Anda di halaman 1dari 6

Sebuah contoh tentang kehilangan, seorang perempuan muda mendatangi saya dan menangis.

Menceritakan bahwa dia telah berpacaran dan bahkan bertunangan, namun tiba-tiba
tunangannya memutuskan untuk tidak berlanjut dengan alasan tidak cocok. Sebenarnya dibalik
itu, tunangannya telah berpacaran dengan orang lain.

Coach : Hai, siapa namamu?


Coachee : Kenalkan namaku Lydia (bukan nama aslinya) pak.
Coach : Kamu asalnya darimana?
Coachee : Saya dari Medan pak
Coach : Oohh Medan, saya beberapa kali ke Medan. Terkenal dengan BPK nya yah?
Coachee : Betul pak
Coach : Saya juga seneng dengan durian Ucok, enak banget yah?
Coachee : Iya pak, saya juga senang durian
Coach : Saya juga kalo pulang pasti beli oleh-oleh bolu Meranti
Coachee : Iya pak itu enak banget, rumah saya dekat dari situ.

Seorang coach selalu memulai dengan connect, menggunakan teknik pacing, apakah itu Yes
Set, mirroring, melakukan pharaprasa atau yang lain, supaya terjalin hubungan dengan baik.

Coach : Apa yang menjadi persoalanmu?


Coachee : Mulai menangis.. “saya dikhianati tunangan saya pak, kami sekeluarga sangat
malu, saya sangat kecewa, saya putus asa dan rasanya ingin bunuh diri”.
Coach : Saya bisa memahami perasaanmu. Apa yang kamu rasakan saat ini?
Coachee : Pikiran dan hati saya kosong, sangat sedih, dia adalah pacar saya yang pertama
dan saya berharap satu-satunya laki-laki dalam hidup saya. Ternyata dia
pengkhianat, saya tidak akan bisa melupakan perbuatannya.
Coach : Sekarang apa yang menjadi fokusmu?
Coachee : Saya akan melupakan dia selama-lamanya, saya akan menghilangkan dia dari
hidup saya.
Coach : Selain itu?
Coachee : Saya ingin fokus dengan masa depan saya, saya akan tunjukkan bahwa saya
lebih baik dari dia.
Coach : Maksudmu?
Coachee : Saya lebih berhasil dalam karir dan dapat pasangan yang lebih bisa
membahagiakan saya pak.

Jika kita mengamati pembicaraannya, dia mulai meng-highlight- tujuannya yaitu berhasil
dalam karir dan punya pasangan yang lebih baik. Maka kita ajak lebih fokus pada kehilangan
dan menemukan yang lebih baik.

Coach : Sekarang goalmu yang paling penting apa?


Coachee : Melupakan dia
Coach : Menurutmu bagaimana caranya melupakan dia?
Coachee : Saya akan membakar semua kenangan dengan dia.
Coach : Ada lagi?
Coachee : Menghapus kontak dia, tidak akan pernah mengingat dia lagi, saya ganti no Hp
dan saya blokir facebook, instagram dia.
Coach : Jika itu sudah kamu lakukan, apa yang akan kamu dapatkan?
Coachee : Saya akan terbebaskan dari dia.
Coach : Maksudnya?
Coachee : Saya akan bahagia.
Coach : Apa yang bisa membuatmu bahagia selain hal itu?

1
Coachee : Jika saya dapatkan pasangan yang lebih baik dari dia.
(banyak orang memberi nasihat: sekarang lupakan mantanmu! Apa yang ada
dalam pikirannya? Justru semakin mengingatnya. Justru akan membuat dia
semakin sedih. Ini bahaya dan tidak boleh dilakukan oleh coach)

Coach : Menurutmu jika kamu mendapatkan pacar yang lebih baik, apa yang akan
terjadi?
Coachee : Saya bisa melupakan dia dan saya akan bahagia.
Coach : Itu hebat cara berpikirmu. Lantas apa yang akan kamu lakukan untuk
mendapatkan pacar lagi?
Coachee : Saya tidak akan mengurung diri, saya aktif dalam komunitas-komunitas yang
saya kenal, misalnya di lingkungan gereja, di lingkungan amal dan lingkungan
profesi saya.
Coach : Idemu luar biasa, saya senang dengan itu semua. Kapan kamu akan lakukan?
Coachee : Hari Sabtu ada ibadah raya pemuda, saya akan datang, saya tunjukkan wajah
ceria dan sukacita. Tiap selasa minggu pertama selalu ada pertemuan profesi
saya dan saya akan datang.
Coach : Dengan usahamu seperti itu, berapa besar keyakinanmu bahwa goalmu akan
tercapai?
Coachee : 100% pak (ingat jika ybs menjawab 70%, masih ada gap 30%. Gap itu harus
ditanyakan: apa yang masih menghalangi keyakinan itu?)
Coach : Woouuw keren banget. Apa yang menyebabkan kamu yakin 100%?
Coachee : Ada dua hal pak: ora et labora (berdoa dan berusaha), carilah maka kamu akan
mendapatkan. Tuhan akan memberikan yang terbaik buat saya pak.
Coach : Bisa kamu ulang lagi apa yang menjadi tujuanmu dan langkah tindakanmu?
Coachee : Saya akan melupakan dia dengan goal saya mendapatkan pacar yang lebih baik
pak. Saya akan mengikuti berbagai kegiatan antara lain pemuda, badan amal
dan profesi. Tetap mengandalkan Tuhan.
Coach : Saya senang dengan perkembanganmu. Bagaimana perasaanmu sekarang?
Coachee : Rasanya enteng banget pak, legaa, hidup saya menjadi jelas.
Coach : Baiklah, saya ikut bahagia. Masih ada yang mau dipercakapkan?
Coachee : Cukup pak, mohon saya didoakan.

CONTOH COACHING DI PENDIDIKAN


CONTOH COACHING - 1
Anak TK yang usai bertengkar di kelas dan menangis. Gurunya membawa kepada kepala
sekolahnya. (nama anak bukan nama aslinya)

Miss : Hai James, apa yang menyebabkan kamu menangis?


James : Sambil menangis dia berkata : iya aku ditonjok sama mike..
Miss : Bisakah kamu ceritakan?
James : Kepalaku dipegang-pegang trus didorong sampai aku jatuh…sakit..
Miss : Mike, bisa kamu ceritakan kejadian itu?
Mike : Iya aku gemes dengan kepalanya, aku pegang-pegang trus aku dorong dikit sih
aku gak ngira kalo James sampai jatuh.
Miss : Apa yang mesti kamu lakukan Mike?
Mike : Mendekati James..mengulurkan tangannya trus: maafin aku ya James
James : Iya, aku gak mau didorong-dorong lagi yah..
Miss : Apa yang mesti kalian lakukan

2
Mike : Boleh aku memelukmu (mereka berpelukan) trus Mike bilang: kamu nanti
dijemput siapa?
James : Jemput mamaku
Mike : Miss, boleh aku nanti ketemu mamanya James?
Miss : Apa yang mau kamu lakukan?
Mike : Aku mau minta maaf.
Miss : Boleh, kamu anak hebat. Siapa lagi yang akan kamu temuin?
Mike : oh iya aku mau ketemu Miss. X di kelas karena sudah buat dia susah dan temen-
temen di kelas yang terganggu.. James yuuk kita ke kelas..
Miss : Kalian anak-anak yang hebat..yuukk miss antar ke kelas.

Banyak orang berpikir anak-anak usia dini (TK) tidak bisa di coaching, pernyataan tersebut
sangat salah. Anak-anak TK sudah bisa diajak menjadi partner, tidak lagi harus dinasihati,
diberi petunjuk, diarahkan dengan paksa, namun cara berpikirnya bisa dikembangkan,
dirangsang untuk mandiri dan berpikiran luas. Mereka sangat-sangat polos dalam berpikir dan
bertindak dan melalui coaching anak-anak kita banyak belajar dari mereka.

CONTOH COACHING - 2
Anak kelas 4 SD yang mengalami kesulitan belajar matematika, hanya bermain-main,
menggambar dan hanya mau bicara dengan guru bahasa Inggris. Pertemuan di restoran, ibu
dan anaknya sudah terlebih dulu datang. Saya datang dan kemudian mengambil tempat duduk
di sebelah kirinya (pacing) dan mulai menyapa (nama anak bukan nama aslinya)

Pro : Halloo sayang, kenalkan aku Pro, namamu siapa?


Kevin : Sambil tetap main gadget dia menjawab : Kevin
Pro : Boleh om Pro duduk disebelahmu?
Kevin : Hanya mengangguk
Pro : Sedang maen games yah? (sambil saya melihat gadgetnya)
Kevin : Tetap asyiik maen gadgetnya, dia mengangguk (yes set)
Pro : Asyiik ya maen games tembak-tembakan?
Kevin : Tetap saja dia asyiik maen games, dan hanya mengangguk saja (yes set)
(Kemudian dia bilang: Yes..menang)
Pro : Hebat, Kevin maen games menang ya..
Kevin : Ya, (sambil menaruh gadgetnya dan ambil minuman – yes set)
Pro : Boleh tahu, Kevin sekarang klas berapa?
Kevin : Kelas 4
Pro : Apa nama sekolahnya?
Kevin : Sekolah “Y” di daerah “X”
Pro : Bagaimana dengan sekolah disitu?
Kevin : Bosenin sekolahnya…
Pro : Apa yang membuatmu bosan?
Kevin : Guru-gurunya gak pintar ngajar..sering marahin aku…
Pro : Guru apa yang paling kamu sukai?
Kevin : Cuman guru bahasa Inggris aja..aku gak suka matematika.
Pro : Apa yang membuat kamu suka?
Kevin : Dia baik..
Pro : Baiknya seperti apa?
Kevin : Gurunya itu cakep , sabar kayak mama..
Pro : Oya..trus..

3
Kevin : Dia tuh perhatian…kalo aku gak bisa dia ajarin aku terus..
Pro : Apalagi?
Kevin : Ya dia suka ajak aku ngobrol dan kalo aku gambar tuh..malah dia bilang..
beri nama atau judul dengan bahasa inggris…
Pro : Gambar apa yang paling kamu suka?
Kevin : Banyak…laut, ikan, gunung..robot…aahh banyak dech..
Pro : Yang paling kamu suka?
Kevin : Apa ya…hhhmmm..apa ya…sambil dia mikir…ya..banyak..
Pro : Yang sering Kevin gambar apa?
Kevin : Ya kalo yang sering aku gambar tuh ikan.
Pro : Ikan apa?
Kevin : Hiu yang besar..
Pro : Bisa kamu tunjukkan gambarnya seperti apa?
(Dia minta mamanya kertas dan pencil kemudian gambar ikan)
Pro : Gambarnya bagus banget…
Kevin : Iya ini ikan hiu besar..aku arsir bentar biar lebih bagus
Pro : Tujuan diarsir apa ?
Kevin : Biar gelap kelihatan serem..(nadanya agak tinggi)
Pro : Hiunya mulutnya terbuka..
Kevin : Iya biar kelihatan menakutkan…(nadanya semakin tinggi)
Pro : Hhhmm..ada taringnya…
Kevin : Kalo makan mangsanya biar dikunyah dulu..baru ditelan.. (sambil pencilnya
ditekan dan arsirnya menjadi tebal..kemudian dia bergumam… kayak papa
kalo marah seperti itu..)
Pro : Maksudmu?
Kevin : Iya..papa tuh suka marah-marah, kalo marah sering mulutnya dekat dengan
mukaku...dan kalo nyuruh..aku belum beranjak dia selalu bilang 1, 2…maka aku
lebih baik diam aja..
Pro : Apa yang Kevin inginkan?
Kevin : Aku pengin papa tidak marah-marah apalagi di depan mukaku.. aku pengin dia
juga mau ngajarin aku, kalo mama belum pulang kerja.. mau bermain-main
sama aku..

Seringkali kita sebagai orangtua tidak memikirkan dampaknya ketika bertindak, berucap
terhadap anak-anak. Kevin mengalami peristiwa tersebut di rumah, maka ketika bertemu guru-
guru di sekolah dia menganggap seperti papanya, dan guru yang dia suka hanya mereka yang
mirip mamanya. Seorang anak mencari figur yang disukainya. Seringkali guru-guru tidak
paham atas perilaku murid-murid dan dianggap sebagai murid yang bermasalah.

CONTOH COACHING -3
Anak SMP yang mengalami kesulitan belajar (nama anak bukan nama aslinya)

Sir : Halloo Grace, bagaimana kabarmu hari ini?


Grace : Lagi BT Sir..
Sir : Apa yang membuatmu BT?
Grace : Semakin hari pelajaran semakin susah
Sir : Bisa ceritakan yang kamu maksud semakin susah?
Grace : Iya pelajaran semakin banyak, di rumah tidak bisa belajar lagi
Sir : Apa yang menyebabkan di rumah tidak bisa belajar?

4
Grace : Tinggal di rumah tidak nyaman, mami dan papi tiap hari ribut dan aku kena marah
Sir : Ya dalam situasi seperti itu banyak anak belajarnya menjadi tidak fokus.
Trus apa yang menjadi prioritasmu?
Grace : Meski situsasi rumah seperti itu, aku tetap ingin belajar supaya tidak tinggal kelas.
Sir : Apa yang mau kamu lakukan
Grace : Gak tahu..Aku bingung Sir.
Sir : Pelajaran apa yang menurutmu paling membutuhkan pemikiran?
Grace : Pelajaran science Sir
Sir : Bisa ceritakan dimana kesulitannya?
Grace : Sebenarnya gak sulit-sulit banget sih, hanya butuh konsentrasi saat belajar
Sir : Bagaimana supaya bisa konsentrasi belajar?
Grace : Ya aku mau belajar di tempat yang nyaman
Sir : Yang dimaksud tempat yang nyaman seperti apa?
Grace : Tidak seperti di rumah, isinya gaduh mlulu..
Sir : Tempat mana yang sudah kamu pikirkan?
Grace : Perpustakaan
Sir : Ada yang lain?
Grace : Gak ada
Sir : Saat kapan situasi rumah seperti perpustakaan?
Grace : Ya malam hari atau pagi-pagi kalo di kamar juga bisa tenang sih
Sir : Trus apa komitmenmu untuk dapat konsentrasi belajar?
Grace : Baiklah Sir, aku mau fokus belajar di perpustakaan dan kalo di rumah aku belajar
pagi-pagi
Sir : Jam berapa pagi-pagi itu?
Grace : Jam 4.30 aku sudah belajar.
Sir : Mulai kapan kamu melakukan itu?
Grace : Hmmmm mulai besok pagi
Sir : Untuk bisa memulai belajar pk 04.30 apa yang kamu butuhkan?
Grace : Alarm sudah ada di Hp, apa yah.. Semangat Sir
Sir : Semangat dari siapa?
Grace : Dari diri sendiri donk Sir
Sir : Caranya bagaimana?
Grace : Caranya aku tulis di kamar, belajar pagi supaya tidak tinggal kelas..gitu Sir
Sir : Okay baiklah. Ada lagi yang mau dibicarakan?
Grace : Cukup, Thank Sir, kalo aku bingung datang lagi yah..
Sir : Siiippp Sukses yah..

CONTOH COACHING-4
Anak SMA yang mengalami kebingungan lanjut studi (nama anak bukan nama aslinya)

Miss : Halloo John, bagaimana kabarmu hari ini?


John : Bingung nich Miss
Miss : Apa yang membuatmu Bingung?
John : Setelah lulus mau nerusin kemana masih bingung
Miss : Bisa ceritakan yang kamu maksud masih bingung?
John : Iya mau kuliah lain kota, mau pilih jurusan yang aku suka atau maunya mama
Miss : Apa perbedaan keinginanmu dan mama?
John : Aku tuh mau kuliah di Komunikasi, mama penginnya aku di Teknik
Miss : Ya dalam situasi seperti itu banyak anak yang bingung.
Trus alasan kamu diminta ke Teknik apa?

5
John : Biar jadi tukang insiyur hahahahaha….maksud mama biar aku bisa nerusin usaha
papa
Miss : Apa yang menjadi keberatanmu?
John : Aku gak suka bidang teknik, gak tertarik, aku ingin jadi PR, atau kerja di stasiun
TV
Miss : Apa keberatanmu sudah disampaikan ke mamamu?
John : Udah berulangkali sih, mama tetap pada pendiriannya
Miss : Apa ada alasan yang bisa diterima mamamu?
John : Apa yah, mamah itu orangnya harus ada bukti yang akurat baru dia percaya
Miss : Apa yang bisa mendukung keinginanmu?
John : Saya tunjukkan nilai sejak kelas X dan beberapa prestasi saya saat debat, pidato..
Miss : Apa lagi?
John : Apa yah Miss
Miss : Selain prestasi tadi apa ada yang menunjukkan kamu punya talenta kesitu?
John : Yes ada Miss. Kan saat masuk dulu ada test, trus saat aku ikut bimbingan belajar
juga dites bakat..disitu aku lebih menonjol dalam bahasa dan komunikasi.
Miss : Masih ada lagi?
John : Kalo aku nulis sesuatu trus dimuat di koran atau majalah, pasti bisa mendukung
Itu kayaknya sudah cukup Miss..
Miss : Masih ada alternatif lain?
John : HHmmmm ada Miss, ini jurus pamungkas.. Miss jelaskan ke mama hahahahahhaaa
Miss : Kamu memang anak cerdas.
Kapan kamu akan jelaskan itu semua ke mamamu?
John : Cari waktu yang tepat Miss, sabtu atau minggu aja pas papa dan mama santai.
Miss : Ok . Apa yang kamu rasakan selama percakapan tadi?
John : Hehehee banyak keluar ide yang semula aku gak mikir. Jadi rasanya plong.
Miss : Apa ada lagi yang mau kamu sampaikan?
John : Sementara cukup Miss, ntar hasilnya aku beritahu yahh
Miss : Baiklah, sukses yah dan Tuhan memberkatimu
John : Okay Miss terima kasih

Anda mungkin juga menyukai