Anda di halaman 1dari 16

RENCANA KEGIATAN RINCI

SEBAGAI TINDAK LANJUT ATAS REKOMENDASI


INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
TERHADAP HASIL EVALUASI SAKIP
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN TAHUN 2018

IN HOUSE CONSULTANT
BIDANG PERENCANAAN PERKERETAAPIAN

SATUAN KERJA KANTOR PUSAT


DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
PENINGKATAN DAN PEMBINAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN
2019

0
I. LATAR BELAKANG

a. Berdasarkan Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Nomor


UM.006/11/K1/DJKA/IX/2019, perihal Laporan Capaian Kinerja Unit Kerja di
Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Triwulan II tahun 2019, yang
menyampaikan hasil evaluasi terhadap laporan monitoring capaian kinerja
triwulan II yang telah dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1 Rata-rata Capaian Kinerja Triwulan II


Rata-rata
Capaian
No Unit Kerja Peringkat
Kinerja
Triwulan Ii
1 Direktorat Prasarana Perkeretaapian 94,52% 1
2 Setditjen Perkeretaapian 89,48% 2
3 Direktorat Keselamatan Perkeretaapian 83,61% 3
4 BTP Sumatera Bagian Utara 83,17% 4
5 Direktorat LLAKA 82,62% 5
6 BTP Sumatera Bagian Selatan 77,89% 6
7 Balai Pengujian Perkeretaapian 76,86% 7
8 BTP Jawa Bagian Tengah 76,79% 8
9 BTP Jakarta dan Banten 74,48% 9
10 BTP Sumatera Bagian Barat 56,09% 10
11 Balai Perawatan Perkeretaapian 49,95% 11
12 BTP Jawa Bagian Barat 39,32% 12
13 Direktorat Sarana Perkeretaapian 33,78% 13
14 BTP Jawa Bagian Timur 33,57% 14

b. Berdasarkan Surat dari Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan Nomor


UM.006/41/22/ITJEN-2019 tanggal 10 Oktober 2019 perihal Hasil Evaluasi Atas
Implementasi SAKIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2018 yang
ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkeretaapian, dinyatakan bahwa:

Butir 1.c. Hasil Evaluasi dituangkan dalam bentuk nilai dengan kisaran mulai
dari 0 s.d. 100, Direktorat Jenderal Perkeretaapian memperoleh nilai
sebesar 83,30%.

Butir 1.d.1). Perencanaan Kinerja

Nilai hasil evaluasi atas komponen perencanaan kinerja sebesar


27,52% dari nilai maksimal 30%.

Butir 1.d.2). Pengukuran Kinerja

1
Nilai hasil evaluasi atas komponen pengukuran kinerja sebesar
19,06% dari nilai maksimal 25%.

Butir 1.d.3). Pelaporan Kinerja

Nilai hasil evaluasi atas komponen pelaporan kinerja sebesar 12,81 %


dari nilai maksimal 15%.

Butir 1.d.4). Evaluasi Internal

Nilai hasil evaluasi atas komponen evaluasi internal sebesar 6,98 %


dari nilai maksimal 10%.

Butir 1.d.5). Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi

Nilai hasil evaluasi atas komponen pencapaian sasaran/kinerja


organisasi sebesar 16,93 % dari nilai maksimal 20%.

Butir 1.e. Terhadap permasalahan-permasalahan sebagaimana tersebut di


atas, kami merekomendasikan Direktur Jenderal Perkeretaapian
berserta seluruh jajarannya agar melakukan perbaikan sebagai
berikut:

1) Membuat mekanisme dan implementasi reward dan punishment


terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian target kinerja;

2) Hasil dari monitoring pencapaian target kinerja Eselon III dan IV,
terdapat evaluasi dan rekomendasi untuk perbaikan;

3) Seluruh rekomendasi hasil pengukuran rencana aksi


ditindaklanjuti dan dimonitor;

4) Menyajikan informasi keuangan yang terkait langsung dengan


pencapaian sasaran (outcome);

5) Evaluasi program menyimpulkan keberhasilan atau kegagalan


program secara menyeluruh serta rekomendasi hasil evaluasi
program ditindaklanjuti; serta

6) Data realisasi kinerja diperoleh secara resmi (valid).

c. Nota Dinas Kepala Bagian Perencanaan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal


Perkeretaapian bulan Oktober 2019 tentang Tindak Lanjut atas Rekomendasi
Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan terhadap Hasil Evaluasi
Implementasi SAKIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2018.

2
Rencana tindak lanjut ini didasari dengan pertimbangan:

1. Peraturan Presiden No. 29 tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah.

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi


Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2015, tentang Pedoman Evaluasi Atas
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi


Pemerintahan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Tahun 2012.

4. Hasil Evaluasi Atas Implementasi SAKIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian


Tahun 2019.

II. STUDI PUSTAKA/BENCHMARK

Dalam pencapaian kinerja kementerian, sebagai perbandingan terhadap pencapaian


pekerjaan yang berdampak pada reward dan punishment, di Kementerian Kelautan
dan Perikanan terdapat pembelajaran yang layak untuk dipertimbangkan. Peraturan
tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor PER.05/MEN/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugian
Negara Di Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan.

Pada penyusunan Peraturan Menteri tersebut yang menjadi dasar pertimbangan


adalah bahwa setiap kerugian negara yang disebabkan oleh tindakan melanggar
hukum atau kelalaian bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, dan/atau pejabat
lain di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan harus segera diselesaikan.

Disamping itu. juga dalam rangka optimalisasi pelaksanaan penyelesaian kerugian


negara di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka perlu mengatur tata
cara penyelesaian kerugian negara di lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Atas dasar pertimbangan tersebut diatas maka Peraturan Menteri Nomor
PER.05/MEN/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugian Negara Di Lingkungan
Kementerian Kelautan Dan Perikanan diterbitkan.

Salah satu bagian dari Peraturan Menteri Nomor PER.05/MEN/2011 tentang Tata
Cara Penyelesaian Kerugian Negara Di Lingkungan Kementerian Kelautan Dan
Perikanan adalah tentang Pembuktian Kerugian Negara (Bab V). Bagian tersebut
menerangkan bahwa dalam membuktikan kerugian negara terlebih dahulu dilakukan

3
verifikasi, klarifikasi, dan pengumpulan bukti dan laporan informasi tambahan.
Pembuktian kerugian negara tersebut dilakukan oleh Tim Penyelesaian Kerugian
Negara (TPKN).

Dari hasil pembuktian tersebut diperoleh kepastian tentang pihak yang harus
bertanggung jawab atas terjadinya kerugian negara secara sendiri-sendiri atau secara
“tanggung renteng” (Pasal 16 Huruf c).

Di bagian lain sebagai perbandingan, pada Peraturan Menteri Kelautan Dan


Perikanan Republik Indonesia Nomor 68/PERMEN-KP/2017 Tentang Pedoman
Pengelolaan Kinerja Organisasi Di Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan,
terdapat juga klausal tentang pemberian reward dan punisment. Klausal tersebut
terdapat pada Lampiran Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 68/PERMEN-KP/2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Kinerja
Organisasi Di Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan Bab II tentang
Metode Dan Tahapan Pengelolaan Kinerja Organisasi.

Pada bagian lampiran tersebut menyebutkan bahwa penghargaan dan teguran atas
hasil evaluasi dilakukan pada tingkat Organisasi dengan didasarkan pada Nilai
Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) yang dilaporan dalam Sistem Aplikasi
Pengelolaan Kinerja.

Mekanisme pemberian penghargaan dan teguran atas evaluasi Kinerja Organisasi


dilakukan melalui penyampaian secara berjenjang dan tertulis oleh setiap level Unit
kerja:

1) memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh unit kerja yang memiliki


pencapaian NPSS >90 disertai ucapan terima kasih dan harapan agar
mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya di tahun berjalan; dan

2) memberikan teguran (punishment) kepada seluruh Unit kerja yang memiliki


pencapaian NPSS <90 disertai arahan agar memperbaiki proses pelaksanaan
program dan anggaran sehingga pencapaian kinerja di tahun berjalan dapat
ditingkatkan.

Sedangkan mekanisme pemberian penghargaan dan teguran atas evaluasi kinerja


organisasi dalam bentuk penambahan dan pengurangan tunjangan kinerja untuk
seluruh pegawai pada masing-masing level organisasi akan diatur di dalam Peraturan
Menteri tersendiri. Mekanisme pemberian penghargaan dan teguran dalam bentuk
lain seperti Diklat, perjalanan dinas, piagam penghargaan, dan lain-lain diatur oleh
kebijakan masing-masing unit kerja level I.

4
Benchmark pada Kementerian Pertahanan yang tertuang pada Peraturan Menteri
Pertahanan Republik Indonesia Nomor 23 TAHUN 2011 tentang Pedoman
Penyusunan Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Kementerian Pertahanan,
menyebutkan bahwa Analisis Beban Kerja (ABK) salah satunya adalah bermanfaat
untuk reward and punishment terhadap pejabat dan Satker, Subsatker dan/atau unit
kerja (Pasal 14 huruf i).

Analisis Beban Kerja (ABK) adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan secara
sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi
kerja organisasi berdasarkan volume kerja.

Pada sumber lain, pelaksanaan reward atau penghargaan di lingkungan Kementerian


Hukum dan HAM1 dilakukan berdasarkan jawaban responden (sebagian besar 99%)
mengharapkan untuk disesuaikan dengan tingkat besar kecilnya prestasi pegawai
untuk diberikan reward atau hadiah antara lain: promosi jabatan, pemberian
kepercayaan, peningkatan tanggung jawab, pemberian otonomi lebih luas,
penempatan lokasi kerja yang lebih baik, pengakuan, pujian. Hal ini merupakan dari
fungsi pemberian reward atau penghargaan kepada pegawai dilingkungan
Kementerian Hukum dan HAM bertujuan untuk:

1. Memperkuat motivasi pegawai dalam memacu prestasi kerja.

2. Kepuasan kerja untuk mengulangi lagi berprestasi bagi organisasi dimana pegawai
bekerja.

3. Mendukung karier pegawai terhadap kemampuan kompetensinya semakin


meningkat tanggungjawabnya terhadap tugas didalam pekerjaannya.

4. Bersifat umum yaitu merealisasikan hak dan kewajiban pegawai di dalam


berprestasi di organisasi.

Dalam ulasan tentang reward dan punishment secara kelembagaan disebutkan dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2017, Pasal 17 dinyatakan: Dalam rangka
efisiensi dan efektivitas anggaran kementerian negara/lembaga, Pemerintah
memberikan insentif atas kinerja anggaran kementerian negara/lembaga yang akan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan.

1
Meyrina, Susana Andi, 2017, Pelaksanaan Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Pegawai
Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM, JIKH Vol. 11 No. 2 Juli 2017: 139 – 157, Jakarta

5
Berdasarkan Undang‐Undang 18 Tahun 2016 tersebut, maka kebijakan penerapan
sistem reward and punishment berubah menjadi insentif atas kinerja anggaran K/L.
Dengan demikian, revisi atas Perpres 39 Tahun 2012 tidak dapat dilakukan, sebab
sistem reward and punishment tidak lagi diterapkan. Oleh karena itu, IKU tidak
diperhitungkan sebagai NKO (Nilai Kinerja Organisasi) 20162.

III. GAMBARAN EVALUASI

Berdasarkan benchmark yang ada baik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
maupun dari Kementerian Pertahanan dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan/gambaran dalam mengevaluasi Implementasi SAKIP di Direktorat
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Berikut disampaikan kegiatan rinci dari tindak lanjut terhadap rekomendasi


Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan terhadap hasil evaluasi implementasi
SAKIP Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2018:

2
http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/Publikasi/LAKIN%20DJA%202016.pdf

6
NO REKOMENDASI TINDAK LANJUT KEGIATAN RINCI/DETAIL
1. Membuat mekanisme  Mekanisme pemberian reward dan Dibentuk tim penilai untuk pemberian reward dan
dan implementasi punishment terhadap capaian kinerja punishment dengan tugas:
reward dan per triwulan telah disusun dimana  Mendapatkan dokumen dan informasi lainnya tentang
punishment terhadap Reward dan punishment terhadap pelaksanaan kegiatan.
keberhasilan atau keberhasilan atau kegagalan  Identifikasi tujuan dari pelaksanaan kegiatan.
kegagalan pencapaian target kinerja mengacu  Identifikasi keluaran dan manfaat keluaran yang
pencapaian target kriteria sebagai berikut: diharapkan dari pelaksanaan kegiatan.
kinerja  Rata-rata capaian kinerja;  Mendapatkan prosedur pengumpulan data yang
 Kepatuhan pelaporan kinerja dilakukan evaluatan.
triwulanan (ketepatan waktu  Mengidentifikasi indikator-indikator yang digunakan
penyampaian laporan kinerja dan untuk mengukur kinerja kegiatan.
kelengkapan substansi pelaporan).  Mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi antara target
dengan realisasi, dan antara tingkat kinerja yang
diinginkan dengan tingkat kinerja nyata.
 Menelliti apakah terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
 Melakukan penilaian apakah kegiatan yang dievaluasi
terkait dengan pencapaian tujuan/sasaran program.
 Melakukan analisis trend dan pembandingan
(benchmarking).
 Meakukan konfirmasi/wawancara dengan obyek
kegiatan tentang pelaksanaan kegiatan bagi obyek
kegiatan.
 Menyusun kesimpulan hasil evaluasi kegiatan.
 Pada triwulan II tahun 2019 telah  Penghargaan dan teguran atas hasil evaluasi dilakukan
diimplementasi pemberian reward dan pada tingkat Organisasi dengan didasarkan pada Nilai
punishment terhadap keberhasilan Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) yang dilaporan

7
NO REKOMENDASI TINDAK LANJUT KEGIATAN RINCI/DETAIL
atau kegagalan pencapaian target dalam Sistem Aplikasi Pengelolaan Kinerja. Mekanisme
kinerja: pemberian penghargaan dan teguran atas evaluasi
 Pemberian reward kinerja berupa Kinerja Organisasi dilakukan melalui penyampaian
pemberian plakat dan piagam secara berjenjang dan tertulis oleh setiap level Unit
kepada unit kerja di lingkungan kerja.
Ditjen Perkeretaapian sesuai urutan  Memberikan penghargaan (reward) kepada seluruh Unit
peringkat terhadap kriteria rata-rata kerja yang memiliki pencapaian Nilai Pencapaian
capaian kinerja dan kepatuhan Sasaran Strategis (NPSS) > 90 disertai ucapan terima
pelaporan kinerja triwulanan; kasih dan harapan agar mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kinerjanya di tahun berjalan.
 Implementasi pemberian punishment  Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan pengumpulan bukti
kinerja berupa surat teguran kepada dan laporan informasi tambahan.
unit kerja di lingkungan Ditjen  Memberikan teguran (punishment) kepada seluruh Unit
Perkeretaapian yang terlambat kerja yang memiliki pencapaian NPSS <90 disertai
menyampaikan laporan kinerja serta arahan agar memperbaiki proses pelaksanaan program
surat penyampaian hasil evaluasi dan anggaran sehingga pencapaian kinerja di tahun
capaian kinerja guna proses perbaikan berjalan dapat ditingkatkan.
kinerja selanjutnya.  Memperoleh kepastian mengenai pihak yang harus
bertanggung jawab atas terjadinya kerugian negara
secara sendiri-sendiri atau secara tanggung renteng.
2. Hasil dari monitoring  Untuk monitoring pencapaian kinerja  Menyusun breakdown target kinerja (per jenis kegiatan);
pencapaian target eselon III mandiri melalui laporan  Terdapat pihak atau bagian yang bertanggung jawab
kinerja Eselon III dan kinerja triwulanan yang mencakup di untuk melaporkan dan yang memonitor kinerja secara
IV, terdapat evaluasi dalamnya evaluasi dan rekomendasi periodik;
dan rekomendasi untuk perbaikan kinerja;  Terdapat jadwal, mekanisme atau SOP yang jelas
untuk perbaikan  Mekanisme monitoring secara periodik;
 Terdapat dokumentasi hasil monitoring;
 Terdapat tindak lanjut atas hasil monitoring.

8
NO REKOMENDASI TINDAK LANJUT KEGIATAN RINCI/DETAIL
 Dilaksanakan penyusunan laporan Perjanjian Kinerja disusun dengan ketentuan:
Perjanjian Kinerja Eselon III dan IV  Disusun oleh level 0 sampai dengan level IV
yang memuat realisasi terhadap target  Disusun maksimal 1 bulan setelah dokumen anggaran
kinerja dan rekomendasi perbaikan ditetapkan;
dengan berkoordinasi dengan Biro  Disusun dengan mempertimbangkan ketentuan
Perencanaan untuk menetapkan penyusunan Peta Strategi, SS, IKU, Target IKU, IS serta
Standar Sistematika Pelaporannya; arahan atasan;
 Untuk monitoring pencapaian kinerja  Penyusunan konsep Perjanjian Kinerja wajib
eselon III dan IV struktural termasuk memperhatikan hasil evaluasi capaian Kinerja tahun
evaluasi dan rekomendasi untuk sebelumnya dan Target tahun berjalan;
perbaikan akan dikoordinasikan  Pemilik Perjanjian Kinerja dan atasan langsung
pelaporannya berdasarkan AP2KP yang menandatangani Perjanjian Kinerja. Setiap atasan
diinput setiap bulan. langsung bertanggung jawab untuk memastikan telah
ditandatanganinya Perjanjian Kinerja bawahan;
 Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani
ditempatkan dalam media khusus dan diletakkan di
lokasi yang mudah terlihat oleh Pemilik Perjanjian
Kinerja;
 Dokumen Perjanjian Kinerja yang telah ditandatangani
dipublikasikan di situs resmi Unit kerja.
3. Seluruh rekomendasi Seluruh rekomendasi hasil pengukuran  Capaian target dalam Rencana Aksi secara
hasil pengukuran rencana aksi ditindaklanjuti dan periodik/berkala (1 bln/3 bln/6bln/9bln/tahunan) dipantau
Rencana Aksi dimonitoring pada laporan triwulan kemajuannya. Pastikan menggunakan instrumen yang
ditindaklanjuti dan selanjutnya oleh masing-masing unit kerja sama (ada target dan realisasi);
dimonitor di lingkungan Ditjen Perkeretaapian  Setiap ada deviasi/gap segera dilakukan analisis dan
dicarikan alternatif solusinya. Gap capaian dibebankan
ke tahapan berikutnya (baik melebihi atau kurang dari
target), atau disepakati untuk jadwal direviu.
 Hasil pengukuran RA menjadi dasar untuk

9
NO REKOMENDASI TINDAK LANJUT KEGIATAN RINCI/DETAIL
menyimpulkan kemajuan (progress) kinerja;
 Terdapat mekanisme yang memungkinkan pimpinan
untuk mengetahui progress kinerja yang terbaru (up
dated performance). Dibangun melalui jaringan (online);
 Hasil pengukuran RA menjadi dasar (ditindaklanjuti)
untuk mengambil tindakan dalam rangka mencapai
target kinerja yang ditetapkan;
 Hasil pengukuran RA menjadi dasar (ditindaklanjuti)
untuk menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan dan
sasaran;
 Terdapat mekanisme dan implementasi reward and
punishment terhadap keberhasilan atau kegagalan
pencapain target kinerja. Cross check dengan
menggunakan lembar pemantauan.
4. Menyajikan informasi  Informasi keuangan yang terkait  Informasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan
keuangan yang terkait langsung dengan pencapaian sasaran dilaksanakan untuk diarahkan pada informasi terhadap
langsung dengan (outcome) telah disajikan dalam laporan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber dana
pencapaian sasaran perjanjian kinerja (PK) serta laporan keuangan (anggaran).
(outcome) monitoring triwulan Ditjen  Informasi berupa analisis efiensi pendanaan setiap
Perkeretaapian tahun 2019 program dan kegiatan terhadap hasil yang dicapai..
5. Data realisasi kinerja  Telah terdapat SOP penyampaian data  Menerbitkan Nota Dinas tentang perintah kepada para
diperoleh secara realisasi kinerja, yaitu melalui rapat Pejabat Eselon 2 dan eselon 3 dilingkungan Ditjen
resmi (valid) pembahasan dan melalui surat resmi Perkeretaapian untuk menyusun realisasi kinerja masing-
masing unit kerja sebagai dasar untuk menyusun laporan
dari unit kerja di lingkungan Ditjen
realisasi kinerja Ditjen Perkeretaapian.
Perkeretaapian;  Laporan realisasi kinerja dimaksud sesuai bidangnya
 Untuk data realisasi kinerja yang terkait masing-masing mulai dari Sesditjen, Direktur Lalu Lintas
dengan stakeholder perkeretaapian dan Angkutan KA, Direktur Prasarana, Direktur Sarana
terkait akan dikoordinasikan secara dan Direktur Keselamatan dan Kepala Balai.
intensif agar pelaporan dapat  Melakukan pembahasan bersama Eselon 2 dan 3 dalam
rangka menyusun konsep penyampaian data realisasi

10
NO REKOMENDASI TINDAK LANJUT KEGIATAN RINCI/DETAIL
disampaikan secara rutin dan resmi kinerja Dirjen Perkeretaapian.
minimal per triwulan.  Penyampaian laporan data realisasi kinerja secara rutin
dan resmi minimal tiga bulan sekali.
6. Evaluasi program Evaluasi program akan dikoordinasikan  Evaluasi Program merupakan bagian dari evaluasi
menyimpulkan dengan seluruh unit kerja di lingkungan substansi isi LAKIP yang sudah mengarah pada
keberhasilan atau Ditjen Perkeretaapian dengan parameter evaluasi yang bersifat makro serta mencakup berbagai
variable dan berbagai bidang.
kegagalan program substansi sebagai berikut:
 Evaluasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan
secara menyeluruh  Realisasi keuangan dan kinerja dilaksanakan untuk diarahkan pada evaluasi terhadap
serta rekomendasi program atau kegiatan; efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber dana
hasil evaluasi program  Kendala atau permasalahan keuangan (anggaran).
ditindaklanjuti pelaksanaan kegiatan/program;  Kendala dalam pelaksanaan kegiatan/program
 Upaya perbaikan guna mempercepat didokumentasikan dalam Kertas Kerja Evaluasi
pelaksanaan kegiatan/program; berisikan fakta dan data yang dianggap relevan dan
berarti untuk perumusan temuan permasalahan. Data
 Evaluasi efektivitas pelaksanaan
dan deskripsi fakta ini ditulis mulai dari uraian fakta yang
kegiatan/program (apabila kegiatan ada, analisis (pemilahan, pembandingan, pengukuran,
tidak efisien atau tidak mendukung dan penyusunan argumentasi), sampai pada
tercapaianya kinerja maka diusulkan kesimpulannya.
untuk direvisi)  Evaluasi program untuk meneliti efektivitas
program,efisiensi program, dan kelayakan program
memfokuskan pada penilaian terhadap masalah
akuntabilitas dari suatu program pada akhir suatu
pelaksanaan program (summative evaluation).
 Tahapan evaluasi efektivitas kegiatan/program yaitu :
a. Evaluasi program yang dilakukan sebagai riset
terapan :
1) Analisis logika program.
2) Penyusunan kerangka acuan (TOR).
3) Desain Evaluasi.
4) Pengembangan formula atau model analisis.
5) Pengumpulan data dan analisis.
6) Pelaporan.

11
NO REKOMENDASI TINDAK LANJUT KEGIATAN RINCI/DETAIL
b. Evaluasi program yang dilakukan secara praktis. :
1) Reviu sistem.
2) Analisis logika Program.
3) Reviu pencapaian sasaran dan reviu indikator
kinerja.
4) Pengecekan hasil secara uji petik.
5) Pelaporan.

12
IV. PENUTUP

a) Mekanisme pemberian reward dan punishment terhadap capaian kinerja


pertriwulan telah disusun dan telah diimplementasikan pemberian reward dan
punishment terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian target kinerja
berupa:

 Pemberian reward kinerja berupa pemberian plakat dan piagam kepada unit
kerja di lingkungan Ditjen Perkeretaapian sesuai urutan peringkat terhadap
kriteria rata-rata capaian kinerja dan kepatuhan pelaporan kinerja triwulanan;

 Implementasi pemberian punishment kinerja berupa surat teguran kepada unit


kerja di lingkungan Ditjen Perkeretaapian yang terlambat menyampaikan
laporan kinerja serta surat penyampaian hasil evaluasi capaian kinerja guna
proses perbaikan kinerja selanjutnya.

b) Untuk monitoring pencapaian kinerja eselon III mandiri melalui laporan kinerja
triwulanan yang mencakup di dalamnya evaluasi dan rekomendasi untuk
perbaikan kinerja telah dilaksanakan penyusunan laporan Perjanjian Kinerja
Eselon III dan IV yang memuat realisasi terhadap target kinerja dan rekomendasi
perbaikan dengan berkoordinasi dengan Biro Perencanaan untuk menetapkan
Standar Sistematika Pelaporannya. Sedangkan untuk monitoring pencapaian
kinerja eselon III dan IV struktural termasuk evaluasi dan rekomendasi untuk
perbaikan telah dikoordinasikan pelaporannya berdasarkan AP2KP yang diinput
setiap bulan.

c) Seluruh rekomendasi hasil pengukuran rencana aksi telah ditindaklanjuti dan


dimonitoring pada laporan triwulan selanjutnya oleh masing-masing unit kerja di
lingkungan Ditjen Perkeretaapian.

d) Informasi keuangan yang terkait langsung dengan pencapaian sasaran (outcome)


telah disajikan dalam laporan perjanjian kinerja (PK) serta laporan monitoring
triwulan Ditjen Perkeretaapian tahun 2019.

e) Evaluasi program telah dikoordinasikan dengan seluruh unit kerja di lingkungan


Ditjen Perkeretaapian dengan parameter substansi sebagai berikut:

 Realisasi keuangan dan kinerja program atau kegiatan;

 Kendala atau permasalahan pelaksanaan kegiatan/program;

 Upaya perbaikan guna mempercepat pelaksanaan kegiatan/program;

13
 Evaluasi efektivitas pelaksanaan kegiatan/program (apabila kegiatan tidak
efisien atau tidak mendukung tercapaianya kinerja, maka diusulkan untuk
direvisi).

f) Telah disusun SOP penyampaian data realisasi kinerja, yaitu melalui rapat
pembahasan dan melalui surat resmi dari unit kerja di lingkungan Ditjen
Perkeretaapian.

g) Untuk data realisasi kinerja yang terkait dengan stakeholder perkeretaapian terkait
telah dikoordinasikan secara intensif agar pelaporan dapat disampaikan secara
rutin dan resmi minimal per triwulan.

14
Referensi:

1. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor


68/PERMEN-KP/2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Kinerja Organisasi Di
Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan.

2. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor


PER.05/MEN/2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugian Negara Di
Lingkungan Kementerian Kelautan Dan Perikanan.

3. Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 23 TAHUN 2011


Tentang Pedoman Penyusunan Analisis Beban Kerja Di Lingkungan Kementerian
Pertahanan.

4. Meyrina, Susana Andi, 2017, Pelaksanaan Reward Dan Punishment Terhadap


Kinerja Pegawai Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM, JIKH Vol. 11 No. 2
Juli 2017: 139 – 157, Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai