Bahan Bakar pada Kegiatan Penambangan di Jobsite PT. Satria Bahana Sarana
Tanjung Enim Sumatera Selatan
Oleh:
SATRIA RIJAL
TM/NIM: 2018/18137069
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2019
A. Judul
1. Latar Belakang
dalam bebagai aspek dan sangat dipengaruhi oleh harga pasar atau harga jual
batubara. Semakin buruknya kondisi pasar atau harga batubara dunia maka akan
kebutuhan pasar akan batubara, baik dari dalam maupun luar negeri. Berbagai
perusahaan tambang di Indonesia baik swasta maupun milik negara terus ambil
andil dalam penjualan batubara salah satunya PT. Satria Bahana Sarana Jobsite
Satria Bahana Sarana menerapkan sistem tambang terbuka dan saat ini sedang
maka harus diiringi dengan kondisi jalan yang sesuai dengan standar geometri
jalan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, maka perlu adanya pengontrolan
keadaan jalan yang akan dilalui agar target produksi dan keselamatan operator di
antara lain kondisi jalan, kondisi peralatan, kondisi cuaca dan keamanannya.
Kondisi jalan angkut yang baik akan mempertinggi nilai efisiensi dan efektivitas
kerja alat angkut serta tingkat keamanannya. Fungsi utama jalan angkut secara
seharusnya 15,2 m dengan grade jalan maksimal adalah 17,2% sedangkan pada
terhambatnya produktivitas.
2. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
2019.
3. Batasan Masalah
1. Unit yang diteliti adalah alat angkut yang digunakan pada PT. Satria Bahana
4. Rumusan Masalah
Sarana
5. Tujuan Penelitian
Bahana Sarana
6. Manfaat Penelitian
B. Tinjauan Pustaka
syarat adalah bentuk dan ukuran-ukuran dari jalan angkut tambang tersebut
sesuai dengan tipe (bentuk, ukuran dan spesifikasi) alat angkut yang digunakan
dan kondisi medan yang ada sehingga dapat menjamin serta menunjang segi
adalah :
ganda dengan lalu lintas satu arah atau dua arah. Dalam kenyataan sehari-
hari semakin lebar jalan angkut maka semakin aman dan lancar lalu lintas
pengangkutan. Lebar jalan angkut dibedakan menjadi dua yaitu lebar jalan
angkut pada pada jalan lurus dan lebar jalan angkut pada jalan tikungan.
dalam buku Manual Rural High Way Design, adalah sebagai berikut :
Lmin = n . Wt + ( n + 1 ) ( 0.5 . Wt )
Keterangan :
Perumusan di atas hanya digunakan untuk lebar jalan dua jalur (n).
Nilai 0.5 artinya bahwa ukuran aman untuk dua kendaraan berlawanan
arah sebesar 0.5 Wt, yaitu lebar terbesar dari truk yang digunakan dan
ukuran aman masing masing kendaraan di tepi kanan kiri jalan (lihat
Gambar 1).
b) Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C
C = Z = ½ ( U + Fa + Fb )
Keterangan :
n = Jumlah jalur
b. Jari-Jari Tikungan
𝑉 2 𝑉𝑅 2
𝑅
𝑅 = 127 (𝑒+𝑓) 𝑅𝑚𝑎𝑥 = 127 (𝑒
𝑚𝑎𝑥 +𝑓𝑚𝑎𝑥 )
Keterangan :
e = Angka superelevasi
angkut, yaitu:
c. Superelevasi
terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam
90 mm/m sedangkan kondisi jalan yang penuh lumpur atau licin nilai
superelevasi, yakni dengan cara meninggikan jalan pada sisi luar tikungan.
Apabila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap pada datar atau
radial keluar dari jalur jalannya, berarah tegak lurus terhadap kecepatan
pada jalurnya, maka perlu adanya gaya yang dapat mengimbangi gaya
yang sedang melewati tikungan jalan ada dua cara yang dapat dilakukan,
berfungsi untuk menjaga alat angkut tidak terguling saat melewati tikungan
dengan kecepatan tertentu. Cara pertama sangat tidak efisien karena waktu
hilang yang ditimbulkan akan besar, oleh karena itu cara kedua dianggap
lebih baik. Selain itu superelevasi juga berfungsi untuk mengalirkan air agar
𝑣2
𝑒+𝑓 =
127𝑅
penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap
kondisi jalan angkut tambang tesebut. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan
1 % berarti jalan tersebut naik atau turun 1 meter atau 1 ft untuk setiap jarak
rencana jalan angkut adalah kemiringan yang aman dilalui alat angkut yaitu
∆ℎ
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑒(%) = 𝑥 100%
∆𝑥
(Yanto Indonesianto 2010:94)
Keterangan :
sisi jalan dengan bagian tengah permukaan jalan. Pada umumnya jalan
jalan lebih tinggi dari tepi jalan. Pembuatan cross slope dimaksudkan agar
pada saat turun hujan, air hujan tidak menggenangi badan jalan dan serta
mengalir kedalam parit atau saluran penyaliran yang berada disisi kanan
dan kiri jalan angkut, karena air yang menggenang pada permukaan jalan
perbandingan jarak vertikal (b) dan horizontal (a) dengan satuan mm/m atau
jalan.
Landai
3 3 4 5 8 9 10 10
maksimum %
<
Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40
40
a. Rolling Resistance
pada roda yang sedang bergerak akibat adanya gaya gesek antara roda
pada Gambar 7.
Sumber : (Sonny Wedhanto, 2009)
Gambar 7. Arah tahanan gulir
(kekerasan dan kehalusan), tipe roda, dan berat dari kendaraan tersebut.
P
RR .......................................................................................(2)
W
Keterangan:
karena sebenarnya jenis dan tekanan ban serta kecepatan kendaraan ikut
mempengaruhi harga rolling resistance. Jadi nilai rolling resistance
b. Grade resistance
naik untuk kemiringan positif (akan memperbesar rimpull) dan turun untuk
pada kemiringan jalan (%) dan berat kendaraan tersebut (ton). Besarnya GR
beserta isinya pada setiap kemiringan 1%. Harga GR untuk tiap kemiringan
c. Coeficient of Traction
berapa bagian dari seluruh berat kendaraan itu pada ban atau track yang
dapat dipakai untuk menarik atau mendorong kendaraan. Dengan kata lain
1) Keadaan ban atau track, yaitu keadaan dan bentuk kembangan ban.
d. Rimpull
mesin atau alat tersebut kepada permukaan roda atau ban penggeraknya
tinggi untuk menghindari selip, maka rimpull maksimum adalah fungsi dari
horse power (tenaga mesin) dan versenelling (gear ratio) antara mesin dan
(Partanto,1996)
e. Aceleration (Percepatan)
faktor, yaitu:
f. Faktor Efisiensi
tepat karena mencakup beberapa faktor seperti manusia, mesin dan kondisi
waktu, efisiensi kerja atau kesediaan alat untuk dioperasikan dan efisiensi
operator.
g. Swell Factor
(Partanto,1996)
𝑉𝑖𝑛𝑠𝑖𝑡𝑢
Swell Factor = x 100 % ...............................................(4)
𝑉𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒
h. Berat Material
Berat isi material akan digali, dimuat, dan diangkut oleh alat-alat
1) Kecepatan kendaraan
tahanan gulir.
teoritis maupun nyata harus dikalikan dengan faktor koreksi, hal ini ditujukan
efisiensi waktu, efisiensi kerja atau kesediaan alat yang dapat digunakan serta
efisiensi operator.
a. Dump Truck
Keterangan:
Pa = Produksi per waktu (ton/jam)
Sf = Swell Factor
Em = Efisiensi kerja
n = Jumlah pengisian
(3600 𝑥𝐸𝑚)𝑥𝐻𝑚𝑥𝐹𝐹𝑚𝑥𝑆𝐹𝑥ρi
Pm = .......................(6)
𝐶𝑡𝑚
Keterangan:
Hm = Bucket Capacity
SF = Swell Factor
Em = Efektifitas kerja
C. Metodologi Penelitian
yang dikutip dari Kasiram (2008:149) penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
a. Data Primer
b. Data Sekunder
1) Peta topografi
2) Peta IUP
3) Peta geologi
Input:
1. Data Geometri jalan angkut (lebar, grade, crossslope, dan
superelevasi)
2. Cycle Time alat angkut
3. Peta Peta topografi
4. Peta IUP
5. Peta geologi
6. Spesifikasi alat angkut
Proses:
1. Mengevaluasi kondisi jalan angkut aktual di PT. Satria Bahana
Sarana.
2. Memperbaiki geometri jalan di PT. Satria Bahana Sarana.
3. Menghitung produktivitas pada alat angkut di PT. Satria Bahana
Sarana.
Output:
1. Membuat kondisi jalan angkut aktual yang sesuai ketentuan di PT.
Satria Bahana Sarana,
2. Dapat memperbaiki geometri jalan di PT. Satria Bahana Sarana
3. Mengetahui produktivitas pada alat angkut di PT. Satria Sarana
Bahana Sarana
E. Lokasi Penelitian
Selatan
F. Jadwal Penelitian
Agustus 2019.
G. Daftar Pustaka
H. Marga, Bina 1997 Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota