Anda di halaman 1dari 13

2.

Tuliskanlah 10 sifat kepemimpinan yang menurut Saudara ideal, urutkan


berdasarkan prioritas di organisasi atau institusi Saudara dan jelaskan.

PENYELESAIAN

10 Sifat Kepemimpinan yang Ideal

1. Jujur dan Dapat dipercaya

Jujur mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi positif dan berbudi
luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan
pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan,
penipuan, perselingkuhan. Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia, adil,
dan tulus.
Dapat dipercaya adalah perilaku apabila diberikan kepercayaan/mandat/perintah
penerima tersebut dapat menjalankannya dengan baik sehingga memberikan rasa
aman kepada pemberi kepercayaan.
Seorang pemimpin harus jujur. Ini adalah modal yang paling penting untuk seorang
pemimpin,karena dengan begitu maka orang lain akan percaya terhadap pemimpin
tersebut. Jika tidak ada kepercayaan antara pemimpin dan orang yang dipimpin, maka
kepemimpinan tersebut akan timpang.
Saat ini, kejujuran sangatlah dipertaruhkan oleh para pemimpin. Karena pada
kenyataannya banyak pemimpin yang tidak jujur terutama yang menyangkut
perekonomian seperti korupsi, penipuan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, kejujuran ini merupakan seuatu yang berat dan sangat dipertaruhkan.
Apabila kejujuran dari seorang pemimpin hilang, maka seketika itu juga hancur pula
integritasnya sebagai seorang pemimpin.

2. Memiliki Kemampuan Komunikasi yang Baik

Kemampuan berkomunikasi yang baik adalah modal utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin. Karena kebijakan atau keputusan yang akan dikeluarkannya
apabila tidak dikomunikasikan yang baik akan membingungkan setiap orang
terutama bawahannya. Bila memiliki skill komunikasi yang baik, maka Anda pun
akan mudah untuk beriteraksi dengan bawahan di berbagai tingkatan. Karena Anda
telah memiliki ilmu yang mumpuni untuk menjembatani aspirasi setiap orang. Dalam
era digital sekarang ini banyak pemimpin yang “jatuh” karena tidak bisa
berkomunikasi dengan baik karena para bawahannya mempertanyakan kapasitas
kepemimpinan dalam dirinya. Bila merasa kurang dalam kemampuan berkomunikasi
dapat meminta bantuan pada pakar komunikasi untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi untuk menjembatani aspirasi setiap orang.

3. Harus Tegas

Ciri-ciri seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin harus tegas, terutama
ketika sedang mengambil tindakan.
Tegas artinya jelas dan terang benar dan pasti dan tidak ragu-ragu.
Seorang pemimpin harus memiliki sikap berani mengambil resiko dan juga mengambil
keputusan harus berani mengambil tindakan yang dilandasi proses berpikir yang baik.

1
4. Tidak Egois

Seorang pemimpin juga tidak boleh egois. Yang dimaksud disini adalah seorang
pemimpin tidak boleh berpihak pada pihak yang tentunya hanya menguntungkan
pihak tersebut dan dirinya sedang pihak lain merasa dirugikan.
Seorang pemimpin yang baik tentunya harus sayang pada setiap orang yang
dipimpinnya tidak ada pilih kasih, terhadap siapapun. Seorang pemimpin harus adil
ketika memimpin terhadap siapapun, katakan mana yang baik dan mana yang
sebaiknya tidak baik dilakukan.
Ciri-ciri seorang pemimpin yang baik itu sebenarnya sudah ada dalam diri setiap
orang, namun karena masih terbelenggu oleh ego, maka ciri tersebut tidak muncul.

5. Menghargai dan Memaklumi orang lain

Sikap selanjutnya yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah bisa menghargai dan
memaklumi orang lain.
Cara untuk bisa menghargai orang lain pun mudah namun terkadang lupa atau malas
untuk diungkapkan, seperti mengucapkan terima kasih kepada orang lain yang
membantu.
Selain itu, juga ungkapkan maaf yang terkadang susah keluar dari seorang pemimpin.
Bila pemimpin salah, maka tidak ada salahnya untuk meminta maaf. Karena dengan
mengatakannya status Anda sebagai pemimpin pun tidak akan jatuh.
Selanjutnya adalah kata tolong yang terkadang gengsi untuk diucapkan seorang
pemimpin. Bila pemimpin menginginkan sesuatu, maka tidak ada salahnya untuk
mengatakan demikian karena mereka yang ada di bawah pun akan merasa dihargai.
Sebagai pemimpin tentunya harus pandai memaklumi orang. Setiap orang tentunya
mempunyai masalahnya sendiri, maka dari itu, ketika seseorang tersebut menghadap
pada seorang pemimpin, maka pemimpin tersebut tidak boleh bertindak gegabah.
Mengerti akan kesulitan setiap orang orang, mampu mencarikan jalan keluar yang
sesuai dengan kemampuan orang tersebut.

6. Seorang Pekerja Keras

Pemimpin yang baik tentunya bersedia bekerja keras. Seorang pemimpin adalah
orang yang memimpin, itu artinya selalu berada di depan.
Pemimpin bukan bos, yang hanya dapat duduk santai di belakang meja, dan
kemudian menyuruh bawahannya untuk melakukan sesuatu untuknya.
Seorang pemimpin harus berada di depan, dia mampu memimpin apa yang harus dia
lakukan. Sistem memang diperlukan, tapi hanya untuk sekedar membantu bukan
menjadi pesuruh.
Melihat dan memilah dengan baik mana yang harus dikerjakan dan kemudian
dikerjakan dengan baik.
Pada dasarnya, memimpin itu adalah tokoh sentral yang segala perilakunya akan
menjadikan teladan bagi anak buahnya.
Karena itu, pemimpin harus hati-hatil dalam bersikap karena apabila pemimpin tidak
memiliki sikap bersemangat maka aura tersebut pun akan menular pada anak
buahnya.
Maka dari itu, pemimpin harus memiliki sikap selalu bersemangat untuk bekerja keras
apapun kondisinya. Pemimpin yang bersemangat dan pekerja keras mampu
membawa anak buah pada kesuksesan karena semangat yang ditularkannya.

2
Selain memiliki sikap semangat dan pekerja keras, pemimpin harus memiliki sikap
tekun, sehingga bisa menjadi teladan untuk tidak menyerah terhadap apa yang harus
diperjuangan atau dipelajari, karena dengan ketekunan akan membawa organisasi
pada gerbang kesuksesan yang sebenarnya.

7. Memberikan Contoh yang Baik, Kreatif dan Inovatif

Seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh yang baik terhadap orang yang
dipimpinnya, dengan begitu maka orang yang dipimpin akan mengerti apa yang harus
dilakukan. Contoh adalah sikap dan tindakan, bukan berarti suruhan, karena pada
dasarnya setiap orang tidak ingin menjadi pesuruh.
Sikap baik yang harus dimiliki seorang pemimpin berikutnya adalah Kreatif. Pemimpin
harus bisa memberikan solusi atau ide kreatif dalam mewujudkan sebuah tujuan yang
akan dicapai bersama dengan anak buah.
Pemimpin dituntut untuk bisa berpikir terbuka terhadap sebuah perubahan dan
menjadikan hal tersebut menjadi sesuatu yang kreatif serta inovatif dengan meminta
masukkan dan pendapat dari orang lain dalam organisasi yang bisa memberikan ide
terbaik dalam mengambil sebuah keputusan.

8. Membuat Orang Merasa Nyaman

Seorang pemimpin harus dapat membuat orang yang dipimpin merasa nyaman.
Setiap tindakannya berdasarkan pemikiran yang baik, dan dari berbagai sudut
pandang, konsep seperti itu yang tentunya akan membuat siapa saja merasa nyaman
dengan pemimpin tersebut. Pemimpin harus rela berkorban berarti rela menerjunkan
diri dalam kepentingan dan perlindungan kelompoknya dibandingkan dengan
kepentingan pribadi. Pemimpin yang rela berkorban akan mampu memfokuskan diri
untuk mencapai visi kelompok secara detail. Sifat rela berkorban ini pun tentunya
harus didasari dengan kecerdasan dan kebijakan dari seorang pemimpin sehingga
pemimpin akan mampu mengambil keputusan secara tepat tanpa merugikan banyak
pihak.

9. Memahami Karakter Orang

Setiap orang pada dasarnya unik, keunikan itu harus diketahui seorang pemimpin.
dengan begitu maka pemimpin akan mengetahui kemampuan seseorang, dan
mengerti akan karakter/watak unik seseorang. Karakter/watak yang unik dari setiap
orang dalam organisasi bisa menghambat pencapaian tujuan.
Pemimpin harus mampu mengekspresikan rasa cinta dalam dirinya dan untuk setiap
orang dengan keunikan karakter orang-orang yang dipimpinnya. Jika segala bentuk
tingkah laku yang hadir dari seorang pemimpin selalu diiringi dengan unsur cinta, akan
meminimalisir bentuk kecurigaan juga hal-hal buruk lainnya. Kelompok yang
dipimpinnya pun akan mampu mencintai pemimpin tersebut tanpa adanya unsur
paksaan yang berlebih, sehingga pemimpin dapat memberikan mandat pada orang
yang tepat tanpa dicurigai oleh orang lain.

3
10. Pemimpin yang baik bersifat penolong

Pemimpin yang baik harus bersifat penolong, dan tidak pernah pandang bulu. Dia
mampu memberikan pertolongan dengan segera tanpa diberi tahu. Ketika seorang
pemimpin mengetahui karakter seseorang, tentunya pemimpin tersebut tahu apa yang
harus dilakukan.
Pemimpin haruslah rendah hati. Sebagai pemimpin, berusahalah untuk tidak bersikap
lebih tinggi dari mereka yang berada dalam organisasi, justru dengan menjadi
pemimpin menjadi kesempatan untuk bisa memikirkan orang lain, mensejahterakan,
dan juga membimbingnya untuk bisa lebih baik lagi.
Dengan begitu mereka pun akan sangat beruntung memiliki pemimpin yang penolong
dan tidak menggunakan jabatannya untuk berlaku sewenang-wenang.

3. Buatlah suatu ilustrasi dari suatu keadaan sebuah organisasi atau institusi
dimana salah satu gaya kepemimpinan dibutuhkan dan jelaskan menurut
Saudara mengapa gaya kepemimpinan tersebut efektif untuk mengatasi
keadaan tersebut.

PENYELESAIAN

Kepemimpinan Kharismatik (Charismatic Leadership)


Kharisma diartikan “keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang
luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan
rasa kagum dari masyarakat terhadap dirinya” atau atribut kepemimpinan yang
didasarkan atas kualitas kepribadian individu.
Pemimpin kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
1. memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas.
2. mengkomunikasikan visi itu secara efektif.
3. mendemontrasikan konsistensi dan fokus.
4. mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
Menurut Weber seorang pemimpin kharismatik muncul pada saat terjadi suatu krisis
sosial, di mana sang pemimpin muncul dengan sebuah visi radikal yang menawarkan
sebuah solusi untuk mengatasi krisis tersebut. Sang Pemimpin menarik pengikutnya
yang percaya pada visi yang diusungnya secara luar biasa sehingga para pengikutnya
percaya bahwa orang yang memimpin mereka adalah orang yang luar bisasa “yang
memiliki sesuatu” yang berbeda dari orang kebanyakan. Kepercayaan itu sungguh
mendarahdaging sehingga apapun yang dikatakan pemimpin tersebut dipandang
sebagai suatu amanah yang harus dijalankan. Jadi pemimpin karismatik adalah
seorang pemimpin yang memiliki daya tarik personalitas yang luar biasa yang mampu
mengendalikan pikiran, kemauan, jiwa, dan raga dari para pengikutnya.
Kepemimpinan karismatik tidak mengandalkan otoritas dan eksternal power tetapi
menggunakan daya tarik personalitas.

4
Gaya kepemimpinan karismatik dapat terlihat mirip dengan kepemimpinan
transformasional, di mana pemimpin menyuntikkan antusiasme tinggi pada tim, dan
sangat enerjik dalam mendorong untuk maju. Namun demikian, pemimpin karismatis
cenderung lebih percaya pada dirinya sendiri daripada timnya.
Karakteristik Kunci dari Pemimpin Karismatik
1. Visi dan Artikulasi (Vision and Articulation).
Memiliki visi yang dinyatakan sebagai tujuan ideal yang menganggap bahwa masa
depan lebih baik daripada status quo; dan mampu mengklarifikasi pentingnya misi
yang bisa dipahami orang lain.
2. Resiko Pribadi (Personal Risk).
Bersedia mengambil resiko pribadi yang tinggi, mengeluarkan biaya besar, dan
berkorban untuk mencapi visi tersebut.
3. Kepekaan pada Lingkungan (Environmental Sensitivity).
Pemimpin karismatik mampu melakukan perhitungan realitis mengenai hambatan
dari lingkungan dan kebutuhan sumberdaya untuk mengupayakan terjadinya
perubahan.
4. Sensitive dengan Kebutuhan Bawahan (Sensitivity to Follower Needs).
Menerima kemampuan orang lain dan bertanggungjawab atas kebutuhan dan
perasaan mereka.
5. Perilaku yang Tidak Konvensional (Unconventional Behavior).
Memiliki perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan kebiasaan.
Pemimpin karismatik menunjukkan perilaku (konstruktif) diluar kebiasaan dan
seringkali menentang norma (destruktif) yang mengakar dalam masyarakat, tetapi
untuk perubahan ke arah perbaikan, misalnya reformasi.

Di Indonesia, sosok Soekarno memiliki kharisma di mata para pengikutnya. Baik


dinilai secara positif atau negatif oleh masyarakat. Sebagai Aktivis dan Inisiator
Proklamasi Kemerdekaan RI, Soekarno adalah tokoh yang tepat memimpin
Indonesia sebagai Presiden negara yang baru di proklamirkan dengan segala
permasalahan yang baru dan luar biasa beratnya. Di Indonesia sampai sekarang
Soekarno masih menjadi barang yang langka, sulit menemukan pemimpin
dengan kemampuan seperti beliau.

SOEKARNO, CONTOH SOSOK PEMIMPIN KARISMATIK DI INDONESIA

Dr.Ir. Soekarno lahir di Surabaya Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di


Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun .Soekarno adalah Presiden Indonesia
pertama yang menjabat pada periode 1945–1966. Ia memainkan peranan penting
untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah
Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang
terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno adalah yang pertama kali
mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia
sendiri yang menamainya.

5
Pembawaan yang tenang dari beliau dicerminkan dalam gaya bahasa, tutur
kata, dan tutur retorika. Kebijakan dan pemikiran-pemikiran beliau menunjukkan
bahwa presiden pertama Indonesia ini memiliki intelektualitas yang tinggi, berwibawa,
dan memiliki fatsun politik.
Beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional
lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda,
memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan
bulan kemudian baru disidangkan.
Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan
kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu
membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan.
Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus
memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI
tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang
disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad
Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus
1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang
pertama.
Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian
menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya
mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-
bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung
pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan
penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat
Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari
Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma
Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu
Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi"
Dalam kancah politik, Soekarno bersama Sutan Sjahrir, Moh. Hatta, atau
kawan lainnya tetap menunjukkan etika yang baik, walaupun dalam berdiskusi
mengenai politik tak dipungkiri selalu ada perdebatan karena perbedaan ideologi.
Terhadap rekan-rekan dalam Dewan Pers, beliau juga tidak menunjukkan sikap dan
perilaku kekuasaan atau atasan, namun sikapnya lebih mencerminkan kerekanan.
Oleh karena itu, Soekarno adalah pribadi yang termasuk paling mempunyai
otoritas baik dalam wawasan maupun dalam gudang pengalaman.

6
Bung Karno sebagai Icon Nasionalis tidak perlu diragukan lagi, dari barat
hingga ke timur negeri ini seolah meng-amini namun sisi lain bung karno sebagai
sosok guru bangsa yang juga memiliki sisi - sisi islamis tentu tak banyak orang yang
mengetahuinya terlebih di masa kepemimpinannya diwarnai dengan benturan –
benturan politik dengan kalangan islamis dan polemik yang menajam seputar dasar
negara dengan tokoh paling terkemuka kalangan Islam saat itu, Mr. Mohammad
Natsir.
Nama Bung Karno yang dikenal sebagai Putra Sang Fajar tidak bisa dilepaskan
dari tokoh – tokoh Pergerakan Islam yang Istiqomah berjuang demi cita – cita besar
Kemerdekaan Indonesia. Para pakar sumber daya manusia menemukan bahwa
motivasi dan kepuasaan kerja para karyawan terkait secara langsung dengan
hubungan dengan dengan pengawas mereka. Popularitas dan disertai integritas akan
cenderung memudahkan pemimpin dalam hal pendelegasian tugas. Hal ini pun
ditemukan pada sosok Bung Karno, dimana kharisma beliau mampu menjadi senjata
ampuh dan menjadikannya popular dimata pengikutnya.

4. Terapkan 5 langkah Theory of Constraint dalam suatu masalah yang


dihadapi sebuah organisasi atau institusi.

PENYELESAIAN

Teori Kendala atau Theory of Constrain (TOC)

Teori Kendala atau Theory Of Constraints (TOC) merupakan sebuah filosofi


manajemen yang mula-mula dikembangkan oleh Eliyahu M. Goldratt dan dikenalkan
dalam bukunya, The Goal. Dapat diartikan bahwa TOC adalah suatu pendekatan ke
arah peningkatan proses yang berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi untuk
meningkatkan output. Hal ini berdasarkan fakta bahwa, seperti sebuah rantai dengan
link yang paling lemah, dalam beberapa system yang kompleks pada waktu tertentu,
sering terdapat satu aspek dalam system yang membatasi kemampuannya untuk
mencapai lebih banyak tujuannya. Usaha yang berfokus pada masalah dapat
meningkatkan atau memaksimumkan kembali inisiatif yang ada. agar system tersebut
mencapai kemajuan yang signifikan, hambatannya perlu untuk diidentifikasi dan
keseluruhan system perlu diatur. Sesekali elemen proses yang dibatasi diperbaiki, link
paling lemah yang berikutnya dapat ditujukan dalam suatu pendekatan iterative.

TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam
meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan produksinya dan meminimalisasi
semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya
tidak langsung, dan biaya modal

Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai
kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh
terhadap profitabilitas secara keseluruhan.

7
Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Berdasarkan asalnya
Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan
yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala
internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan throughput
semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau
kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa
volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar,
meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.

Berdasar sifatnya
Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber
daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang terdapat
pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.

Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga
bagian yaitu:
Kendala sumberdaya (resource constraint). Kendala ini dapat berupa kemampuan
factor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin.
Kendala pasar (market resource). Kendala yang merupakan tingkat minimal dan
maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan.
Kendala keseimbangan (balanced constraint). Diidentifikasi sebagai produksi dalam
siklus produksi.

Theory of Constraint(TOC) mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh


kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk
mendukung tujuan, yaitu kemajuan terus-menerus suatu perusahaan (continious
improvement). Teori ini memfokuskan diri pada tiga ukuran yaitu:

Throughput, adalah suatu ukuran dimana suatu perusahaan menghasilkan uang


melalui penjualan.
Persediaan, adalah semua dana yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah
bahan baku mentah melalui throughput. Bahan persediaan dalam TOC merupakan
semua aktiva yang dimiliki dan terrsedia secara potensial untuk penjualan.
Biaya-biaya operasional, yang dikeluarkan perusahaan untuk mengubah persediaan
menjadi throughput. Biaya operasi ini terjadi untuk mendukung dan mengoptimalkan
throughput dalam kendala.

TOC memiliki argumen bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing
perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk yang
lebih baik, harga yang lebih rendah, dan tanggapan yang lebih cepat terhadap
kebutuhan pelanggan
Penerapan TOC dapat membantu manajer dalam meningkatkan laba dan juga
penjualan produk atau jasa yang berkualitas serta pemenuhan permintaan yang tepat
waktu sehingga perusahaan mampu beroperasi secara efisien dan efektif.

8
5 (Lima) Langkah dalam TOC

Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan,


Goldratt mengembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan supaya proses perbaikan
lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi sistem.
Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint).
Mengidentifikasi bagian system manakah yang paling lemah kemudian melihat
kelemahanya apakah kelemahan fisik atau kebijakan.
2. Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint).
Menentukan cara menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling
rendah.
3. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources).
Setelah menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain
tersebut maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi kostrain
pada performansi system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah kelima,
tetapi jika ya maka akan menuju ke langkah keempat.
4. Elevasi konstrain (Elevating the constraint).
Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani
konstrain. Maka harus ada perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi,
perbaikan modal, atau modifikasi substansi system.
5. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process).
Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi
dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa
suatu solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.

Selain memperhatikan lima tahap penerapan TOC diatas, perlu diperhatikan pula
sepuluh prinsip dasar TOC.
Kesepuluh prinsip dasar tersebut adalah:
1. Seimbangkan aliran produksi, bukan kapasitas produksi.
Diasumsikan perusahaan memiliki kapasitas tidak seimbang dengan jumlah
permintaan pasar (demand) karena keseimbangan kapasitas menghambat
pencapaian tujuan (goal) perusahaan.
2. Tingkat utilitas non bottleneck tidak ditentukan oleh potensi stasiun kerja
tersebut tetapi oleh stasiun kerja bottleneck atau sumber kritis lainnya.
Hanya stasiun kerja yang mengalami bottleneck yang perlu dijalankan dengan
utilitas100 %.
3. Aktivitas tidak selalu sama dengan utilitas.
Menjalankan non bottleneck dapat mengakibatkan bertumpuknya work in process
(buffer) dalam jumlah yang berlebihan.
4. Satu jam kehilangan pada bottleneck merupakan satu jam kehilangan sistem
keseluruhan.
5. Satu jam penghematan pada non bottleneck merupakan suatu fatamorgana.
6. Bottleneck mempengaruhi throughput dan inventory.
7. Batch transfer tidak selalu sama jumlahnya dengan batch proses.
8. Batch proses sebaiknya tidak tetap (variabel).

9
9. Penjadwalan (kapasitas & prioritas) dilakukan dengan memperhatikan semua
kendala (constraint) yang ada secara simultan.
10.Jumlah optimum lokal tidak sama dengan optimum keseluruhan (total).
Pengukuran performansi dilihat sebagai satu kesatuan berdasarkan pemasukan
bahan baku dan hasil produk jadi.

IMPLEMENTASI SEDERHANA TOC DENGAN 5 FOCUSING STEPS

Seperti yang telah diketahui dalam pembahasan sebelumnya, Theory of Constraints


atau Teori Kendala yang biasa disingkat TOC, merupakan suatu metode filosofi
manajemen yang diperkenalkan oleh Goldratt pada tahun 1984 lewat bukunya “The
Goal”. Metode perubahan organisasi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan laba
perusahaan ini berfokus pada kendala sebagai hambatan utama dari suatu proses
dalam perusahaan manufakturing.
Cara terbaik untuk memperdalam pemahaman tentang Theroy of Constraints ini
adalah dengan implementasi sederhana ke dalam organisasi perusahaan dengan
melakukan teori dasar dari TOC, yaitu melalui Five Focusing Steps atau 5 Langkah
Utama untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kendala yang menjadi hambatan
dalam proses manufaktur.

LANGKAH 1 – IDENTIFIKASI MASALAH

Pada langkah ini, proses manufakturing dIkaji ulang untuk mengidentifikasikan


kendala. Sebuah cara yang sederhana namun efektif untuk mencari indikasi kendala
adalah dengan benar-benar mengikuti proses manufakturing. Poin-poin penting yang
perlu diingat adalah:
Carilah akumulasi yang besar dari proses yang sedang berlangsung di lantai pabrik.
Inventori seringnya dengan segera terakumulasi sebelum munculnya kendala.
Carilah area yang sering melibatkan proses expeditor. Perhatian khusus dan
kepemilikian seringkali diperlukan pada kendala untuk memastikan bahwa pesanan
khusus dapat diselesaikan tepat waktu.
Lakukan review pada data performa peralatan untuk menentukan peralatan mana
yang memiliki siklus terpanjang. Sesuaikan waktu dimana peralatan tidak beroperasi
karena faktor eksternal, misalnya ketika diblokir oleh proses di bagian hilir.
Tanyakan kepada operator dimana mereka pikir peralatan tersebut tidak ada
hubungannya dengan permintaan. Berikan perhatian khusus untuk bagian ini, tetapi
jangan lupa untuk tetap mencari indicator pendukung lainnya.
Pencapaian dari langkah ini adalah identifikasi satu bagian peralatan yang
menghambat proses throughput.

LANGKAH 2 – EKSPLOITASI KENDALA

Langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan throughput kendala dengan


memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia. Jalur antara eksploitasi kendala
(langkah ini) dengan meningkatkan kendala (langkah ke-4) tidak selalu jelas. Langkah
ini berfokus pada quick wins dan rapid relief; meninggalkan perubahan yang lebih
kompleks dan substantive ke depannya.

10
Poin penting yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah:
Membuat buffer persedian yang sesuai dengan ukuran dengan segera di depan
kendala untuk memastikan bahwa buffer tersebut dapat tetap beroperasi bahkan
ketika proses di bagian hulu berhenti.
Segera periksa kualitas sebelum kendala sehingga hanya bagian yang baik yang
diproses oleh kendala.
Pastikan bahwa kendala tersebut terus terjadwal untuk beroperasi (misalnya tetap
mengoperasikan kendala saat istirahat, menyetujui kerja lembur, penjadwalan giliran
yang lebih sedikit, lintas karyawan dari berbagai divisi untuk memastikan selalu ada
karyawan yang terampil untuk mengoperasikan kendala).
Pindahkan kegiatan pemeliharaan rutin di luar waktu produksi kendala (misalnya
ketika pergantian giliran).
Pindahkan beberapa kerja kendala ke mesin yang lain. Bahkan ketika dirasa kurang
efisien, peningkatan sistem throughput sistem dilakukan untuk memungkinkan
peningkatan profitabilitas secara keseluruhan.
Pindahkan beberapa pekerjaan ke perusahaan lain. Ini harus menjadi pilihan terakhir
jika teknik lainnya tidak mampu meringankan kendala.
Pencapaian langkah ini adalah peningkatan pemanfaatan kendala, yang pada
gilirannya akan menghasilkan peningkatan throughput dalam proses. Apabila
tindakan yang diambil pada langkah ini berhasil menghilangkan kendala, langsung
lanjutkan pada langkah ke-5. Namun jika tidak, teruskan pada langkah ke-3.

LANGKAH 3 – SUBORDINASI SUMBER LAINNYA DAN SINKRONISASI


KENDALA

Fokus pada langkah ini ada pada peralatan non-kendala. Tujuan utamanya adalah
untuk mendukung semua yang menjadi kebutuhan kendala. Efisiensi dari peralatan
non-kendala menjadi perhatian sekunder selama operasional kendala tidak
berdampak buruk. Beberapa teknik yang berguna untuk langkah ini antara lain:
Implementasi DBR (Drum-Buffer-Roper) pada kendala sebagai cara sinkronisasi
proses manufaktur untuk kebutuhan kendala.
Subordinasi maintenance kendala dengan memastikan bahwa kendala selalu menjadi
prioritas tertinggi pemanggilan maintenance dilakukan.
Menambahkan kapasitas kecepatan ke dalam peralatan non-kendala untuk
memastikan bahwa interupsi yang terjadi pada saat proses operasional (misalnya
kerusakan ataupun perubahan materi) dengan segera dapat diimbangi dengan
operasi yang lebih cepat dan adanya output tambahan.
Mengoperasikan peralatan non-kendala pada kecepatan tetap untuk meminimalisasi
alat mogok. Seringnya perubahan inersia (misalnya mogok dan perubahan
kecepatan) dapat meningkatkan keausan dan mengakibatkan kerusakan.
Maksud dari langkah ini adalah sedikit contoh dari operasional kendala yang
dihentikan oleh peralatan dari hulu atau hilir, yang mengakibatkan terjadinya
peningkatan throughput pada proses.

11
LANGKAH 4 – PENINGKATAN PERFORMA KENDALA

Pada langkah ini, perubahan yang lebih substantive diimplementasikan untuk


menghilangkan kendala. Perubahan-perubahan ini mungkin memerlukan investasi
waktu atau uang yang signifikan (misalnya penambahan peralatan atau
mempekerjakan lebih banyak karyawan). Beberapa poin penting yang harus diingat
dalam langkah ini diantaranya:
Gunakan data performa untuk mengidentifikasi sumber-sumber besar dari waktu
produktif yang hilang di kendala.
Menargetkan sumber terbesar dari waktu produktif yang hilang, satu per satu, dengan
tim lintas fungsional.
Mengevaluasi kendala untuk mengupdate komponen
Membeli peralatan tambahan untuk pelengkap kendala. Poin ini menjadi pilihan
terakhir yang perlu dilakukan apabila poin sebelumnya tidak membuahkan hasil.
Kesimpulan dari langkah ini adalah peningkatan performa kinerja yang cukup
signifikan untuk menghilangkan kendala atau memindahkan kendala di tempat lain.

LANGKAH 5 – PENGULANGAN PROSES

Tujuan dari langkah ini adalah untuk memastikan bahwa 5 langkah dasar tersebut
tidak diimplementasikan hanya sekali untuk perbaikan proyek. Sebaliknya, mereka
harus diimplementasikan sebagai proses perbaikan secara terus-menerus.
Jika satu kendala berhasil dihilangkan, selalu ingat bahwa ada kendala yang baru.
Menemukan dan menghilangkan kendala baru adalah prioritas utama. Ulangi dari
langkah pertama.
Namun bila kendala belum berhasil dihilangkan, perlu disadari bahwa dibutuhkan
pekerjaan tambahan, dan dibutuhkan teori baru, termasuk memverifikasi bahwa
kendala telah diidentifikasi dengan benar. Seperti poin pertama, ulangi proses dari
langkah pertama.
Langkah ini juga meliputi peringatan untuk berhati-hati terhadap
Inersia atau kelembaman yaitu kecenderungan semua benda fisik untuk menolak
perubahan terhadap keadaan geraknya. Selalu waspada dan pastikan bahwa
perbaikan tetap berlangsung dan berkelanjutan.
Tujuan utama dari penerapan The Five Focusing Steps TOC ke dalam organisasi
perusahaan adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan utama, yaitu
peningkatan laba. Pastikan bahwa kelima langkah dasar tersebut telah
diimplementasikan dengan baik ke dalam proses produksi di perusahaan untuk
pencapaian tujuan yang maksimal.

5. Lakukan analisis internal dan eksternal dari suatu organisasi atau institusi
dengan menggunakan analisis SWOT
PENYELESAIAN

12
13

Anda mungkin juga menyukai