Lebih baik mana orang yang menimba ilmu setinggi langit untuk dirinya sendiri dengan orang
yang nongkrong di warkop memikirkan negaranya”
CLG Studio
1. Adobe premiere + PC
2. 2 kamera mirrorless (Sony a6300 lensa 16mm buat suasana dan Fujifilm xt10 35mm untuk
close up shot) (oke)
3. 2 Tripod wajib (1 oke)
4. Lighting optional
5. Mic optional (headset voice recorder) (oke)
6. Wardrobe masing-masing pemeran
7. 2 memory card (oke)
8. Spare battrery MIC
Anggota Tim:
1. Yoga :Director
2. Yoga, Dimas 2 Kameramen (Rangkap Director)
3. Yoga Editor (Rangkap Director)
4. Pemeran si A
5. Pemeran si B
Tim:
Setting: Minggu pagi di warkop keadaan tidak begitu ramai tidak begitu sepi (kalau bisa sepi)
Pemeran: Dua orang sahabat dari SMA yang memilih jalan hidup yang berbeda
1. Kocak: Pengusaha Muda yang mempunyai mimpi menjadi milyader keras kepala tapi
realistis, pihak yang cenderung skeptis terhadap pemerintah
2. Arek: PNS Bea Cukai yang mempunyai yang idealis, bernasionalisme tinggi tapi
berpikiran siapapun pemerintah dia harus berusaha yang terbaik untuk masyarakat
negaranya bukan untuk pemerintahnya.
Hubungan mereka “konco lawas” jadi tidak ada sungkan, omongan yang difilter langsung
libas tanpa ragu.
Plot: Pertemuan singkat dua sahabat yang ingin menjadi orang besar, tapi dari dunia yang sangat
bertolak belakang.
Plot ditutup dengan Si B mendapatkan penggilan bertugas dikala hari libur dan pamit pergi
meninggalkan obrolan mereka.
Pagi itu di warkop X terlihat suasana sepi hanya terlihat dua pemuda yang bercakap-cakap seakan
ada di dunia mereka sendiri tanpa memperhatikan sekitar, warkop tidak terlalu besar terdapat
beberapa kursi di luar untuk pengunjung yang senang menikmati suasana luar dan beberapa kursi
di dalam ruangan. Terlihat beberapa cangkir kopi yang sudah kosong menemani obrolan mereka
yang ngalor ngidul, yang mungkin sudah berlangsung beberapa saat.
Shoot panning dari mas2 yang menghantar kopi pesanan tambahan untuk mereka
Si B: Iyo lah, ndongeng kita sekarang iki paling pas ditemani kopi,
Si A: Yo gini2 wae rek, susah nyari bahan baku bosku, itu lho kasihan pegawaiku terpaksa potong gaji
Si A: Yowes gini, nasib wirausaha kelas coro padahal lo rek negara maju itu jumlah pengusaha iku
diangka 14% dari jumlah penduduk sdk kita cuman 3%, sebenere banyak sik pengen bikin usaha
cuman bikin startup e susahe bukan main. (nyruput kopi)
Si B: Ket mau omong susah2 tapi sebenere sik kok susahke ki opo sih cak?
Si A: Yo itu tadi
Si B: (sambil tersenyum) yo yo dadi gini cak, ono kok program pemerintah sik pas ngo awakmu
SI A: Opo?
Si B: KITE IKM, dadi kowe iso impor barang bak trus barangmu go Internasional cak, gimana sanggar
to, tertarik gak?
Si A: Gak wes, opo iku gak masuk yen opo meneh masih pake pelicin2 , gahhh!!!
Si A: Cuk rungoko iki omonganku penting, kadang aku berpikir gimana carane warga desa di
kampung kita iku maju dengan cara masing-masing bikin usaha. Mereka potensine luar biasa lo
contone iki Pak pono ndwe pabrik platik , pak parno jago nandur buah, mas joko ternak lele kolame
gedhe, yu wasiyem jago masak masakan warunge enak...
Si B: ahahahahahah
Si B: (Merasa bersalah masih menahan tawa) Iyo iyo aku paham banget opo maksud pembicaraanmu
Si B: Aku yo pengen cak, gak cuma warga desane kita tapi masyarakat pada umumnya juga sama,
nah yang kita bisa lakukan sekarang cak yo bekerja semaksimal mungkin sesuai bidang kita. Gak
kudu perang ben berjasa bagi masyarakat cak
Aku lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa ini,
daripada pemuda kutu buku yg hanya memikirkan diri sendiri, percuma lu pinter setengah mati
kalau cuman mau jadi orang paling hebat sendiri
Si B: Loh ngeyel
Suara handphone B
Si B bergegas meninggalkan si A
Epilog hp terdapat chat masuk dari Kocak “Bos piye carane daftar KITE IKM”