Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses

profesionalisasi, yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan

karakteristik sesuai tuntutan secara global dan lokal. Untuk mewujudkannya

maka perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan

secara profesional sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya sehingga

masyarakat mengenal dan mengakui eksistensi profesi keperawatan

(www.livenhealth.com diakses April 2016).

Pelayanan keperawatan dimasa mendatang harus dapat memberikan

pelayanan secara komprehensif bio-psiko-sosio-spiritual. Hal ini didasarkan

pada trends perubahan saat ini dan persaingan yang semakin ketat. Oleh

karena itu, perawat diharapkan dapat mendefinisikan, mengimplementasikan,

dan mengukur perbedaan bahwa praktik keperawatan harus dapat sebagai

indikator terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

profesional dimasa depan (www.livenhealth.com diakses April 2016).

Sebagai perawat profesional, dalam tatanan pelayanan kesehatan harus

dapat menjawab masalah kesehatan yang dihadapi oleh klien melalui proses

keperawatan, salah satunya adalah memberikan asuhan keperawatan pada

klien tuberkulosis paru (TB Paru). Penyakit TB paru merupakan penyakit

menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis

1
dan merupakan penyakit infeksi kronis menular yang menjadi masalah

kesehatan dan perhatian dunia. Bakteri Mycobacterium tuberculosis

menyerang sebagian besar perempuan usia produktif (15-50). Penyebab

kematian perempuan akibat TB paru lebih banyak dari pada akibat kehamilan,

persalinan dan nifas (Depkes RI, 2010).

Menurut world health organization (WHO) pada tahun (2005), secara

global terdapat 8,9 juta kasus tuberkulosis paru dan kira-kira 1,6 juta atau 27

per 100 ribu orang meninggal karena penyakit tuberkulosis paru. Jika penyakit

tuberkulosis paru ini tidak diobati, setiap penderita tuberkulosis paru aktif

akan menularkan ke 10 orang per tahun. (Kemenkes RI, 2011).

TB Paru merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dengan angka

mortalitas dan morbiditas yang terus meningkat. Diperkirakan sepertiga

penduduk dunia telah terinfeksi oleh bakteri ini. Ada beberapa hal yang

menjadi penyebab semakin meningkatnya penyakit TB paru di dunia antara

lain karena kemiskinan, maningkatnya penduduk dunia, perlindungan

kesehatan yang tidak mencukupi, kurangnya biaya untuk berobat, serta adanya

epidemi HIV terutama di Afrika dan Asia (Amin, 2006). Asia Tenggara

menanggung bagian yang terberat dari beban TB paru global yakni sekitar

38% dari kasus TBC dunia (Depkes, 2005). Penyakit TB paru juga erat

kaitannya dengan sanitasi lingkungan rumah, perilaku, tingkat pedidikan dan

jumlah penghasilan keluarga. Sanitasi lingkungan rumah sangat

mempengaruhi keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis, dimana

bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat hidup selama 1–2 jam bahkan

2
sampai beberapa hari hingga berminggu-minggu tergantung ada tidaknya sinar

matahari, ventilasi, kelembaban, suhu, lantai dan kepadatan penghuni rumah

(Achmadi, 2008).

Indonesia adalah negara dengan prevalensi tuberkulosis paru ke-3 tertinggi

di dunia setelah China dan India. Insidensi kasus tuberkulosis paru BTA

positif sekitar 110/100.000 penduduk. Prevalensi Nasional terakhir

tuberkulosis paru diperkirakan 0,24% dari jumlah penduduk (Depkes RI,

2008)

Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2008 di wilayah Sulawesi

Tenggara terdapat 30.067 penderita tuberkulosis paru dengan cakupan

penanganan sebanyak 68,7%, dengan tingkat kesembuhan 28,24%. Pada tahun

2008 juga tercatat sebanyak 360 penderita tuberkulosis paru meninggal dunia.

Pada tahun 2009 angka diatas masih tinggi yaitu sebesar 69%.( Depkes

RI,2008).

Data yang diperoleh dari BLUD RSUD Kota Baubau pada tahun 2014

penderita Tuberkulosis Paru tercatat sebanyak 40 kasus. Dan pada tahun 2015

sebanyak 191 kasus, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 120 orang dan

perempuan sebanyak 71 orang. Dari 191 kasus tersebut sebanyak 22 orang

meninggal dunia. Penyakit TB juga termasuk 10 penyakit terbesar diruang

perawatan penyakit dalam BLUD RSUD Kota Baubau (Medical Record

BLUD RSUD Kota Baubau, 2015).

3
Dalam asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru, masalah yang

sering temukan adalah bersihan jalan napas tidak efektif, gangguan pertukaran

gas, hipertermia, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, serta masalah

risiko infeksi (Nurarif, A.H & Kusuma, H, 2015)

Penanggulangan Tuberkulosis merupakan program nasional yang harus

dilaksanakan di seluruh unit pelayanan kesehatan termasuk Rumah Sakit.

Strategi penanggulangan yang direkomendasikan oleh WHO (world health

organization) adalah Strategi DOTS (Directly Observed Treatment

Shortcourse). DOTS merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di

Rumah Sakit melalui pengobatan jangka pendek dengan pengawasan

langsung. Strategi DOTS telah dibuktikan dengan berbagai uji coba lapangan

dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Bank Dunia menyatakan

Strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling cost effective. Satu

studi cost benefit yang dilakukan oleh WHO di Indonesia menggambarkan

bahwa setiap satu dolar yang digunakan untuk membiayai program

penanggulangan TB, akan menghemat sebesar 55 dolar selama 20 tahun

(www.stoptb.worlpress.com, diakses April 2016).

Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas

diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan

penularan TB dan dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat.

Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya

pencegahan penularan TB (www.stoptb.worlpress.com, diakses April 2016).

4
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit TB paru di

atas, faktor perilaku juga berpengaruh pada kesembuhan dan bagaimana

mencegah untuk tidak terinfeksi dan tidak menyebarkan bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Dimulai dari perilaku hidup sehat dengan tidak

meludah sembarangan, menutup mulut menggunakan sapu tangan atau tissue

apabila batuk atau bersin sebagai upaya pencegahan dini penyakit TB paru

(www.stoptb.worlpress.com, diakses April 2016).

Oleh karena itu, penanganan dini pada klien serta ketekunan dan

kesabaran dalam berobat diharapkan agar klien dapat sembuh dan hidup

produktif sehingga meningkatkan pendapatan keluarga.

Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik dan mencoba menyusun

karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Tn. “L”

dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Tuberkulosis Paru di Ruang Perawatan

Penyakit Dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

1. Pernyataan Masalah

Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan

penyakit infeksi kronis menular yang menjadi masalah kesehatan dan

perhatian dunia dengan angka mortalitas dan morbiditas yang terus

meningkat. Dalam asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru,

masalah yang sering temukan adalah bersihan jalan napas tidak efektif,

5
gangguan pertukaran gas, hipertermia, perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan, serta masalah risiko infeksi. Oleh karena itu, penanganan dini

pada klien serta ketekunan dan kesabaran dalam berobat diharapkan agar

klien dapat sembuh dan hidup produktif sehingga meningkatkan

pendapatan keluarga.

2. Pertanyaan Masalah

Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien Tn. “L”

dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Tuberkulosis Paru di Ruang

Perawatan Penyakit Dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh pengalaman nyata dalam penerapan asuhan

keperawatan pada klien Tn. “L” dengan Gangguan Sistem Pernapasan:

Tuberkulosis Paru di Ruang Perawatan Penyakit Dalam BLUD RSUD

Kota Baubau Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien Tn. “L”

dengan gangguan sistem pernapasan: tuberkulosis paru diruang

perawatan penyakit dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016.

b. Dapat merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Tn. “L” dengan

gangguan pernapasan: tuberkulosis paru diruang perawatan penyakit

dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016

6
c. Dapat menentukan rencana tindakan keperawatan pada klien Tn. “L”

dengan gangguan pernapasan: tuberkulosis paru diruang perawatan

penyakit dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016

d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan pada klien Tn. “L” dengan

gangguan pernapasan: tuberkulosis paru diruang perawatan penyakit

dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016

e. Dapat mengevaluasi hasil asuhan keperawatan klien Tn. “L” dengan

gangguan pernapasan: tuberkulosis paru diruang perawatan penyakit

dalam BLUD RSUD Kota Baubau Tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan karya tulis ini :

1. Bagi pasien/keluarga

Menjadi bahan bacaan dan menambah wawasan tentang penyakit

tuberkulosis paru sehingga dapat mencegah kekambuhan.

2. Bagi pembaca

Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan khususnya asuhan

keperawatan pada klien dengan tuberkulosis paru

3. Bagi perawat

Sebagai bahan masukan bagi tenaga perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan khususnya klien dengan tuberkulosis paru

4. Bagi rumah sakit

7
Dapat menjadi acuan dan masukan tentang penanganan klien dengan

tuberkulosis paru serta menentukan kebijakan dalam perawatan

khususnya klien dengan tuberkulosis paru diruang perawatan penyakit

dalam BLUD RSUD Kota Baubau.

5. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan pengetahuan bagi

mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada klien dengan tuberkulosis

paru di Rumah Sakit.

6. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman khususnya

dalam penerapan asuhan keperawatan klien dengan tuberkulosis paru.

E. Metode Penulisan

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menggunakan metode

deskriptif yaitu mengumpulkan dan menganalisa data serta menarik

kesimpulan dengan cara mengamati bahan acuan yang diperoleh dari

kepustakaan sebagai dasar teori, sedangkan data diperoleh melalui

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan interaksi.

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, penulis menggunakan

metode sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

8
Studi kepustakaan digunakan sebagai dasar ilmiah yang berhubungan

dengan isi karya tulis ini. Adapun sumber dasar ilmiah tersebut dari buku-

buku, diktat, internet, dan sumber informasi lainnya yang bersifat ilmiah.

2. Wawancara

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dan melaksanakan tanya

jawab secara langsung kepada pasien dan keluarganya untuk mendapatkan

data subjektif yang dapat mendukung diagnosa keperawatan.

3. Observasi

Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data

tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

4. Pemeriksaan Fisik

Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada

pasien dengan tekhnik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

5. Studi Dokumentasi

Berupa format dan blangko-blangko catatan medis seperti hasil

laboratorium dengan ini mempelajari hasil-hasil pemeriksaan untuk

mendukung data-data lain.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

9
Adapun lokasi penelitian ini adalah di ruang perawatan penyakit dalam

BLUD RSUD Kota Baubau, mulai tanggal 23 sampai dengan 25 Mei 2016.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan karya tulis ini dibagi dalam lima bab, dengan sistematika

sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah,

batasan masalah, pernyataan masalah, pertanyaan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini akan diuraikan konsep-konsep atau teori yang

mendasari judul penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis akan

menguraikan dalam urutan sebagai berikut :

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

B. Konsep Dasar Medis, meliputi :

1. Pengertian tuberkulosis paru

2. Etiologi

3. Manifestasi klinis

4. Patofisiologi

5. Klasifikasi tuberkulosis paru

6. Stadium tuberkulosis paru

10
7. Komplikasi

8. Pemeriksaan Diagnositik

9. Penatalaksanaan

C. Konsep Proses Keperawatan, meliputi :

1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan

3. Perencanaan keperawatan

4. Tindakan keperawatan

5. Evaluasi keperawatan

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan, meliputi :

1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan

3. Perencanaan keperawatan

4. Pelaksanaan keperawatan

5. Evaluasi keperawatan

6. Penyimpangan KDM

Bab 3 : Tinjauan Kasus

Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil dan analisa kasus

berdasarkan pendekatan proses keperawatan.

Bab 4 : Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan dan pemecahan

masalah yang ditemukan dengan penerapan asuhan

keperawatan.

11
Bab 5 : Penutup

Terdiri atas kesimpulan dan saran.

12

Anda mungkin juga menyukai