga mutu pelayanan n pelayanan prima
Akuntabilitas dan profesional
3. Mengevaluasi hasil Diwujudkan dengan hasil
Laporan hasil
edukasi laporan yang dapat
dipertanggungjawabkan

46
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 4.3. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi

Minggu Habituasi ke-


Portofolio/ Bukti Kegiatan
April
No Kegiatan

1 2 3 4

1 Melakukan mapping alat medis 1. Notulen hasil diskusi


2. Notulen hasil diskusi
3. Lembar data

2 Melakukan telaah SOP 1. Dokumentasi


2. Dokumentasi
3. Lembar SOP
3 Melakukan observasi penggunaan alat 1. Notulen hasil diskusi
2. Lembar koreksi
medis
3. Dokumentasi
4 1. Dokumentasi
Melaksanakan edukasi kepada user 2. Dokumentasi
3. Dokumentasi
tentang pemeliharaan rutin harian

47
Minggu Habituasi ke-
Portofolio/ Bukti Kegiatan
April
No Kegiatan

1 2 3 4

5 Membuat jadwal monitoring dan evaluasi 1. Dokumentasi

2. Dokumentasi

3. Laporan hasil

48
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Tabel 4.4. Antisipasi dan strategi menghadapi kendala

Kendala yang Antisipasi dan Strategi


No. Kegiatan
mungkin terjadi Menghadapi Kendala
Melakukan mapping alat Atasan yang sulit Membuat janji terlebih
1 ditemui karena ada dahulu sebelum
medis kepentingan dinas melakukan konsultasi
Tidak adanya SOP
2 Melakukan telaah SOP Membuat SOP baru
di alat
Melakukan observasi Sulitnya user Membuat janji terlebih
3
penggunaan alat medis ditemui dahulu
Melaksanakan edukasi
Tidak semua user Membuat janji dengan
4 kepada user tentang dapat hadir user
pemeliharaan rutin harian
Membuat jadwal monitoring Berkoordinasi dengan
5 dan evaluasi Diluar jam kerja
user

49
BAB V

PENUTUP

Langkah awal dari implementasi aktualisasi adalah rancangan


aktualisasi, Rancangan ini memetakan isu yang yang terjadi serta
kegiatan sebagai jawaban isu yang akan di aktualisasikan di tempat kerja
nanti nya secara khusus dalam hal ini RSUD Cilacap. Rancangan
aktualisasi ini juga mencoba menganalisis kegiatan mensingkronisasikan
nilai dasar PNS yang bisa di terapkan di antaranya Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi setra
kedudukan PNS di didalam NKRI seperti Whole of Goverment, Pelayan
Publik, ataupun Manajemen ASN.
Selain penyerapan nilai dasar ASN Rancangan aktualisasi ini juga
memetakan kontribusinya terhadap misi organisasi dan tata nilai RSUD
Majenang. Tujuan dari penyusunan rancangan ini untuk memberikan
gambaran tentang apa yang akan di aktualisasi kan selama proses
habituasi.
Pentingnya penyusunan rancangan aktualisasi dan habituasi ini
diharapakan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan 5 kegiatan
aktualisasi dan habituasi ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-
kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini
tidak dapat direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai
aktualisasinya. Oleh sebab itu Penulis berharap agar rancangan
aktualisasi di RSUD Cilacap bisa berjalan sebagaimana jadwal dan
tahapan yang telah diusun dengan dukungan segenap pihak.
Dampak jika rancanagan aktualisasi optimalisasi pemakaian alat
medis oleh user di RSUD Majenang tidak dilaksanakan maka akan
berdampak pada kualitas alat penunjang medis dan kurang maksimalnya
pelayanan medis.

50
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015.
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Suwarno, Yogi, dan Tri Atmojo Sejati. 2016. Whole of Gorvernment.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Hukum_dan_Hak_Asas
i_Manusia_Republik_Indonesia

Lampiran Biodata
a. Identitas Diri

51
1 Nama Lengkap Dwi Ari Prasetya

2 Jenis Kelamin Laki-laki

Formasi
3 Teknisi Elektromedis
Jabatan

4 NIP 199502092019021002

Tempat dan
5 Banyumas, 9 Februari 1995
Tanggal Lahir

Kalisube RT.03/ RW.01,


6 Alamat Rumah
Kec. Banyumas, Kab. Banyumas

Nomor
7 081226470870
Telepon/Fak/Hp
Nomor
8 -
Telepon/Fax

9 Alamat e-mail dwiariprasetya@gmail.com

b. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan

SD N KALISUBE 2006 -

SMP N 1 BANYUMAS 2009 -


TEKNIK
SMK N 2 BANYUMAS 2012
PENGELASAN
TEKNIK
ATEM SEMARANG 2015
ELEKTROMEDIK

52

Anda mungkin juga menyukai