JURNAL KOMUNITAS
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas
Andri Wirawan
Abstract
The purpose of this study is to describe the implementation of inquiry learning in Wahid
Hashim Tersono High School. What are the obstacles in the development of social inquiry
learning and what efforts are used to overcome the obstacles in the development of inquiry
learning? The results shows that the implementation of social inquiry learning in school Wahid
Hashim Tersono shapes student’s creativity in the school. Students can discover new things
that are happening in social interactions such as the relationship between students, between
studentsand teacher, and students with the community. It can be said that the method helps
students become more active in learning and daily life. The constraints of the methodinclude
the different level of students’ capacity, a teacher difficult to equate with material issues and
time constraints, and a lack of infrastructure conducive to the learning process.
165
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
hal tersebut. Dikarenakan tujuan akhir ini yang ditemukan dalam proses inkuiri.
adalah pembentukan pengetahuan yang Strategi pembelajaran inkuiri sosial
baru, maka siswa dihadapkan pada suatu (social science inquiry) dikembangkan oleh
yang memungkinkan untuk diselidiki Massialas & Cox (1966) untuk memecahkan
dengan lebih cermat (Joice and Weil dalam masalah dalam pembelajaran sosial. Strategi
Wena, 2009:76). Setelah situasi tersebut pembelajaran inkuiri sosial terdiri dari enam
disajikan kepada siswa, kepada mereka tahap pembelajaran yaitu :
diajarkan bahwa pertama-tama mereka Orientasi. Tahap orientasi merupakan
perlu mengupas beberapa aspek dari situasi tahap awal dimana dalma tahap ini guru harus
ini, misalnya sifat dan identitas obyek serta mampu membangun/mengembangkan
kejadian yang berhubungan dengan situasi rasa peka terhadap masalah-masalah
tersebut. sosial atas objek yang dibahas. Kepekaan
Strategi inkuiri merupakan strategi siswa mungkin akan muncul/tumbuh dari
pembelajaran yang dasar filosofinya pengamatan situasi kehidupan sehari-hari,
konstruktivisme karena melalui strategi ini, dari hasil refleksi terhadap suatu bacaan/
siswa membangun sendiri pengetahuannya. topik, dari situasi konflik yang ada di kelas
Dalam strategi inkuiri, siswa dilatih atau sejumlah sumber lain (Wena, 2009:82).
memecahkan masalah akademik, Hipotesis. Tahap kedua pengembangan
meningkatkan pemahaman terhadap sains, hipotesis sejelas mungkin sebagai konsekuensi
mengembangkan keterampilan belajar dari permasalahan yang sedang dikaji.
sains, dan literasi sains (Keefer, 1998; Hipotesis yang diajukan dapat dijadikan
German, 1991; Oates, 2002). Lawson penntun pada proses inkuiris elanjutnya
(2000) mengemukakan kegiatan inkuiri dengan siswa berusaha memverifikasi
dapat melatih kecakapan berpikir siswa komponen-komponen masalah yang sedang
dan meningkatkan kererampilannya dalam dipecahkan (Wena, 2009:82)
memecahkan masalah. Definisi Dalam. Tahap ini hipotesis
Indrawati (1999) dalam Trianto yang diajukan diklarifikasi dan didefinisikan
(2007:134) menyatakan bahwa suatu sehingga semua kelompok siswa dapat
pembelajaran pada umumnya akan lebih memahami dan mengkomunikasikan
efektif bila dilaksanakan melalui model- permasalahan yang dibahas. Untuk tahap
model pembelajaran yang termasuk rumpun ini pendefinisian suatu konsep/teori harus
pemprosesan informasi. Hal ini karena model- menggunakan bahasa yang jelas dan mudah
model pemprosesan informasi menekankan dipahami oleh siswa (Joice & Well dalam
pada bagaimana seseorang berpikir dan Wena, 2009:83).
bagaimana dampaknya terhadap cara-cara Eksplorasi. Dalam tahap ini hipotesis
mengolah informasi. Salah satu satu model yang diajukan diperluas/dianalisis,
pembelajaran pemprosesan informasi adalah implikasinya asumsi-asumsinya, dan
inkuiri. deduksi yang mungkin dilakukan dari
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian hipotesis tersebut. Dalam hal ini dilakukan
kegiatan belajar yang melibatkan secara kajian terhadap kualitas dan kekurangan
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk hipotesis, yang diuji tingkat validitas
mencari dan menyelidiki secara sistematis, logisnya dan konsistensi internalnya. Seperti
kritis, logis, adan analitis sehingga mereka diungkapkan Wilen & Clegg (1996) salah
dapat merumuskan sendiri penemuannya satu tujuan pembelajaran ilmu sosial adalah
dengan penuh percaya diri. Sasaran utama menumbuhkembangkan pengetahuan
pembelajran inkuiri adalah (1) keterlibatan dan keterampilan siswa dalam melakukan
siswa secara maksimal dalam proses eksplorasi terhadap gejala-gejala sosial yang
pembelajaran, (2) keterarahan kegiatan multikompleks (Wena, 2009:83).
secara logis dan sistematis pada tujuan Pembuktian. Pada tahap ini fakta dan
pembelajaran, dan (3) mengembangkan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung
sikap percaya pada diri siswa tentang apa hipotesis dikumpulkan, sesuai dengan
166
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
167
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
beberapa kasus sosial yang disetujui bersama baru untuk menambah wawasan
untuk didiskusikan kemasing-masing Keempat, tahap organisasi data dan
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. formasi kesimpulan. Kesimpulan yang harus
Ketiga, tahap pengumpulan data diambil berupa hasil diskusi, setiap kelompok
eksperimentasi. Setelah perkelompok harus bisa menyimpulkan hasil paparan
mendapat kesempatan berdiskusi maka kelompoknya sendiri dan juga kelompok
setiap kelompok harus mempersentasikan yang lain, guna mendorong siswa agar
hasilnypa dan sesi tanya jawab dapat mampu mengikuti diskusi dan menambah
berlangsung. Setiap kelompok harus wawasan.
menyimak semua hasil diskusi yang telah Kelima, tahap analisis proses inkuiri.
berlangsung, ini mendorong siswa untuk Setelah semua berjalan sesuai tahapan maka
berargumen dan mampu mengikuti jalannya siswa merangkum semua hasil diskusi dan
diskusi juga dapat mendapatkan informasi memberikan hasil diskusinya kepada guru
168
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
yang mengikuti diskusi, siswa didorong dan evaluasi. Demikian pula pada saat
untuk menilai hasil pertanyaan atau kritik pembelajaran menggunakan metode inkuiri
yang membangun dan kemudian guru sosial apakah guru merumuskan tujuan
memberikan jawaban dari pertanyaan- setiap proses pembelajaran. Hal ini seperti
pertanyaan yang membangun dan dijelaskan oleh Bapak Nur Khozin kepada
diharapkan mampu memuaskan pertanyaan peneliti.
siswa.
Pengalaman di sekolah ini Ya, kalau perumusan kegiatan,
menunjukkan metode inkuiri sosial sesuai tujuan pembelajaran jelas tertuang
atau cocok digunakan untuk pembelajaran dalam RPP karena setiap guru pasti
Sosiologi pada materi interaksi sosial karena mengetahui dan dapat membuat
siswa dapat menemukan hal-hal yang baru RPP. Walaupun kadang antara RPP
yang terjadi dalam interaksi sosial seperti dengan praktek di lapangan berbeda,
hubungan antar siswa, siswa dengan guru tetapi guru tetap berpegang pada RPP
atau dalam masyarakat sehingga dapat atau rencana pembelajaran dalam
memberikan akibat siswa menjadi lebih aktif menjalankan perannya sebagai seorang
dalam pembelajaran maupun pergaulan fasilitator. (Wawancara dengan Bapak
sehari-hari. Nur Khozin, 2 Februari 2010).
169
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
yang disesuaikan dengan alokasi setelah ini adalah apakah guru mengalami
waktu yang tersedia. Dalam KTSP kesulitan saat menerapkan metode Inkuiri
telah dijelaskan bahwa penilaian Sosial, mengapa hal ini dapat terjadi dapat
tidak hanya berdasarkan hasil tes diungkap dari hasil wawancara berikut.
tertulis saja, tetapi juga berasal dari Kesulitan yang dialami guru dalam
penilaian proses selama kegiatan pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran berlangsung, seperti inkuiri adalah menyesuaikan masalah yang
antusias siswa, tingkat keaktifan dimunculkan dalam pembelajaran dengan
siswa, kerja kelompok, dan tujuan agar proses belajar mengajar tidak
sikap selama proses pembelajaran memberatkan siswa, siswa tidak merasa
sehingga pada akhirnya setiap siswa tertekan dalam proses pembelajaran saat
akan memperoleh nilai yang objektif. siswa diberikan pengalaman baru dalam
(Wawancara dengan Bapak Nur pembelajaran.
Khozin, 2 Februari 2010). Selain dari guru ada pula kendala
yang dihadapi dalam proses pembelajaran
Permasalahan yang dikaji selanjutnya inkuiri yaitu dari murid, karena SDM antar
adalah bagaimana guru melakukan penilaian siswa yang tidak sama menyebabkan proses
saat proses pembelajaran mengingat guru pembelajaran yang menarik, ada yang sangat
seorang diri dalam mempersiapkan materi, mudah menerima materi ada pula yang
menyampaikan materi, mengelola kelas, susah untuk mengerti, dan hal ini menjadi
dan menjaga kelangsungan proses belajar penghambat karena sedikit siswa yang aktif
mengajar sekondusif mungkin, seperti mengikuti pembelajaran.
diungkapkan oleh informan kepada peneliti. Dari sarana dan prasaranapun
ikut andil dalam proses penghambat
Penilaian saat proses pembelajaran pembelajaran inkuiri. Suatu hal yang
memang lebih sulit dibandingkan disepelekan oleh sekolah, karena lab
dengan penilaian dengan tes sosiologi ada di masyarakat maka sekolah
formatif atau ulangan harian kurang memfasilitasi dalam proses
karena guru berperan ganda dalam pembelajaran sehingga guru sosiologi
proses pembelajaran mulai dari harus pintar-pintar dalam menyampaikan
mempersiapkan materi, menyiapkan materi yang disesuaikan dengan kondisi
media, menggunakan metode, atau masalah-masalah sosial yang ada
mengelola kelas hingga melakukan dimasyarakat, selain itu kendala yang lain
penilaian kepada siswa. Tidak adalah kurangnya sumber bacaan yang
mungkin dalam satu waktu guru dapat ada di perpustakaan yang menyebabkan
menilai seluruh siswa selama proses siswa kurang pengetahuan, keadaan ruang
pembelajaran berlangsung. Namun kelas yang kurang kondusifpun menjadi
demikian dengan metode inkuiri sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
sosial yaitu dengan membuat pembelajaran.
kelompok-kelompok siswa, penilaian Strategi inkuiri merupakan strategi
relatif lebih mudah dilakukan karena pembelajaran yang dasar filosofinya
guru cukup mengamati kerja atau konstruktivisme karena, melalui strategi ini,
perkembangan dari masing-masing siswa membangun sendiri pengetahuannya.
kelompok. (Wawancara dengan Bapak Dalam strategi inkuiri, siswa dilatih
Nur Khozin, 2 Februari 2010). memecahkan masalah akademik,
meningkatkan pemahaman terhadap sains,
Dalam pelaksanaan suatu metode dan mengembangkan keterampilan belajar
pembelajaran disamping terdapat kelebihan- sains (Keefer, 1998; German, 1991; Oates,
kelebihan tentu juga ada kelemahan- 2002). Lawson (2000) mengemukakan
kelemahan yang dapat menjadi kendala kegiatan inkuiri dapat melatih kecakapan
yang dihadapi. Permasalahan yang dikaji berpikir siswa dan meningkatkan
170
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
171
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
172
Andri Wirawan / Komunitas 2 (2) (2010) : 164-173
Media Pembelajaran Guru Tingkat SMA se-Jawa Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif
Tengah. Dinas Pendidikan Nasional Prop. Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara.
Jateng (tidak diterbitkan).
173