Anda di halaman 1dari 10

Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

JURNAL KOMUNITAS
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL PADA MATERI


INTERAKSI SOSIAL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

Andri Wirawan 

Universitas Wahid Hasyim Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan
Diterima Juni 2010 pembelajaran inkuiri di SMA Wahid Hasyim Tersono. Apa saja kendala dalam
Disetujui Juli 2010 pengembanganpembelajaran inkuiri sosial tersebut dan bagaimana upaya
Dipublikasikan September
mengatasi kendala dalam pengembanganpembelajaran inkuiri disekolah tersebut?
2010
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran inkuiri sosial di
Keywords: SMA Wahid Hasyim Tersono sangat mempengaruhi sistem pembelajaran siswa di
Social inquiry; sekolah. Siswa dapat menemukan hal-hal yang baru yang terjadi dalam interaksi
Social interaction; sosial seperti hubungan antar siswa, siswa dengan guru atau dalam masyarakat
School sociology. sehingga dapat memberikan akibat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
maupun pergaulan sehari-hari. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain siswa
yang tidak setara SDMnya, guru yang sulit menyetarakan masalah dengan materi
dan keterbatasan waktu, sarana prasarana yang kurang kondusif dalam proses
pembelajaran.

Abstract
The purpose of this study is to describe the implementation of inquiry learning in Wahid
Hashim Tersono High School. What are the obstacles in the development of social inquiry
learning and what efforts are used to overcome the obstacles in the development of inquiry
learning? The results shows that the implementation of social inquiry learning in school Wahid
Hashim Tersono shapes student’s creativity in the school. Students can discover new things
that are happening in social interactions such as the relationship between students, between
studentsand teacher, and students with the community. It can be said that the method helps
students become more active in learning and daily life. The constraints of the methodinclude
the different level of students’ capacity, a teacher difficult to equate with material issues and
time constraints, and a lack of infrastructure conducive to the learning process.

© 2010 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2086-5465
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jalan Menoreh 2 Semarang
E-mail: wirawan@gmail.com
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

PENDAHULUAN metode inkuiri sosial pada khususnya dan


menyesuaikan dengan materi yang akan
Salah satu model pembelajaran yang disampaikan, sehingga dapat meningkatkan
inovatif adalah metode inkuiri. Costa hasil belajar siswa. Hendaknya kepala
(1985), Mallinson (1991), Joyce dan Weil sekolah memberi informasi atau bimbingan
(1992), Silberman (1996), Slavin (1997), khusus mengenai inovasi pembelajaran
serta Gulo (2002) menyatakan bahwa inkuiri kepada para guru dalam upaya peningkatan
tidak hanya mengembangkan kemampuan kualitas pendidikan di SD. Kesadaran siswa
intelektual tetapi seluruh potensi yang ada terhadap proses inkuiri dapat ditingkatkan,
termasuk pengembangan emosional dan sehingga mereka dapat diajarkan prosedur
ketrampilan inkuiri merupakan suatu proses pemecahan masalah secara ilmiah. Adapun
yang bermula dari merumuskan masalah, pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
merumuskan hipotesis, mengumpulkan Guru membagi tugas meneliti sesuatu
data, menganalisis data, dan membuat masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi
kesimpulan. beberapa kelompok, dan masing-masing
Salah satu materi dalam mata pelajaran kelompak mendapat tugas tertentu yang
Sosiologi yang menuntut adanya kerja dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari,
kelompok adalah interaksi sosial. Penelitian meneliti dan membahas tuganya di dalam
ini akan menggunakan metode inkuiri sosial kelompok didiskusikan, kemudian dibuat
pada materi interaksi sosial mata pelajaran laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya
Sosiologi di kelas X yang akan dilakukan di hasil laporan kerja kelompok dilaporkan ke
SMA Wahid Hasyim Tersono Kecamatan sidang pleno, dan terjadinya diskusi secara
Tersono Kabupaten Batang dan dipilihlah luas. Dari sidang plenolah kesimpulan akan
kelas X1 sebagai subjek dan objek penelitian dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja
karena berdasarkan wawancara dengan kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir
guru mata pelajaran Sosiologi SMA Wahid bila masih ada tindak lanjut yang harus
Hasim Tersono kelas X1 lebih mudah untuk dilaksanakan (Roestiyah, 2008: 75-76).
dikondisikan sehingga akan mempermudah Dalam inkuiri, diajarkan pada siswa
pelaksaaan dalam penelitian. bahwa segala pengetahuan itu bersifat
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah sementara dan dapat berubah dengan
bagaimana pelaksanaan pembelajaran munculnya teori-teori baru. Oleh karena
inkuiri sosial pada materi interaksi sosial itu, siswa harus disadarkan bahwa pendapat
mata pelajaran Sosiologi kelas X1 SMA orang lain dapat memperkaya pengetahuan
Wahid Hasyim Tersono Kabupaten Batang yang dimiliki (Richard Suchman dalam
? Apa saja kendala dan bagaimana upaya Wena, 2009:76). Secara umum prinsip
mengatasi kendala dalam pengembangan strategi inkuiri ini sebagai berikut : Siswa
pembelajaran inkuiri sosial pada materi akan bertanya jika mereka dihadapkan pada
interaksi sosial mata pelajaran Sosiologi1 di masalah yang membingungkan/ kurang
SMA Wahid Hasyim Tersono Kabupaten jelas. Siswa dapat menyadari dan belajar
Batang? menganalisis strategi berpikir mereka.
Dalam penelitiannya Luailik Nikmatul Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara
(2010) menyimpulkan bahwa metode inkuiri langsung dan ditambahkan pada apa yang
berhasil meningkatkan minat siswa dan telah mereka miliki. Inkuiri dalam kelompok
guru dalam pembelajaran PKn di kelas dapat memperkaya khasanah pikiran
III SDN Petung I Kecamatan Pasrepan dan membantu siswa belajar mengenai
Pasuruan dengan materi pokok Peraturan sifat pengetahuan yang sementara dan
di Masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan menghargai pendapat orang lain.
meningkatnya keterampilan guru dan hasil Model inkuiri tercipta melalui
belajar siswa aspek kognitif dan aspek konfrontasi intelektual, di mana siswa
afektif. Dan disarankan pada guru agar pada dihadapkan pada suatu situasi yang aneh
pembelajaran PKn hendaknya menggunakan dan mereka mulai bertanya-tanya tentang

165
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir ini yang ditemukan dalam proses inkuiri.
adalah pembentukan pengetahuan yang Strategi pembelajaran inkuiri sosial
baru, maka siswa dihadapkan pada suatu (social science inquiry) dikembangkan oleh
yang memungkinkan untuk diselidiki Massialas & Cox (1966) untuk memecahkan
dengan lebih cermat (Joice and Weil dalam masalah dalam pembelajaran sosial. Strategi
Wena, 2009:76). Setelah situasi tersebut pembelajaran inkuiri sosial terdiri dari enam
disajikan kepada siswa, kepada mereka tahap pembelajaran yaitu :
diajarkan bahwa pertama-tama mereka Orientasi. Tahap orientasi merupakan
perlu mengupas beberapa aspek dari situasi tahap awal dimana dalma tahap ini guru harus
ini, misalnya sifat dan identitas obyek serta mampu membangun/mengembangkan
kejadian yang berhubungan dengan situasi rasa peka terhadap masalah-masalah
tersebut. sosial atas objek yang dibahas. Kepekaan
Strategi inkuiri merupakan strategi siswa mungkin akan muncul/tumbuh dari
pembelajaran yang dasar filosofinya pengamatan situasi kehidupan sehari-hari,
konstruktivisme karena melalui strategi ini, dari hasil refleksi terhadap suatu bacaan/
siswa membangun sendiri pengetahuannya. topik, dari situasi konflik yang ada di kelas
Dalam strategi inkuiri, siswa dilatih atau sejumlah sumber lain (Wena, 2009:82).
memecahkan masalah akademik, Hipotesis. Tahap kedua pengembangan
meningkatkan pemahaman terhadap sains, hipotesis sejelas mungkin sebagai konsekuensi
mengembangkan keterampilan belajar dari permasalahan yang sedang dikaji.
sains, dan literasi sains (Keefer, 1998; Hipotesis yang diajukan dapat dijadikan
German, 1991; Oates, 2002). Lawson penntun pada proses inkuiris elanjutnya
(2000) mengemukakan kegiatan inkuiri dengan siswa berusaha memverifikasi
dapat melatih kecakapan berpikir siswa komponen-komponen masalah yang sedang
dan meningkatkan kererampilannya dalam dipecahkan (Wena, 2009:82)
memecahkan masalah. Definisi Dalam. Tahap ini hipotesis
Indrawati (1999) dalam Trianto yang diajukan diklarifikasi dan didefinisikan
(2007:134) menyatakan bahwa suatu sehingga semua kelompok siswa dapat
pembelajaran pada umumnya akan lebih memahami dan mengkomunikasikan
efektif bila dilaksanakan melalui model- permasalahan yang dibahas. Untuk tahap
model pembelajaran yang termasuk rumpun ini pendefinisian suatu konsep/teori harus
pemprosesan informasi. Hal ini karena model- menggunakan bahasa yang jelas dan mudah
model pemprosesan informasi menekankan dipahami oleh siswa (Joice & Well dalam
pada bagaimana seseorang berpikir dan Wena, 2009:83).
bagaimana dampaknya terhadap cara-cara Eksplorasi. Dalam tahap ini hipotesis
mengolah informasi. Salah satu satu model yang diajukan diperluas/dianalisis,
pembelajaran pemprosesan informasi adalah implikasinya asumsi-asumsinya, dan
inkuiri. deduksi yang mungkin dilakukan dari
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian hipotesis tersebut. Dalam hal ini dilakukan
kegiatan belajar yang melibatkan secara kajian terhadap kualitas dan kekurangan
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk hipotesis, yang diuji tingkat validitas
mencari dan menyelidiki secara sistematis, logisnya dan konsistensi internalnya. Seperti
kritis, logis, adan analitis sehingga mereka diungkapkan Wilen & Clegg (1996) salah
dapat merumuskan sendiri penemuannya satu tujuan pembelajaran ilmu sosial adalah
dengan penuh percaya diri. Sasaran utama menumbuhkembangkan pengetahuan
pembelajran inkuiri adalah (1) keterlibatan dan keterampilan siswa dalam melakukan
siswa secara maksimal dalam proses eksplorasi terhadap gejala-gejala sosial yang
pembelajaran, (2) keterarahan kegiatan multikompleks (Wena, 2009:83).
secara logis dan sistematis pada tujuan Pembuktian. Pada tahap ini fakta dan
pembelajaran, dan (3) mengembangkan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung
sikap percaya pada diri siswa tentang apa hipotesis dikumpulkan, sesuai dengan

166
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

karakteristik hipotesis yang diajukan. mendapatkan subjek penelitian sebanyak 8


Dalam tahap ini siswa dibimbing cara-cara orang, 7 orang sebagai informan utama dan
mengumpulkan bukti, fakta, data yang 1 orang sebagai informan kunci. Sebanyak 7
berhubungan dengan hipotesis yang diajukan. orang yang diteliti adalah siswa yang terlibat
Siswa didorong belajar memverifikasi, dalam pembelajaran inkuiri sosial pada
mengklasifikasi, dan mereduksi data-data materi interaksi sosial di kelas X. Ketujuh
(Wena, 2009:83). orang subjek yang dipilih sebagai informan
Generalisasi. Tahap akhir dari strategi adalah siswa kelas X , sedangkan 1 orang
ini adalah pengungkapan penyelesaian adalah guru mata pelajaran Sosiologi yang
masalah yang dipecahkan. Dari data-data sekaligus sebagai Wakil Kepala Sekolah
(bukti, fakta) yang telah dikumpulkan dan bidang Kesiswaan. Dari hasil penelitian yang
dianalisis, siswa didorong untuk mencoba dilakukan, diperoleh gambaran mengenai
mengembangkan beberapa kesimpulan, dan karakteristik subjek penelitian yang meliputi:
dari berbagai kesimpulan yang telah dibuat, nama, usia, pendidikan terakhir, dan
siswa diajar bagaimana memilih pemecahan pekerjaan.
masalah yang paling tepat (Wena, 2009:83).
Strategi pembelajaran inkuiri sosial HASIL DAN PEMBAHASAN
telah banyak diterapkan dalam pembelajaran
dan terbukti dapat meningkatkan hasil SMA Wahid Hasyim Tersono
belajar siswa. Uji coba penerapan inkuiri merupakan lembaga pendidikan formal
ini dilakukan Massialas & Cox (1966) yang berdiri sejak tahun 1990 denga izin dari
dalam Made Wena (2009:86) pada mata Departemen Pendidikan Nasional tanggal
pelajaran ilmu sosial di sekolah menengah, 15 Pebruari 1990. SMA Wahid Hasyim
menunjukkan bahwa hampir 80% siswa Tersono berlokasi di Jalan Lapangan
mengalami peningkatan hasil belajar dan Gedongsari Tersono Kecamatan Tersono
kemampuan memecahkan masalah-masalah Kabupaten Batang. SMA Wahid Hasyim
sosial secara signifikan. Tersono merupakan sekolah swasta yang
Penelitian yang dilakukan pada didirikan oleh Yayasan Al-Ma’arif dengan
siswa kelas 11 jurusan IPS di Los Angeles waktu penyelenggaraan pagi hari. SMA
USA menunjukkan bahwa penerapan Wahid Hasyim Tersono memiliki guru
strategi pembelajaran inkuiri sosial secara sebanyak 24 orang. (terlampir) dan karyawan
signifikan dapat meningkatkan kemampuan staf administrasi 6 orang. Jumlah siswa
pemecahan masalah siswa (Joice and Weil, SMA Wahid Hasyim Tersono tahun ajaran
1992) dalam Made Wena (2009:87). 2009/2010 sebanyak 214 siswa.
Menurut Beyer (1995) dalam Wena Dari data penelitian dapat
(2009:87) proses pembelajaran dengan diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan
strategi pembelajaran inkuiri sosial, secara pembelajaran inkuiri sosial pada materi
bertahap dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial mata pelajaran Sosiologi
kritis siswa terhadap suatu masalah yang kelas X1 SMA Wahid Hasyim Tersono
dipecahkan. Namun, menurut Hunkins Kabupaten Batang sebagai berikut:
(1996) dalam Wena (2009:87) strategi Pertama, tahap penyajian masalah. Pada
pembelajaran inkuiri sosial bisa efektif tahapan ini, siswa didorong untuk mencari
dilaksanakan jika pengajar mampu contoh kasus sosial yang ada dikehidupan
menyiapkan bahan ajar yang masyarakat, dalam tahap ini siswa dirangsang
aktivitas intelektualnya kemudian siswa
METODE PENELITIAN merasa dirinya berada ditengah-tengah
sosialis kemasyarakatan.
Metode penelitian yang digunakan Kedua, tahap pengumpulan data
adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti verifikasi. Guru merangsang siswa untuk
menggunakan metode wawancara dan aktif memberikan contoh-contoh kasus yang
observasi. Dalam penelitian ini peneliti sesuai dengan materi kemudian diambil

167
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

beberapa kasus sosial yang disetujui bersama baru untuk menambah wawasan
untuk didiskusikan kemasing-masing Keempat, tahap organisasi data dan
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. formasi kesimpulan. Kesimpulan yang harus
Ketiga, tahap pengumpulan data diambil berupa hasil diskusi, setiap kelompok
eksperimentasi. Setelah perkelompok harus bisa menyimpulkan hasil paparan
mendapat kesempatan berdiskusi maka kelompoknya sendiri dan juga kelompok
setiap kelompok harus mempersentasikan yang lain, guna mendorong siswa agar
hasilnypa dan sesi tanya jawab dapat mampu mengikuti diskusi dan menambah
berlangsung. Setiap kelompok harus wawasan.
menyimak semua hasil diskusi yang telah Kelima, tahap analisis proses inkuiri.
berlangsung, ini mendorong siswa untuk Setelah semua berjalan sesuai tahapan maka
berargumen dan mampu mengikuti jalannya siswa merangkum semua hasil diskusi dan
diskusi juga dapat mendapatkan informasi memberikan hasil diskusinya kepada guru

Sumber : Hasil Penelitian, 2010, Andri Wirawan


Gambar 1. Guru Mengkondisikan Siswa Untuk Diskusi

Gambar 2. Suasana belajar di kelas

168
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

yang mengikuti diskusi, siswa didorong dan evaluasi. Demikian pula pada saat
untuk menilai hasil pertanyaan atau kritik pembelajaran menggunakan metode inkuiri
yang membangun dan kemudian guru sosial apakah guru merumuskan tujuan
memberikan jawaban dari pertanyaan- setiap proses pembelajaran. Hal ini seperti
pertanyaan yang membangun dan dijelaskan oleh Bapak Nur Khozin kepada
diharapkan mampu memuaskan pertanyaan peneliti.
siswa.
Pengalaman di sekolah ini Ya, kalau perumusan kegiatan,
menunjukkan metode inkuiri sosial sesuai tujuan pembelajaran jelas tertuang
atau cocok digunakan untuk pembelajaran dalam RPP karena setiap guru pasti
Sosiologi pada materi interaksi sosial karena mengetahui dan dapat membuat
siswa dapat menemukan hal-hal yang baru RPP. Walaupun kadang antara RPP
yang terjadi dalam interaksi sosial seperti dengan praktek di lapangan berbeda,
hubungan antar siswa, siswa dengan guru tetapi guru tetap berpegang pada RPP
atau dalam masyarakat sehingga dapat atau rencana pembelajaran dalam
memberikan akibat siswa menjadi lebih aktif menjalankan perannya sebagai seorang
dalam pembelajaran maupun pergaulan fasilitator. (Wawancara dengan Bapak
sehari-hari. Nur Khozin, 2 Februari 2010).

Penerapan metode inkuiri sosial Berdasarkan hasil wawancara di atas


dilakukan didalam dan diluar kelas, ketika ditanyakan, apakah guru merumuskan
didalam kelas siswa diberi motivasi tujuan setiap proses pembelajaran? Pak
dan dipancing keaktifan siswa dengan Khozin menjelaskan bahwa guru sebagai
cara memberikan tugas berbicara pelaksana kurikulum dan pengajar maupun
didepan kelas atau diskusi, dan juga fasilitator pembelajaran dituangkan dalam
bisa dilakukan diluar kelas dengan cara RPP yang memuat standar kompetensi,
praktek berinteraksi dengan sesama kompetensi dasar, tujuan pembelajaran serta
siswa atau siswa dengan masyarakat. indikator keberhasilan.
Tahap-tahap pembelajaran dengan Dalam merumuskan indikator
metode inkuiri sosial pada materi keberhasilan juga ditanyakan apa saja
interaksi sosial adalah: siswa indikator keberhasilan siswa dalam
memperoleh pengetahuan tentang pembelajaran mata pelajaran Sosiologi pada
interaksi
sosial didalam kelas dan materi interaksi sosial seperti dijelaskan Pak
diharapkan mampu membaca peristiwa Khozin kepada peneliti.
interaksi sosial dalam kehidupan
sehari-hari yang mencakup kontak Indikator keberhasilan yang
sosial dan komunikasi. (Wawancara dicapai dalam pembelajaran adalah
dengan Bapak Nur Khozin, 2 Februari pemahaman materi, baik secara
2010) kognitif, afektif maupun psikomotor
dengan penilaian praktek langsung
Berdasarkan hasil wawancara dapat dalam interaksi sosial yang terjadi
diketahui bahwa metode inkuiri sosial diantara siswa, siswa dengan guru dan
dilakukan di dalam dan di luar kelas, di dalam sebagainya.
kelas siswa diberi motivasi dan dipancing
keaktifan siswa dengan cara memberikan .Ketika ditanyakan tentang apakah
tugas berbicara didepan kelas atau diskusi, guru merencanakan penilaian siswa dan
juga bisa dilakukan diluar kelas dengan cara bagaimana caranya dijelaskan Pak Khozin
praktek berinteraksi dengan sesama siswa sebagai berikut.
atau siswa dengan masyarakat.
Dalam sebuah pembelajaran, tentu Penilaian siswa telah tertuang
dimulai dari kegiatan awal, pelaksanaan dalam rencana pembelajaran (RPP)

169
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

yang disesuaikan dengan alokasi setelah ini adalah apakah guru mengalami
waktu yang tersedia. Dalam KTSP kesulitan saat menerapkan metode Inkuiri
telah dijelaskan bahwa penilaian Sosial, mengapa hal ini dapat terjadi dapat
tidak hanya berdasarkan hasil tes diungkap dari hasil wawancara berikut.
tertulis saja, tetapi juga berasal dari Kesulitan yang dialami guru dalam
penilaian proses selama kegiatan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran berlangsung, seperti inkuiri adalah menyesuaikan masalah yang
antusias siswa, tingkat keaktifan dimunculkan dalam pembelajaran dengan
siswa, kerja kelompok, dan tujuan agar proses belajar mengajar tidak
sikap selama proses pembelajaran memberatkan siswa, siswa tidak merasa
sehingga pada akhirnya setiap siswa tertekan dalam proses pembelajaran saat
akan memperoleh nilai yang objektif. siswa diberikan pengalaman baru dalam
(Wawancara dengan Bapak Nur pembelajaran.
Khozin, 2 Februari 2010). Selain dari guru ada pula kendala
yang dihadapi dalam proses pembelajaran
Permasalahan yang dikaji selanjutnya inkuiri yaitu dari murid, karena SDM antar
adalah bagaimana guru melakukan penilaian siswa yang tidak sama menyebabkan proses
saat proses pembelajaran mengingat guru pembelajaran yang menarik, ada yang sangat
seorang diri dalam mempersiapkan materi, mudah menerima materi ada pula yang
menyampaikan materi, mengelola kelas, susah untuk mengerti, dan hal ini menjadi
dan menjaga kelangsungan proses belajar penghambat karena sedikit siswa yang aktif
mengajar sekondusif mungkin, seperti mengikuti pembelajaran.
diungkapkan oleh informan kepada peneliti. Dari sarana dan prasaranapun
ikut andil dalam proses penghambat
Penilaian saat proses pembelajaran pembelajaran inkuiri. Suatu hal yang
memang lebih sulit dibandingkan disepelekan oleh sekolah, karena lab
dengan penilaian dengan tes sosiologi ada di masyarakat maka sekolah
formatif atau ulangan harian kurang memfasilitasi dalam proses
karena guru berperan ganda dalam pembelajaran sehingga guru sosiologi
proses pembelajaran mulai dari harus pintar-pintar dalam menyampaikan
mempersiapkan materi, menyiapkan materi yang disesuaikan dengan kondisi
media, menggunakan metode, atau masalah-masalah sosial yang ada
mengelola kelas hingga melakukan dimasyarakat, selain itu kendala yang lain
penilaian kepada siswa. Tidak adalah kurangnya sumber bacaan yang
mungkin dalam satu waktu guru dapat ada di perpustakaan yang menyebabkan
menilai seluruh siswa selama proses siswa kurang pengetahuan, keadaan ruang
pembelajaran berlangsung. Namun kelas yang kurang kondusifpun menjadi
demikian dengan metode inkuiri sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
sosial yaitu dengan membuat pembelajaran.
kelompok-kelompok siswa, penilaian Strategi inkuiri merupakan strategi
relatif lebih mudah dilakukan karena pembelajaran yang dasar filosofinya
guru cukup mengamati kerja atau konstruktivisme karena, melalui strategi ini,
perkembangan dari masing-masing siswa membangun sendiri pengetahuannya.
kelompok. (Wawancara dengan Bapak Dalam strategi inkuiri, siswa dilatih
Nur Khozin, 2 Februari 2010). memecahkan masalah akademik,
meningkatkan pemahaman terhadap sains,
Dalam pelaksanaan suatu metode dan mengembangkan keterampilan belajar
pembelajaran disamping terdapat kelebihan- sains (Keefer, 1998; German, 1991; Oates,
kelebihan tentu juga ada kelemahan- 2002). Lawson (2000) mengemukakan
kelemahan yang dapat menjadi kendala kegiatan inkuiri dapat melatih kecakapan
yang dihadapi. Permasalahan yang dikaji berpikir siswa dan meningkatkan

170
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

kererampilannya dalam memecahkan Batang. Hal ini disebabkan karena metode


masalah. inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan
Indrawati (1999) dalam Trianto belajar yang melibatkan secara maksimal
(2007:134) menyatakan bahwa suatu seluruh kemampuan siswa untuk mencari
pembelajaran pada umumnya akan lebih dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
efektif bila dilaksanakan melalui model- logis, dan analitis sehingga mereka dapat
model pembelajaran yang termasuk rumpun merumuskan sendiri penemuannya dengan
pemprosesan informasi. Hal ini karena model- penuh percaya diri.
model pemprosesan informasi menekankan Hal ini sesuai dengan teori yang
pada bagaimana seseorang berpikir dan dikemukakan oleh Soekanto (2007) bahwa
bagaimana dampaknya terhadap cara-cara interaksi sosial merupakan dasar proses
mengolah informasi. Salah satu satu model sosial, yang menunjuk pada hubungan–
pembelajaran pemprosesan informasi adalah hubungan sosial yang dinamis. Untuk
inkuiri. mempelajari interaksi sosialyang terjadi
Dalam materi interaksi sosial standar di masyarakat tidak cukup hanya dengan
kompetensinya adalah Memahami perilaku membaca atau mendengarkan saja
keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan materi pelajaran yang disampaikan oleh
norma yang berlaku dalam masyarakat. guru, namun siswa perlu mengalami
Kompetensi dasarnya adalah menjelaskan sendiri atau praktek langsung agar siswa
fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji memperoleh pengetahuan, dan kemampuan
hubungan masyarakat dan lingkungan. dalam interaksi sosial atau kehidupan
Pada materi ini indikator pencapaian bermasyarakat nantinya. Penggunaan
kompetensi adalah (1) menjelaskan metode inkuiri sosial sangat cocok
hubungan antara berbagai konsep realitas digunakan dalam pembelajaran Sosiologi
sosial budaya, (2) mendeskpripsikan materi interaksi sosial karena pembelajaran
hubungan berbagai konsep tentang realitas ilmu sosial adalah menumbuhkembangkan
sosial dan (3) mengidentifikasi data tentang pengetahuan dan keterampilan siswa dalam
realitas sosial masyarakat. melakukan eksplorasi terhadap gejala-gejala
Tujuan pengajaran sosiologi di sosial yang multikompleks.
sekolah menengah pada dasarnya mencakup Adanya kendala-kendala yang
dua sasaran yang bersifat kognitif dan dihadapi dalam pelaksanaan metode inkuiri
bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran sosial dalam pembelajaran Sosiologi pada
Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan materi Interaksi Sosial tidak membuat siswa
pengetahuan dasar Sosiologi agar siswa atau guru bersikap apatis, statis, atau tidak
mampu memahami dan menelaah secara mau mengikuti perubahan dan cepatnya
rasional komponen-komponen dari individu, perkembangan ilmu pengetahuan. Masalah,
kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu hambatan dan kendala akan senantiasa ada
sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat dalam penerapan suatu metode dan ini harus
praktis dimaksudkan untuk mengembangkan disikapi dengan arif, wajar, dan proporsional
keterampilan sikap dan perilaku siswa dengan harapan tujuan pembelajaran dan
yang rasional dan kritis dalam menghadapi tujuan pendidikan dapat tercapai.
kemajemukan masyarakat, kebudayaan, Dalam penelitian ini telah diperoleh
situasi sosial serta berbagai masalah sosial informasi maupun fakta-fakta yang dapat
yang ditemukan dalam kehidupan sehari- digeneralisasikan. Namun generalisasi dari
hari. hasil penelitian ini belum tentu berlaku di
Berdasarkan hasil wawancara dan tempat lain atau sekolah lain karena setiap
observasi yang dilakukan selama penelitian individu dalam suatu kelompok dalam hal ini
menunjukkan bahwa metode inkuiri sosial beberapa informan yang diteliti mempunyai
dapat digunakan dalam pembelajaran tugas fungsional dan struktural yang berbeda
Sosiologi pada materi interaksi sosial siswa antara informan yang satu dengan informan
kelas X SMA Wahid Hasyim Tersono lainnya. Masing-masing individu (siswa)

171
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

memiliki karakteristik yang berbeda dengan Kendala-kendala yang dihadapi dalam


siswa di sekolah lain sehingga generalisasi proses pembelajaran inkuiri adalah dari
dari hasil penelitian ini terbatas pada beberapa faktor yaitu siswa yang tidak setara
informasi dimana penelitian ini dilakukan SDMnya, guru yang sulit menyetarakan
sehingga penerapan pada ruang lingkup masalah dengan materi dan keterbatasan
yang lebih luas dengan karakteristik berbeda waktu, sarana prasarana yang kurang
kiranya perlu dilakukan penelitian lagi karena kondusif dalam proses pembelajaran. Upaya
karakteristik berbeda akan menghasilkan mengembangkan pembelajaran inkuiri Sosial
keragaman yang berbeda pula. pelajaran Sosiologi kelas X1 SMA Wahid
Dari kendala yang dialami guru yaitu Hasyim Tersono yaitu dari guru seharusnya
sulitnya menyesuaikan masalah maka upaya lebih meningkatkan pembelajaran dengan
untuk mengatasinya adalah Guru seharusnya menerapkan strategi-strategi pembelajaran
lebih kerja keras untuk meningkatkan yang menunjang proses pembelajaran,
pembelajaran, melalui kegiatan MGMP dan dari siswa seharusnya lebih aktif dan
sertifikasi diharapkan mampu meningkatkan meningkatkan kerjasama agar tercipta
pengetahuan dan wawasan yang dapat pembelajaran yang harmonis, semua itu juga
meningkatkan mutu kompetensi guru. Sesuai harus didukung oleh sarana dan prasarana
dengan keadaan siswa yang tidak setara yang kondusif agar dapat meningkatkan
SDMnya maka pemecahan masalahnya pembelajaran.
yaitu siswa diharakan lebih aktif dan terjalin
kerja sama yang positif antar siswa, dengan DAFTAR PUSTAKA
demikian mutu pembelajaran akan lebih
baik dan mudahnya menerapkan metode Arikunto, S . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
pembelajaran dalam materi apapun. Seperti
Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
yang tertuang dalam tujuan sekolah bahwa Sosiologi SMA/MA. Jakarta : Depdiknas.
prasarana dan sarana harus dilengkapi Dwi Narjoko, J, Suyanto, B .2004. Sosiologi Teks
maka untuk menunjang pembelajaran harus Pengantar Dan Terapan. Jakarta : Kencana
disesuaikan dengan kemampuan sekolah, Prenada Media Group
Hamalik, O . 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta :
untuk itu diharapkan sarana dan prasarana Bumi Aksara.
dapat terlengkapi agar pembelajaran dapat Miles dan Huberman. 1999. Metode Kualitatif
tercipta yang lebih baik. terjemahan Rachman. Semarang :
Unnes.
Moleong, LJ. 2001. Metode Penelitian Kualitatif.
SIMPULAN
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
pembahasan tentang pembelajaran inkuiri Philipus, Ng, Aini, N . 2004. Sosiologi Dan Politik.
sosial pada materi interaksi sosial mata Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Roestiyah, N.K.2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
pelajaran sosiologi kelas x1 di SMA Wahid : Rineka Cipta
Hasyim Tersono dapat disimpulkan sebagai Soekanto, S . 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
berikut. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri Erlangga.
sosial pada materi interaksi sosial mata Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
R & D. Bandung : Alfabeta.
pelajaran Sosiologi kelas X1 SMA Wahid
Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Hasyim Tersono Kabupaten Batang sangat Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi
mempengaruhi sistem pembelajaran siswa di Pustaka.
sekolah karena siswa dapat menemukan hal- Triarso, A . 2004. Dasar-dasar Instruksional Penulisan
hal yang baru yang terjadi dalam interaksi Naskah Multimedia. Makalah disjaikan dalam
Seminar Multimedia di Bandungan Semarang
sosial seperti hubungan antar siswa, siswa 12 Agustus 2004 (tidak diterbitkan)
dengan guru atau dalam masyarakat Uno, HB. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses
sehingga dapat memberikan akibat siswa Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran Jakarta : Bumi Aksara.
Wahyu, 2004. Model Pengelolaan Sumber Belajar dan
maupun pergaulan sehari-hari.

172
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173

Media Pembelajaran Guru Tingkat SMA se-Jawa Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Tengah. Dinas Pendidikan Nasional Prop. Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Jateng (tidak diterbitkan).

173

Anda mungkin juga menyukai