Anda di halaman 1dari 50

MANAJEMEN KEPERAWATAN

RONDE KEPERAWATAN
DAN TIMBANG TERIMA
Ns. Rachmawaty D. Hunawa, S.Kep.,M.Kep

Program Studi Ners FOK UNG


RONDE KEPERAWATAN
RONDE KEPERAWATAN
 Ronde keperawatan: kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan
oleh perawat di samping melibatkan
pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan.
 Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan/atau
konselor, kepala ruangan dan perawat
associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan
 Ronde keperawatan merupakan prosedur
di mana dua atau lebih perawat
mengunjungi pasien untuk mendapat
informasi yang akan membantu dalam
merencanakan pelayanan keperawatan
dan memberikan kesempatan kepada
pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi
pelayanan keperawatan yang telah
diterima pasien.
Karakteristik ronde keperawatan
 Klien dilibatkan secara langsung
 Klien merupakan fokus kegiatan
 Perawat asosiate, perawat primer dan
konsuler melakukan diskusi bersama
 Konsuler memfasilitasi kreatifitas
 Konsuler membantu mengembangkan
kemampuan perawat asosiet dan perawat
primer untuk meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.
Tujuan Ronde Keperawatan
 Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
 Meningkatkan validitas data klien.
 Menilai kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan dalam menilai
hasil kerja.
 Meningkatkan kemampuan untuk
memodifikasi rencana perawatan.
Manfaat Ronde Keperawatan
 Masalah pasien dapat teratasi
 Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
 Terciptanya komunikasi keperawatan yang
professional
 Terjalinnya kerjasama antar tim
kesehatan
 Perawat dapat melaksanakan model
asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar
Kriteria Pasien yang dilakukan
ronde keperawatan
 Mempunyai masalah keperawatan
yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
 Pasien dengan kasus baru atau langka
Peran dalam Ronde Keperawatan
A. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi
klien.
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan
yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang
akan diambil.
B. Peran Ketua Tim Lain
dan/Konselor
 Perawat primer (ketua tim) dan
perawat asosiet (anggota tim)
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi
klien
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan
yang akan dilakukan
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang
akan diambil
 Peran perawat primer (ketua
tim) lain dan/atau konselor
1. Memberikan justifikasi / keputusan
2. Memberikan reinforcement / penguatan
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah,
intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional
4. Mengarahkan dan koreksi
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang
telah dipelajari
PANDUAN PP DALAM RONDE
DENGAN PA
1. PP MENENTUKAN KLIEN YANG AKAN
DILAKUKAN RONDE
2. KLIEN DENGAN PERAWATAN KHUSUS DAN
KOMPLEKS
3. RONDE DILAKUKAN SAAT KONDISI
MEMUNGKINKAN
4. WAKTU KURANG LEBIH 1JAM (2-3 KLIEN)
5. PA MEMPRESENTASIKAN KONDISI KLIEN DAN
TINDAKAN YANG TELAH DILAKUKAN
6. PP MEMBERI MASUKAN DAN PUJIAN
7. MASALAH YANG SENSITIF SEBAIKNYA TIDAK
DIDISKUSIKAN DIHADAPAN KLIEN.
MEKANISME KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
LANGKAH-LANGKAH RONDE
KEPERAWATAN
A. Persiapan / Pra Ronde
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum
waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian informconsent kepada klien/
keluarga.
4. Menentukan tim ronde
5. Mencari sumber atau literature
6. Membuat proporsal
7. Diskusi: Apakah diagnosis keperawatan?; Apa
data yang mendukung?; Bagaimana intervensi
yang sudah dilakukan?; dan Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
B. Pelaksanaan Ronde
1. Penjelasan tentang klien o/ perawat
primer dlm hal ini penjelasan difokuskan
pd mslh keperawatan dan rencana
tindakan yg akan/telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yg perlu didiskusikan.
2. Diskusikan antar anggota tim tentang
kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat
primer/ perawat konselor/ kepala ruangan
tentang masalah klien serta tindakan yg
akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
C. Pasca Ronde
1. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
2. Kesimpulan dan rekomendasi
penegakkan diagnosis;
intervensi keperawatan
selanjutnya.
RONDE KEPERAWATAN
EVALUASI

Struktur Proses Hasil


• Pasien merasa puas dengan hasil
• Persyaratan • Peserta mengikuti pelayanan
administratif
(informed kegiatan dari • Masalah pasien dapat teratasi
concernt, alat awal hingga akhir • Perawat dapat :
dan lainnya) • Seluruh peserta • Menumbuhkan cara berpikir yang kritis
• Tim ronde berperan aktif • Meningkatkan cara berpikir yang
keperawatan dalam kegiatan sistematis
hadir ronde sesuai • Meningkatkan kemampuan validasi data
ditempat peran yang sudah pasien
pelaksanaan ditentukan • Meningkatkan kemampuan menentukan
ronde diagnosis keperawatan
keperawatan
• Menumbuhkan pemikiran tentang
• Persiapan tindakan keperawatan yang berorientasi
dilakukan pada masalah pasien
sebelumnya
• Meningkatkan kemampuan memodifikasi
rencana asuhan keperawatan
• Meningkatkan kemampuan justifikasi
• Meningkatkan kemampuan menilai hasil
kerja
TIMBANG TERIMA
DEFINISI TIMBANG TERIMA
Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga
timbang terima  cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2015)
TUJUAN TIMBANG TERIMA
Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna.

Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat .

Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang


bertanggung jawab antar anggota tim perawat.
Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien
yang berkesinambungan
Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum
klien
Menyampaikan hal-hal penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya

Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya


LANGKAH-LANGKAH TIMBANG TERIMA

Kedua kelompok dinas sudah siap.

Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji


secara penuh terhadap masalah, kebutuhan dan segenap
tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang
penting lainnya selama masa perawatan (tanggung jawab)

Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang


matang sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
LANJUTAN….
• Identitas klien dan diagnosa medis.
• Masalah Keperawatan yang masih
muncul.
• Tindakan keperawatan yang telah
Hal-hal yang dilaksanakan (secara umum)
perlu • Intervensi kolaboratif yang telah
dilaksanakan.
disampaikan • Rencana umum dan persiapan yang
dalam perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemeriksaan
timbang laboratorium / pemeriksaan
terima : penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur yang tidak
rutin dijalankan.
• Prosedur rutin yang biasa
dijalankan tidak perlu dilaporkan.
LANJUTKAN

Perawat yang
melakukan
timbang terima Lama
dapat Sedapat- timbang
melakukan terima tiap
klarifikasi, dapatnya,
tanya jawab mengupay pasien tidak
dan melakukan
akan lebih dari 5
validasi menit,kecual
terhadap hal-hal penyampai i dalam
yang telah an yang
ditimbang kondisi
terimakan atau jelas, khusus dan
berhak
terhadap
singkat memerlukan
keterangan- dan padat. keterangan
keterangan yang rumit.
yang kurang
jelas.
PELAKSANAAN DALAM PROSEDUR
METODE TIMBANG TERIMA
(Kassesan dan Jagoo, 2005)
Metode tradisional Bedside handover

• Dilakukan hanya di meja • Dilakukan di samping


perawat tempat tidur pasien
• Komunikasi 1 arah • Pasien dan keluarga
• Jika ada pengecekan ke terlibat
pasien, hanya • Pasien dan keluarga
memastikan kondisi mendapatkan feedback
secara umum
• Tidak ada kontribusi /
feedback dari pasien /
keluarga shg status kes
pasien tidak up to date
29
METODE PELAKSANAAN

Komunikasi
Oral 
diskusi
Komunikasi
Tape tertulis 
recorder medical
record

Metode
pelaksanaan

30
Efek timbang terima dalam shift jaga
• Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur
Efek fisiologi malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu
istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam

• Pada shift malam  itu bagi pekerja malam dipergunakan


Efek psikososial untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan

• mengakibatkan kemampuan mental menurun yang


Efek kinerja berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan
seperti kualitas kendali dan pemantauan

Efek thd •Berpotensi menyebabkan ggn gastrointestinal


kesehatan

Thd keselamatan •Penelitian Smith, et all 0,69% terjadi kecelakaan kerja pada
kerja shift malam dan shift pagi
31
Yang perlu didokumentasikan dalam
timbang terima
1. Identitas klien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menanganu
4. Kondisi umum pasien
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yg sdh dilakukan
7. Intervensi yg belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
32
10. Tanda tangan dan nama terang
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM TIMBANG TERIMA
 Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang
disepakati.
 Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.
 Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.
 adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.
 Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.
 Timbang terima harus berorientasi pada masalah keperawatan yang
ada (melalui pengkajian ), kemudian tindakan yang telah dilakukan
dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.
 Dilakukan didekat pasien, volume suara yang pelan dan tegas ( tidak
berbisik ) agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang
dibicarakan untuk menjaga privacy klien, hal-hal yang perlu
dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat
klien.
Dokumentasi Timbang Terima Model SBAR
S: Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
- Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat.
- Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum atau
sudah teratasi maupun keluhan utama.
B: Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini)
- Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap
diagnosis keperawatan.
- Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif,
dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan.
- Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.
A: Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
- Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini, seperti tanda
vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi, dan sebagainya.
- Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
R: Recommendation: Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah
dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan), termasuk discharge
planning dan edukasi pasien dan keluarga
TIMBANG TERIMA
PRE DAN POST CONFERENCE
CONFERENCE IS...

 Conference  diskusi kelompok tentang


beberapa aspek klinik dan kegiatan konsultasi.
Conference dilakukan sebelum dan sesudah
melaksanakan asuhan pada pasien.)
Tujuan Umum Conference
1. Menganalisa masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan
alternatif penyelesaian masalah
2. Mendapatkan gambaran berbagai situasi lapangan untuk menyusun
rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam
pemberian askep
3. Membantu koordinasi dalam rencana pemberian asuhan
keperawatan

40
Pedoman Pelaksanaan Conference
• Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan

• Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok

• Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa


mendominasi dan memberi umpan balik

• Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik

• Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta,

• Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi

• Saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin


41
cont.....

Macam-
macam
conference

Pre Post
conference conference

42
Pre dan post conference

• diskusi tentang aspek klinik


Pre setelah operan dan sebelum
melaksanakan asuhan
conference keperawatan pada pasien.

• diskusi tentang aspek klinik


Post sebelum operan dan sesudah
melaksanakan asuhan
conference keperawatan pada pasien.

43
Tujuan Pre dan Post
Conference
Pre Conference Post Conference
 Membantu mengidentifikasi  untuk memberikan kesempatan
masalah-masalah pasien, mendiskusikan penyelesaian
merencanakan asuhan dan masalah dan membandingkan
merencanakan evaluasi hasil masalah yang dijumpai.
 Mempersiapkan hal-hal yang akan
ditemui di lapangan
 Memberikan kesempatan untuk
berdiskusi tentang keadaan
pasien

44
Syarat Pelaksanaan Conference

Pre conference Post conference


 Dilaksanakan sebelum pemberian  Dilakukan sesudah pemberian
asuhan keperawatan asuhan keperawatan
 Waktu efektif yang diperlukan 10  Waktu efektif yang diperlukan 10
atau 15 menit atau 15 menit
 Topik yang dibicarakan harus  Topik yang dibicarakan harus
dibatasi: keadaan pasien, dibatasi: keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana evaluasi tindakan yg sudah
dan data-data yg perlu dilakukan dan data-data yg perlu
ditambahkan ditambahkan
 Yang terlibat : kepala ruangan,  Yang terlibat : kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim ketua tim dan anggota tim

45
Hal-hal yg disampaikan oleh
PA

46
Pelaksanaan Conference

1. Dipimpin oleh ketua tim / PJ tim


2. Isi conference:
a. Rencana tiap perawat (rencana harian)
b. Tambahan rencana dari ketua tim atau PJ tim
3. Waktu : Dilakukan setelah operan
4. Tempat : Dilakukan di meja masing2 tim
5. Penanggung jawab
a. Ketua tim atau PJ tim membuka acara
b. Ketua tim atau PJ tim menanyakan rencana harian
masing – masing perawat pelaksana
c. Ketua tim atau PJ tim memberikan masukan dan
47
tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan
saat itu
LITERATUR :

1. Sitorus (2012), Model Praktek Keperawatan


Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC.
2. Nursalam (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi
dalam Praktek Keperawatan, Edisi ke-3.
Professional. Jakarta: Salemba Medika.
3. Clament, I (2011). Management Nursing Services and
Education. Edition I. India : Elsevier.
4. Swanburg, R.C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan.(Terjemahan). Jakarta:
EGC
5. Gillies, D. A (2000). Nursing management: A sistem
approach (third edition). Philadelphia, WB Saunders
Company.
ALHAMDULILLAHIROBBIL’ALAMIN.

SEMOGA
BERMANFAAT
SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN
MERUBAH SUATU KAUM KECUALI
KAUM ITU MERUBAH DIRINYA

Anda mungkin juga menyukai