PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum :
Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan konsep keputusasaan.
1.2.2 Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keputusasaan.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab keputusasaan.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien dengan
keputusasaan
4. Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien dengan
konsep keputusasaan.
5. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
keputusasaan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang
tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,
keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan Range,
1996 )
Menurut (Pharris, Resnick ,dan ABlum, 1997), mengemukakan bahwa
keputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi.
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifat
subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan
pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yang diiginkan
serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan .
2.2 Faktor penyebab
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
2.3 Tanda dan gejala
a. Mayor ( harus ada)
3
4
3. Individu memperlihatkan
Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari
pembicara
Penurunan motivasi
Keluh kesah
Kemunduran
Sikap pasrah
Depresi
6
4. Kognitif
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima
Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang ,
masa datang
Bingung
Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
Distorsi proses pikir dan asosiasi
Penilaian yang tidak logis
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini
bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk
memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus
asa dan semangat juangnya.
c. Terapi Psikososial
d. Terapi Psikoreligius
e. Rehabilitasi
8
9
d) Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan keputusasaan adalah:
1) Faktor kehilangan
2) Kegagalan yang terus menerus
3) Faktor Lingkungan
4) Orang terdekat ( keluarga )
5) Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
6) Adanya tekanan hidup
7) Kurangnya iman
e) Respon Emosional
Mayor (harus ada):
1) individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya
tapi dapat merasakan
2) tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
3) tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
4) hampa dan letih
5) perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
6) tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
Minor (mungkin ada)
1) Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
2) Merasa berada diujung tanduk
3) Tegang
4) Muak ( merasa ia tidak bisa)
5) Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
6) Rapuh
f) Respon Kognitif
Mayor ( harus ada)
1) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
2) Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah
yang dihadapi saat ini
3) Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
4) Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
5) Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
10
B. Intervensi Pendukung
1) Fasilitasi 9) Promosi dukungan
Pengungkapan sosial
Perasaan 10) Promosi dukungan
2) Fasilitasi perasaan spiritual
Bersalah 11) Promosi perawatan diri
3) Konseling 12) Promosi sitem
4) Manajemen Mood pendukung
5) Manajemen perilaku 13) Terapi kognitif
6) Pelibatan keluarga perilaku
7) Pencegahan bunuh diri 14) Teknik menenagkan
8) Promosi dukungan 15) Terapi reminisens
keluarga
Biodata Pasien
Nama : Ny.D
No.Register : 098765
Agama : Islam
Pendidikan : Smu
Umur : 30 thn
Alamat : Nologaten 23 A
Penanggung Jawab
Nama : Murtiyah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Nologaten
1. Keluhan utama :
1) Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,
tidak mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
5) Genogram
14
Keterangan :
: Perempuan.
: Laki – laki.
: Garis keturunan.
: Hubungan pernikahan.
: pasien 30 tahun
x : Meninggal
Klien berusia 30 tahun, klien tinggal satu rumah dengan ayah dan ibunya.
6) Konsep diri
a. Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang
wanita yang kurang beruntung
b. Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
c. Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
d. Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-laki
lagi
e. Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putus asa.
7) Hubungan sosial
15
Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi
keluarganya, pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya. Hubungan
sosial pasien dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah ditinggal oleh
tunanganya untuk yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti sendiri sehingga hanya
mengurung diri dikamar.
8) Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
b. Kegiatan ibadah : dulu pasien merupakan sosok yang rajin beribadah
9) Status Mental
a. Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak
lelah dan putus asa
b. Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapan
kosong
10) Aktivitas motorik
a. Hipomotorik :pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
b. Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh
pasien
c. TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien
d. Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya dalam
menjalin suatu hubungan.
e. Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak
disadari olehnya.
f. Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
g. Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan
11) Alam perasaan : Pasien mengatakan sering gelisah memikikan kegagalan dalam
menjalin suatu hubungan, bingung dan selalu memikirkan masa lalu yang pernah di
alaminya.
12) Afek :Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai
16
13) Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara pasien terlihat banyak
melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam dengan tatapan kosong
apabila ditanya tentang masalahnya.
14) Persepsi : pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan
kesalahan dirinya.
15) Proses pikir : Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya
dan apa yang dirasakannya.
Isi pikir
1) Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh pasien
2) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan sehingga pasien
merasa putus asa
3) Waham : pasien tidak mengalami waham.
A. Analisa data
ANALISA DATA Dengan Diagnosa Medis : KEPUTUSASAAN
No. Data fokus Etiologi Diagnosa
Keperawatan
1. Ds : keluarga yang mengantarkan Berencana Resiko Perilaku
mengatakan bahwa pasien pernah Bunuh Diri Kekerasan
ingin mencoba untuk mengakhiri
hidupnya
Do. : saat dilakukan wawancara
pasien hanya diam dengan tatapan
kosong
2. Ds :keluarga mengatakan pasien Ketidak sesuaian Isolasi sosial
hanya mengurung diri di kamar,tidak perilaku sosial
mau berinteraksi dengan lingkungan dengan norma
terlebih dengan keluarga
Do : pasien tampak menarik diri dari
perawat dan orang-orang yang
berusaha mendekati pasien
RENCANA KEPERAWATAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanya
kemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidak
ada seorangpun yang dapat membantunya.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan , orang yang putus asa tidak
melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapat
menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan
sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
4.2 Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif, tidak
hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang
meliputi biopsikososialkultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari berbagai
referensi tentang Asuhan keperawatan Pada pasien dengan keputusasaan.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas
perawat dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk
memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi
masalah pada pasien dengan keputusasaan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Farida Kusumawat., 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : Salemba
Medika.
NANDANOC-NIC
PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Jakarta
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Jakarta
Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa: Achir
Yani edisi III. Jakarta : EGC
Stuart, GW, Laraia, M.T., 2001, Principle and Practice of Pshychiatric Nursing, Edisi 7,
Mosby, Philadelpia.
22
23