Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi
Rancangan Aktualisasi Dan Habituasi
DISUSUN OLEH:
NIP : 199502092019021002
Gol/Angkatan : II / 1
i
HALAMAN PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
Menyetujui,
Coach, Mentor,
HALAMAN PENGESAHAN
i
Disetujui untuk diseminarkan pada:
Hari : Sabtu
Tanggal : 30 Maret 2019
Tempat : Diklat Sasana Praja Kabupaten Cilacap
Menyetujui,
Coach, Mentor,
Narasumber,
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
BAB I. PENDAHULUAN
ii
B. Identifikasi Isu dan Rumusan...........................................................3
C. Tujuan ...........................................................................................11
D. Manfaat .........................................................................................11
1. Akuntabilitas .............................................................................13
2. Nasionalisme ............................................................................15
B. Gambaran Umum...........................................................................31
iii
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi.........................................38
DAFTAR TABEL
iv
Tabel 4.2 Pemecahan isu.......................................................... 41
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan inovatif dan
terintegrasi, yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di
tempat kerja sehingga memungkinkan peserta mampu
menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan, serta
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS
yang profesional.
Untuk membentuk PNS profesional, dibutuhkan pembaharuan atas
pola penyelenggaraan diklat yang ada saat ini dan yang didukung oleh
semua pihak. Praktik penyelenggaraan Diklat Prajabatan dengan pola
pembelajaran klasikal yang didominasi dengan metode ceramah,
menunjukkan bahwa tidak mudah untuk membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS, terutama proses internalisasi pada diri masing-masing
peserta.
Berdasarkan pertimbangan akan hal tersebut maka dilakukan
inovasi dalam penyelenggaraan Diklat Prajabatan yang memungkinkan
peserta untuk mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi
pada tempat tugas, sehingga peserta merasakan manfaatnya secara
langsung. Dengan demikian nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut
terpatri kuat dalam dirinya.Melalui pembaharuan Diklat Prajabatan ini
diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional yaitu PNS yang
berkarakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai
dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran
PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik. Peserta diklat prajabatan CPNS Tahun 2019
pemerintah Kabupaten Cilacap ditugaskan untuk merancang
aktualisasi nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik,
Komitmen mutu, dan Anti korupsi yang disingkat menjadi ANEKA, yang
akan dilaksanakan di tempat kerja sebagaimana bentuk
2
penerapan ilmu yang sudah didapatkan selama mengikuti Diklat
Prajabatan dalam kurun waktu 18 hari belajar/on class.
Berkaitan dengan pembentukan PNS yang profesional, penulis
sebagai teknisi elektromedis terampil di RSUD Cilacap
mengidentifikasi kekurangan- kekurangan yang perlu mendapat
perhatian serius guna mencapai tujuan untuk membentuk PNS yang
profesional dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.
Melalui kegiatan aktualisasi yang menerapkan konsep nilai dasar
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi (ANEKA) maka penulis berharap dapat memberikan kontribusi
melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat solutif dan inovatif sehingga
nantinya bisa menjadi ASN yang profesional sebagai teknisi
elektromedis terampil. Selama bekerja, penulis menemukan beberapa
permasalahan, salah satunya pemakaian alat medis oleh user yang
belum sesuai SOP.
1. Identifikasi Isu
3
Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi
Kondisi Yang
No Identifikasi Isu Sumber isu Keadaan Saat Ini
Diharapkan
1 Tidak Pelayanan Belum Melakukan preventive
optimalnya Publik terjadwalnya maintenance yang
4
3 Kurang Pelayanan Dikarenakan alat Alat – alat
optimalnya Publik tidak terpantau, kesehatan yang
monitoring/pe apabila tetap digunakan selalu
mantauan alat digunakan akan dalam kondisi yang
kesehatan mengakibatkan layak pakai sesuai
hasil pengukuran dengan standar
tidak valid, dan pelayanan
ditakutkan terjadi
kesalahan
diagnosis.
4 Rendahnya Pelayanan Alat yang rusak Kecepatan
angka Publik tidak dapat penanganan trouble
ketepatan terselesaikan alat sehingga tidak
respontime tepat waktu mengganggu
petugas sehingga pelayanan medis.
terhadap pelayanan
laporan terhambat,
kerusakan
5
2. Penetapan Isu
6
Berikut beberapa isu yang ada pada Rutan Kelas I Surakarta,
yang akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode APKL,
untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :
7
Analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah analisis
yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak
lanjuti. Adapun indikator analisis USG adalah sebagai berikut :
8
Tabel 1.5 Tabel parameter USG
PARAMETER
Skor
Urgency Seriousness Growth
1 2 3 4
Isu tidak begitu
Isu tidak
serius untuk di
mendesak untuk Isu lamban
1 bahas karena
segera berkembang
tidak berdampak
diselesaikan
ke hal yang lain
Isu kurang serius
Isu kurang untuk segera
mendesak untuk dibahas karena Isu kurang cepat
2
segera tidak kurang berkembang
diselesaiakn berdampak ke hal
yang lain
Isu cukup serius
Isu cukup
untuk segera Isu cukup cepat
mendesak untuk
3 dibahas karena berkembang,
segera
akan berdampak segera dicegah
diselesaikan
ke hal yang lain
Isu serius untuk
Isu mendesak segera dibahas Isu cepat
4 untuk segera karena akan berkembang untuk
diselesaikan berdampak ke hal segera dicegah
yang lain
Isu sangat serius
Isu sangat
untuk segera Isu sangat cepat
mendesak untuk
5 dibahas karena berkembang untuk
segera
akan berdampak segera dicegah
diselesaikan
ke hal yang lain
Hasil dari penetapan isu menggunakan APKL selanjutnya
akan diperingkatkan untuk segera ditindaklanjuti (diselesaikan)
maka penulis menggunakan analisis USG yang dijelaskan pada
tabel berikut :
9
Tabel 1.6 Tabel penetapan isu USG
Indikator
No Isu Jumlah Peringkat
U S G
1 2 3 4 5 6 7
Tidak optimalnya preventive
maintenance atau
1 3 3 4 10 II
pemeliharaan alat
kesehatan
Kurang optimalnya
2 monitoring/pemantauan alat 4 3 2 9 III
kesehatan
Pemakaian alat medis oleh
3 4 4 3 11 I
user yang belum sesuai
3. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktulisasi ini
adalah :
1. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Manajemen ASN, WoG, dan Pelayanan
Publik untuk melaksanakan kegiatan optimalisasi edukasi
mengenai pemeliharaan rutin harian oleh user.
2. Mampu memahami, menginternalisasi dan mengaktualisasi
keterkaitan prinsip Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara pada
10
kegiatan untuk melaksanakan optimalisasi edukasi mengenai
pemeliharaan rutin harian oleh user.
3. Mampu memberikan manfaat bagi user di RSUD Cilacap,
terutama untuk ikut tanggap memelihara supaya alat
penunjang medis tidak mudah rusak dan tidak mengganggu
pelayanan medis
D. Manfaat
BAB II
LANDASAN TEORI
11
mengembangkan pola pikir yang positif dan meminimalisasi pola
pikir dirinya yang negatif. Hal ini berarti akan mensukseskan tugas
dan peranan PNS sebagai abdi negara, abdi masyarakat, dan
pelayan masyarakat.
Semestinya selaku PNS selalu sadar untuk tidak
mengendorkan semangat kerja dan profesionalitas kerja serta
berusaha sekuat tenaga untuk merubah cara pandang dari bekerja
untuk uang menjadi bekerja untuk ibadah serta dari berpikir linier
menuju berpikir sistem. Kesadaran dan kemauan untuk merubah
hal tersebut diatas akan mudah dilakukan bilamana seorang PNS
mampu menggeser dan merobohkan dinding mental pembatas
(mental block) yang ada pada dirinya. Mental block yang ada dalam
pikiran seseorang inilah yang menghambat dirinya untuk mau
bergerak dan mau berubah untuk mencapai impian, tujuan,
harapan, keinginan ataupun perubahan yang lebih baik dalam
kehidupannya. Pola pikir PNS agar senantiasa terdorong berpola
pikir, bersikap dan berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan
dan diakomodir oleh pemerintah.
Pola pikir positif yang demikianlah yang membentuk konsep diri
selaku PNS. Adapun konsep diri PNS adalah sebagai berikut:
12
Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1979, terdiri atas delapan
norma-norma sikap perilaku: 1. Kesetiaan 2. Prestasi Kerja 3.
Tanggung Jawab 4. Ketaatan 5. Kejujuran 6. Kerjasama 7.
Prakarsa, dan 8. Kepemimpinan. Sikap dan perilaku terdiri dari 3
aspek yaitu: (1) kesehatan jasmani, mental dan spiritual; (2) sikap
dan perilaku disiplin direpresentasikan melalui kegiatan tata
upacara sipil dan keprotokoleran; dan (3) aspek kesiap-siagaan diri
melalui konsep kesemaptaan.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin
menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol
demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
13
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
14
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka
setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nasionalisme
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter
yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
15
f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
2. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
d. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
j. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
16
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
a. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
g. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
i. Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
5. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
b. sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
17
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup
cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan
apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
18
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai
Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan
efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu,
kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
19
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga,
dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku,
uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan
jumlah keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga
karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal
misalnya permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik
harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur
penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam
bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
20
a) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary:
1960 ). Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari
bahasa latin tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie”
(Belanda). Korupsi secara harafiah adalah kebusukan,
21
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20
Tahun 2001 didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, atau
korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara. menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri
dari:
22
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
Tanggung Jawab
5) Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua
masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan,
tenaga, kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga
menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
23
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yg ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dr pengaruh
& Intervensi semua Golongan & Parpol.
24
c. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada
PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung
jawab;
d. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan
martabat PNS;
e. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
f. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan;
g. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
h. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau
merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang
keamanan, keuangan, dan materiil;
i. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
j. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
k. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
l. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
m. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
n. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
o. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang.
1. Manajemen ASN
25
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan
pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN,
Manajemen Aparatur Sipil Negara, 2014).
2. Whole of Goverment
26
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan
lebih baik, selain itu perkembangan teknologi informasi,
situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG.
3. Pelayanan Publik
27
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
BAB III
28
Sebagai Payung Hukum dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dalam perkembangan RSUD secara
yuridis di dukung dengan produk-produk hukum yang menurut tahun
ditetapkan adalah sebagai berikut :
29
h. Surat Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 445 / 10131 / 2016 Tentang
Perpanjangan Ijin Operasional dan Klasifikasi RSUD Cilacap
i. Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-
SERT/539/XII/2016 bahwa telah memenuhi standar akreditasi
Rumah Sakit dan dinyatakan lulus tingkat Paripurna.
B. GAMBARAN UMUM
30
- Alat kantor & RT : 3.731 Unit
- Alat Studio &Komunikasi : 123 Unit
- Alat Kedokteran : 2.297 Unit
- Alat Laborat : 424 Unit
- Alat : 3 Unit
Persenjataan/Kemananan
- Buku Perpustakaan : 89 Buah
- Barang bercorak : 1 Unit
Kebudayaan
- Alat Pertanian : 31 Unit
31
Upaya untuk merealisasi kegiatan rumah sakit tersebut serta
berdasar Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka RSUD Cilacap
memiliki falsafah Visi, Misi, Motto, Budaya Kerja dan Tujuan sebagai
berikut :
1. Falsafah
Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan Humanis dan
Paripurna serta membina jaringan kemitraan dan rujukan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Visi
Rumah Sakit pilihan Masyarakat.
3. Misi
4. Motto
32
5. Budaya Kerja
1. Profesional
2. Visioner
3. Kerjasama
6. Tujuan
b. Bagi Konsumen
c. Bagi Karyawan
33
- Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara
proporsional.
34
- Ikut membantu menciptakan suasana lingkungan
yang bersih dan sehat
35
D. STRUKTUR ORGANISASI DAN JOB DESKRIPSI
1. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
dr. PRAMESTI GRIANA DEWI, M.Kes, M.Si
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
BAGIAN PROGRAM DAN BAGIAN BAGIAN PELAYANAN MEDIS
PENGEMBANGAN KEUANGAN UMUM
dr. YUYUNG BUDIWASKITO
HANAFI MASYHUD, SKM, M.Kes MASJUN,S.KEP, NS, MPH KUSTIYAH RETNOWATI, SE., MM
BIDANG
SUB BAGIAN BINA SUB BAGIAN SUB BAGIAN PELAYANAN KEPERAWATAN
PROGRAM, PENELITIAN TATA USAHA DAN
ANGGARAN DAN
DAN PENGEMBANGAN RS KEPEGAWAIAN
PERBENDAHARAA SUNARDI ADI WIBOWO, S.Kep, Ns. M.H
HENDRIYANTO DWI W,ST2. TUGAS POKOK
ACHMAD DAN FUNGSI
HADIYANTO, RUMAH SAKIT
TRIAS SUSANA, S.Sos
S.Kep, Ns
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap merupakan unsur
BIDANG
SUBBAGIAN
pendukung tugas Bupati di bidang pelayanan kesehatan.
SUB BAGIAN
Tugas
PELAYANAN PENUNJANG
SUB BAGIAN
PENINGKATAN SDM, AKUNTANSI DAN RUMAH TANGGA DAN MEDIS
HUKUM DAN HUMAS pokok RSUD
VERIFIKASI
Cilacap adalah
LOGISTIK melaksanakan pelayanan
TEGUH RIYADI, SKM,.M.Kes
ATIAH MARIANI, SH, MH pengobatan, pemulihan
SUGIHARTI, SH, MM peningkatan
BUNTORO, S.H kesejahteraan dan
pencegahan penyakit.
37
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan
melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua
dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan;
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya..
38
Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap sebagai unit kerja memiliki
tanggung jawab melayani masyarakat dalam bidang kesehatan. Dalam
proses pelaksanaanya masih terdapat sejumlah permasalahan yang
menjadi kendala bagi terwujudnya cita-cita tersebut. Oleh karena itu
diperlukan gagasan-gagasan yang bermanfaat sebagai wujud kontribusi
untuk pengembangan lembaga.
Berdasarkan hasil analisis APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Layak/ Kelayakan) serta USG (Urgensi, Seriousness,
dan Growth), telah ditentukan 1 (satu) isu yang dapat dikembangkan
menjadi berbagai gagasan/ kegiatan untuk penyelesaian masalah
dengan melibatkan komponen yang ada. Tahap pertama yaitu
identifikasi isu dan penetapan isu telah dijelaskan dalam BAB I.
Selanjutnya dalam BAB IV ini dijelaskan tahap kedua sampai dengan
tahap kelima yaitu gagasan/rencana kegiatan, tahapan kegiatan, output
kegiatan, pendeskripsian keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan, pendeskripsian rencana
pelaksanaan kegiatan yang didasari aktualisasi nilai-nilai dasar PNS,
dan pendeskripsian hasil kegiatan yang dilandasi oleh substansi mata
pelatihan tehadap pencapaian visi, misi, tujuan organisasi, dan
penguatan terhadap nilai-nilai organisasi.
Rancangan kegiatan aktualisasi merupakan rencana operasional
pelaksanaan aktualisasi dan habituasi yang akan diterapkan oleh penulis
selama 30 hari kerja di RSUD Cilacap. Rancangan kegiatan aktualisasi
disajikan secara rinci dalam tabel 4.1 berikut ini :
39
1. Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Tidak optimalnya preventive maintenance atau pemeliharaan alat kesehatan
2. Ketidaktersediaannya suku cadang atau sparepart
Identifikasi Isu : 3. Kurang optimalnya monitoring/pemantauan alat kesehatan
4. Rendahnya angka ketepatan respontime petugas terhadap laporan kerussakan
5. Pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai
Isu yang diangkat Pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai
Gagasan yang
diangkat
Optimalisasi pemakaian alat medis oleh user yang belum sesuai
2. Pemecahan isue :
40
4.2 Tabel pemecahan isu
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1. Melakukan Etika publik Dengan membuat
Diwujudkan dengan
mapping alat Notulen hasil mapping alat medis
1. Konsultasi dengan kepala melakukan diskusi
medis diskusi dengan mengedapankan dapat menunjang
ruangan etika dan sopan santun
Pelayanan yang
serta profesionalitas
prima dan
2. Berdiskusi dan bekerja Notulen hasil Nasionalisme
profesional
Diwujudkan dengan
sama dengan staf diskusi
adanya musyawarah
elektromedis mengenai mencapai tujuan bersama
(sila ke 4)
kegiatan edukasi
Etika Publik
mengenai pemeliharaan Diwujudkan dengan cara
kerjasama yang akan
rutin harian oleh user
disepakati bersama
sebagai sebuah komitmen
41
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Akuntabilitas
Diwujudkan dengan
mendokumentasikan
3. Mengunjungi ruangan
Dokumenasi kegiatan secara nyata
untuk mendata alat
dan dapat
dipertanggungjawabkan
.
4. Membuat laporan data
Lembar data
hasil mapping
2. Melakukan 1. Mengecek ada tidaknya Dokumentasi Akuntabilitas Dengan melakukan
Diwujudkan dengan
telaah SOP SOP alat yg dipasang telaah SOP mampu
mengumpulkan data
yang sesuai dengan apa Menyelenggaraka
yang di butuhkan
n pelayanan yang
42
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu prima dan
Diwujudkan dengan
profesional
mengumpulkan sumber
yang sesuai dengan
2. Mengumpulkan manual
Dokumentasi spesifikasinya yang akan
book alat
disepakati bersama
sebagai sebuah
komitmen
43
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Dengan melakukan
Etika publik
observasi
Diwujudkan dengan
1. Konsultasi dengan Notulen hasil melakukan diskusi penggunaan alat
kepala ruangan diskusi dengan mengedapankan
Melakukan medis dapat
etika dan sopan santun
observasi serta profesionalitas mendukung
3 penggunaan alat penyelenggaraan
Nasionalisme
medis 2. Koordinasi dengan user Diwujudkan dengan pelayan prima
melakukan diskusi
tentang penggunaan alat dengan
Lembar koreksi
yang selama ini mengedapaankan
musyawarah mufakat
dilakukan sebagai perwujudan
sila ke 4
1. Mempersiapkan materi Dokumentasi Akuntablilitas Melakukan edukasi
4. Melaksanakan Diwujudkan dengan
dan alat yang akan di kepada user dapat
edukasi kepada memberikan materi yang
edukasikan meningkatan
user tentang sesuai dengan
pelayanan yang
pedomannya
44
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu prima dan
2. Berkunjung ke ruangan Dokumentasi Diwujudkan dengan nilai profesional serta
efektifitas meningkatkan
sumber daya
manusia yang
pemeliharaan
profesional yang
rutin harian Nasionalisme
3. Menerangkan isi materi Diwujudkan dengan berorientasi pada
Dokumentasi kepuasan
menyampaikan yang
sebenarnya pelanggan serta
mengutamakan
keselamatan
pasien.
5. Membuat jadwal 1. Menyusun jadwal Dokumentasi Akuntabilitas Melakukan evaluasi
Diwujudkan dengan rasa
monitoring dan monitoring terhadap kegiatan.
tanggung jawab dalam
evaluasi Hal ini berkontribusi
menyusun jadwal
terhadap misi :
monitoring
45
Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Komitmen mutu
Diwujudkan dengan
2. Melaksanakan
Dokumentasi menjalankan apa yang
monitoring sesuai jadwal Menyelenggaraka
telah dijadwalkan demi
menjaga mutu pelayanan n pelayanan prima
Akuntabilitas dan profesional
3. Mengevaluasi hasil Diwujudkan dengan hasil
Laporan hasil
edukasi laporan yang dapat
dipertanggungjawabkan
46
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
1 2 3 4
47
Minggu Habituasi ke-
Portofolio/ Bukti Kegiatan
April
No Kegiatan
1 2 3 4
2. Dokumentasi
3. Laporan hasil
48
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
49
BAB V
PENUTUP
50
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Kusumasari, Bevaola, Septiana Dwiputrianti, dan Enda Laluk Allo. 2015.
Akuntabilitas. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Latief, Yudi, Adi Suryanto, dan Abdul Aziz Muslim. 2015. Nasionalisme.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Suwarno, Yogi, dan Tri Atmojo Sejati. 2016. Whole of Gorvernment.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi. 2015. Anti Korupsi. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Hukum_dan_Hak_Asas
i_Manusia_Republik_Indonesia
Lampiran Biodata
a. Identitas Diri
51
1 Nama Lengkap Dwi Ari Prasetya
Formasi
3 Teknisi Elektromedis
Jabatan
4 NIP 199502092019021002
Tempat dan
5 Banyumas, 9 Februari 1995
Tanggal Lahir
Nomor
7 081226470870
Telepon/Fak/Hp
Nomor
8 -
Telepon/Fax
b. Riwayat Pendidikan
SD N KALISUBE 2006 -
52