id
BAB 2
LANDASAN TEORI
Kebutuhan air adalah banyaknya jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan
rumah tangga, industri, dan lain-lain. Prioritas kebutuhan air meliputi kebutuhan
air domestik, industri, pelayanan umum (Moegijantoro, 1996).
Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan secara wajar untuk
keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air menentukan besaran sistem dan ditetapkan
berdasarkan pemakaian air. (PERPAMSI, 1994).
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non
domestik. Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga yaitu untuk keperluan minum, memasak, mandi, mencuci
pakaian serta keperluan lainnya, sedangkan kebutuhan air non domestik
digunakan untuk kegiatan komersil seperti industri, perkantoran, maupun kegiatan
sosial seperti sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dan niaga. Unit konsumsi air
rata-rata untuk sarana dan prasarana non domestik di Kabupaten Sukoharjo dalam
evaluasi disesuaikan dengan standart DPU Ditjen Cipta Karya, 1996 pada Tabel
2.2 dan juga sarana dan prasarana domestik terdapat pada Tabel 2.3 sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
7 Jumlah jiwa/SR 5 5 6 6 10
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
11 Volume reservoir (%)
20 20 20 20 20
Maximum day demand
50:50 50:50
12 SR : HU 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20
Sistem distribusi air bersih adalah sistem yang langsung berhubungan dengan
konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem
perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan (bila diperlukan), dan reservoir distribusi. (Enri Damanhuri, 1989)
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini
adalah fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk
menentukan banyak air yang digunakan, dan keran kebakaran.
Dua hal penting yang harus diperhatikan pada sistem distribusi adalah tersedianya
jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi (kontinuitas pelayanan), serta
menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi pengolahan.
Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada
para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang
didambakan oleh para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu.
Suplai air melalui pipa induk mempunyai dua macam sistem, yaitu:
1. Continuous System
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus
selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Sedang kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila
terjadi sedikit kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar
jumlahnya.
2. Intermitten System
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore
hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan
perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air
untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai
dalam beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat
dihindari dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang
diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya
saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian
rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena
reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat diopersikan pada kapasitas
debit rata-rata. Berikut Gambar 2.1 adalah Gambar Sistem Pengaliran Distribusi
Air Bersih.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sistem jaringan pipa distribusi air
bersih:
1. Peta distribusi beban, berupa peta tata guna lahan, kepadatan dan batas
wilayah. Juga pertimbangan dari kebutuhan/beban (area pelayanan).
2. Daerah pelayanan sektoral dan besar beban. Juga titik sentral pelayanan
(junctions points).
3. Kerangka induk, baik pipa induk primer maupun pipa induk sekunder.
4. Untuk sistem induk, ditentukan distribusi alirannya berdasarkan debit puncak.
5. Pendimensian (dimensioneering). Dengan besar debit diketahui, dan kecepatan
aliran yang diijinkan, dapat ditentukan diameter pipa yang diperlukan.
6. Kontrol tekanan aliran distribusi, menggunakan prinsip kesetimbangan energi.
Kontrol atau Analisis tekanan ini dapat dilakukan dengan beberapa metode,
disesuaikan dengan rangka distribusi.
7. Detail sistem pelayanan (sistem mikro dari distribusi) dan perlengkapn
distribusi (gambar alat bantu).
8. Gambar seluruh sistem, berupa tata guna lahan, peta pembagian distribusi,
peta kerangka, peta sistem induk lengkap, gambar detail sistem mikro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
(2.1)
dengan:
Banyaknya KK pelanggan = banyaknya jumlah pelanggan yang terhubung
node yang pertama ke node kedua
1 hari = 24 x 60 x 60 = 86.400 det
Masalah kehilangan air (Unaccounted For Water) masih merupakan salah satu
masalah yang sangat besar bagi pengelola air minum di Indonesia. Tingkat
kebocoran jaringan pipa sulit diukur secara teliti. PDAM pada umumnya
menggunakan selisih antara produksi dan penjualan untuk melukiskan efektifitas
pelayanan air minum dan efisiensi dalam upaya penurunan kehilangan air.
2. Jenis meter air tidak cocok, tingkat akurasinya rendah, atau kalibrasi,
pemeliharaan dan pergantian meter air tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
3. Pembaca meter main taksir, atau pelanggan tidak membayar rekening tepat
waktu.
4. Sambungan liar atau penggunaan air tanpa meter air.
1. Kebocoran pada sambungan pipa, hidran dan valve karena penyambungan dan
pemeliharaan yang sembarangan.
2. Pipa atau tangki air bocor karena terbuat dari bahan yang tidak bermutu, pipa
dan peralatan yang tua atau karena tekanan yang berlebihan.
3. Penggunaan air pada penggelontoran pipa dengan prosedur yang tidak normal.
4. Kebocoran karena tekanan yang terlalu tinggi pada jaringan perpipaan dan
tekanan yang muncul secara tak wajar.
Air yang bocor dari sistem penyediaan air, kesalahan meteran air, sambungan-
sambungan yang tidak sah dan hilangnya air yang tidak diketahui penyebabnya
digolongkan sebagai kehilangan dan pemborosan (loss and waste). (Linsley, Ray
K & Franzini, B. Joseph, 1985).
Persamaan energi untuk fluida ideal adalah konstan di sepanjang aliran, sehingga
garis tenaga selalu mendatar. Untuk fluida real, garis tenaga akan berubah
menurun karena adanya gesekan antara partikel fluida, antara fluida dengan
dinding pipa dan kehilangan energi mikro akibat turbulensi di belokan atau
sambungan-sambungan pipa dan penambahan energi dari luar, misalnya dengan
pompa.
Zat cair riil yang mengalir melalui suatu bidang batas (pipa, saluran terbuka atau
bidang datar) akan terjadi tegangan geser dan gradien kecepatan pada seluruh
medan aliran karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut akan
menyebabkan terjadinya kehilangan tenaga selama pengaliran. Oleh sebab itu
persamaan energi fluida real dapat ditulis sebagai berikut (Triatmodjo, 1993,
Giles, 1984:73)
(2.3)
Bila persamaan di atas diterapkan pada aliran fluida yang tidak ada tambahan
energi dari luar, maka kehilangan energi utama hanya diakibatkan oleh gesekan di
sepanjang pipa, dan persamaannya menjadi:
(2.4)
Pada aliran turbulen dan mantap melalui pipa berdiameter D, dengan sudut
gesekan. Gaya yang bekerja pada aliran seperti itu adalah gaya tekan, berat zat
cair dan gaya geser (Triatmodjo, 1993)
Kehilangan energi pada Gambar 2.2 disebabkan oleh kehilangan energi utama hf
akibat gesekan aliran di sepanjang pipa, dan kehilangan energi sekunder he yang
terdiri dari perubahan penampang pipa, ujung pipa yang berawal dan berakhir di
kolam dan belokan-belokan pipa. Oleh sebab itu kehilangan energi total ditulis:
HL = hf + he (2.5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Kehilangan energi yang diakibatkan oleh gesekan antara zat cair dan dinding
dalam pipa selama pengaliran biasa disebut dengan istilah Mayor Loss. Rumus
Hazen-Williams, Darcy-Weisbach merupakan rumus yang biasa digunakan untuk
menghitung kehilangan energi akibat gesekan, adapun bentuk persamaannya
adalah sebagai berikut:
(2.6)
.......(2.7)
(2.8)
Nilai Re digunakan untuk menentukan jenis aliran dengan batasan sebagai berikut:
Re < 2000 aliran laminer,
Re > 4000 aliran turbulen,
2000 < Re < 4000 aliran transisi.
Pada aliran laminer dimana nilai Re < 2000, koefisien gesek dihitung dengan
persamaan Blasius sebagai berikut (Giles 1984:102, Triatmodjo 1993)
..............................................................................................................(2.10)
Sedangkan untuk aliran turbulen pada pipa-pipa halus dimana 4000 < Re < 105,
koefisien gesekannya adalah:
...........................................................................................................(2.11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
.............................................................................(2.12)
Selain menggunakan persamaan di atas, faktor gesekan dapat dicari dengan grafik
Moody apabila nilai Reynolds dan /D diketahui (lihat lampiran).
diabaikan jika panjang pipa lebih besar daripada 1000 x diameter atau
(Hwang, N. E., Houghtalen, R. J., 1996).
. ..(2.13)
Sambungan proyeksi
Sambungan dibulatkan
3 Pembesaran tiba-tiba
Debit aliran air pada pengaliran dalam pipa dianggap konstan karena air dianggap
fluida yang tidak termampatkan. Oleh sebab itu berlaku persamaan kontinuitas:
Q = konstan.
. (2.14)
Pada fluida riil, kecepatan aliran dalam suatu penampang adalah tidak sama
karena adanya gesekan dengan dinding pipa (lihat Gambar 2.3). Oleh sebab itu
anggapan penggunaan kecepatan rata-rata ini akan menyebabkan kesalahan dalam
menghitung tinggi energi. Oleh sebab itu, untuk mengoreksi kesalahan ini perlu
diberikan suatu koefisien koreksi energi yang biasa disimbolkan dengan ,
2.7. Aplikasi Epanet 2.0 dalam Analisis Jaringan Distribusi Air Bersih
2.7.1. Umum
Epanet 2.0 adalah program komputer yang berbasis windows yang merupakan
program simulasi dari perkembangan waktu dari profil hidrolis dan perlakuan
kualitas air bersih dalam suatu jaringan pipa distribusi, yang di dalamnya terdiri
dari titik/node/junction pipa, pompa, valve (asesoris) dan reservoir baik ground
reservoar maupun reservoir menara. Output yang dihasilkan dari program Epanet
2.0 ini antara lain debit yang mengalir dalam pipa, tekanan air dari masing masing
titik/node/junction yang dapat dipakai sebagai analisis dalam menentukan operasi
instalasi, pompa dan reservoir serta besarnya konsentrasi unsur kimia yang
terkandung dalam air bersih yang didistribusikan dan dapat digunakan sebagai
simulasi penentuan lokasi sumber sebagai arah pengembangan.
Epanet 2.0 didesain sebagai alat untuk mengetahui perkembangan dan pergerakan
air serta degradasi unsur kimia yang terkandung dalam air di pipa distribusi air
bersih, yang dapat digunakan untuk analisis berbagai macam sistem distribusi,
detail desain, model kalibrasi hidrolis. Analisis sisa khlor dan beberapa unsur
lainnya.
2.7.2. Kegunaan Epanet 2.0 dalam Analisis Jaringan Distribusi Air Bersih
Data data yang dibutuhkan dalam Epanet 2.0 sangat penting sekali dalam proses
analisis, evaluasi dan simulasi jaringan air bersih berbasis epanet.
Input data yang dibutuhkan adalah:
1. Peta jaringan
2. Node/junction/titik dari komponen distribusi
3. Elevasi
4. Panjang pipa distribusi
5. Diameter dalam pipa
6. Jenis pipa yang digunakan
7. Umur pipa
8. Jenis sumber (mata air, sumur bor, IPAM, dan lain lain)
9. Spesifikasi pompa (bila menggunakan pompa)
10. Bentuk dan ukuran reservoir
11. Beban masing-masing node (besarnya tapping)
12. Faktor fluktuasi pemakaian air
13. Konsentrasi khlor di sumber
Output yang dihasilkan diantaranya adalah :
1. Hidrolik head masing - masing titik.
2. Tekanan dan kualitas air (Epanet 2.0 Users Manual).
Wilayah peta yang digunakan adalah peta daerah distribusi air bersih PDAM
Kecamatan Baki yang dilengkapi dengan elevasi tanah, rumah pelanggan dan
diameter pipa. Pada pembuatan pipa jaringan PDAM, analisis berdasarkan elevasi
tanahnya dengan memberikan node (titik) pemasangan pipa untuk mempermudah
perancangan simulasi pipa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Data isian reservoir pada program Epanet 2.0 diambil dari ketinggian tanahnya.
Hal ini dimaksudkan agar pengambilan air dapat ditentukan dengan pompa atau
gravitasi. Untuk data isian jumlah air yang akan disalurkan ke daerah Kecamatan
Baki berkisar 130 lt/hr/org.
Data elevasi tanah pada program Epanet 2.0 meliputi analisis peta wilayah
Kecamatan Baki yang di dalamnya terdapat keterangan elevasi tanah. Kemudian
dimasukkan ke dalam program Epanet 2.0 dengan memberikan node satu per satu
seseuai yang dibuat di dalam peta tersebut. Node adalah penghubung jaringan pipa
yang digambarkan berupa titik. Adapun data elevasi tanah di wilayah Kecamatan
Baki dapat ditunjukkan pada Tabel 2.7 berikut:
Data panjang pipa dan diameter pipa ditunjukkan pada Tabel 2.8 berikut:
Data pattern merupakan penyunting pola pemakaian air dari suatu node pada
periode waktu tertentu (data masukan simulasi pola max. 55 jam), bentuk
pemasukan data pattern untuk wilayah jaringan distribusi PDAM di Kecamatan
Baki meliputi pemakaian dalam kurun waktu 24 jam. Data pattern dalam analisis
ini menggunakan Koefisien Fluktuasi Kebutuhan Air menurut GUPTA. Adapun
data pattern, dapat ditunjukkan pada Tabel 2.9 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Untuk menjalankan program ini dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Memulai program Epanet 2.0
Untuk menjalankan Epanet 2.0 dilakukan dengan cara berikut:
a. Klik Start All Programs Epanet 2.0 dan klik Epanet 2.0
b. Klik ganda pada desktop
b. Memasukkan Data
Data yang akan dimasukkan adalah data sebagai berikut:
- Panjang pipa
- Diameter pipa
- Kekasaran pipa
- Initial Status