BRONKITIS AKUT
Oleh :
dr. Fitria Hendriko Putri
Pembimbing :
dr. Amari Aqmar
DOKTER INTERNSIP
PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN
DKI JAKARTA
2019
Kasus
Topik : Brokitis Akut
Tanggal Kasus : 04 Maret 2019 Presenter : dr. Fitria Hendriko
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Amari Aqmar
Tempat Presentasi : Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
1. Subjective
Pasien dtg dg keluhan batuk berdahak susah 3 mgg dahak warna kuning kehijauan kental, 1 mgg
terakhir pasien merasa dadanya berat saat menarik napas, sesak dan batuk semaakin dirasakan
memberat, demam dirasakan pasien 3 hari terakhir demam naik turun membaik dengan minum
obat penurun panas dari pkm. Riw asma, penurunan bb, kontak pasien tb, meriang malam
disangkal, riw merokok disanggkal namun kontak dengan perokok diakui.
2. Objective
Keadaan Umum
- Kesan Sakit : Tampak sakit ringan
- Kesadaran : Compos mentis
- Kesan Gizi : Normoweight
- Berat Badan : 50 kg
- Tinggi Badan : 157 cm
Status Gizi
- IMT = BB/TB (m2)
50/(2,4)2
= 20,8kg/m2
Menurut WHO (Asia Pasific) Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien ini adalah
Normoweight.
Tanda Vital
- Nadi : 102 x / menit, kuat, isi cukup, regular
- Tekanan Darah : 120/70
- Nafas : 28 x / menit
- Suhu : 36.8 OC (setelah minum parasetamol)
Status Generalis
Kepala : Normocephali
Rambut : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebal
Wajah : Wajah sedikit asimetris, tidak ada edema, luka ataupun jaringan parut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Telinga : Normotia, liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak ada serumen, membran
timpani intak
Hidung : Bentuk simetris, mukosa tidak hiperemis, sekret tidak ada
Bibir : Mukosa berwarna merah muda, tidak sianosis
Mulut : Oral hygiene baik, gigi sudah tumbuh lengkap, tidak hiperemis
Lidah : Normoglossia, tidak ada lidah kotor
Tenggorokan: Faring simetris, tidak hiperemis, ukuran tonsil T1-T1
Leher : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB,
tidak tampak deviasi trakea.
Jantung : BJ I-II regular, murmur dan gallop tidak ada
Paru : Suara napas (+), ronkhi +/+ wheezing +/+
Abdomen : Perut datar, supel, tidak ada nyeri tekan, hepar/lien tidak membesar, timpani
pada seluruh kuadran, bising usus (+) normal
Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, edema (-)
Kulit : Warna sawo matang merata, pucat (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik,
lembab.
Status Lokalis
Paru : Suara napas (+), ronkhi +/+ wheezing +/+
Pemeriksaan Penunjang
BTA SP : -/-
LED 40
Rontgen Thoraks :
Kesan : Corakan bronkovaskuler meningkat, infiltrat pribronchial +
3. Assessment
Bronkitis adalah kondisi peradanganpada daerah trakheobronkhial, peradangan tidak meluas
sampai alveoli Bronkitis akut adalah serangan bronkitis dengan perjalanan penyakit yang
singkat(beberapa hari hingga beberapa minggu), rata-rata 10-14 hari. Penyebab bronkitis
berdasarkan faktor lingkungan meliputi : a.Infeksi virus : influenza virus, parainfluenza virus,
respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.b.Infeksi
bakteri :Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae,atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia,
Legionella)c.Jamurd.Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.
Asap rokok yang mengiritasi jalan napas, mengakibatkan hipersekresi lendir dan inflamasi.
Karena iritasi yang konstan ini, kelenjar-kelenjar yang mensekresi lendir dan sel-sel globet
meningkat jumlahnya, fungsi sillia menurun, dan lebih banyak lendir yang dihasilkan dan
akibatnya bronchioles menjadi menyempit dan tersumbat. Alveoli yang berdekatan dengan
bronchioles dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi
makrofag alveolar, yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk
bakteri. Pasien kemudian menjadi lebih rentan terhadap infeksi pernapasan. Penyempitan
bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotic yang terjadi dalam jalan napas.
Bila tidak ada komplikasi, prognosis umumnya baik, namun dapat terjadi komlipasi terrjadi
perubahan paru yang irreversible, kemungkinan mengakibatkan emphysema dan bronchiectasis
4. Plan
Rencana Pengobatan
sefiksime 200mg, 2 x 1 tab / hari selama 6 hari,
Salbutamol 2mg, 3 x 1 tab/hari selama 6 hari,
Ambroxol 30mg, 3 x 1 tab/hari selama 6 hari,
Deksamethasonw 0,5mg 2x1 tab/hari selama 6 hari
Rencana Edukasi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit pasien dan tatalaksana yang diberikan
- Menjelaskan bahwa penyakit ini dapat sembuh.
- Edukasi mengenai cara timbulnya penyakit tersebut.
- Menjelaskan mengenai komplikasi yang dapat terjadi jika tidak ditangani dengan
tepat.