Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REPORT

MITOKONDRIA

OLEH:
MONICA ASTARI MANURUNG (4163341036)
SHARON DAMERIA TIFFANI SIBURIAN (4163341052)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan critical journal report ini sesuai dengan
tuntutan proses pembelajaran di Fakultas Mahasiswa dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada dosen mata kuliah biologi sel yang telah
membimbing penulis dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
penulisan tugas ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
tugas ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, November 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tiap organisme atau makhluk hidup memiliki ukuran yang berbeda-beda.Semakin besar
ukuran organisme itu, maka sel penyusunnya semakin banyak.Tubuh kita tersusun atas
banyak sel. Sel didefiniskan sebagai unit struktural dan fungsional terkecil yang menyusun
makhluk hidup.Dalam menjalankan fungsinya sel dilengkapi dengan bagian – bagian sel yang
disebut dengan organel.Salah satu organel yang penting dalam sel adalah mitokondria.

Mitokondria adalah organel yang berperan penting sebagai pabrik energi yang
menghasilkan energi bagi sel dalam bentuk ATP.Mitokondria memiliki struktur yang kecil
dan tersusun atas empat bagian.Komposisi utama dari mitokondria sendiri adalah protein. Di
dalam mitokondria untuk membentuk energi, terjadi proses yang disebut respirasi seluler.
Respirasi seluler ini terbagi menjadi empat yaitu glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi
oksidasi piruvat dan siklus krebs atau dikenal pula sebagai siklus asam sitrat.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui fungsi dan cara kerja mitokondria dalam sel
2. Mampu membandingkan jurnal penelitian dalam cakupan materi yang sama
3. Dapat menentukan kelebihan dan kelemahan dari jurnal ilmiah yang didapat
4. Mengetahui perbandingan jurnal sehingga dapat memilih yang baik baik sebagai
bahan pembelajaran

1.3 Manfaat

Melalui tugas ini pembaca diharapkan dapat mempelajari cara membandingkan jurnal
ilmiah dari kegayutan antar elemennya, originalitas temuannya, kemutakhiran masalahnya
serta kohesi dan koherensi isi penelitiannya. Sehingga dari pembahasan aspek-aspek tersebut
dapat dibandingkan keunggulan dan kelemahan masing-masing jurnal ilmiah. Melalui
kemampuan ini pembaca dapat memilih jurnal ilmiah yang paling baik yang dapat dijadikan
sebagai acuan belajar.
BAB II

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

JURNAL 1 : TRANSFEKSI DNA KE DALAM MITOKONDRIA SEL BETA PANKREAS


TIKUS DAN SEL PRIMER MYOBLAST MANUSIA: LANGKAH MENUJU REKAYASA
DNA MITOKONDRIA DAN TERAPI GEN

Introduksi DNA eksogen atau yang sudah dimodifikasi ke dalam mitokondria sel
mamalia telah diajukan sebagai salah satu pilihan yang dapat digunakan untuk memanipulasi
genom mitokondria (1). Prosedur tersebut dianggap sebagai metode yang potensial untuk
membuat hybrid sitoplasma (cybrid) dan binatang model transmitokondria (1) dan dapat
dikembangkan untuk pengiriman gen dan/atau terapi sel. Untuk mengevaluasi prosedur
demikian, pada studi ini kami menggunakan transfeksi mitokondria dan konstruksi DNA
pmtGFP (2) untuk memodifikasi mitokondria sel. Pada penelitian ini digunakan metode
transfeksi untuk memasukkan konstruksi DNA artifisial pmtGFP ke dalam mitokondria
dalam sel utuh. Sebelumnya telah ditunjukkan bahwa dengan pendekatan tersebut ekspresi
green fluorescent protein (GFP) dapat tercapai dalam mitokondria sel makrofag mencit (2).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem transfeksi dan pmtGFP yang
mulanya dikembangkan dari dan untuk mitokondria sel mencit tersebut juga dapat diterapkan
untuk mitokondria sel tikus dan manusia yang secara evousi mempunyai jarak divergens yang
cukup jauh dengan mencit. Jika hal ini dapat tercapai, maka baik konstruksi DNA
artifisialnya maupun metode transfeksi/pengirimannya ke dalam mitokondria sel akan dapat
dikembangkan lebih lanjut sebagai model untuk mempelajari dinamika DNA mutan
mitokondria maupun untuk pengembangan terapi gen penyakit mitokondria pada manusia.

Setelah ditrasfeksi pmtGFP, sel BRIN BD 11 dan myoblast manusia dikultur lebih
lanjut dan ekspresi GFP diamati dengan mikroskop epifluoresens. Pengamatan dilakukan
pada hari ke 0, 1, 3, 5, dan 10 pasca-transfeksi. Seperti pada sel makrofag mencit, sitotoksitas
juga terjadi pada sel myoblast akibat liposome DQAsome yang digunakan untuk transfeksi.
Pada 3 hari pertama pasca-transfeksi ~80% sel mati. Sel transfektan yang dapat bertahan
hidup ternyata mampu berproliferasi dan mencapai konfluen setelah hari ke 10. Observasi
fluoresensi dilakukan pada panjang gelombang GFP. Persentasi sel yang berfluoresensi hijau,
positif GFP, berkisar antara 0-15% pada beberapa eksperimen yang berbeda, dengan rata-rata
1-5% (data tidak diperlihatkan). Sinyal fluoresensi terlihat pada sel yang ditransfeksi sebagai
titik-titik fluoresensi hijau pada sitoplasma (Gambar 1 dan 2). Untuk mengkonfirmasi bahwa
titiktitik yang berfluoresensi ini adalah hasil dari ekspresi GFP maka dilakukan uji
imunohistokimia. Imunohistokimia dilakukan pada sel yang ditransfeksi pmtGFP
menggunakan antibodi monoklonal anti-GFP dan visualisasi dilakukan menggunakan metode
standar perokdidase. Titik titik berwarna coklat terlihat pada sel transfektan dan berkorelasi
dengan hasil pengamatan fluoresensi.
JURNAL 2 : GENOM MITOKONDRIA
JURNAL 3 : DNA MITOKONDRIA (mtDNA) SEBAGAI SALAH SATU PEMERIKSAAN
ALTERNATIF UNTUK IDENTIFIKASI BAYI PADA KASUS INFANTISIDA

Forensik molekuler merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran forensik yang
memanfaatkan perkembangan teknologi biologi moleku ler dalam memecahkan berbagai
kasus forensik seperti pencarian orang hilang, pelacakan pelaku pembunuhan, kasus ragu
ayah dan infantisida. Infantisida atau pemb unuhan anak sendiri merupakan pembunuhan
yang dilakukan oleh ibu kandung terhadap bayinya segera setelah bayi t ersebut lahir karena
takut ketahuan. Salah satu hal penting d alam pengelolaan kasus infantisida adalah
pengungkapan identitas jenazah orok dan pelaku infantisida agar pros es hukum terhadap
tersangka pelaku menjadi jelas. Penggunaan DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) mitokondria
atau mtDNA sebagai salah satu cara untuk mengetahui hubungan antara barang bukti medis
dengan pelaku be rkembang pesat setelah era 90an. DNA mitokondria memiliki beberapa
kelebihan dalam identifikasi yaitu laju mutasi mtDNA lebih tinggi daripada nDNA (variasi
ting gi dalam populasi), mtDNA diturunkan hanya dari pihak ibu dan sel manusia dapat
memiliki ribuan kopi mtDNA yan g sama serta dapat diterapkan pada jenazah bayi dalam ke
adaan busuk lanjut. Perbandingan antara sampel DNA bayi dengan sampel DNA tersangka
ibu menggunakan meto de sekuensing PCR (Polymerase Chain Reaction). Pengambilan
kesimpulan akhir pada pemeriksaan hubungan keibuan pada mtDNA harus dikombinasi
dengan pemeriksaan forensik lainnya.

Molekul mtDNA memiliki beberapa kelebihan dalam identifikasi yaitu laju mutasi
mtDNA lebih tinggi daripada nDNA (variasi tinggi dalam populasi), mtDNA diturunkan
hanya dari pihak ibu dan sel manusia dapat memiliki ribuan kopi mtDNA yang sama.
Pemeriksaan mtDNA dapat dilakukan pada jenazah bayi yang sudah busuk lanjut karena
mtDNA juga tahan terhadap proses pengrusakan oleh enzim DNAse karena strukturnya yang
sirkuler. Menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia, dalam definisi infantisida atau
pembunuhan anak sendiri tidak menerangkan secara pasti batas usia bayi, hanya dinyatakan
bahwa pembunuhan dilakukan segera atau beberapa saat setelah bayi dilahirkan oleh ibu
kandung korban. Pada kasus infantisida, jenazah bayi yang ditemukan sering dalam keadaan
busuk sehingga pemeriksaan mtDNA ini menjadi pilihan yang terbaik untuk mengetahui
hubungan barang bukti medis tersebut dengan tersangka pelaku (ibu). Pemeriksaan mtDNA
dilakukan dengan metode sekuens PCR. Pemeriksaan mtDNA sebaiknya dikombinasi dengan
pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan antropologis, serologis maupun bukti dan petunjuk
lain untuk mendapatkan kesimpulan yang valid.
BAB III

KEUNGGULAN PENELITIAN

3.1 Kegayutan Antar Elemen

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat dibuktikan. Pengembangan genom mitokondria artifisial
yang fungsional dan metode transfeksi DQAsome untuk mengantar DNA tersebut dari luar ke
dalam mitokondria yang berada di dalam sel utuh manusia, merupakan pendekatan yang
penting dalam rekayasa mitokondria. Modifikasi dan optimasi protokol lebih lanjut akan
dapat menghasilkan pendekatan atau metode baru untuk manipulasi mitokondria/genom
mitokondria mamalia. Hal ini pada gilirannya akan memfasilitasi penelitian mengenai fungsi
dan disfungsi mitokondria manusia dan penemuan strategi inovatif untuk terapi penyakit
mitokondria. Jadi dasar teori dalam jurnal ini cukup jelas dan dapat dibuktikan.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
teori yang dapat dibuktikan. Tidak semua unting DNA berada dalam inti sel. DNA juga
ditemukan di dalam suatu organel sel, mitokondria. DNA mitokondria yang terletak di dalam
matriks organel ini dinyatakan sebagai genom mitokondria. Teori ini dapat dibuktikan dan
terbuktilah bahwa jurnal ini merupakan kenyataan yang benar-benar terjadi.

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi Pada Kasus Infantisida

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
teori yang dapat dibuktikan. Molekul mtDNA memiliki beberapa kelebihan dalam
identifikasi yaitu laju mutasi mtDNA lebih tinggi daripada nDNA (variasi tinggi dalam
populasi), mtDNA diturunkan hanya dari pihak ibu dan sel manusia dapat memiliki ribuan
kopi mtDNA yang sama. Pemeriksaan mtDNA dapat dilakukan pada jenazah bayi yang
sudah busuk lanjut karena mtDNA juga tahan terhadap proses pengrusakan oleh enzim
DNAse karena strukturnya yang sirkuler. Menurut undang-undang yang berlaku di Indonesia,
dalam definisi infantisida atau pembunuhan anak sendiri tidak menerangkan secara pasti
batas usia bayi, hanya dinyatakan bahwa pembunuhan dilakukan segera atau beberapa saat
setelah bayi dilahirkan oleh ibu kandung korban. Teori ini adalah teori yang dapat dibuktikan
3.2 Originalitas temuan

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Temuan-temuan dalam penelitian diatas dapat kita lihat sendiri dimana sumber ide
adalah benar dari ide penulis jurnal. Ide penulis dalam mentranfeksi DNA ke dalam
mitokondria sel beta pankreas tikus dan sel primer myoblast manusia dalam langkah menuju
rekayasa DNA mitokondria dan terapi gen adalah asli ide penulis dan merupakan yang
pertama kali dalam penelitian.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Temuan-temuan dalam penelitian diatas dapat kita lihat sendiri dimana sumber ide
adalah benar dari ide penulis jurnal. DNA mitokondria yang terletak di dalam matriks organel
ini dinyatakan sebagai genom mitokondria. Jurnal ini merupakan jurnal struktur mitokondria
besarta asal-usulnya dan merupakan penemuan yang asli dari peneliti.

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida

Temuan-temuan dalam penelitian diatas dapat kita lihat sendiri dimana sumber ide
adalah benar dari ide penulis jurnal. DNA mitokondria memiliki beberapa kelebihan dalam
identifikasi yaitu laju mutasi mtDNA lebih tinggi daripada nDNA (variasi ting gi dalam
populasi), mtDNA diturunkan hanya dari pihak ibu dan sel manusia dapat memiliki ribuan
kopi mtDNA yan g sama serta dapat diterapkan pada jenazah bayi dalam ke adaan busuk
lanjut. Perbandingan antara sampel DNA bayi dengan sampel DNA tersangka ibu
menggunakan meto de sekuensing PCR (Polymerase Chain Reaction). Pengambilan
kesimpulan akhir pada pemeriksaan hubungan keibuan pada mtDNA harus dikombinasi
dengan pemeriksaan forensik lainnya. Jadi ide ini merupakan ide asli atau original ide dari
penulis.

3.3 Kemutakhiran Masalah

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Seperti yang dimaksud dengan kemutakhiran masalah adalah bahwa masalah-masalah


yang diangkat oleh peneliti merupakan masalah terbaru yang tengah berlangsung dalam
masyarakat. Ide ini merupakan ide yang mutahir karena merupakan jawaban atas permasalaan
rekayasa DNA mitokondria yang dapat berguna bagi kehidupan manusia.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Seperti yang dimaksud dengan kemutakhiran masalah adalah bahwa masalah-masalah


yang diangkat oleh peneliti merupakan masalah terbaru yang tengah berlangsung dalam
masyarakat. Jurnal ini merupakan hasil dari penelitian sebelumnya yaitu bahwa struktur dan
asal-usul mitokondria sudah ada sejak dulu. Jadi kemutakhiran masalah dalam jurnal ini tidak
ada.

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida

Seperti yang dimaksud dengan kemutakhiran masalah adalah bahwa masalah-masalah


yang diangkat oleh peneliti merupakan masalah terbaru yang tengah berlangsung dalam
masyarakat. Penelitian ini dibuat karena adanya permasalahan kesulitan mengidentifikasi
bayi pada kasus infantisida. Jadi jurnal ini merupakan ide yang mutakhir atau merupakan
jawaban dari masalah yang baru terjadi dalam masyarakat.

3.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Kohesi adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara sematik. Hubungan kohesif
yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, dengan begitu
dalam jurnal ini merupakan jurnal yang memiliki hubungan dan kesatuan antar setiap unsur.
Hal itu dapat dibuktikan dari isi jurnal yang dari awal membahas masalah yang sama mulai
dari pendahuluan, metode sampai hasil penelitian merupakan suatu kesatuan yang
berhubungan baik dari kalimat maupun materi yang sedang dibahas.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Koherensi adalah pengaturan secara gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian
logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya. Pada penelitian ini, ha-hal yang
dibahas didasarkan pada kenyataan yang terjadi di lapangan sehingga dapat disebut dengan
fakta. Fakta dan ide yang muncul merupakan suatu kesatuan yang sangat berhubungan. Mulai
dari asal-usul mitokondria, struktur mitokondria sampai genom mitokondria adalah suatu
kesatuan yang selalu berhubungan

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida

. Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata
yang serasi, dengan begitu dalam jurnal ini merupakan jurnal yang memiliki hubungan dan
kesatuan antar setiap unsur. Mulai dari abstrak sampai pada metode dan kesimpulan
merupakan sesuatu yang memiliki hubungan koherensi yang selalu berhubungan.
BAB III

KELEMAHAN HASIL PENELITIAN

3.1 Kegayutan Antar Elemen

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
beberapa teori yang memang dapat dibuktikan. Jurnal ini tidak memiliki kelemahan dalam
kegayutan antar elemennya karena hal yang diteliti memang merupakan masalah yang
memiliki dasar ilmiah yang jelas dan tidak dapat diganggu gugat.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
teori yang dapat dibuktikan. Teori ini dapat dibuktikan dan terbuktilah bahwa jurnal ini
merupakan kenyataan yang benar-benar terjadi. Jadi jurnal ini tidak memiliki kelemahan
dalam kegayutan antar elemennya,

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi Pada Kasus Infantisida

Dari jurnal yang saya bahas memiliki dasar elemen yang benar adanya dan memiliki
teori yang dapat dibuktikan. Teori ini adalah teori yang dapat dibuktikan sehingga tidak
memiliki kelemahan dalam kegayutan antar elemennya.

3.2 Originalitas temuan

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Temuan-temuan dalam penelitian diatas dapat kita lihat sendiri dimana sumber ide
adalah benar dari ide penulis jurnal. Ide penulis dalam mentranfeksi DNA ke dalam
mitokondria sel beta pankreas tikus dan sel primer myoblast manusia dalam langkah menuju
rekayasa DNA mitokondria dan terapi gen adalah asli ide penulis dan merupakan yang
pertama kali dalam penelitian. Jurnal ini tidak memiliki kelemahan dalam originalitas
temuannya karena memang merupakan penelitian yang baru dilakukan.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Temuan-temuan dalam penelitian diatas dapat kita lihat sendiri dimana sumber ide
adalah benar dari ide penulis jurnal. Jurnal ini merupakan jurnal struktur mitokondria besarta
asal-usulnya dan merupakan penemuan yang asli dari peneliti. Jadi kelemahan dari jurnal ini
dalam originalitasnya adalah bahwa jurnal ini membahas hal-hal yang sudah ada sebelumnya
jadi isi dari jurnal merupakan temua dari peneliti sebelumnya yang sudah ada dan
dipublikasikan.

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida

Temuan-temuan dalam penelitian diatas dapat kita lihat sendiri dimana sumber ide
adalah benar dari ide penulis jurnal. Jadi ide ini merupakan ide asli atau original ide dari
penulis. Tidak ada kelemahan dalam originalitas penelitian ini

3.3 Kemutakhiran Masalah

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Seperti yang dimaksud dengan kemutakhiran masalah adalah bahwa masalah-masalah


yang diangkat oleh peneliti merupakan masalah terbaru yang tengah berlangsung dalam
masyarakat. Ide ini merupakan ide yang mutahir karena merupakan jawaban atas permasalaan
rekayasa DNA mitokondria yang dapat berguna bagi kehidupan manusia. Jadi tidak ada
kelemahan dalam kemutakhiran masalah dalam jurnal ini.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Jurnal ini merupakan hasil dari penelitian sebelumnya yaitu bahwa struktur dan asal-
usul mitokondria sudah ada sejak dulu. Jadi kemutakhiran masalah dalam jurnal ini memiliki
kelemahan yaitu bahwa masalah yang dibahas bukanlah masalah yang sedang berlaku dalam
masyarakat melainkan hasil penelitian dari peneliti yang sudah ada sebelumnya.

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida

Penelitian ini dibuat karena adanya permasalahan kesulitan mengidentifikasi bayi


pada kasus infantisida. Jadi jurnal ini merupakan ide yang mutakhir atau merupakan jawaban
dari masalah yang baru terjadi dalam masyarakat. Tidak ada kelemahan dalam kemutakhiran
masalah karena masalah yang dibahas merupakan hasil dari solusi dari masalah yang berlaku
dalam masyarakat.

3.4 Kohesi dan Koherensi Isi Penelitian

Jurnal 1 : Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan Sel Primer
Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen

Kohesi adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara sematik. Hubungan kohesif
yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, dengan begitu
dalam jurnal ini merupakan jurnal yang memiliki hubungan dan kesatuan antar setiap unsur.
Hal itu dapat dibuktikan dari isi jurnal yang dari awal membahas masalah yang sama mulai
dari pendahuluan, metode sampai hasil penelitian merupakan suatu kesatuan yang
berhubungan baik dari kalimat maupun materi yang sedang dibahas. Jadi jurnal ini tidak
memiliki kelemahan dalam koheresi dan koherensi isi penelitiannya.

Jurnal 2 : Genom Mitokondria

Pada penelitian ini, ha-hal yang dibahas didasarkan pada kenyataan yang terjadi di
lapangan sehingga dapat disebut dengan fakta. Fakta dan ide yang muncul merupakan suatu
kesatuan yang sangat berhubungan. Mulai dari asal-usul mitokondria, struktur mitokondria
sampai genom mitokondria adalah suatu kesatuan yang selalu berhubungan. Jadi jurnal ini
tidak memiliki kelemahan dalam kohesi dan koherensi isinya.

Jurnal 3 : Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida

. Mulai dari abstrak sampai pada metode dan kesimpulan merupakan sesuatu yang
memiliki hubungan koherensi yang selalu berhubungan. Jurnal ini merupakan suatu kesatuan
dari awal sampai akhir sehingga tidak memiliki kelemahan dalam kohesi dan koherensi
jurnal.
BAB V

IMPLIKASI TERHADAP

5.1 Teori

Pada bagian ini, jurnalis menyajikan berbagai gambar secara lengkap mengenai implikasi
teoritikal dari penelitian tersebut. Tujuannya untuk meyakinkan para penguji terhadap
kontribusi ilmu pengetahuan maupun teori yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah
penelitian tersebut. Bahwa mitokondria adalah organel yang berperan penting sebagai pabrik
energi yang menghasilkan energi bagi sel dalam bentuk ATP.Mitokondria memiliki struktur
yang kecil dan tersusun atas empat bagian.Komposisi utama dari mitokondria sendiri adalah
protein. Di dalam mitokondria untuk membentuk energi, terjadi proses yang disebut respirasi
seluler. Respirasi seluler ini terbagi menjadi empat yaitu glikolisis, fermentasi, dekarboksilasi
oksidasi piruvat dan siklus krebs atau dikenal pula sebagai siklus asam sitrat.

5.2 Program Pembangunan di Indonesia

Indonesia kini berusaha untuk semakin mengembangkan kemajuan teknologinya.


Terutama dalam bidang biologi sel. Semakin berkembangannya alat-alat penelitian canggil
mendorong semakin berkembang pula penemuan ilmiah terutama mengenai sel. Jika kajian
pada jurnal tersebut diterapkan di Indonesia , maka ilmu pengetahuan sel di Indonesia akan
semakin berkembang dan dapat pula dijadikan solusi dari masalah-maslaah yang tengah
terjadi yang melibatkan ilmu biologi sel itu sendiri.

5.3 Pembahasan dan Analisis

Lewat pembahasan yang dilakukan ,maka para pembaca jurnal akan lebih mempercayai
kebenaran mengenai organel mitokondria serta manfaat yang didapat. Dengan menganalisis
jurnal lebih lanjut akan memberikan solusi-solusi dari masalah biologi yang tengah terjadi
yang melibatkan ilmu biologi sel. Analisis yang baik pada jurnal penelitian ini
memungkinkan kita menjadi manusia yang lebih kritis dalam masalah ilmiah dan memahami
masalah yang ada serta memungkinkan ikut dalam pemecahan masalah biologi berbasis ilmu
biologi sel.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang saya dapat setelah mengkritisi jurnal ini adalah jurnal ini termasuk baik
karena menggunakan bebrapa metode dalam melakukan penelitian terhadap mitokondria
melibatkan alat canggih sehingga memperoleh hasil penelitian yang cukup akurat. Lewat
penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa banyak manfaat dari mitondria yang merupakan
jawbana dari permasalahan yang muncul dalam masyarakat.

6.2 Saran

Saran terhadap jurnal yang dikritik adalah, kesatuan antar kalimat masih perlu diperbaiki
untuk menghindari masalah dimana isi penelitian sulit dimengerti oleh pembaca. Dan juga
untuk lebih mendapatkan pembahasan mengenai zat yang digunakan dalam ruang
radiodiagnostik maka dibutuhkan sember – sumber yang lebih banyak seperti buku,artikel
ataupun dari jurnal yang berkaitan sehingga hasil dari penelitian yang dilakukan lebih akurat
berdasarkan oleh sumber terpercaya. Sehingga hasil penelitian dapat lebih akurat, terpercaya,
dan mudah dimengerti oeh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Taufik. Dna Mitokondria (Mtdna) Sebagai Salah Satu Pemeriksaan Alternatif untuk
Identifikasi Bayi pada Kasus Infantisida . Padang : Universitas Andalas

Lyrawati, Diana. 2004. Transfeksi Dna ke dalam Mitokondria Sel Beta Pankreas Tikus dan
Sel Primer Myoblast Manusia: Langkah Menuju Rekayasa Dna Mitokondria Dan Terapi Gen
. Volume 20 No 3. Malang : Laboratorium Farmasi Fakultas Kedokteran UB.

Wandia, Nengah. 2001. Genom Mitokondria . Jurnal Venteriter. Bali : Universitas Udayana

Anda mungkin juga menyukai