TAHUN 2019
DISUSUN OLEH :
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan pada tn. S dengan
Sirosis Hepatitis Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Meskipun kami berharap isi dari asuhan keperawatan ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar asuhan keperawatan ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
hepatitis
sirosis Hepatitis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Anatomi
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas
rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gram atau 2,5 % dari
berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua
karena kaya akan persendiaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan
dinamakan dengan ligamentum venosum. Lobus kanan hati enam kali lebih
besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan
atas, lobus caudatus, dan lobus quadrates. Hati dikelilingi oleh kapsula
61
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya
b. Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.
pencernaan.
Pembuluh darah pada hati ialah : arteri hepatika, yang keluar dari
sebab beberapa O2 telah diambil oleh limpa dan usus. Darah vena porta ini
membawa kepada hati zat makanan yang telah diabsorbsi oleh mukosa
usus halus. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava
empedu dari sel hati, maka terdapat empat pembuluh utama yang
menjelajahi seluruh hati dua yang masuk yaitu arteri hepatika dan vena
62
porta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika dan saluran empedu
(Pearce, 2008).
2. Fisiologi Hati
Menurut Guyton dan Hall (2008), hati mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1) Metabolisme karbohidrat
karbohidrat.
2) Metabolisme lemak
3) Metabolisme protein
4) Metabolisme glukosa
Setelah makan glukosa diambil dari vena porta oleh hati dan
5) Metabolisme obat
2.2 Definisi
Istilah sirosis hati diberikan oleh laence tahun 1819, yang berasal
dari kata khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena
difusi dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang
hepar dimana jaringan hati yang normal digantikan jaringan parut yang
64
sel-sel dan struktur normal hati dan dapat merusaknya sehingga secara
(Nurdjanah,2009).
sirosis hepatis itu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B
2.3 Etiologi
b. Alkohol
c. Metabolik
kriptogenik/heterogenous
l. Virus hepatitis
(Nurdjanah,2009)
2.4 Klasifikasi
Menurut (Smeltzer, 2002), Ada tipe sirosis hepatis atau pembentukan parut
dalam hati :
alkoholis kronis. Sirosis jenis ini merupakan 50% atau lebih dari
sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya,
jenis ini memiliki persentase sebesar 20% dari seluruh kasus sirosis.
sekitar saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan
terutama terdiri atas saluran empedu yang baru dan tidak berhubungan
2.5 Patofisiologi
Sirosis hepatis dibagi menjadi tiga jenis ,yaitu sirosis laennec, sirosis
sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya,
biasanya hepatitis B dan hepatitis C (Black & Hawks, 2009). Sirosis bilier,
(kolangitis). Bagian hati yang terlibat terdiri atas ruangan portal dan
sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan
minum minuman keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi
penderita sirosis adalah dua kali lebih banyak daripada wanita, dan
mayoritas pasien sirosis berusia 40-60 tahun (Smeltzer & Bare, 2001).
2.6 WOC Sirosis Hepatis
Hepatitis Virus B dan C Alkohol Metabolik DM Kolestatis Kronik Toksis dari Obat : INH Malnutrisi
Sirosis Hepatis
Gangguan sirkulasi hati Gangguan metabolisme Gangguan metabolisme Protein Gangguan Metabolisme
kronis Mk : Gangguan
lemak dan karbohidrat bilirubin
rasa nyaman
Hipertensi Portal Aliran darah balik vena portal Sintesa albumin menurun
Penurunan Energi Bilirubin tak terkonjugasi
terganggu
Tekanan Osmotik menurun
Asites
Ikterik
Peningkatn tekanan vena Keletihan,
portal Kelemahan Perpindahan cairan intravaskuler ke
Ekspansi Paru
intersial Penumpukan garam empedu
Terganggu
dibawah kulit
Peningkatan tekanan Mk : Intoleransi
hidrostatis Aktivitas
Mk : Pola Nafas Asites Pruritus
Tidak efektif
Mk : Defisit Nutrisi
Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi klinis dari sirosis hepatis antara
lain:
1. Pembesaran Hati
(noduler).
hati yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal.
vena porta dan dibawa ke hati. Karena hati yang sirotik tidak
pasif yang kronis; dengan kata lain, kedua organ tersebut akan
dipenuhi oleh darah dan dengan demikian tidak dapat bekerja dengan
3. Varises Gastrointestinal
4. Edema
Gejala anemia dan status nutrisi serta kesehatan pasien yang buruk
2.8 Komplikasi
b) Sindrom hepatorenal
c) Ensefalopati hepatik
fungsi kognitif yang terjadi pada pasien akibat Sirosis hati. Mula-mula
d) Varises esofagus
sebanyak dua per tiga nya akan meninggal dalam waktu satu tahun
beberapa cara.
protein.
f) Asites
berat lain dari penyakit hati. Beberapa faktor yang terlibat dalam
air merupakan faktor penting dalam berlanjutnya Asites retensi air dan
pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan Laboratorium
Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada
jelek.
Perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati
telapak tangannya sendiri (7-10 cm). Pada sirosis hati, konsistensi hati
biasanya kenyal, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit pada
pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang, dan tubuh
hemoroid.
a. Asites
sebanyak 5,2 gram/ hari. Diet rendah garam dikombinasi dengan obat-
dengan penurunan berat badan 0,5 kg/ hari, tanpa adanya edema kaki
dosisnya bila tidak ada respons, maksimal dosisnya 160 mg/ hari.
berlangsung.
secukupnya.
hipokalemia
sesuai.
varises.
sistemik.
5. Transplantasi hati.
aminoglikosida.
2.12 Penatalaksanaan
berikut :
mengurangi asites.
unit tiap hari sampai HCV RNA/HBV DNA negatif di serum dan
2. 13 Pemeriksaan Diagnostik
jaringan parut.
c. MRI dan CT scan abdomen untuk mengetahui besar hati dan aliran
1. Pengkajian
a. Identitas
pekerjaan, alamat.
b. Keluhan Utama
Terasa sesak pada saat bernafas, mual, tidak nafsu makan, perut terasa tidak
c. Riwayat Kesehatan
Biasanya pasien adanya perubahan pola makan, sesak nafas, terasa tidak
dan obat-obatan.
hepatitis.
d. Pola Fungsional
1) Aktivitas/Istirahat
2) Sirkulasi
3) Eliminasi
Gejala : Flatus
4) Makanan/Cairan
Gejala : Anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/tak dapat
e. Pemeriksaan Fisik
3) Tanda-tandaVital:
hati
asites.
9) Thorax
a. Jantung
tidak terlihat
jantung
ketiga
b. Paru-paru
bantu pernapasan
10) Abdomen
1) Inspeksi : umbilicusmenonjol, bentuk abdomen
f. Pemeriksaan Penunjang
yaitu :
c) USG
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien sirosis hepatis , yaitu :
intraabdominal
d. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan stimulus
lingkungan
5 Gangguan integritas kulit Integritas kulit dan jaringan Perawatan integritas kulit
berhubungan dengan perubahan Setelah diberikan tindakan keperawatan ... x 24 jam Observasi :
pigmentasi intergritas kulit dan jaringan meningkat dengan 1. identifikasi penyebab gangguan kulit misalnya
Gejala dan tanda mayor : kriteria hasil : perubahan sirkulasi,perubahan status nutrisi, penurunan
Subjektif : 1. kerusakan jaringan menurun kelembaban, penurunan mobilitas
Teidak tersedia 2. kerusakan lapisan kulit menurun Terapeutik :
Objektif : 3. nyeri menurun 1. ubah posisi 2 jam sekali
1. kerusakan jaringan kulit dan atau 4. pigmentasi abnormal menurun 2. gunakan produk berbahan ringan/ alami dan
lapisan kulit hipoalergik untuk kulit sensitif
Gejala dan tanda minor Edukasi :
Subjektif : 1.anjurkan tingkatkan asupan nutrisi
Tidak tersedia 2. anjurkan menigkatkan asupan buah dan sayur
Objektif : 3. anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya.
1. nyeri
2. peradarahan
3. kemerahan
4. hematoma
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ruangan/RSU : Melati
No MR/Registrasi : 200474
3.1 Pengkajian
3.1.1 Biodata
1. IdentitasKlien
Nama : Tn. J
Usia : 46 Tahun
Agama : Islam
Suku : Rejang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Usia : 48 thn
air dingin melalui ruang IGD, pada saat dikaji oleh perawat dan
4 hari yang lalu ,perut terasa penuh dan besar, Tn.J merasa sesak
c. Kronologis keluhan
sebelumnya.
pernah minum alkohol beberapa tahun yang lalu pada usia 25 tahun
Keterangan:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
…….. : TinggalSerumah
5. Penyakit Yang Pernah Diderita oleh Keluarga yang Menjadi Faktor Resiko
kakak kandungnya.
Pasien mengatakan bila ia stress atau ada masalah ia selalu berdoa dan
anak-anaknya.
bersabar, lebih mendekat diri dengan Allah, dan hanya bisa berbaring
ditempat tidur.
kesehatan.
pasien saat ini, lingkungan rumah cukup bersih, tidak berada ditempat
yang kumuh.
8. Pola kebiasaan
No Hal yang di kaji Sebelum Sakit Setelah Sakit
a. Pola Nutrisi
1. Frekuensi: 1. 3-4x/hari 1. 2x/hari
b. Eliminasi BAB
1. Frekuensi 1. 1-2 x/ hari 1. 1 x/hari
c. Eliminasi BAK
1. Frekuensi 1. 5-7 x/ hari 1. 4-5 x/hari
e. Kebiasaan yang
mempengaruhi
kesehatan
1. Merokok 1. Merokok 1. Tidak
1. Pemeriksaan umum
f. Nadi : 88 x/menit
2. Sistem Penglihatan
g. Pupil : Isokor.
dengan baik
l. Pemakaian lensa kontak : Tidak memakai lensa kontak mata baik kiri
maupun kanan
m. Reaksi terhadap cahaya : Pupil mata kiri dan kanan mengecil disaat
3. Sistem pendengaran
Pendengaran
4. Sistem pernafasan
pernafasan
c. Frekuensi : 20x/m
d. Irama : Reguler
f. Kedalaman : Normal
5. Sistem Kardiovaskuler
a. Sirkulasi perifer
2) Irama : Reguler
3) Kekuatan : Normal
vena jugularis
6) Temperatur kulit : Akral Hangat
daerahabdomen
6. Sistem Hematologi
8. Sistem Pencernaan
S : Skala nyeri : 7
f. Konstipasi : Tidak
kuadran kanan atas , hati teraba agak keras sekitar tiga jari sampai 4
jari.
h. Abdomen :
redup.
9. Sistem Endokrin
tiroid
d. Kekuatan otot : 5 5
5 5
26 November 2019
Terapi :
26 November 2019 1.IVFD NACL 1. 10 tetes/menit
2.IV.Ceftriaxone 2. 2x1 hari
3. PO. Lactulac srp 3. 3x1 hari
3.2 Analisa Data
- pasien
mengatakan
pernah
memiliki
riwayat
minum
minuman
keras
- pasien
mengatakan
pernah
memiliki
riwayat
merokok
- Pasien
tampak
meringis
kesakitan
- Pasien
terkadang
tampak
memegang
daerah perut
- Skala nyeri
5
- Tanda-
tanda vital:
TD:
80/60mmhg
P :
85x/menit
RR:
22x/menit
T : 36,8o C
Hbsag : positif
Terapeutik :
Edukasi :
Kaloborasi :
perlu
3. 5 Catatan Perkembangan
3. 18 Nausea Manajemen mual S: Tn. S masih merasa mual dan tidak selera
November berhubungan Observasi :
2019 makan
dengan 1. identifikasi pengalaman mual
peningkatan R/ mual sejak ± 2 hari yang lalu, O: makan habis 1 porsi
tekanan 2. identifikasi faktor penyebab mual
A: masalah teratasi
intraabdominal R/ penyakit yang diderita
b.d mual sejak 3. monitor mual P: intervensi dihentikan
± 2 hari yang R/ Tn. S masih merasakan mual
lalu, tidak 4. monitor asupan nutrisi dan kalori
nafsu makan, R/ makanan habis 1 porsi
mual setelah Terapeutik :
makan, BB 1. kendaliakn faktor lingkungan penyebab mual
menurun, R/ membuat lingkungan klien nyaman
makan tidak 2. berikan makanan dalam jumlah kecil atau menarik
habis R/ klien diberikan makanan sering tapi sedikit
Edukasi :
1. anjurkan istirahat yang cukup
R/ istirahat 8 jam perhari
2. anjurkan sering membersihkan mulut , kecuali jika
merangsang mual
R/ klien melakukan anjuran perawat
3. anjurkan makan tinggi karbohidrat dan rendah protein
R/ klien melakukan anjuran perawat dan diberikan makan
tinggi karbohidrat rendah protein
4. anjurkan menggunakan teknik nonfarmakologi untuk
mengatasi mual
R/ minum air bila merasa mual
Kolaborasi :
1. kolaborasi dalam pemberian antiemetik bila perlu
R/
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronik dengan distensi
hepar dimana jaringan hati yang normal digantikan jaringan parut yang
sel-sel dan struktur normal hati dan dapat merusaknya sehingga secara
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul. distorsi arsitektur hati akan
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca
mendapatkan pengetahuan, sehingga pembaca dapat memahami dengan
baik, dan penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar dalam
penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C. Pearce. (2008). Anatomi dan Fisiologi untuk para medis. Jakarta : PT
Gramedia
Nurdjanah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta : Pusat
Sudoyo. Aru W, . (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta :
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Indonesia.
Widjaja, (2011). Peritonitis Bakterialis Spontan dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit