Manajemen Pendidikan 2016
Manajemen Pendidikan 2016
MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA
Dosen Pengampu
Dr. Endang Mulyatiningsih
NIP. 19630111 198812 2 001
1
BAGIAN I. EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
Pendahuluan
Teori manajemen dimulai pada akhir abad 19, setelah revolusi industri. Dalam iklim ekonomi
baru, manajer dari semua tipe organisasi politik, ekonomi, pendidikan mencoba untuk
meningkatkan kinerjanya melalui pemberian pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.
Secara kronologis, perkembangan teori manajemen diilustrasikan pada gambar berikut ini:
Organizational Environment
Theory
Management Science Theory
Behavioural Management Theory
Administrative Management Theory
Scientific Management Theory
1890 1900 1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000
Gambar 1. Perkembangan Teori Manajemen
Perkembangan teori manajemen secara kronologis terjadi dalam lima periode yaitu:
KELOMPOK
TOKOH TEORI
KEILMUAN
SCIENTIFIC Adam Smith Job Specialization and the Division of Labour
MANAGEMENT F.W. Taylor & Melihat pengaruh perbedaan sistem manajemen di
THEORY Gilbreths perusahaan/industri
Studi bagaimana seorang manajer akan
memperbaiki tugas seseorang untuk meningkatkan
efisiensi dengan konsep spesialisasi jabatan dan
devisi tenaga kerja yang berbasis pada rancangan
penataan kerja dalam organisasi modern.
Contoh: spesialisasi pekerjaan di bidang Boga:
butcher, bartender, waiter, chef, dll
Max Weber The Theory of Bureaucracy
ADMINISTRA- Fayol’s Principles of Management
TIVE Garis besar prinsip birokrasi dan administrasi Fayol
MANAGEMENT yang relevan untuk manajer saat ini. Banyak
THEORY penelitian manajemen modern yang ingin
memurnikan prinsip-prinsip manajemen sesuai
dengan kondisi kontemporer.
Fungsi manajemen yang dikembangkan fayol
meliputi: perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengevaluasian.
BEHAVIOURAL Mary The Hawthorne Studies and Human
MANAGEMENT Parker Follett Relations, Teori X and Y
THEORY Penelitian memberi penjelasan beberapa perbedaan
Catherine pendekatan perilaku manajerial termasuk
Robertson diantaranya teori X dan Y. Perilaku manajerial yang
diteliti untuk direfleksikan pada konteks sejarah dan
budaya. Mary Parker Follett menyarankan perilaku
manajerial yang tidak diterima saat itu, tetapi
2
KELOMPOK
TOKOH TEORI
KEILMUAN
karyanya diabadikan sampai kondisi berubah.
Kata manajemen berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang
berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni
mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa
Perancis mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur.
Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang
puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul
karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk
pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja
cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari
3
para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Selama 20 tahun, Taylor
kemudian berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode
ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam menyelesaikan tiap-tiap
pekerjaan.
1) Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
4) Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajer dan
para pekerja. Manajer mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya
daripada bagi para pekerjanya.
Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika
sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu
mereka, Taylor mengusulkan manajerlah yang harus memilihkan pekerjaan dan
melatihnya. Manajer disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai
dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana
pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.
4
memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari,
menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga
mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut
memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-
unsur setiap gerakan tangan pekerja.
2. Pendekatan kuantitatif
5
3. Kajian Hawthorne
Pada tahun 1927, Profesor Elton Mayo dari Harvard beserta rekan-
rekannya diundang untuk bergabung dalam kajian ini. Mereka kemudian
melanjutkan penelitian tentang produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain,
misalnya dengan mendesain ulang jabatan, mengubah lamanya jam kerja dan hari
kerja dalam seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan menyusun
rancangan upah individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini
mengindikasikan bahwa ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya
terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan
kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa
norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.
6
3) standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
4) uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan
standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
empat, yaitu:
7
perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan (leadership).
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada
manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.
Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama
untuk mencapai tujuan.
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang
yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan
dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
8
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja
suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan
kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri.
9
lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi
manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja,
beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur
penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
Seorang guru besar matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi
pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar
terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertama kali
mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang
sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah
dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator
mekanis pada tahun 1822, yang disebut "mesin penambah dan pengurang (Difference
Machine)", Prinsip-prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir
seabad kemudian. Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis
(Analysical Machine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer
modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer". Tulisannya dituangkan
dalam bukunya yang berjudul "On the Economy Of Machinery and Manufactures"
(1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan
perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus
memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-
baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia
menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara
pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan
pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau
menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat
pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk
setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
10
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki
empat prinsip yang ditetapkan yaitu: (1) Pengembangan manajemen ilmiah secara
benar, (2). Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok untuk satu pekerjaan, (3) Adanya pendidikan dan pengembangan ilmiah dari
para pekerja. (4) Kerjasama yang baik antara manajer dengan pekerja. Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di
kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar yang mendekati ilmiah
adalah: (1) Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan,
(2) Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok, (3) Adanya kerja sarna sesama
pekerja, dan bukan bekerja secara individual, (4) Bekerja untuk hasil yang maksimal,
(5) Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk
tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan. Buku-
buku Taylor yang terkenal adalah "Shop management (1930)", Principles of Scientific
Management (1911)", dan "Testimory Before Special House Comittee (1912)". Pada
tahun 1947, ketiga buku tersebut digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul
"Scientific Management”.
Dikenal dengan sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor.
Beliau juga memperkenalkan sistem "Charting" yang terkenal dengan "Gant Chart". Ia
menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajer
dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry beranggapan bahwa unsur
manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi pentingnya mengajarkan,
mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak karyawan dan manajer, serta
perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen. Metode yang terkenal
adalah metode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan
adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya
waktu maupun biaya dalam merencanakan dan mengendalikan pekerjaan. Hal ini yang
menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini mempelopori
teknik teknik modern seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai
11
makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat mengurangi kelelahan karena gerak
yang kurang efisien. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu
sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau
terkenal dengan konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat yang
diberikan oleh manajemen ilmiah, satu hal penting untuk diingat yaitu kebutuhan
sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan
kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan ternyata kurang efektif. Aliran
ini melupakan kepuasan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth
tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian suaminya pada efisiensi, yaitu
usaha untuk menemukan cara yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu.
Dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja
dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara
pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajer terhadap pekerja.
Dia mengarang buku "General and Industrial management". Pada tahun 1916,
dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas
pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang
kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode manajemen yang lebih utuh
dalam bentuk cetak biru. Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya
ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode
manajemen yang tepat. Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya
tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan
satu keterampilan yang dapat diajarkan dan dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori
umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke
dalam 6 macam kegiatan: (1) Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan
membuat barang-barang produksi, (2) Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara
mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi. (3). Keuangan
(pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan
menggunakan modal. (4) Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa
melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan, (5) Akuntansi dengan
adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta
berbagai data statistik. (6). Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi: (a) Perencanaan
(planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi
12
mencapai tujuan-tujuannya. (b) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti
mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana. (c)
Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat
menunaikan tugas pekerjaan mereka (d) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan
memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara
harmonis dalam mencapai tujuannya, (e) Pengendalian (Controlling) dengan
memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan
sebagaimana mestinya. Selain hal-hal pokok di atas, masih ada beberapa ajaran Fayol
lainnya yaitu: (1) Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada
tempat pada tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan
kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer
tingkat atas. (2) Kemampuan dan keterampilan manajemen harus diajarkan dan
dipelajari, sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktik, timbul tenggelam
seperti orang belajar menyelam tanpa guru. (3) Kemampuan dan keterampilan
manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk dan jenis organisasi, seperti rumah
tangga, pemerintah, partai, industri dan lain-lain. (4) Prinsip-prinsip manajemen lebih
baik daripada hukum manajemen, karena hukum bersifat kaku, sedang prinsip bersifat
lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan pada keadaan yang dihadapi, (5). Ada 14
macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu: (a) Pembagian kerja (Division of
labor), yaitu semakin mengkhusus manusia dalam pekerjaannya, semakin efisien
kerjanya, (b) Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh
melalui perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formal
(jabatan). Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang
lain. (c). Disiplin (Discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan
dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan
juga kesepakatan yang ada, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan
sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang. (d). Kesatuan komando (Unity
of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu
orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul
pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi. (e) Kesatuan
pengarahan (Unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang mempunyai
tujuan yang sama yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu rencana
kerja. (f) Mendahulukan kepentingan kelompok/organisasi daripada kepentingan
pribadi (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu kepentingan
13
perorangan dikalahkan dari kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan. (g)
Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi
karyawan dan pengusaha. (h). Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa
tanggung jawab akhir terletak pada atasan dengan tetap memberi wewenang
memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya
desentralisasi. (i). Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan
yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi di gambar 2. Fayol mengembangkan “gang plank” (j). Tata-tertib
(Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan waktu
yang tepat. (k). Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para
manajer terhadap bawahannya. (l). Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of
Personal) dalam arti tidak banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
(m) Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa alam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-
kesalahan. (n). Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung
daripada komunikasi formal dan tertulis.
President
A
Works manager B L Works manager
Superintendent C M Superintendent
Departement Head D N Departement Head
Supervisor E O Supervisor
Foreman F P Foreman
Worker G Q Worker
14
Mary Parker percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara
karyawan dan manajer berdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya
benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan
sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan
dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari
kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya
sebagai manajer.
Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun
1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia,
usaha, sehingga etika sama pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam
arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar
kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil
dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah
dengan etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu: (1)
Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan
masyarakat, (2) Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral
tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap
gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat, (3)
Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang
umum dan konsep keadilan sosial.
15
mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas
utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif
adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sama dalam organisasi formal.
16
"engineering atau technicall skills”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam
praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan
perseorangan (individu), Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo
yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor
lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur organisasi, hubungan
karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan hubungan manusia terus berkembang
dengan munculnya pemikiran-pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku
yang labih maju. Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan
Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para
penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral scientists" daripada “human
relations theorists". Di antara mereka yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc
Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing man" daripada hanya
sekedar "social man" dalam member dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun
kemudian lebih ditingkatkan dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong
oleh berbagai kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man". Karena tidak
ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif akan
berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam
organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
William Ouchi, dalam bukunya "theory Z-How America Business Can Meet
The Japanese Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk
menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau
didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe
perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika disebut
perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan
tipe Jepang. Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini
terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku
kelompok, ataupun hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja
bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam
menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis
konsep yang lebih mengkaji pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian
perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi
17
dan konsep komunikasi. Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan,
karena di samping terlalu umum, abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer
untuk menerangkan tentang perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar
memilih nasehat ilmuwan yang mana yang sebaiknya harus dituruti dalam
mencapai solusi di dalam perusahaan.
18
2) Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan
6) Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang
harus dimiliki oleh manajer
Fungsi Manajemen
19
BAGIAN 2. KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI MANAJER
Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat
manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di
dalam organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga
tingkatan, yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat
menengah (middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level
manager). Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer
juga akan berbeda. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu :
keterampilan manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan
antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill),
Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer harus
mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi yang
dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi, serta
kebijakan untuk merealisasikannya.
Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
20
8) Pemusatan (Centralization)
9) Hirarki (tingkatan)
10) Ketertiban (Order)
11) Keadilan dan kejujuran
12) Stabilitas kondisi karyawan
13) Prakarsa (Inisiative)
14) Semangat kesatuan, semangat korps
Manajer
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Tingkatan manajer
21
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya
pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke
proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada
sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian
mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:
c. Peran pengambilan keputusan yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran
sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya,
dan perunding.
Keterampilan manajer
22
Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap
tingkatannya. Robert L Katz pada tahun 1970 an mengemukakan bahwa setiap
manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan
tersebut adalah:
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta
konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan
untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide
menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses
perencanaan atauplanning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga
meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat
yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk
menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
23
mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai
manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia
bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih
kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap
merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang
uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
1. Pengertian Manajemen
Menurut kamus istilah elektronik, manajemen berasal dari kata man-age-ment
yang memiliki beberapa arti kata yaitu: (1) tindakan atau cara mengelola, menangani,
mengarahkan atau mengendalikan; (2) keterampilan dalam mengelola, kemampuan
eksekutif, pengelolaan dan kebijaksanaan; (3) pengendalian dan pengarahan kepada
orang-orang dalam urusan bisnis atau lembaga, dll. (www.thefreedictionary.com).
Dalam dictionary yang berbeda, kata manajemen dalam pengelolaan perusahaan atau
organisasi berarti usaha yang sangat kooperatif; (2) pengendalian tanggung jawab
sebuah perusahaan atau organisasi supaya kegiatan berjalan sukses (Oxford
Dictionaries.com). Manajemen dalam bahasa latin berasal dari kata manus dan agere.
24
Manus berarti tangan dan agere berarti melakukan. Jika kedua kata itu digabung
menjadi managere yang berarti menangani atau mengelola (manajemen). Dalam
pengertian umum, manajemen berarti suatu usaha yang dilakukan oleh seorang
manajer dalam mengelola kegiatan supaya tujuan organisasi tercapai.
Bush (2008: 1) menyatakan, “Management is a set of activities directed towards
dengan menggunakan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien untuk
selalu terbatas sehingga harus digunakan secara efektif dan efisien dalam melakukan
setiap kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya organisasi yang
dikelola meliputi 7M yaitu: man, money, material, machines, methods, marketing, and
minutes. Dengan demikian manajemen berarti kegiatan yang dilakukan oleh manajer
and minutes yang terbatas untuk memperoleh hasil yang optimum, efisien dan efektif.
atau mengerjakan apa saja yang dibutuhkan. Pengertian manajemen menurut Sharma
tersebut berarti manajemen adalah usaha untuk mencapai sesuatu dengan menyuruh
orang lain atau mempekerjakan orang lain. Oleh sebab itu, jika sudah menjadi manajer
maka jangan melakukan pekerjaan yang sangat teknis karena pekerjaan teknis cukup
dikerjakan oleh orang lain (bawahan). Sebagai manajer cukup memerintah orang lain
agar bekerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Stoner & Freeman (2000: 238) menyatakan definisi yang mirip dengan Sharma,
yaitu: “The art of getting things done through people.” Manajemen adalah seni
melakukan pekerjaan melalui orang lain. Orang yang melakukan manajemen disebut
25
manajer. Manajer adalah menghasilkan pekerjaan dengan memerintah orang lain.
Jadi, manajer tidak mengerjakan sendiri tetapi menyuruh bawahannya untuk bekerja.
Untuk dapat menyuruh orang lain tanpa rasa terpaksa ketika melaksanakannya
manajemen adalah usaha pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efisien
organisasi.
(2011: 2) merangkum definisi manajemen dari beberapa tokoh yaitu: (1) George R.
dan mencapai tujuan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya; (2)
sesuatu melalui orang-orang dalam kelompok yang terorganisasi secara formal; Daft,
Richard. L ( 1991: 5) mengambil definisi dari dua tokoh manajemen yaitu: (1) Mary
orang (the art of getting things done through people); (2) Peter Drucker menyatakan
beberapa definisi tersebut dapat diambil suatu makna bahwa manajemen adalah suatu
berada di dalam organisasinya agar mereka mau bekerja untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dalam pengertian yang lebih ekstrim, manajemen
26
dapat diartikan sebagai seni menghasilkan sesuatu melalui orang lain yang menjadi
bawahannya.
beberapa literatur yang dirangkum oleh Gaurav Alkani (2012) dan Aquinas (2011: 3-4)
27
mengkoordinasikan kegiatan kelompok-kelompok supaya berfungsi dalam
suatu organisasi.
5) Management is an art, science as well as a profession: Management is an art
because certain skills, essential for good management, are unique to
individuals. Management is a science because it has an organised body of
knowledge. Management is also a profession because it is based on
advanced and cultivated knowledge. Manajemen adalah suatu seni, ilmu
pengetahuan serta profesi. Manajemen adalah seni karena membutuhkan
keterampilan tertentu yang unik pada individu untuk dapat mengelola dengan
baik. Manajemen adalah ilmu karena memiliki body of knowledge yang
terorganisir. Manajemen juga sebuah profesi karena didasarkan pada
keahlian yang terlatih.
6) Management aims at coordination of activities: Coordination is the essence of
management. It gives one clear direction to the whole organisation and brings
unity and harmony in the whole business unit. For such coordination, effective
communication at all levels is essential.Manajemen bertujuan mengkoordinasi
kegiatan. Koordinasi adalah inti dari manajemen. Koordinasi memberi suatu
arah yang jelas untuk seluruh organisasi, membawa persatuan dan harmoni di
unit bisnis secara keseluruhan. Untuk koordinasi tersebut, komunikasi yang
efektif di semua tingkat sangat penting
7) Management has different operational levels: Every Organisation needs
managers for managing business activities. The manager's job is basically the
same at all levels. The managers at the higher levels have more important
duties while managers at the lower levels have to perform routine functions i.e
duties. Manajemen memiliki tingkat operasional yang berbeda. Setiap
organisasi membutuhkan manajer untuk mengelola kegiatan usaha.
Pekerjaan manajer pada dasarnya sama di semua tingkatan. Para manajer di
tingkat yang lebih tinggi memiliki tugas yang lebih penting daripada manajer di
tingkat yang lebih rendah yang melakukan tugas dan fungsi secara rutin.
8) Management is different from ownership: Management is concerned with the
management of business activities. Managers are not the owners but they
manage the business on behalf of the owners. Separation of ownership and
management is a special feature of modem business organisation.
Manajemen berbeda dari kepemilikan. Manajemen lebih fokus pada
pengelolaan kegiatan usaha. Manajer bukan pemilik tapi mereka mengelola
bisnis atas nama pemilik. Pemisahan kepemilikan dan manajemen adalah
bentuk khusus dari organisasi bisnis modem.
9) Management is dynamic. Business is influenced by changes in economic,
social, political technological and human resource. Management adjusts itself
to the changing atmosphere making suitable forecasts and changes in the
policies. Hence, management is treated as a dynamic activity. Manajemen
adalah proses yang dinamis. Bisnis dipengaruhi oleh perubahan ekonomi,
sosial, politik, teknologi dan sumber daya manusia. Manajemen itu sendiri
harus menyesuaikan dengan perubahan suasana sehingga cocok dengan
ramalan dan perubahan kebijakan. Oleh karena itu, manajemen adalah
diperlakukan sebagai kegiatan dinamis
10) Management aims at achieving predetermined objectives. Management is a
meaningful activity. All organisations are essentially groups of individuals
formed for achieving common objectives. An Organisation exists for the
attainment of specific objectives.Manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan
28
yang telah ditentukan. Manajemen adalah kegiatan yang sangat berarti.
Semua organisasi pada dasarnya merupakan kelompok individu yang
dibentuk untuk mencapai tujuan bersama. Sebuah organisasi ada untuk
pencapaian tujuan tertentu.
mengantisipasi berbagai perubahan diperlukan seni dan ilmu manajemen yang inovatif.
2. Pengertian Program
Program adalah: “a plan of action to accomplish a specified end a plan or
schedule of activities, procedures, etc.,” (www.thefreedictionary.com, 2014). Program
dalam pengertian yang sempit berarti sebuah rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
khusus atau rencana, jadwal kegiatan, prosedur, dsb. Sedangkan menurut Program
Management Institute/PMI (2012: 18) A program is a group of related projects
managed in a coordinated way to obtain benefits and control not available from
managing them individually. Programs may include elements of related work (e.g.,
ongoing operations) outside the scope of the discrete projects in a program. Dalam
terjemahan bebas, definisi program yang dikeluarkan oleh PMI yaitu “program
merupakan sekumpulan proyek yang dikelola dan dikoordinasi untuk mendapatkan
keuntungan dan pengendaliannya tidak dilakukan oleh individu. Program dapat
mencakup unsur-unsur yang berhubungan dengan kerja (misalnya, kegiatan yang
sedang berlangsung) di luar lingkup proyek lain dalam sebuah program.
Departement for Business Inovation & Skills (2010: 3) menjelaskan bahwa
program adalah struktur organisasi sementara yang fleksibel dan dibuat untuk
dan kegiatan agar dapat memberikan outcome dan benefit yang terkait dengan tujuan
strategis organisasi itu. Terkait dengan pengertian ini, maka suatu program cenderung
memiliki jangka waktu penyelesaian yang cukup panjang. Untuk menyatakan program
tersebut efektif atau kurang efektif diperlukan pengukuran dampak dan benefit yang
29
Menurut pengertian yang telah diutarakan di atas, program mengandung makna
suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Satu program pada
organisasi: kebijakan, program dan proyek memiliki konsep yang hierarkis dari umum
dan dicapai dalam jangka panjang. Program merupakan kegiatan yang lebih spesifik
dan tujuan lebih kongkret untuk dicapai setelah program dilaksanakan. Projek
istilah program dan proyek. Program merupakan suatu kegiatan yang multidisiplin,
berorientasi pada tujuan, dirancang dari berbagai macam tugas dengan hasil yang
telah ditentukan untuk dicapai pada kurun waktu tertentu dan dengan keterbatasan
sumberdaya yang ada. Proyek meliputi tugas-tugas tertentu yang dirancang secara
khusus dengan hasil dan waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu dan dengan
program dan proyek. Program dan proyek memberikan manfaat kepada organisasi
organisasi. PMI (2012: 4) menjelaskan lebih lanjut bahwa istilah program dan
yang berbeda. Program serupa dengan proyek-proyek yaitu dapat berarti sarana untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi dalam konteks rencana strategis. Meskipun
30
sekelompok proyek dalam program dapat memiliki manfaat yang berbeda, tetapi
organisasi dan industri menggunakan istilah program sebagai siklus operasional atau
berikut: “Program governance is the aspect of the discipline that creates both the
structure and practices to guide the program and provide senior-level leadership,
oversight, and control. ... Projects are typically governed by a simple management
Hanford (2004: 2) memberi penjelasan bahwa tata kelola program adalah aspek
disiplin untuk menghasilkan struktur dan praktek yang dapat memandu kegiatan
Program dan proyek memiliki banyak perbedaan. Mengacu pada A Guide to the
are temporary and close down on the completion of the work they were chartered to
deliver. Dalam terjemahan bebas proyek mengandung makna usaha sementara yang
dilakukan untuk melayani proyek atau hasil khusus. Proyek bersifat sementara dan
hanya dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu sesuai dengan kontrak kerja.
Program memerlukan manajemen untuk mengkoordinasi dua atau lebih proyek dalam
mencapai manfaat yang seharusnya. Perbedaan program dan proyek yang mendasar
31
adalah bahwa proyek berorientasi pada penciptaan output yang efisien sedangkan
Proyek mengandung banyak makna namun ada beberapa ciri-ciri proyek yang
memiliki kesamaan. Ciri-ciri tersebut digunakan untuk mengidentifikasi apa itu proyek
atau program. Fitur yang paling membedakan adalah jangka waktu pelaksanaan.
Semua proyek memiliki awal dan akhir dalam jangka pendek. Banyak upaya disebut
"proyek" tapi bukan proyek bahkan menjadi program karena waktu pelaksanaan
spesifik. Proyek harus memiliki tujuan yang jelas, pasti, spesifik, diidentifikasi, dan
dapat dicapai. Sebuah proyek biasanya melibatkan berbagai kegiatan yang hasilnya
Untuk dapat membedakan antara program dan proyek, berikut ini dipaparkan
tentang ciri-ciri program dan proyek. Menurut Department for Business Innovation and
Skills, (2010; 4) program memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) multidisiplin; (2) berisiko
(3) tidak pasti, hasil sering tidak dapat diduga; (4) durasi waktu panjang dalam rentang
tahun; (5) dipengaruhi oleh berbagai pihak yang berminat dengan tingkat komitmen
yang berbeda; (6) berdampak pada berbagai pemangku kepentingan dan (7)
memberikan arah perubahan yang jelas dari pengalaman dan kejadian eksternal.
Prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk semua jenis program adalah: (1) selaras
dengan strategi perusahaan; (2) memimpin perubahan; (3) berorientasi ke masa depan
yang lebih baik; (4) memusatkan perhatian pada benefit dan ancaman terhadap
prestasi; (5) menyumbangkan semua kemampuan secara koheren; (6) belajar dari
pengalaman dan memberi nilai tambah. Program selalu membutuhkan komitmen dan
32
keterlibatan aktif dari satu organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Program
memberikan satu atau lebih manfaat yaitu peningkatan hasil yang terukur dan
beberapa karakteristik proyek yaitu: (1) sebuah proyek memiliki batas-batas, sehingga
luasnya ditentukan; (2) proyek adalah upaya satu kali, biasanya membutuhkan sumber
daya yang terbatas; (3) ada jarak waktu memulai dan mengakhiri proyek yang sudah
pasti.
Dalam program atau proyek dikenal istilah portofolio. Menurut Department for
Business Innovation and Skills (2010: 3), portofolio merupakan istilah yang digunakan
telah dilakukan, prestasi yang pernah diraih, kemajuan program dll. Portofolio dapat
membagi program menjadi tiga tipe yaitu: multi-project programs, strategic programs
program yang dikelola dan dikoordinasikan dari beberapa proyek secara paralel untuk
memberi dukungan pada pencapaian tujuan bisnis baru. Program strategis (strategic
programs) adalah program yang diarahkan untuk menghadapi perubahan bisnis atau
hasil strategis. Program ini melibatkan banyak proyek yang berjalan secara berurutan
dan secara paralel dengan output atau hasil untuk mempengaruhi pengambilan
33
fasilitas dan infrastruktur utama yang sangat diperlukan untuk mengurangi kegagalan
pelaksanaan program.
3. Manajemen Program
Ilmu manajemen banyak dipelajari dan diterapkan diberbagai bidang pekerjaan
yang berorientasi profit/keuntungan maupun non profit. Program juga memerlukan
manajemen supaya dapat mencapai manfaat/benefit yang diharapkan. Project
Management Institute, (2006: 4) menjelaskan bahwa “program management is the
centralized coordinated management of a program to achieve the program’s strategic
benefits and objectives. In addition, it allows for the application of several broad
management themes to help ensure the successful accomplishment of the program”.
Definisi tersebut mengandung makna bahwa manajemen program merupakan kegiatan
koordinasi yang terpusat pada sebuah program untuk mencapai manfaat strategis dan
tujuan program tersebut. Manajemen program memberi ruang untuk mengaplikasikan
beberapa fokus manajemen yang dapat membantu memastikan tercapainya
keberhasilan program. Menurut PMI (2006: 32) fokus manajemen program antara lain:
manajemen manfaat (beneficiaries), manajemen stakeholders, dan penerapan tata
kelola program. Patrick Weaver (2010: 10) menambahkan satu fokus lagi yang belum
disebutkan PMI yaitu manajemen risiko. Manajemen program perlu memperhatikan
manajemen stakeholder (stakeholder management) karena stakeholder memiliki
masalah yang lebih kompleks dan penting bagi pengelola program. Sebagian besar
benefit hanya dapat direalisasikan oleh stakeholder dimasa depan. Manajer proyek
hanya bekerja dalam kerangka stakeholder yang lebih terbatas. Kerangka manajemen
risiko (risk management) pada proyek sebagian besar telah ditentukan. Profil
manajemen risiko pada program masih terbuka dan sangat dipengaruhi oleh faktor
eksternal.
Program pada umumnya terdiri dari beberapa proyek. PMI (2006: 4) menjelaskan
bahwa mengelola beberapa proyek dalam satu program memberi kemungkinan untuk
mengoptimalkan dan mengintegrasikan biaya, jadwal, atau usaha. Proyek dapat saling
bergantung karena kemampuan yang disalurkan bersifat kolektif, atau sebaliknya yaitu
kemitraan guru produktif SMK dengan DUDI terdiri dari beberapa proyek yang
34
diberikan kepada guru peserta program untuk menjalin kemitraan dengan DUDI.
Kemitraan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk on the job training atau in house
training. Guru merancang sendiri tujuan, jangka waktu dan biaya proyek yang relevan
dengan tujuan program. Proyek on the job training atau in house training dapat
baru yang dituntut oleh organisasi atau sebagai wahana untuk mengaktifkan
pelayanan.
proyek
Dalam penelitian ini, program kemitraan antara guru produktif SMK dengan DUDI
dari Sub Direktorat P2TK SMK dilaksanakan menjadi proyek-proyek kemitraan yang
kegiatan koordinasi yang terpusat agar tujuan program tercapai. Sifat saling
ketergantungan dalam penelitian ini tercermin pada saat penyusunan rencana kegiatan
kemitraan antara guru produktif SMK dengan DUDI. Rencana kegiatan harus
disepakati bersama antara SMK dengan DUDI dan SMK lain yang kompetensi
keahliannya sama. Risiko yang perlu diantisipasi adalah adanya kesenjangan sumber
35
daya fasilitas yang terdapat di SMK dengan fasilitas yang ada di DUDI. Mitigasi risiko
dilakukan dengan membuat video simulasi penggunaan alat-alat modern tersebut agar
peralatan modern dapat dikenalkan kepada peserta didik SMK sebelum mereka
melaksanakan praktik industri. Peserta didik SMK diharapkan tidak merasa asing lagi
seni dan ilmu. Ilmu pengetahuan terdiri dari pendekatan sistematis dengan
menggunakan metodologi standar. Seni terdiri dari "soft skill" yang melibatkan
praktek, dan intuisi. Seorang manajer proyek yang terampil dalam seni secara otomatis
akan tahu bagaimana dan kapan untuk bereaksi terhadap masalah proyek. Manajer
proyek yang sukses memanfaatkan kedua keahlian untuk secara efektif untuk
Dalam buku petunjuk metodologi manajemen proyek yang telah diacu di atas
proyek (jadwal, anggaran dan kinerja) melalui serangkaian kegiatan yang dimulai dan
berakhir pada titik-titik waktu tertentu, menghasilkan luaran kuantitatif dan kualitatif.
Manajemen proyek yang sukses adalah seni menyatukan tugas, sumber daya dan
orang-orang yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam batasan waktu tertentu.
Proyek dan program terkait langsung dengan tujuan strategis dan didukung oleh
36
dipengaruhi oleh pengalaman dari dirinya sendiri maupun pengalaman dari proyek-
Manajemen program dan proyek memiliki pola atau gaya manajemen yang
berbeda. Agar proses manajemen ini dapat mencapai sasaran dan tujuan yang tepat,
maka perlu dipelajari kunci sukses pengelolaan program maupun pengelolaan proyek.
Kunci sukses sebuah proyek terletak pada ‘waktu dan anggaran' sedangkan kunci
sukses program terletak pada benefit yang dihasilkan secara keseluruhan. Program
lebih banyak memerlukan waktu dan anggaran untuk dapat mencapai hasil yang
maksimal. Manajer proyek memusatkan perhatian pada pencapaian hasil yang optimal.
secara terintegrasi untuk dapat menuai benefit yang maksimal. Berikut ini dipaparkan
37
menjadi model konseptual manajemen program. Siklus manajemen merupakan proses
dimana seorang manajer melaksanakan kegiatan selama umur program/proyek. Siklus
metodologis merupakan proses yang telah berulangkali dilakukan dan menunjukkan
keberhasilannya. Ada banyak model konseptual tentang proses/siklus manajemen
yang dikaji dalam penelitian ini untuk mendukung model manajemen program yang
dikembangkaan. Model manajemen dikaji mulai dari model manajemen umum sampai
dengan model manajemen khusus untuk programdan proyek. Fayol menjelaskan
proses manajemen yang terdiri dari lima langkah atau yang sering dinamakan dengan
lima fungsi manajemen yaitu:
1) Planning
2) Organizing
3) Staffing
4) Commanding
5) Controling
empat fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading dan controlling. Fungsi
manajemen Fayol yang hilang adalah commanding dan coordinating digabung menjadi
leading. George Terry juga demikian, beliau hanya menggunakan empat fungsi
(planning) dilakukan kegiatan memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan. Dalam
organizing disusun tanggungjawab pada setiap tugas yang harus diselesaikan. Dalam
(performance) yang ingin dicapai minimal ada 5 jenis. Menurut Richard, L. Daft (1991,
38
6) sumber-sumber yang dikelola dan performance yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut.
manajemen digabungkan dengan fungsi manajemen maka dapat dibuat peta konsep
material, teknologi dan informasi untuk mencapai tujuan, produk, pelayanan yang
efisien dan efektif. Sumberdaya yang dikelola dan target kinerja yang ingin dicapai
39
bersifat khusus tergantung pada jenis kegiatan yang dikelola. Langkah-langkah
diterapkan pada semua organisasi. Dengan demikian, apapun jenis kegiatan yang
Proses manajemen dari Shoderberk, (1988:16) terdiri dari 4 fungsi kegiatan yaitu:
planning, organizing, directing dan contolling. Fungsi manajemen inipun mirip dengan
fungsi manajemen dari Richard W. Griffin dan James AF Stoner. Fungsi yang berbeda
yaitu leading berubah jadi directing. Makna dari kedua fungsi ini hampir sama yaitu
memberi pengarahan sehingga leading memberi makna yang lebih luas daripada
personil
40
hasil dan memonitor kegiatan secara terus menerus. Proses manajemen dari
CONTROLLING PLANNING
Evaluates operating results Forecasts, sets objectives
Take corrective actions Establishes and interprets policies
Conduct performance appraisal Develops programs to reach
Reports results objectives, Establishes schedules
Monitors operations on continual Prepare budgets
basis Developed standards
MANAGEMENT
PROCESS
DIRECTING ORGANIZING
Motivates employers Develops organizational structures
Trains and develops subordinates Delegated authority and
Develops communication channels responsibility
Assesses leadership styles of Procedures resources
personnel Design jobs
Develop job descriptions
Budgeting (Gaurav Akrani, 2012). Penerapan fungsi dalam proses manajemen seperti
41
Planning
Organizing
INPUT
1. Man Staffing Directing OUTPUT
2. Money
3. Material
4. Machine PROSES MANAJEMEN Objectiv
e
5. Method
6. Market
7. Minut
Coordinating Reporting Budgeting End Result
Teori proses manajemen dari Luther Gullic cukup terkenal dengan akronim fungsi
yang mudah diingat. Sumberdaya yang dikelola cukup lengkap yaitu terdiri dari man,
money, material, machine, method, market dan minut yang dikenal dengan 7M.
Sumberdaya yang dikelola ini hampir dapat diterapkan pada semua organisasi, namun
yaitu man, money, material, machine, method tanpa market dan minut. Penjelasan dari
1) Planning, that is working out in broad outline the things that need to be done and
the methods for doing them to accomplish the purpose set for the enterprise.
Merancang garis besar pekerjaan yang perlu dilakukan dan metode untuk
perusahaan;
which work subdivisions are arranged, defined, and co-ordinated for the defined
42
melalui pengaturan, penetapan dan koordinasi sub divisi kerja untuk tujuan yang
ditetapkan.
3) Staffing, that is the whole personnel function of bringing in and training the staff
specific and general orders and instructions and serving as the leader of the
5) Co-Ordinating, that is the all important duty of interrelating the various parts of
the work; OR that means is a common thread that run through all the activities of
the organisation. Koordinasi semua tugas yang saling terkait dari berbagai
bagian pekerjaan;
as to what is going on, which thus includes keeping himself and his subordinates
7) Budgeting, with all that goes with budgeting in the form of planning, accounting
and control. Penganggaran: semua yang terjadi dengan anggaran dalam bentuk
2013: 249).
43
Proses manajemen yang paling singkat menurut McGregor's terdiri dari planning,
controlling, dan decision making. Proses manajemen tersebut dapat disimak pada
Management Process
Proses manajemen yang paling ringkas dalam satu siklus hanya terdiri dari 3
tahap yaitu planning, controlling, dan decision making. Masing-masing tahap dalam
siklus tersebut dilakukan beberapa kegiatan. Dalam gambar diilustrasikan pada tahap
planning dilakukan kegiatan seting tujuan dan identifikasi cara pencapaian tujuan.
dari berbagai teori dan tokoh manajemen dapat disimak pada Tabel 3 berikut ini.
44
Richard L Henry Fayol Lutter Gullict George Terry Shoderberk
Daft
PLANNING
ORGANIZING
STAFFING
DIRECTING
LEADING ACTUATING DIRECTING
CO-
COMANDING
ORDINATING
REPORTING
CONTROLLING
BUDGETING
Dari berbagai teori dapat disimpulkan bahwa tiga fungsi manajemen yang selalu
ada dalam proses manajemen adalah: planning, organiizing, actuiting and controlling.
fungsi. Setelah organizing, fungsi yang dilaksanakan berbeda-beda yaitu ada yang
menggunakan actuating (George Terry), Leading (James Stoner dan Richard L. Daft)
staffing dan directing (Fayol, Gullic dan Shoderberk). Dari beberapa fungsi
yang ringkas yaitu hanya terdiri dari 4 kegiatan yaitu: planning, organizing, actuating,
dan controlling. Meskipun ringkas tetapi kegiatan tersebut cukup representatif untuk
dan pengawasan dalam konteks manajemen program kemitraan antara guru produktif
1) Perencanaan
45
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan dapat memberikan arah yang lebih jelaspada setiap kegiatan, sehingga
setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
meliputi: (1) penentuan visi dan misi kerjasama yang merupakan tanggung jawab
manajer; (2) profil sekolah, yang mencerminkan hasil analisis internal untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan sumber daya sekolah yang tersedia; (3)
perubahan lingkungan yang dapat memberi peluang dan tantangan yang dapat
dimanfaatkan sekolah.
2) Pengorganisasian
Leslie W. Rue dan Lloyd L Byars (2000, 186) organizing is the grouping of activities
who has the authority required to supervise the people performing the activities.
kepada semua pelaksana agar mereka dapat memanfaatkan semua sumberdaya yang
46
Organisasi membutuhkan suatu sinergisme antar anggota dan komponen
organisasi. Leslie W. Rue dan Lloyd L Byars (2000, 186) mengemukakan cara
pengorganisasian yang efektif yaitu: (1) berpusat pada pelanggan, dan memperhatikan
kebutuhan pasar; (2) komit untuk menjaga jaringan kerja dan aliansi strategis; (3)
suplier dan masyarakat; dan mengukur kemajuan berdasarkan standar yang terbaik.
penyalahgunaan sumberdaya; (3) membentuk suatu arus aktivitas kerja yang logis,
yang dapat dilaksanakan dengan baik oleh individu-individu dalam organisasi; (4)
dan pengawasan; (5) melakukan koordinasi yang harmonis antara para anggota yang
terlibat dalam berbagai macam kegiatan dan (6) memberi otoritas yang tepat
yang bersangkutan
organisasi yang efektif dengan melaksanakan hal-hal yang tepat (doing the right
things) dan dengan melaksanakan segala sesuatu secara tepat (doing the things right).
diantaranya :
47
4) Mengalokasikan sumber daya dan petunjuk untuk tugas pada bagian tersebut
Langkah 1 Langkah 2
bertahap sesuai jadwal yang telah direncanakan. Pada saat pengorganisasian terdapat
3) Pengawasan
48
Pengawasan merupakan proses pemantauan dan pengambilan tindakan untuk
menjamin tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana. Definisi lain menyebutkan
are achieved” (C. Turney, et al, 1992: 240). ... kegiatan yang dilakukan oleh manajer
untuk menjamin bahwa semua kegiatan yang dilakukan konsisten dengan rencana
dan tujuan organisasi dapat dicapai. Louis E Boone dan Kurtz (1984:412)
whether organizational objectives are achieved and whether actual operation are
pelaksanaan suatu kegiatan sesuai dengan apa yang direncanakan serta untuk
a) Uncertainty,
b) Complexity
c) Human Limitation
d) Delegation and Decentralization
konteks kegiatan di masa depan, sehingga rencana yang sudah disusun dengan
baik akan selalu menghadapi situasi ketidakpastian di masa depan. Banyak hal-hal
penyesuaian yang konstruktif agar tujuan tetap dapat tercapai. Disamping itu,
49
yang sering tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan supaya pencapaian
tujuan tidak terhalang. Dalam situasi seperti ini pengawasan berfungsi untuk
rencana.
sehingga tidak mampu melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah
direncanakan. Rencana yang sudah disusun dengan baik mungkin tidak dapat
tersebut telah melaksanakan tugas sesuai dengan mandat yang diberikan. Jika
antara organisasi induk terhadap organisasi yang mendapat otonomi dari kebijakan
desentralisasi tersebut.
proses pengawasan yaitu: (1) establish performance objectives and standards; (2)
measure actual performance; (3) compare actual performance with objectives and
standards; (4) take necessary action. Pendapat yang serupa dari C. Turney, et al,
50
performance below standard. Peter Wright (1997) mengemukakan enam langkah
memantau seberapa besar tujuan telah ditentukan sebelumnya dapat tercapai. Dalam
dengan kriteria yang telah ditentukan pada rencana dan mengukur penyimpangan hasil
dari standar yang telah ditetapkan pada rencana. Setiap penyimpangan hasil dapat
penyimpangan fatal yang tidak diinginkan dalam upaya mencapai tujuan. Esensi
51
Pada manajemen program kemitraan guru produktif SMK dengan DUDI,
yang dilakukan pada tahap pengawasan antara lain: kesesuaian jadwal dengan
yang dikelola. Manajemen program memerlukan beberapa kegiatan yang penting yaitu
penetapan hasil yang diinginkan (adjust plan/desired result). Supaya arah kegiatan
menjadi lebih jelas, sasaran program didefinisikan (define objective) dan hasil yang
52
rencana final ditetapkan (establish plan). Untuk memulai pelaksanaan program
result) dan umpan balik. Melalui proses manajemen tersebut, program lebih mudah
terpantau keberhasilannya.
Report result
PROGRAM
Establish plan
MANAGEMENT
CYCLE
Ready Campaign, (2013) memiliki model pengelolaan program yang terdiri dari
latihan, serta perbaikan program. Siklus manajemen program yang dilakukan oleh
sederhana, hanya terdiri dari empat langkah kegiatan yaitu: planning, implementation,
testing & excercises dan program improvement. Meskipun hanya empat langkah, tetapi
di dalam setiap langkah telah dilakukan persiapan yang matang dan lengkap. Sebelum
53
sasaran, ruang lingkup program, peraturan-peraturan, prioritas kegiatan, anggaran,
implementasi, pengujian dan latihan, serta perbaikan program adalah sebagai berikut:
atau risiko". Ada banyak ancaman dan bahaya yang dapat mempengaruhi hasil
dan sulit untuk dihindari, oleh sebab itu, mengantisipasi berbagai ancaman dan
materi program, dana, tenaga ahli, serta kesiapan tanggap darurat jika ditemukan
54
Untuk menjamin program dapat berjalan efektif, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu: (1) melatih personil, memperjelas peran dan tanggung jawab;
pengetahuan dan keterampilan anggota tim dalam melaksakan prosedur kerja (5)
4) Review program untuk perbaikan dilakukan secara berkala dan setiap kali ada
jaminan bahwa program ini telah memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan
peraturan; (2) teknologi baru; (3) terjadi insiden; dan (4) perubahan anggaran. Jika
model manajemen program yang mengikuti enam langkah kegiatan bersiklus yaitu:
55
Programming
Evaluation Identification
Implementa-
Formulation
tion
Financiing
ide dan mengembangkan ide ke dalam rencana kerja yang dapat diimplementasikan
dan dievaluasi. Ide-ide di identifikasi dalam konteks strategi yang telah disetujui. Siklus
1) Selama fase programming, situasidi tingkat nasional dan sektoral dianalisis untuk
disaring untuk dipelajari lebih lanjut. Setiap tindakan perlu dikonsultasikan dengan
kemudian diambil keputusan yang relevan untuk dilanjutkan pada tahap formulasi
program.
56
3) Selama fase formulation, ide-ide program yang relevan dikembangkan ke dalam
4) Selama fase financiing, proposal program diperiksa oleh bagian keuangan lembaga,
tersebut. Pada tahap ini perlu ada dokumen hukum (kontrak, Surat Perjanjian Kerja)
stakeholder. Manajemen program menilai kemajuan aktual dari apa yang telah
tujuan. Jika perlu,rencana program tersebut ditinjau kembali atau beberapa tujuan
program untuk mengidentifikan siapa yang telah dicapai dan telah dilakukan. Hasil
Setiap institusi memiliki prosedur yang berbeda dalam mengelola program, tetapi
secara umum ada tiga fungsi yang sama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Berikut ini ada salah satu contoh kajian pendekatan implementation program
dan manajemen yang telah dilakukan pada beberapa program yang diteliti oleh
Foreign Affair Trade and Development Canada (2008). Penelitian memiliki tema
payung Hak Demokrasi (Rights Democracy) yang mempelajari empat sub-tema yaitu:
Pembangunan Demokrasi (DD), Hak Ekonomi dan Sosial, Hak Masyarakat Adat dan
57
sudah efektif untuk menilai manajemen program Rights Democracy (RD). Hampir
semua program RD (16) mengikuti proses yang tertera pada Gambar 10 berikut ini:
PROGRAM/PROJECT CYCLES
Annual program
planning
Program and
Project plan
project design
Individual work plan
Pada umumnya, satu program atau projek menggunakan tiga tahap kegiatan yaitu
laporan/evaluasi internal maupun eksternal program. Secara lebih rinci, tahap kegiatan
berikut:
tujuan, jadwal, peran dan tanggung jawab serta anggaran yang tersedia. Hasil
58
secara rinci. Dalam beberapa kasus, deskripsi program terbatas pada deskripsi
tentang proyek, tujuan,sasaran, mitra proyek, beneficiaries, dan indikator kinerja untuk
yang mungkin terjadi, dan mekanisme pendanaan. Hasil yang diharapkan ditulis
secara rinci, diukur secara kuantitatif atau kualitatif. Hasil kajian ternyata menunjukkan
2) Project Implementation
melaksanakan misi dan anggaran. Hasil studi Foreign Affair Trade and Development
laporan kemajuan diukur dari ketercapaian tujuan. Di sisi lain, implementasi kadang-
kadang menyimpang dari rencana proyek, tanpa ada acuan dan komitmen untuk
menerapkan sistem pelaporan anggaran yang handal. Dari kajian ini menunjukkan
3) Akhir Program
Hasil studi Foreign Affair Trade and Development menunjukkan kegiatan akhir
program banyak dilakukan dengan menyusun laporan dan evaluasi. Kegiatan evaluasi
laporan ini banyak menjelaskan hasil yang dicapai oleh proyek secara rinci. Dalam
59
penelitian ini, pada akhir program dilakukan kegiatan evaluasi untuk memperbaiki
kekurangan dan hambatan yang dialami serta meningkatkan kinerja program dalam
untukmendapatkan benefit. Benefit adalah perbaikan yang terukur dari perubahan dan
hasil yang diperkenalkan oleh Program. Benefit dianggap sebagai keuntungan oleh
satu atau lebih stakeholder. Dalam kasus bisnis, benefit merupakan keuntungan
finansial yang diperoleh dari investasi. Jika perubahan dan hasil justru dirasakan
negatif oleh satu atau lebih stakeholder maka disebut sebagai 'Dis- Benefit. Untuk
program untuk mengukur keuntungan yang diperoleh dan nilai uang yang dicapai.
Benefit yang paling penting adalah benefit nyata, terukur dan idealnya bisa
diukur dengan uang. Namun beberapa benefit mungkin tidak berwujud (kadang-
kadang disebut sebagai manfaat 'lunak') dan sulit untuk diukur. Untuk mengetahui
benefit ini diperlukan beberapa bukti realisasi (misalnya pengurangan kesalahan kerja,
Benefit berbeda dengan outcome dan output. Outcome adalah hasil nyata yang
dipengaruhi oleh program dan dapat menyebabkan satu atau lebih benefit. Outcome
merupakan hasil kerja yang dilakukan oleh proyek-proyek dan kegiatan lainnya yang
perbaikan terukur yang dihasilkan dan outcome. Output adalah produk berwujud atau
tidak berwujud yang dihasilkan dari kegiatan yang direncanakan. Kronologi pencapaian
60
Outputs Outcome Benefit
Sandep Savla (2008: 16) mengembangkan fokus manajemen terdiri dari enam point
yaitu: (1) planning. (2) risk management; (3) stakeholder management; (4)
Best practice dari enam fokus manajemen program yang dikembangkan oleh
1) Planning
menjadi tujuan program. Ruang lingkup program perlu diidentifikasi secara jelas dan
harus sinkron dengan tujuan strategis. Tujuan program kemudian dirinci menjadi
beberapa cara pengelolaan yang efektif. Rencana perlu ditinjau kembali dan diperbarui
secara berkala. Ketaatan terhadap rencana dapat menjamin hasil lebih mudah
diprediksi.
61
Best Practices
a) Buat program yang memberikan arah, ruang lingkup dan tujuan program yang
jelas.
norma-norma organisasi
stakeholder, oleh karena itu program perlu dikomunikasikan kepada audiens yang
lebih besar.
b) Rencana bukan merupakan benda mati yang tidak akan mengalami perubahan.
keberhasilan program.
2) Risk Management
merupakan bagian dari kegiatan manajemen risiko. Semua risiko perlu diidentifikasi,
62
dianalisis dan dikurangi untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan program
tersebut. Mengatasi risiko membantu dalam mencegah hal-hal yang tidak diharapkan
Best Practices:
Agar manajemen risiko berjalan efektif, ada beberapa best practices yang patut
dicontoh yaitu:
a) Buatlah kerangka penilaian risiko melalui pengukuran dampak dan biaya mitigasi
risiko yang mungkin terjadi. Penilaian risiko membantu agar tidak terjadi risiko yang
lebih tinggi dan membantu untuk mengambil tindakan lebih lanjut jika terjadi risiko.
b) Identifikasi faktor risiko (dan manfaat) dalam model estimasi untuk membantu
pelaksanaan program.
Untuk menghindari risiko yang tidak diharapkan, maka lakukanlah hal-hal berikut
ini.
dengan melihat kembali daftar riwayat risiko. Ada kecenderungan risiko yang
dihadapi tidak sejalan dengan pengalaman sendiri tetapi bisa berasal dari
3) Stakeholder Management
mempengaruhi program dengan cara positif atau negatif. Kebutuhan dan harapan
stakeholder perlu dikelola untuk memastikan program akan sukses. Berbagai pihak
63
dapat menjamin untuk memberi dukungan jika mereka dilibatkan dalam proses
Best Practices:
berikut ini:
c) Memberi peringkat skor (tinggi, sedang, rendah) pada kerangka risiko yang mungkin
terjadi
sponsor atau stakeholder kunci padahal anggota tim internal juga merupakan
b) Melihat stakeholder sebagai individu atau kelompok. Hal ini penting untuk
stakeholder.
64
4) Performance Management
selaras dengan tujuan serta indikator keberhasilan dapat terpenuhi maka kinerja
program dapat dinyatakan bagus. Keselarasan dapat dipastikan oleh model tata kelola
programdan kinerja program yang efektif. Keberagaman hasil yang dicapai perlu
Best Practices:
Untuk mendapatkan manajemen kinerja yang efektif, ada beberapa best practice
tulang ikan dll, untuk mencari penyebab penyimpangan dan melaksanakan tindakan
perbaikan.
b) Laporan status jarang mengukur semua yang telah diidentifikasi pada metrik dan
Batas yang terlalu sempit atau lebar dapat menyebabkan strategi tidak efektif.
65
5) Organization Change Management
Inisiatif besar biasanya menyebabkan perubahan yang luas dan organisasi dapat
berhasil jika telah siap menghadapi perubahan tersebut. Gejolak emosi dari berbagai
stakeholders perlu dikelola dalam masa transisi menuju perubahan. Agen perubahan
harus aktif untuk menyelaraskan semua stakeholders agar berorientasi menuju visi
program.
Best Practices:
agar selalu menerima perubahan untuk memperoleh hasil yang lebih besar.
c) Meminta bantuan dari senior eksekutif dan memberi kewenangan kepada mereka
program.
pada tahap akhir program, kecuali jika hal itu merupakan proses yang berkelanjutan
b) Hindari persepsi bahwa perubahan itu sulit untuk diukur. Pantau efektivitas strategi
yang dibutuhkan.
66
nyamanan yang cukup rawan. Beberapa stakeholders beradaptasi terhadap
dalam organisasi. Struktur tata kelola membantu dalam mengaktifkan komunikasi dan
pengambilan keputusan yang lebih cepat. Manajemen komunikasi dan tata kelola
menjamin bahwa setiap keputusan yang diambil adalah untuk kepentingan tujuan
Best Practices:
Untuk manajemen komunikasi yang efektif dan tata kelola yang baik, berikut ini
batas program yang ditangani dan menghindari dampak yang tidak diharapkan oleh
b) Isu-isu yang mengganggu perlu diklarifikasi supaya kegiatan berjalan lancar tanpa
rintangan.
Manajer program harus mengetahui hal-hal berikut ini untuk menghindari hal-hal
67
b) Ada kecenderungan untuk membatalkan atau menunda pertemuan di saat ada
c) Umpan balik diambil pada saat tugas selesai dilaksanakan padahal umpan balik
merupakan bagian penting selama program berjalan supaya jika ada kekeliruan
segera diperbaiki.
68
bekerja dengan menyediakan sumberdaya dan penghargaan sebagai imbalan
untuk motivasi, produktivitas dan pencapaian tugas yang efektif.
Ciri-ciri Kepemimpinan transaksional
Kepemimpinan transaksional sangat memperhatikan nilai moral seperti
kejujuran, keadilan, kesetiaan dan tanggung jawab. Kepemimpinan ini
membantu orang ke dalam kesepakatan yang jelas, tulus hati, dan
memperhitungkan hak-hak serta kebutuhan orang lain. Inilah kepemimpinan
kepala sekolah dengan mendengarkan keluhan dan perhatian berbagai
partisipan, memutuskan perdebatan dengan adil, membuat orang
bertanggungjawab atas target kerja mereka, menyediakan sumberdaya yang
diperlukan demi pencapaian tujuan.
Kepemimpinan transaksional mengandalkan adanya tawar menawar antara
berbagai kepentingan individual dari karyawan sebagai imbalan atas
kerjasama. Pimpinan akan terus mengupayakan perbaikan-perbaikan evaluasi
program, jalinan komunikasi, koordinasi, strategi mengatur target khusus dan
kegiatan tugas-tugas untuk pemecahan masalah. Pemimpin transaksional
belajar tentang cara belajar (learning how to learn). Pemimpin belajar dari
aneka pengalaman dan mempertahankan keyakinan atas nilai-nilai mereka.
Pemimpin transaksional juga memiliki kemampuan motivasi dan
memberdayakan stafnya.1[2]
Kepemimpinan transaksional menurut Bass memiliki karakteristik sebagai
berikut :2[3]
1) Contingent reward
Kontrak pertukaran penghargaan untuk usaha, penghargaan yang dijanjikan
untuk kinerja yang baik, mengakui pencapaian.
2) Active management by exception
Melihat dan mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil
tindakan perbaikan.
3) Pasive management by exception
Intervensi hanya jika standar tidak tercapai.
69
4) Laissez-faire
Melepaskan tanggung jawab, menghindari pengambilan keputusan.
2. Kepemimpinan Transformasional
Istilah kepemimpinan transformasional terdiri dari dua kata yaitu
kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational).
Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.3[4]
McFarlan (1978) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses
dimana pimpinan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Pfiffner (1980) kepemimpinan adalah seni
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang bermakna
mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda.
Misalnya, mengubah energi potensial menjadi energi faktual atau motif
berprestasi menjadi prestasi riil. Jadi, seorang kepala sekolah bisa disebut
menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional, jika dia mampu mengubah
sumber daya baik manusia, instrumen, maupun situasi untuk mencapai tujuan-
tujuan reformasi sekolah.
Kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin
dalam bekerja dengan dan atau melalui orang lain untuk mentransformasikan
secara optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang
bermakna sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan.4[5] Sumber
daya yang dimaksud yaitu sumber daya manusia seperti pimpinan, staf,
bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, peneliti, dan lain-lain.
70
Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional ini, Leithwood, dkk
(1999) mengemukakan :5[6] Transformational leadership is seen to be sensitive
to organization building, developing shared vision, distributing leadership and
building school culture necessary to current restructuring efforts in schools.
Kepemimpinan transformasional menggiring SDM yang dipimpin ke arah
tumbuhnya sensitivitas pembinaan dan pengembangan organisasi,
pengembangam visi secara bersama, pendistribusian kewenangan
kepemimpinan, dan membangun kultur organisasi sekolah yang menjadi
keharusan dalam skema restrukturisasi sekolah.
Ciri-ciri Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional diprediksikan mampu mendorong
terciptanya efektifitas institusi pendidikan. Jenis kepemimpinan ini
menggambarkan adanya tingkat kemampuan pemimpin untuk mengubah
mentalitas dan perilaku pengikut menjadi lebih baik.
Kepemimpinan transformasional memiliki makna dan orientasi masa depan
(future oriented) institusi pendidikan diantaranya kebutuhan menanamkan
budaya inovasi dan kreativitas dalam meningkatkan mutu dan eksistensi institusi
pendidikan. Hal ini penting karena warga institusi pendidikan terutama peserta
didik berharap banyak untuk terciptanya institusi pendidikan yang berkualitas,
produktif serta profesional dalam menapaki masa depan dan segala tantangan
yang ada. Ciri pemimpin transformasional diantaranya:6[7]
1) Mampu mendorong pengikut untuk menyadari pentingnya hasil pekerjaan.
2) Mendorong pengikut untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi
3) Mendorong untuk mencapai kebutuhan yang lebih tinggi.
Kepemimpinan transformasional menurut Bernard M. Bass memiliki
karakteristik yang membedakan dengan gaya kepemimpinan yang lainnya
diantaranya:7[8]
1) Charisma
71
Memberikan visi dan misi yang masuk akal, menimbulkan kebanggaan,
menimbulkan rasa hormat dan percaya.
2) Inspiration
Mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk
memfokuskan upaya, mengekspresikan tujuan penting dengan cara yang
sederhana.
3) Intellectual stimulation
Meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara teliti.
4) Individualized consideration
Memberikan perhatian pribadi, melakukan pelatihan dan konsultasi kepada
setiap bawahan secara individual.
Saran:
Kepemimpinan transaksional dan transformasional dapat saling
melengkapi dan tidak saling meniadakan. Pemimpin transaksional bekerja di
dalam budaya organisasi sekolah seperti yang ada, sedangkan kepala sekolah
transformasional mengubah budaya organisasi sekolah.
Kepemimpinan Transaksional
1) Pemimpin menyadari hubungan antara usaha dan imbalan
2) Kepemimpinan adalah responsif dan orientasi dasarnya adalah berurusan
dengan masalah sekarang.
3) Pemimpin mengandalkan bentuk-bentuk standar bujukan, hadiah, hukuman
dan sanksi untuk mengontrol pengikut.
4) Pemimpin memotivasi pengikutnya dengan menetapkan tujuan dan
menjanjikan imbalan bagi kinerja yang dikehendaki.
5) Kepemimpinan tergantung pada kekuatan pemimpin memperkuat bawahan
untuk berhasil tawar-menawar.
Kepemimpinan Transformasional
1) Pemimpin membangkitkan emosi pengikut dan memotivasi mereka bertindak
di luar kerangka dari apa yang digambarkan sebagai hubungan pertukaran.
2) Kepemimpinan adalah bentuk proaktif dan harapan-harapan baru pengikut.
3) Pemimpin dapat dibedakan oleh kapasitas mereka mengilhami dan
memberikan pertimbangan individual (bentuk perhatian, dukungan, dan
pengembangan bagi pengikut), stimulasi intelektual (upaya pemimpin untuk
meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan organisasional dengan
72
sudut pandang yang baru) dan pengaruh ideal (membangkitkan emosi dan
identifikasi yang kuat terhadap visi organisasi) untuk pengikut.
4) Pemimpin menciptakan kesempatan belajar bagi pengikut mereka dan
merangsang pengikutnya untuk memecahkan masalah.
5) Pemimpin memiliki visi yang baik, retoris dan keterampilan manajemen untuk
mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan pengikutnya.
6) Pemimpin memotivasi pengikutnya bekerja untuk tujuan yang melampaui
kepentingan pribadi.
Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas, kepemimpinan tranformasional
dapat lebih kreatif dan inovatif untuk memperbaiki keadaan organisasi. Jika
pemimpin hanya mengandalkan loyalitas bawahan karena adanya transaksi
antara pekerjaan dengan penghargaan secara terus menerus, hal ini dapat
berbahaya jika suatu saat pemimpin tidak lagi dapat memberi penghargaan
yang memuaskan bagi bawahan. Kepemimpinan transaksional kurang dapat
memberi motivasi pada bawahan yang tidak memiliki hubungan dekat, karena
pada umumnya pemimpin memiliki keterbatasan untuk menilai bawahan yang
benar-benar kompeten atau tidak kompeten. Penilaian pemimpin cenderung
subjektif dan mengundang terjadinya kecemburuan sosial dan nepotisme,
sehingga akhirnya orang-orang yang sering mendapat transaksi hanyalah
orang-orang yang dekat dengan pemimpin.
Kepemimpinan transformasional dapat memberi peluang yang lebih besar
kepada semua bawahan untuk berkarya sesuai kemampuannya. Bawahan juga
menjadi kreatif dan kompetitif jika diberi kesempatan untuk berkembang. Namun
loyalitas bawahan mungkin akan berkurang tidak seperti pada gaya
kepemimpinan transaksional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
73
mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan
dan peraturan yang sesuai (modul Standar SMM ISO 9001:2000, Point
Development International). ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-
persyaratan dan rekomendasi sistem manajemen kualitas yang bertujuan
untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang
dan/atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-
persyaratan yang ditetapkan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari
pelanggan, di mana organisasi yang di kontrak itu bertanggung jawab untuk
menjamin kualitas dari produk-produk tertentu atau merupakan kebutuhan
dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.
ISO menjadi suatu kebutuhan sejak arus perdagangan internasional
mulai meningkat pada tahun 1980-an. Menurut Tyco elektronic (2003) mulai
tahun 1987, the International Organization for Standardization (ISO)
dipublikasikan pertama kali untuk manajemen mutu yang kemudian diberi
nama ISO 9000. The International Organization for Standardization (ISO)
merupakan sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk
menetapkan agreement pada standar mutu internasional. Perusahaan yang
sudah menerima sertifikat ISO 9000, menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut telah menerapkan standar khusus. Standar dapat diterapkan telah
dapat diterima pada semua tipe perusahaan di dunia global sehingga
sertifikat ISO telah menjadi tuntutan pada dunia industri. Pada tahun 2000,
International Workshop Agreement telah membuat perubahan besar untuk
ISO 9000 dengan menambahkan tiga standar baru yaitu:
1. ISO 9000:2000–Quality Management Systems–Fundamentals and Standard. ISO
ini menyediakan terminologi dan definisi yang digunakan pada standar
organisasi/perusahaan. Hal ini merupakan titik awal untuk memahami sistem
standar mutu internasional.
2. ISO 9001:2000–Quality Management Systems–Requirements, ISO ini
menetapkan persyaratan–persyaratan standar mutu manajemen yang harus
dipenuhi oleh perusahaan untuk dapat memperoleh sertifikat ISO. ISO 9001-
74
2000 cocok digunakan oleh perusahaan yang ingin menunjukkan manajemen
mutu sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
3. ISO 9004:2000–Quality Management Systems–Guidelines for Performance: ISO
ini menyediakan petunjuk untuk menetapkan sistem manajemen mutu. Fokus
tidak hanya untuk memenuhi tuntutan pelanggan tetapi juga memperbaiki
kinerja perusahaan.
Standarisasi mutu perusahaan terus berkembang sejalan dengan
perkembangan kebutuhan layanan yang bermutu. Perusahaan yang sudah
melaksanakan manajemen ISO, dituntut mendokumentasi semua proses
pengendalian mutu. Hal-hal yang didokumentasi antara lain: proses
monitoring dan evaluasi, perangkat manajemen mutu, program-program
pelatihan pegawai untuk mencapai pelayanan yang bermutu, dsb.
Dalam organisasi pendidikan, penyediaan produk pendidikan
mengandung pengertian sebagai proses multidimensi yang melibatkan
pelayanan administrasi dan bentuk-bentuk dukungan lain. Menurut
International Workshop Agreement 1 (2003), pendekatan proses dalam
organisasi pendidikan perlu memperhatikan: strategi untuk menentukan
peran organisasi pendidikan di lingkungan masyarakat; kapabilitas dosen
menyediakan layanan belajar; memelihara lingkungan kerja;
mengembangkan, meninjau kembali dan memperbarui kurikulum;
mendukung pelayanan proses belajar mengajar yang membawa
penyelesaian kurikulum yang memuaskan dan mendukung mahasiswa
sampai dia dapat menyelesaikan studi dengan sukses, melakukan komunikasi
internal dan eksternal serta mengukur proses pendidikan. Dengan melihat
unsur-unsur tersebut, terlihat jelas bahwa ISO 9001:2000 diterapkan untuk
meningkatkan kualitas manajemen mutu organisasi supaya kepuasan
pelanggan terpenuhi. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dan mengukur
keberhasilan penerapan ISO tersebut maka perlu ada evaluasi.
75
Dalam modul Standar SMM ISO 9001:2000 yang dipublikasikan oleh
Point Development International, tertulis ISO 9001:2000 dilaksanakan
berdasarkan delapan prinsip manajemen mutu yaitu:
1) Organisasi yang berorientasi pada pelanggan
2) Kepemimpinan
3) Keterlibatan karyawan
4) Pendekatan proses
5) Pendekatan sistem dalam manajemen
6) Penyempurnaan berkesinambungan
7) Pendekatan yang faktual dalam pengambilan keputusan
8) Hubungan yang saling menguntungkan dengan pemasok
Prinsip dasar manajemen mutu menurut ISO 9001:2000 bermuara pada
kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip manajemen yang
lainnya menjadi pendukung untuk memberi kepuasan pada pelanggan.
Kepuasan pada pelanggan dapat dipenuhi apabila mutu pelayanan diberikan
perusahaan sesuai dengan harapan pelanggan.
Penerapan delapan prinsip manajemen mutu dapat memberikan
manfaat bagi organisasi. Manfaat yang diharapkan adalah:
1. Manfaat terhadap kebijakan dan strategi
a. Kebutuhan pelanggan dan kebutuhan pihak lain dipahami oleh seluruh
organisasi
b. Membuat dan mengkomunikasikan visi organisasi dengan jelas
c. Memperbaiki kebijakan dan strategi organisasi secara lebih aktif oleh
karyawan
d. Memberikan hasil yang lebih mudah diperkirakan, penggunaan sumberdaya
yang lebih baik, siklus waktu lebih pendek dan biaya yang lebih rendah
e. Menciptakan rencana yang menantang dan menyeluruh yang mengkaitkan
fungsional dan masukan proses
f. Menciptakan rencana pencapaian bisnis yang lebih bersaing melalui integrasi
perbaikan berkelanjutan
76
g. Merancang strategi yang lebih realistis untuk dicapai karena didasarkan pada
data dan informasi yang sesuai
h. Menciptakan keuntungan kompetitif melalui aliansi strategis atau partnership
dengan pemasok
2. Manfaat terhadap Pengelolaan Operasional
a. Memperbaiki kinerja organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
b. Memberikan wewenang karyawan untuk terlibat secara aktif dalam mencapai
tujuan organisasi, perbaikan proses berkelanjutan dan pengambilan
keputusan
c. Menghasilkan biaya yang lebih rendah melalui pencegahan kesalahan dan
pengendalian keberagaman
d. Memberikan pandangan efektivitas proses secara lebih luas untuk memahami
penyebab masalah dan tindakan perbaikan yang tepat waktu
e. Memberikan data dan informasi yang menjadi dasar untuk memahami kinerja
proses dan sistem sebagai panduan perbaikan dan mencegah masalah di
masa mendatang
f. Menciptakan dan melaksanakan hubungan dengan pemasok untuk menjamin
pengiriman pemasok bebas kerusakan, tepat waktu dan dapat dipercaya.
Dengan penerapan SMM-ISO 9001-2000, semua sasaran mutu
perusahaan/organisasi dapat dikendalikan sehingga mudah melakukan pengecekan
pada bagian-bagian yang masih belum sesuai dengan standar. Apabila semua
bagian sudah bekerja sesuai dengan standar mutu, maka produk menjadi lebih
bagus, pelayanan lebih berkualitas dan kepuasan pelanggan dapat terpenuhi. Dalam
lembaga pendidikan, standar mutu dapat diterapkan pada proses pembelajaran.
Lembaga pendidikan yang telah menerapkan ISO 9001-2000 diharapkan memiliki
semua dokumen mutu standar yang diperlukan dalam proses pembelajaran yang
meliputi kurikulum dan silabus, perencanaan pembelajaran, dokumen pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi dan pelaporan hasil evaluasi.
B. SMM-ISO dan TQM
ISO dan manajemen mutu total (Total Quality Management) adalah
pendekatan manajemen pada suatu organisasi yang berfokus pada kualitas
dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia untuk
77
kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan. Tujuan utama
Total Quality Management (TQM) adalah perbaikan mutu pelayanan secara
terus-menerus. Philip Kolter (1994) mengatakan “Quality is our best
assurance of customer allegiance, our strongest defence agains foreign
competition and the only path to sustain growth and earnings. Mutu adalah
jaminan terbaik untuk pelanggan, ia dapat memberi pengaruh yang sangat
kuat untuk berkompetisi dan menjadi jalan satu-satunya untuk melanjutkan
pertumbuhan dan peningkatan organisasi. TQM memperkenalkan perubahan
manajemen yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses,
produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM memiliki input yang
spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi
(memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa
yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output).
Penerapan ISO dan TQM memberikan manfaat pada anggota organisasi
(sumber daya manusianya) dan masyarakat
Mutu mempunyai hierarki konsep yang membutuhkan pemahaman
tentang tiga ide mutu yang cukup penting yaitu pengendalian mutu (Quality
Control), penjaminan mutu (Quality Assurance) dan mutu total (Total Quality
Management). Konsep hierarki mutu selanjutnya dapat dilihat pada Gambar
1
TQM
QA Continuous
QC Prevention Improvement
Inspection Detection
78
sesudah proses untuk mencegah kegagalan mulai dari tahap pertama. Mutu
total (TQM) menghasilkan sebuah budaya mutu yang bertujuan agar setiap
anggota staf dapat menyenangkan bagi pelanggannya dan struktur
perusahaannya memungkinkan mereka untuk melakukannya.
Kebijakan mutu sebuah institusi tertuang dalam pernyataan visi
organisasi (Rozhan, 1999). Apabila organisasi akan menerapkan Total Quality
Management maka mutu harus menjadi visi bersama untuk meraih nilai yang
optimal dengan melibatkan keseluruhan unsur organisasi. Manajemen yang
berorientasi pada mutu memiliki kegiatan yang mengacu pada
pengembangan staf, perencanaan strategis, proses kerja yang terkendali,
menciptakan tim kerja yang solid, dan memprioritaskan pada kepuasan
pelanggan dan evaluasi kinerja (Rozhan, 1999). Visi tidak hanya menjadi
simbol tetapi berdampak pada semua unsur organisasi untuk bertanggung
jawab melaksanakan visi organisasinya.
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh faktor tingkat keterampilan staf,
ketersediaan sumber-sumber, kelemahan dan kekuatan kepemimpinan dan
efisiensi sistem administrasi (Robinson, 1994). Proses kerja yang lebih efektif
dan efisien, diikuti oleh sumber daya manusia yang berkompeten dengan
loyalitas dan daya juang yang tinggi, akan menghasilkan peningkatan kinerja
yang berujung pada mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan. Sumberdaya
manusia akan loyal dan memiliki daya juang yang tinggi apabila didukung
oleh kepemimpinan yang solid membangun sistem kerja yang efektif dan
efisien.
Penjaminan mutu secara umum dilakukan untuk mencegah
permasalahan mutu melalui perencanan dan kegiatan yang sistematis
(melibatkan dokumentasi). Penjaminan mutu melibatkan penetapan sistem
manajemen mutu terpadu, pengukuran dan penilaian yang adekuat, audit
sistem pelaksanaan dan melihat kembali sistem itu sendiri. Definisi ini
79
diungkapkan oleh Oakland (1993: 13) yang memberi pernyataan sebagai
berikut
“Quality assurance is broadly the preventing of quality problems through
planned and systematic activities (including documentation). These will
include the establishment of a good quality management system and the
assessment of its adequacy, the audit of the operation of the system, and
the review of the system itself”.
80
kepada masyarakat lainnya sehingga dapat mengubah budaya organisasi
untuk menghasilkan mutu secara total. Dengan demikian, dasar TQM terletak
pada tenaga kerja, proses dan sistem yang terkendali untuk menjalankan
mutu dalam organisai. Inti dari TQM dapat diilustrasikan dengan diagram
pada gambar 1 berikut ini.
Peop
le
Culture Communicatio
Custom n
er
Supplie
r
Syste Process
ms es
Commitment
81
Konsep terciptanya manajemen mutu berawal dari pemikiran Deming (1986).
Beliau mencetuskan 14 point dalam teori manajemen untuk ke luar dari krisis
manajemen, yaitu:
1) Create constancy of purpose toward improvement of product and service, with
aim to become competitive and to stay in business, and to provide jobs.
2) Adopt new philosophy. We are in a new economic age. Western management
must awaken to the challenge, must learn their responsibilities, and take on
leadership for change.
3) Cease dependence on inspection to achieve quality. Eliminate the need for
inspection on a mass basis by building quality into the product in the first place.
4) End the practice of awarding business on the basis of price tag. Instead,
minimize total cost. Move toward a single supplier for any one item, on a long-
term relationship of loyalty and trust.
5) Improve constantly and forever the system of production and service, to
improve quality and productivity, and thus constantly decrease costs.
6) Institute training on the job.
7) Institute leadership. The aim of supervision should be to help people and
machines and gadgets to do a better job. Supervision of management is in
need of overhaul, as well as supervision of production workers.
8) Drive out fear, so that everyone may work effectively for the company.
9) Break down barriers between departments. People in research, design, sales,
and production must work as a team, to foresee problems of production and in
use that may be encountered with the product or service.
10) Eliminate slogans, exhortations, and targets for the work force asking for zero
defects and new levels of productivity. Such exhortations only create
adversarial relationships, as the bulk of the causes of low quality and low
productivity belong to the system and thus lie beyond the power of the work
force.
11) Eliminate work standards (quotas) on the factory floor. Eliminate management
by objective. Eliminate management by numbers, numerical goals. Substitute
leadership.
12) Remove barriers that rob the hourly worker of his right to pride of
workmanship. The responsibility of supervisors must be changed from sheer
numbers to quality. Remove barriers that rob people in management and in
engineering of their right to pride of workmanship. This means, inter alia,
abolishment of the annual or merit rating and of management by objective.
13) Institute a vigorous program of education and self-improvement.
14) Put everybody in the company to work to accomplish the transformation. The
transformation is everybody's job.
82
pelatihan, dll. Dalam persaingan global, setiap organisasi dituntut untuk
menggunakan manajemen mutu. Organisasi yang tidak menerapkan budaya
mutu akan ditinggalkan oleh pelanggan. Organisasi pesaing akan lebih
mudah untuk menarik pelanggan apabila organisasi tersebut menawarkan
pelayanan yang lebih baik. Filosofi yang mendasari konsep TQM adalah
sebagai berikut
1. Berpusat pada pelanggan, tujuan organisasi diidentifikasi untuk
mempertemukan kebutuhan pelanggan.
2. Perbaikan terus menerus, yang merupakan filosofi perbaikan tiada akhir (never-
ending)
3. Pemberdayaan tenaga kerja, memberdayakan tenaga sesuai dengan harapan
untuk mencari, mengidentifikasi dan memperbaiki masalah mutu
4. Mempergunakan alat-alat yang berkualitas, melatih tenaga kerja untuk
menggunakan alat-alat yang berkualitas
5. Merancang produk, merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan
6. Manajemen proses, mutu akan dibangun ke dalam proses, sumber-sumber
permasalahan proses akan diidentifikasi dan diperbaiki
7. Manajemen mutu pemasok, konsep mutu harus diperluas kepada perusahaan
pemasok
Paparan tentang TQM dan ISO menunjukkan ada kesamaan prinsip. ISO
menjadi bukti bahwa organisasi telah melaksakan TQM. Organisasi yang
melaksanakan TQM harus berusaha memperoleh sertifikat ISO supaya mutunya
diakui oleh dunia luas. Dengan sertifikat ISO, pengguna layanan tidak meragukan
mutu organisasi karena semua proses pelayanan sudah menggunakan standar yang
diakui oleh dunia internasional.
Konsep Mutu
Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu
83
mencakup input, proses, dan output (Depdiknas, 2002; 7). Sementara itu
Goetsch dan Davis (Fandy Tjiptono: 2004) menyatakan bahwa mutu adalah
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Definisi yang sering digunakan untuk menerjemahkan mutu
menurut Kotler (1994) adalah mempertemukan antara apa yang diharapkan
dengan apa yang dibutuhkan sehingga pelanggan akan merasa puas
(Delighting the customer by fully meeting their needs and expectations) dan
Gazpers (1997) juga menyatakan bahwa mutu pelayanan adalah segala
sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meet
the needs of customers). Dari beberapa definisi tersebut, mutu merupakan
konsep yang dinamis. Mutu hanya dapat diukur dari kepuasan pelanggan,
sementara itu kepuasan bersifat relatif karena antara pelanggan satu dengan
yang lain tidak bisa menunjukkan rasa kepuasan yang sama pada mutu
pelayanan yang sama.
Pengertian mutu pada industri perdagangan berbeda dengan industri
penyedia jasa. Industri perdagangan menghasilkan produk yang langsung
dapat dilihat, diraba, dan diukur. Produk industri manufaktur dapat diukur
dari kenyamanan, kinerja, keandalan yang tanpa cacat, featur, daya tahan
pemakaian dan penyediaan layanan perbaikan untuk produk yang mengalami
kerusakan. Industri jasa tidak menghasilkan produk yang kasap mata,
produk tidak dapat dilihat atau dikatakan dengan pengalaman-pengalaman.
Mutu jasa hanya dapat diperoleh dari persepsi pengguna layanan, tingkat
konsistensi layanan dari waktu ke waktu. Perbedaan mutu pada industri
barang dan jasa pelayanan dapat diringkas pada tabel 1
Tabel 1. Perbedaan Mutu pada Industri Barang dan Jasa.
Manufacturing Organizations Service Organizations
Conformance to specifications Tangible factors
Performance Consistency
Reliability Responsiveness to customer needs
Features Courtesy/friendliness
84
Durability Timeliness/promptness
Serviceability Atmosphere
Sumber: Tyco elektronic (2003)
85
02 On-Site Transition: Student Planning
03 Exit Transition
04 Curriculum: Academic
05 Support Services
06 Instructional Personnel Qualifications
07 Funding and Support
08 Contract Management
09 Oversight and Assistance
10 Data Management
Mutu Pelayanan
Pelayanan merupakan bagian dari fungsi manajemen organisasi yang
melibatkan pelanggan. Pelanggan organisasi pendidikan tinggi adalah
mahasiswa, pemakai lulusan, orangtua mahasiswa dan masayarakat lain
yang berkepentingan. Pelaksanaan pelayanan dilakukan pada produk jasa
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Albrecht dalam Lovelock (1992:10)
mendefinisikan pelayanan sebagai “.. a total organization approach that
makes quality of service as perceived by the customer, the number one
driving force for the operation of the business”. Artinya suatu pendekatan
organisasi total yang membuat kualitas pelayanan dapat diterima oleh
86
pengguna jasa, sebagai kekuatan penggerak utama dalam pengoperasian
bisnis.
Pelayanan merupakan produk jasa yang tak kasap mata namun dapat
dirasakan mutunya. Gazpers (1997:241) mengutarakan karakteristik produk
jasa atau pelayanan, adalah sebagai berikut:
1) Pelayanan merupakan output tidak kasap mata atau intangible output,
2) Pelayanan tidak dapat disimpan dalam inventori, tetapi dapat diasumsikan
sebagai produksi,
3) Terdapat hubungan langsung yang erat dengan pelanggan melalui proses
pelayanan, pelanggan sebagai pihak yang menerima layanan dan
perusahaan sebagai pihak yang memberi layanan.
4) Keterampilan personel “diserahkan” atau diberikan secara langsung
kepada pelanggan,
5) Pelayanan tidak dapat diproduksi secara masal,
6) Membutuhkan pertimbangan pribadi yang tinggi dari individu yang
memberikan pelayanan.
7) Pengukuran efektivitas pelayanan bersifat subjektif,
8) Pengendalian kualitas terutama dibatasi pada pengendalian proses,
9) Option penetapan harga pelayanan lebih rumit.
87
Karakteristik pelayanan di atas memberikan gambaran bahwa
pelayanan dapat dinilai dengan pertimbangan kualitas. Pelayanan yang
berkualitas dapat ditemukan apabila bersifat sederhana, terbuka, lancar,
tepat, lengkap, wajar, dan terjangkau. Supaya perusahaan dapat memberi
pelayanan yang baik maka ada beberapa unsur yang harus dipenuhi.
Keputusan Menpan Nomor 81 Tahun 1993 mengutarakan bahwa pelayanan
harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima pelayanan harus jelas
dan diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.
2) Pengaturan setiap bentuk pelayanan disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap
berpegang pada efisiensi dan efektivitas.
3) Mutu proses dan hasil pelayanan diupayakan agar dapat memberikan
keamanan, kenyamanan, kelancaran dan kepastian hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
4) Apabila pelayanan diselenggarakan oleh instansi pemerintah, maka
instansi yang bersangkutan berkewajiban memberi peluang kepada
masyarakat untuk ikut menyelenggarakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sistem pelayanan yang baik juga harus memiliki keadilan yang merata
dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas
mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.
Pelayanan diberikan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
yang baik minimal memiliki ciri-ciri:
1) Mudah dalam pengurusan bagi yang berkepentingan,
2) Mendapatkan pelayanan yang wajar,
3) Mendapat perlakuan yang sama tanpa pilih kasih,
4) Mendapat perlakuan yang jujur dan terbuka.
Pada dasarnya mutu pelayanan dapat diukur dengan cara membandingkan
hasil pelayanan yang dilakukan dengan hasil pelayanan yang diharapkan pelanggan.
Produk (barang maupun jasa) dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan
keinginan pelanggan. Fitzsimmons (1994:190) mengatakan bahwa kualitas
pelayanan merupakan suatu yang kompleks sehingga untuk menentukan pelayanan
88
tersebut tersebut telah berkualitas atau belum dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu
:
89
Pelayanan yang baik dan memuaskan akan berdampak positif bagi pengguna
layanan. Dampak yang dapat ditimbulkan antara lain :
90
secara dekat; (3) mengembangkan standar kinerja pelayanan; (4)
mengangkat, melatih dan memberikan imbalan kepada staf berprestasi; dan
(5) menciptakan perbaikan berkesinambungan.
Kunci keberhasilan lembaga terletak pada perspektif pelanggan. Sistem
pelayanan yang ideal mendukung kemudahan akses bagi pelanggannya dan
dilakukan untuk memuaskan pelanggan. Sistem tersebut bukan dibuat untuk
mempermudah pegawai yang memberi pelayanan, bahkan mungkin pegawai
harus bekerja lebih keras untuk memudahkan pelanggan. Pelayanan yang
memuaskan diharapkan dapat menjaring pelanggan yang lebih banyak untuk
bermitra dengan lembaga. Pelayanan yang baik juga dapat mendukung
pelanggan supaya lebih loyal dan lebih puas. Dengan demikian,
pertumbuhan, perluasan dan keuntungan lembaga akan meningkat dengan
sendirinya.
Referensi:
Caroline H. Liu (2007) Transactional, Transformational, Transcendental
Leadership: Motivation Effectiveness and Measurement of Transcendental
Leadership. Workshop Six: Ethical Leadership in the Context of
Globalization May 31–June 2, 2007
Bustari, Meilina. Kepemimpinan Transformasional kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Organisasi, diakses pada tanggal 29 November
2012 pukul 14.47
Danim, Sudarwan. 2010. Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius
(IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivational dan Mitos). Bandung: Alfabeta.
91