Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMASI


“ IDENTIFIKASI ANION ”

Zakya Nursyahida
260110190064
Kelas B 2019
Senin, 07.00- 10.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
I. Tujuan
1.1. Mengidentifikasi anion dalam larutan dengan metode kualitatif.

II. Prinsip
2.1 Anion
Ion atau atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik negative (Svehla,
1985).
2.2 Pengendapan
Endapan adalah zat yang memisahkan diri dari fase padat dalam suatu larutan
dan dapat dikeluarkan dengan penyaringan atau pemusingan. Endapan
terbentuk akibat larutan menjadi jenuh dengan zat yang bersangkutan (Svehla,
1985).
2.3 Uji kelarutan
Uji kelarutan adalah uji agar kita dapat mengetahui keberadaan dari suatu zat
yang terdapat dalam sampel. Uji ini dapat digunakan dalam mengetahui
kepolaran atau tidaknya dari suatu sampel (Chang, 2005).

III. Reaksi
 Identifikasi ion asetat
CH3COO + KHSO4 → CH3COOH + KSO4-
(Svehla, 1985)

 Identifikasi ion Borat


H3BO3 + 3CH3OH → B(OCH3)3 + 3H2O
(Svehla, 1985)

 Identifikasi ion karbonat


Ba2+ + CO32- → BaCO3 (Svehla, 1985)
 Identifikasi ion sulfat
SO42− + Ba2+ → BaSO4↓ (Svehla, 1985)
 Identifikasi ion sulfit
SO32− + 2H+ → SO2↑ + H2O (Svehla, 1985)

 Identifikasi ion sulfida


- S2- + Pb(NO3) → PbS + 2NO3-
- S2- + 2H+ → H2S↑ (Svehla, 1985)

 Identifikasi ion tiosulfat


- S2O32− + 2H+ → S↓ + SO2↑ + H2O
-
2S2O32− + Fe3+ → [Fe(S2O3)2]− (Svehla, 1985)

 Identifikasi ion tiosianat


- SCN− + Ag+ → AgSCN↓
- 3SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)3 (Svehla, 1985)

 Identifikasi ion kromat


- CrO43- + 2Ag2+ → Ag2(CrO4)3↓
- AgCrO4↓ + 2Cl- → 2AgCl↓ +CrO42- (Svehla, 1985)
 Identifikasi halogen ( Cl-, Br-, I-)
- Cl− + Ag+ → AgCl↓
- AgCl↓+ 2NH3 → [Ag(NH3)2] + Cl-
- Cl- + H2SO4 → HCl↑ + HSO4-

- I− + Ag+ → AgI ↓
- AgI↓+ 2NH3 → [Ag(NH3)2] + I
- 2I- + 2H2SO4 → I2↑ + SO42- + 3H2O

- Br-+ Ag+ → AgBr↓


- AgBr↓+ 2NH3 → [Ag(NH3)2] +Br-
- Br- + H2SO4 → HBr↑ + HSO4- (Svehla, 1985)
-
 Identifikasi ion nitrit
- NO2− + CH3COOH → HNO2 + CH3COO−
3HNO2 → H2O + HNO3 + 2NO↑
Fe2+ + SO42− + NO↑ → [Fe.NO]SO4 (Svehla, 1985)

 Identifikasi ion oksalat


- (COOH)2 → H2O + CO↑ + CO2↑
(COO)22− + MnO2 + 4H+ → Mn2+ + 2CO2↑ + 2H2O
(COO)22− + Ca2+ → (COO)2Ca↓ (Svehla, 1985)

 Identifikasi permanganat
- 2MnO4 + 5H2O + 6H+ → 5O2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
- 2KMnO4 + H2SO4 → MnO4 + 2K+ + SO42- + H2O
(Svehla, 1985)

IV. Teori Dasar

Analisis kualitatif merupakan cara untuk mengidentifikasi keberadaan dari


suatu senyawa dalam sampel. Sampel dapat berupa larutan, serbuk, ataupun
kristal. Analisis yang dipakai kali ini adalah analisis pada anion. Berbeda dengan
analisis kualitatif pada kation yang terstruktur dan mengikuti prosedur yang ada,
analisis anion lebih sering menggunakan uji spesifik (Svehla, 1985).
Analisis kualitatif bertujuan untuk mencari tahu suatu senyawa pada zat
organik atau non organik. Dalam analisis kualitatif membutuhkan sebuah larutan
uji yang menggunakan metode destrusi basah. Destrusi basah dapat dilakukan
apabila senyawa yang akan dianalisis merupakan logam – logam berat (Mona,
2018).
Ada beberapa metode yang dapat kita lakukan pada analisis kualitatif yaitu
dengan cara kering dan cara basah. Cara kering yaitu dengan melakukan proses
pemanasan. Sedangkan cara basah seperti pengendapan, penyaringan, dan
penguapan juga pemekatan endapan (Padmaningrum, 2010)
Uji reaksi kering dilakukan untuk menguji padatan tanpa melarutkan padatan
tersebut atau menambahkan pereaksi lainnya. Dengan menggunakan uji reaksi
kering, kita dapat langsung menguji suatu sampel tanpa melalui tahapan-tahapan
lainnya. Caranya yaitu dengan metode pemanasan. Pertama memasukkan sampel
ke dalam tabung uji kemudian memanaskan tabung uji tersebut diatas bunsen dan
amati perubahan yang terjadi seperti perubahan warna atau adanya endapan.
Dengan metode pemanasan ini, kita dapat melihat perubahan sifat yang terjadi
untuk digunakan dalam mengidentifikasi sampel tersebut. Selain itu, reaksi
kering dapat kita lakukan dengan metode pembakaran. Membakar kawat yang
sudah dicelupkan ke dalam sampel dan mengamati perubahan nyala api yang
terjadi. Sedangkan uji reaksi basah harus dilakukan dengan melarutkan padatan
sampel atau dengan memberi pereaksi lain yang menyebabkan larutan berubah
warna, mengendap, atau bebasnya gas karena keduanya bereaksi (Sulistryarti,
2017).
Pengendapan adalah ketika suatu padatan tidak dapat larut dan terpisah
dengan pelarutnya. Apabila suatu sampel diberi pereaksi yang tepat dan
menunjukkan hasil positif maka proses pengendapan dapat terjadi. Suatu
senyawa pasti memiliki reagennya sendiri-sendiri yang dapat membuktikan
adanya analit dalam senyawa (Rakhmawati., 2013).
Endapan terjadi apabila larutan berada pada titik jenuh dengan zat yang
bersangkutan sehingga endapan dapat diartikan ketika suatu zat yang sudah
memisahkan diri sebagai suatu fase padat yang keluar dari larutan. Endapan
dapat berupa kristal atau sering disebut dengan koloid. Mengeluarkan endapan
dari larutan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pemusingan. Pengertian
endapan memiliki persamaan dengan konsentrasi molar dari suatu larutan
jenuhnya. (Svehla, 1985).
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi reaksi pengendapan diantaranya
yaitu :
1. pH reaksi
2. Suhu
3. Waktu
Waktu dan kecepatan reaksi dapat dirumuskan dalam persamaan berikut :

r =dt/dc = k. Cn

Ket:
r = Kecepatan reaksi;
k = Konstanta kecepatan reaksi;
C = Konsentrasi;
n = Orde reaksi
(Anggraini, 2015)
Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya yaitu :

a. Suhu, apabila suhu mengalami kenaikan maka kelarutan endapan bertambah


besar, akan tetapi pada kalium sulfat terjadi sebaliknya

b. Tekanan

c. Konsentrasi bahan – bahan yang terdapat dalam larutan sampel

d. Komposisi pada pelarutnya

(Svehla, 1985)
Anion merupakan ion negatif yang terbentuk apabila suatu atom menerima
elektron serta memiliki kelebihan elektron dalam suatu proses kimia (Chang,
2005).

Dalam pengidentifikasin anion yang menggunakan metode analisis kualitatif


reaksi pengendapan, dan uji kelarutan, Anion dibagi menjadi 4 golongan
berdasarkan kelarutan garam pelarutnya, yaitu:

1. Golongan Sulfat : SO42-, SO32-, PO42-, CrO42-,BO2-, CO32-, C2O42-,dan


AsO43-. Ion-ion pada golongan ini akan mengendap dengan Ba2+ dalam suasana
basa.

2. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, dan S2 . Anion golongan ini akan mengendap
dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3)

3. Golongan Nitrat : NO3-, NO2-, CHO-. Semua ion pada golongan ini larut
(tidak membentuk endapan pada senyawa/reagen apapun) (Svehla, 1985).

V. Alat dan Bahan


5.1 Alat
No Alat Gambar Alat
1 Kawat Cu
Mortar

Lakmus

Pelat tetes

Pembakar spirtus
Penjepit Kayu

Pipet tetes

Rak tabung reaksi

Spatula
Tabung reaksi

5.2 Sampel
 AgNO3
 Borat
 CaC2O4
 Fe(SCN)3 / Hg(SCN)2
 Fe2C2O4
 K2CrO4
 KBr
 KI
 Na2PO4
 Na2S2O3
 Na2SO4
 NaCl
 NaNO3
 Natrium Bikarbonat
 Natrium Karbonat
 Pb- Asetat
 Sulfit ( SO32-)
VI. Data Pengamatan
6.1. Pengamatan Organoleptis

No Sampel Warna Bentuk


1 Borat Putih Serbuk
2 NH4SCN Putih Kristal
3 NaNO3 Kuning Kristal
4 FeS Cokelat Padatan
5 NaCl Putih Kristal
6 (NH4)2C2O4 Putih Kristal
7 NaH2CO3 Putih Serbuk/ Hablur
8 K2CrO4 Kuning Hablur
9 AgNO3 Putih Kristal
10 Na2CO3 Putih Serbuk
11 KI Putih Serbuk
12 Na2PO4 Putih Padatan
13 Na-tiosulfat Putih Kristal
14 Na2SO4 Putih Hablur
15 KBr Putih Keruh Serbuk

6.2 Pengamatan Sampel


No Sampel Prosedur Reaksi Hasil
Pengamatan
1 Asam Asetat - Masukkan ion asetat CH3COO + KHSO4 → Bau cuka
4-
(CH3OO-) - Tambahkan KHSO4 CH3COOH + KSO
padat
- Gerus
- Lalu cium bau yang
timbul
2 Borat ( BO32-) - Masukkan ion borat H3BO3 + 3CH3OH → Uji nyala
- Tambahkan 2 tetes B(OCH3)3 + 3H2O warna hijau
H2SO4 kekuningan
- Tambahkan CH3OH
- Bakar
3 Natrium a. Uji pertama CO32- + Ba2+ → BaCo3↓ Uji pertama :
bikarbonat - Siapkan 2 tabung reaksi. Ketika
(HCO3-) dan Tabung 1 : CO32- dipanaskan
karbonat Tabung 2 : HCO3- karbonat
(CO32-) - Tambahkan Ca(OH)2 sedikit larut,
atau Ba(OH)2 ke dalam bikarbonat
kedua tabung banyak larut
- Panaskan dan amati
Uji kedua :
b. Uji kedua Ketika
- Siapkan 2 tabung reaksi. dipanaskan,
Tabung 1 : CO32- katrbonat
Tabung 2 : HCO3- mengendap,
- Tambahkan H2SO4 4M 1 bikarbonat
mL ke dalam masing- larut
masing tabung
- Panaskan
- Alirkan gas yang
dihasilkan ke dalam
tabung
- Amati Ca(OH2)
4 SO42- dan CO32- -siapkan 2 tabung reaksi SO42− + Ba2+ → BaSO4↓ - Ditambah
Tab 1 : SO42- BaCl2,
Tab 2 : CO32- sama sama
-
- Tambahkan BaCl2 mengenda
-
- Tambahkan HNO3 encer p
- Ditambah
HNO3
SO42- : tidak
larut
CO32- : larut
5 SO32- dan SO42- - Tambahkan BaCL2 - Sulfit :
pada masing- masing ditambah
tabung BaCL2
- Tambahkan HNO3 larutan
encer menjadi
- Cek menggunakan hitam ,
lakmus ditambah
HNO3
larutan
menjadi
putih, dan
mengubah
lakmus
biru
menjadi
merah
- Sulfat :
ditambah
BaCL2
larutan
menjadi
hitam ,
ditambah
HNO3
larutan
menjadi
putih, dan
mengubah
lakmus
biru
menjadi
merah
6 S2- - Tambahkan larutan -S2- + Pb(NO3) → PbS + - terbentuk
(PbNO3) 2NO3- endapan
- Tambahkan asam kuat -S2- + 2H+ → H2S↑ hitam
- mengubah
lakmus briu
menjadi
merah
7 Tiosulfat - Tambahkan HCl 4M -S2O32− + 2H+ → S↓ + SO2↑ - larut
(S2O32- ) - Tambahkan FeCl3 + H2O - mengubah
lakmus biru
2−
-2S2O3 + Fe → 3+
menjadi
[Fe(S2O3)2]−
merah
8 SCN- - Siapkan 2 tabung SCN- -SCN− + Ag+ → AgSCN↓ -Pada tabung
- Tambahkan HNO3 2M 1, terbentuk
dan AgNO3 pada -3SCN + Fe → Fe(SCN)3
- 3+
endapan putih
tabung 1 seperti dadih
- Tambahkan HNO3 2M -Pada tabung
dan FeCl3 pada tabung 2 terbentuk
2 larutan merah
darah

9 CrO42- a. Siapkan plat tetes , -CrO43- + 2Ag2+ → a. Ketika


isi 2 tetes kromat Ag2(CrO4)3↓ ditambah
dan 1 tetes AgNO3 -AgCrO4↓ + 2Cl → 2AgCl↓
-
Ag,
+CrO42-
1 = tambahkan 1 endapan
tetes HCL 4M merah
2= Tambahkan 1 kecoklatan
teteh HNO3 - Ditambah
3 = Tambahkan 1-2 HCl endapan
tetes NH4OH 4M kuning
b. Siapkan plat tetes , 2 - Ditambah
tetes kromat, 1 tetes Ag, endapan
Pb asetat coklat
- 2 = tambahkan 1 tetes - Ditambah
HNO3 2M NH3 larutan
- 3= tambahkan 3 tetes kuning
NaOH 2M kehijauan
b. b. Ditambah
Pb endapan
kuning
-Ditambah
HNO3 larut
- Ditambah
NaOH,
Larutan
kuning
kehijauan

10 Identifikasi Cl- a. Dimasukkan ion klorida - Cl− + Ag+ → AgCl↓ Terbentuk


- lalu ditambahkan HNO3 - AgCl↓+ 2NH3 → endapan putih
- tambahkan 2 tetes [Ag(NH3)2] + Cl-

larutan AgNO3, lalu


ditambah
- ammonia berlebih
- Cl- + H2SO4 → HCl↑ +
b. Dimasukkan ion klorida
HSO4-
lalu ditambahkan Terbentuk
larutan H2SO4 dan larutan
beberapa tetes larutan berwarna
KMnO4, kocok, lalu putih susu
tambahkan amilum.

c. Dimasukkan ion klorida


lalu ditambahkan H2SO4
encer, FeCl3, lalu Larutan putih
ditambah KMnO4 susu
11 Identifikasi Br- a. Dimasukkan ion - Br-+ Ag+ → AgBr↓ Endapan putih
klorida - AgBr↓+ 2NH3 → agak kuning
- lalu ditambahkan HNO3 [Ag(NH3)2] +Br-
- tambahkan 2 tetes
larutan AgNO3, lalu
ditambah
- ammonia berlebih
b. Dimasukkan ion klorida Endapan putih
- Br- + H2SO4 → HBr↑ +
lalu ditambahkan agak kuning
HSO4-
larutan H2SO4 dan
beberapa tetes larutan
KMnO4, kocok, lalu
tambahkan amilum.

c. Dimasukkan ion klorida


lalu ditambahkan H2SO4 Endapan
encer, FeCl3, lalu kuning pucat
- ditambah KMnO4
12 Identifikasi ion a. Dimasukkan ion - I− + Ag+ → AgI ↓ Terbentuk
I- klorida - 2I− + HNO3 + AgNO3 endapan putih
- lalu ditambahkan HNO3 → 2AgI ↓ susu
- tambahkan 2 tetes
larutan AgNO3, lalu
ditambah
- ammonia berlebih
- 2I- + 2H2SO4 → I2↑ +
b. Dimasukkan ion klorida SO42- + 3H2O
lalu ditambahkan Ketika
larutan H2SO4 dan ditambah
beberapa tetes larutan H2SO4
KMnO4, kocok, lalu menjadi
tambahkan amilum. larutan bening
c. Dimasukkan ion klorida Dittambah
lalu ditambahkan H2SO4 KMnO4
encer, FeCl3, lalu larutan
- ditambah KMnO4 berwarna
ungu pucat

DItambah
FeCl3 larutan
lembayung
tua
13 Identifikasi ion - Direaksikan dengan - NO2− + CH3COOH Terbentuk
NO2- dan asam sulfat (dalam → HNO2 + CH3COO− larutan encer
NO3- keadaan asam) 3HNO2 → H2O + HNO3 +
2NO↑
a) Tabung reaksi
Fe2+ + SO42− + NO↑ →
diisi NO3
[Fe.NO]SO4
- b) Ditambahkan
H2SO4 4M dan FeSO4
padat, kocok
14 Identifikasi ion - tambahkan 10 tetes - (COOH)2 → H2O + CO↑ Ketika
oksalat (C2O42- H2SO4 4M + CO2↑ ditambah
) - Tambah KMnO4 -(COO)22− + MnO2 + 4H+ → MnO4
- Tambah 2 tetes CaCl2 Mn2+ + 2CO2↑ + 2H2O terbentuk
-(COO)22− + Ca2+ → larutan ungu
(COO)2Ca↓ pucat
15 Identifikasi - Larutkan dalam air - 2MnO4 + 5H2O + 6H+ Tidak
MnO4- - Tambahkan 2 ttes → 5O2↑ + 2Mn2+ + dilakukan
H2SO4 pekat 8H2O pengujian
- Tambahkan 2 tetes - 2KMnO4 + H2SO4 → karena sampel
H2O2 MnO4 + 2K+ + SO42- + tidak tersedia
H2O

VII. Pembahasan
7.1. Identifikasi asam asetat
Kami melakukan uji asam asetat dengan cara memasukkan sampel ke
dalam porselen lalu digerus bersamaan denga KHSO4. Kemudian bau yang
timbul adalah bau cuka.
7.2. Identifikasi borat
Ion dicampurkan dengan H2SO4 dan CH3OH (uji nyala) dalam
sebuah cawan porselen yang kemudian dibakar akan menghasilkan nyala api
yang pinggirannya hijau. Hal ini disebabkan oleh pembentukan metil borat
B(OCH3) atau etil borat B(OC2H5)3, sesuai dengan reaksi dibawah ini:

H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3 + 3H2O (Svehla, 1985)

7.3. Identifikasi natrium karbonat


Dalam mengidentifikasi ion karbonat dengan menambahkan larutan
asam, perlu disediakan 2 tabung reaksi yang didalamnya telah terdapat sampel
ion karbonat. Kemudian langkah selanjutnya adalah menambahkan 1 ml asam
sulfat 4M. Hasil yang didapatkan adalah larutan larut semua. Uji coba kedua
dengan melakukan pemanasan. Pertama-tama perlu ditambahkannya air barit
pada tabung uji, kemudian tabung 1 dipanaskan dan aliran gasnya dialirkan ke
dalam tabung 2. Gas yang dialirkan ke dalam tabung mengandung air kapur
yang menghasilkan kekeruhan. Kekeruhan ini menunjukkan adanya ion
karbonat, kemudian kekeruhan ini perlahan-lahan akan menghilang
disebabkan terbentuknya hidrogen karbonat yang larut.
7.4. Identifikasi sulfat
Pada Identifikasi ion SO4, dimasukkan larutan H2SO4, warna larutan
bening, kemudian ditambahkan larutan BaCl2, maka akan terbentuk endapan
putih yaitu endapan Barium Sulfat, endapan ini terbentuk dari reaksi SO42-dan
Ba2+
SO42- + Ba2+ → BaSO4 ↓
Selanjutnya dilakukan uji menggunakan kertas lakmus berwarna biru. Hasil
yang didapatkan adalah larutan tersebut mengubah lakmus biru menjadi
merah.
7.5. Identifikasi tiosulfat
Uji tiosulfat dilakukan dengan menambahkan larutan HCl 4M kee
dalam tabung reaksi yang sudah diisi dengan sampel tiosulfat.
S2O32- + 2H+ → S ↓ + SO2 ↑ + H2O (Svehla, 1985)
Saat ion tiosulfat deraksikan dengan asam klorida akan menghasilkan larutan
keruh, hal ini terjadi karena terjadinya pemisahan belerang. Selain itu terdapat
asam sulfit yang jika larutan tersebut dipanaskan, maka belerang oksida
tersebut akan lepas dengan ditandai bau yang timbul.
Lalu ditambahkan FeCl3 ke dalam tabung reaksi
2S2O32- + Fe3+ → [Fe(S2O3)2] (Svehla, 1985)
Setelah ditambahkan dengan FeCl3, reaksi tersebut mengubah larutan menjadi
bersifat asam ditandai dengan uji lakmus. Lakmus biru berubah menjadi
lakmus merah.

7.6. Identifikasi kromat (CrO42-)


Percobaan pertama, ditambahkan 1 tetes larutan AgNO3 sehingga
warna berubah menjadi merah kecokelatan.
AgCrO4↓ + 2Cl- → 2AgCl + CrO42-
2AgCrO4↓ + 2H+ → 4Ag+ + Cr2O72- + H2O
Ag2CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2]+ + CrO42- (Svehla, 1985)
Kemudian ditambahkan 1 tetes HCl, 1 tetes HNO3 , 1 tetes NH4OH ke
masing-masing lubang pelat tetes. Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya
endapan putih,endapan merah kecokelatan, dan larutan kuning.

Lalu Percobaan kedua, ditambahkan 1 tetes timbal asetat sehingga warna


berubah menjadi kuning tua.
CrO42- + Pb2+→ PbCrO4 ↓
PbCrO4 ↓ + 2H+ → 2Pb2+ + Cr2O72- + H2O
PbCrO4 ↓ + 4OH- → [Pb(OH)4]2- + CrO42- (Svehla, 1985)
Kemudian ditambahkan 1 tetes HNO3 dan 3 tetes NaOH kemasing-masing
lubang pelat tetes. Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya endapan
kuning pucat ketika dita,bahkan Pb, Larut ketika ditambahkan HNO3, dan
Larutan berwana kuning kehijauan ketika ditambahkan NaOH. Menurut teori,
endapan larut dalam larutan natrium hidroksida disebabkan oleh pembentukan
ion tetrahidroksoplumbat(II) kompleks yang larut, yang menekan konsentrasi
ion Pb2+ sampai demikian, sehingga hasil kali kelarutan timbal kromat tak
lagi terlampaui dan akibatnya timbal kromat itu larut.

7.7. Identifikasi I-
Pengujian dilakukan dengan masukkan sampel yang diperkirakan memilik ion
iodida lalu tambahkan HNO3 encer dan 2 tetes AgNO3, maka larutan akan
menghasilkan endapan berwarna putih susu. AgNO3 digunakan karena ion
halogen termasuk golongan III anion dimana akan mengalami endapan perak
dan akan larut ketika ditambahkan amonia. Kemudian ditambahkan dengan
amonia berlebih, sesuai dengan persamaan reaksi berikut.

2I− + HNO3 + AgNO3 → 2AgI ↓


Pengujian selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lalu ditambahkan dengan H2SO4 encer sehingga akan timbul uap gas dan
beberapa KMnO4, kemudian kocok,dan larutan yang dihasilkan adalah
berwarna bening. Menurut literatur, larutan akan berubah warna

menjadi cokelat kekuningan dan ketika ditambahkan amilum arutan akan


berubah menjadi biru tua. Hasil yang didapat tidak sesuai dengan hasil
literatur dapat disebabkan kurang nya ketelitian kami dalam melaksanakan
prosedur.

7.8. Identifikasi Cl-


Identifikasi ion klorida dilakukan dengan menambah larutan perak nitrat dan
HNO3 encer. Setelah itu, ditambahkan larutan ammonia berlebih. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut.
Cl- + Ag+ → AgCl
AgCl + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-
[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ → AgCl + 2NH4+

Ion klorida termasuk ke dalam kation golongan III (Silver Group) yang akan
membentuk endapan apabila direaksikan dengan perak. Sehingga, ketika
sampel berisi ion klorida ini ditambahkan dengan larutan perak nitrat, hasil
yang terjadi adalah terbentuknya endapan putih perak klorida. AgCl memiliki
sifat tidak larut dalam air dan asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan
ammonia encer. Sehingga, ketika larutan tersebut ditambahkan ammonia
berlebih, endapan menjadi larut. Langkah selanjutnya untuk mengidentifikasi
ion klorida adalah dengan menambahkan KMnO4 pada suasana asam
(ditambah H2SO4). Pada saat ditambahkan asam sulfat, terjadi reaksi sebagai
berikut.
Cl- + H2SO4 → HCl + HSO4-

Pelepasan hydrogen klorida ditandai dengan baunya yang merangsang dan


dihasilkannya asap putih; pembentukan kabut putih ammonium klorida bila
sebatang kaca yang dibasahi ammonia dipegang dekat mulut tabung; dan
sifatnya yang memerahkan lakmus biru. Pada percobaan kami, terbentuk asap
putih. Selanjutnya, bila direaksikan dengan oksidator yang baik seperti
KMnO4, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

MNO4- + 4H2SO4 + 2Cl- → Mn2+ + Cl2 + 4SO42- + 4H2O

7.9. Identifikasi ion oksalat


Ditambahkan H2SO4 dan KMnO4. Apabila oksalat direaksikan
dengan asam sulfat pekat maka oksalat akan mengurai disertai dengan
pelepasan karbon monoksida dan karbon dioksida. Namun apabila oksalat
direaksikan dengan asam sulfat encer tidak akan terjadi perubahan yang dapat
dilihat.
(COO)22- → H2O + CO↑ + CO2↑
Apabila oksalat direaksikan dengan kalium permanganat, warna dari
kalium permanganat itu akan hilang bila dipanaskan dalam larutan asam
dengan suhu 60°-70°. Hilangnya warna larutan disebabkan oleh banyak
senyawa organik lainnya.

5(COO)22-+ 2MnO42- + 16H+ → 10CO2↑ + 2Mn2+ + 8H2O


VIII. Kesimpulan
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pengidentifikasian anion dalam larutan dapat dilakukan dengan
analisis kualitatif menggunakan metode pengendapan dan uji nyala.
Anion golongan I sampai III bereaksi dengan reagennya masing-masing
sedangkan anion golongan IV bereaksi dengan reagen khusus.
Daftar Pustaka

Chang, R. ( 2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Marwati, S. P. (2008). Karakteristik Sifat Fisika Kimia Limbah Cair Industri Electroplating.
Yogyakarta: Jurdik Kimia FMIPA UNY.

Padmaningrum, R. T. (2010). Dasar-Dasar Analisis Kimia. Yogyakarta: Jurdik Kimia UNY.

Rakhmawati., d. S. (2013). Pengendapan Magnesium Hidroksida pada Elektrolisis Larutan


Garam Industri. Jurnal Sains dan Semi Pomits, Vol 2(1): 1-4.

Sulistryarti, H. (2017). Kimia Analisa Dasar untuk Analisis Kualitatif. Malang: UB.

Svehla. (1985). Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro . Jakarta:
Penerbit PT Kalman Medika Pustaka .

Anda mungkin juga menyukai