LAPORAN LENGKAP
ANALISIS FARMASI II
OLEH :
KELAS E.017
KELOMPOK III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
digunakan.
berbeda-beda.
mengetahui sifat fisika maupun kimia dari bahan obat yang akan digunakan
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Kimia analitik bias dibagi menjadi bidang – bidang yang disebut analisis
identifikasi zat – zat kimia mengenai unsur atau senyawa apa yang ada dalam
(Underwood,2002)
Antibiotika (L. anti = lawan, bios = hidup) adalah zat-zat kimia yang
dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau
(Tjay,2015)
Setelah tahun 1960 zat induk tetrasiklin mulai dibuat seluruhnya secara
sintetik, yang kemudian disusul oleh derivate –oksi dan –klor serta
JR.2002).
dengan besi (III) yang menghasilkan warna ungu. Identitas warna yang
METODOLOGI KERJA
Alat dan bahan yang digunakan pada metode iodometri. Alat yang
digunakan: buret, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, labu takar, pipet
VIS, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, labu takar, dan pipet tetes. Bahan
B. CARA KERJA
Cara kerja menggunakan metode iodometri:
7. Ditambahkan 1 mL NaCl 1 N.
BAB IV
A. Hasil
1. Metode Iodometri
No. X Y XY X2 Y2
B. Pembahasan
dengan fenol merah 2-3 tetes hingga berubah warna kuning. Dititrasi
dengan larutan baku basah NaOH 0,1 N sampai berubah warna mejadi
merah mudah, dicatat hadil akhir volume titrasi dan dihitung kadarnya.
Diperoleh kadar asam salisilat pada sediaan tablet cartylo yaitu 36,6%.
Pada metode bromometri pertama-tama tablet cartylo yang sudah
pada titrasi blanko, didapat volume akhir titrasi dan dihitung untuk
pada sediaan tablet cartylo yaitu 36,6%, tidak sesuai dengan literatur.
pada sediaan tablet cartylo yaitu 0.04% tidak sesuai dengan literatur.
A. Uraian Bahan
1. Air Suling ( FI III,hal 96)
mempunyai rasa.
RM/BM : KBrO3
RM/BM : 166.00 / KI
RM/BM : /Na(OH) 40
menyerap karbondioksida.
merapuh.
etanol
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Skema Kerja
a. Metode iodometri
Ditambahkan 1 ml NaOH 1 N
Diamkan 20 menit
Diamkan 20 menit
Ditambahkan alikout
2. Perhitungan
a. Metode iodometri
V1 Na2 S2 O3 x Na2 S2 O3 = x
50 x 0,01 = x
0,5 = x
0,5 = 5 ml x n = ...?
g
Xn =
BE × V
g = N × BE × V
= 3,65 gram
3,65 ×100 %
%kadar =
0,1
b. Metode spektrofotometri
1592250 − 43425
=
27500 − 22500
1548825
=
5000
= 309,765
n(∑xy) (∑x) (∑xy)
b. Intrape (a) =
n (∑x2) − (∑x)2
5 (289,5)−(150)(84,5)
=
5 (5500)−(150)2
1447,5−43425
=
27500−22500
−41,9775
=
5000
= 8,3955
c. Y = a + bx
−10,2455
x=
309,765
= 0,3307573 mg/ml
V = 0,006033675 mg/ml
c × v × FP
d. % kadar =
BS
0,033075073 × 50 × 2
=
0,068
−3075074
=
0,68
= -4,563981324%
3. Foto pengamatan
Keterangan : Keterangan :
Sampel yang digunakan Penimbangan bahan sebelum digerus
Keterangan : Keterangan :
Penimbangan bahan yang setelah digerus Hasil titrasi dengan metode iodometri
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI II LABORATORIUM ANALISIS FARMASI II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGA REZKY UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR MAKASSAR
Keterangan : Keterangan:
Hasil spektrofotometri ppm 10 Hasil spektrofotometri ppm 20
KETERANGAN : Keterangan:
Hasil spektrofotometri ppm 30 Hasil spektrofotometri ppm 40
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI II LABORATORIUM ANALISIS FARMASI II
PROGRAM STUDI S1 FARMASI PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGA REZKY UNIVERSITAS MEGA REZKY
MAKASSAR MAKASSAR
Keterangan : Keterangan:
Hasil spektrofotometri ppm 50 Larutan standar ppm 1000, ppm 100, ppm
50, ppm 40, ppm 30, ppm 20 dan ppm 10