Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO 3: Minda dan Egi

Minda, seorang remaja usia 16 tahun, dibawa ibunya ke praktik dokter keluarga karena
memperlihatkan perilaku yang aneh yang sering berulang sejak 5 bulan terakhir. Ibunya menceritakan
bahwa setiap kali mengalami serangan, Minda mengeluhkan rasa mual, berdebar-debar, dan kaku
pada lengan kirinya. Ia juga tampak tidak merespon lingkungan sekitarnya, dan melakukan gerakan –
gerakanyang tidak disadari seperti mulut mengecap-ngecap atau memainkan kancing baju. Keadaan
ini berlangsung selama lebih kurang 3 menit, lalu ia tersadar dan tampak kebingungan. Dari riwayat
penyakit dahulu, ibunya mengatakan Minda pernah mengalami kejang demam saat berusia 1 tahun,
dan dibawa berobat ke dokter anak, diberikan obat luminal sampai dinyatakan sembuh pada usia 5
tahun. Pada pemeriksaan fisik umum dan neurologis tidak ditemukan kelainan.

Dokter menginformasikan bahwa perilaku aneh yang diperlihatkan Minda adalah serangan kejang,
yang mungkin berhubungan dengan penyakitnya sewaktu usia 1 tahun. Namun Minda menolak
dikatakan kejang, karena ia pernah melihat ayahnya yang kejang ayan setelah stroke perdarahan otak.
Bahkan ia mencurigai bahwa ia diguna-gunai oleh orang yang tidak senang kepadanya.

Disamping itu ibunya juga mengeluh bahwa Minda susah diatur, dan suka berontak bila keinginan
tidak terpenuhi. Minda juga belum mandiri, makan masih disuapi, mempersiapkan peralatan sekolah
masih dibantu ibunya. Ibu khawatir dan takut jika anaknya mengalami gangguan jiwa seperti Egi
sepupunya yang harus minum obat haloperidol dari rumah sakit jiwa.Sebelum sakit Egi cenderung
memaksakan kehendak dan akan selalu menyalahkan orang lain saat dia menghadapi masalah. Bila
putus obat Egi tampak gelisah dan mondar mandir tidak mau tidur. Ia akan berhalusinasi, berwaham,
meyakini dirinya adalah artis ibu kota dan kadang kadang sampai mengamuk pada anggota
keluarganya.

Bagaimanakah anda menerangkan apa yang terjadi pada Minda dan Egi?

STEP 1 : TERMINOLOGI

1. Alloanamnesa/heteroanamnesis : adalah wawancara medis yeng dilakukan dokter ke orang-orang


sekitar pasien untuk memberikan informasi apa yang sebenarnya sedang terjadi pada pasien.
2. Kejang : Konvulsi (bahasa Inggris: convulsion) atau lebih umum dikenal dengan kejang adalah
suatu kondisi medis saat otot tubuh mengalami fluktuasi konstraksi dan peregangan dengan
sangat cepat sehingga menyebabkan gerakan yang tidak terkendali.

3. Obat haloperidol :   adalah obat dengan fungsi  untuk mengobati gangguan mental/mood
(misalnya skizofrenia, gangguan skizoafektif). Obat ini membantu Anda berpikir lebih
jernih, lebih tidak gugup, dan berpartisipasi setiap hari dalam hidup. Obat ini juga dapat
mencegah ide bunuh diri pada orang yang ingin melukai dirinya. Obat ini juga
mengurangi agresi dan keinginan untuk melukai orang lain. Obat ini dapat mengurangi
pikiran negatif dan halusinasi.
Haloperidol dapat juga digunakan untuk mengobati pergerakan tak terkontrol dan kata-kata/suara
semburan berkaitan dengan gangguan Tourette. Haloperidol juga dapat digunakan untuk masalah
perilaku berat pada anak hiperaktif saat terapi atau obat lain tidak bekerja.
Haloperidol adalah obat kejiwaan (tipe antipsikotik) yang bekerja dengan menjaga keseimbangan
substansi kimia otak tertentu (neurotransmiter).
4. Berhalusinasi : suatu kejadian tidak nyata pada pancra indra tanpa adanya stimulasi dari luar.
5. Berwaham : adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mengapa Nasti 13 tahun mengeluhkan kejang berulang sebanyak 3 kali sejak kemarin?

2. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada keluhan Nasti?

3. Mengapa Nasti selama kejang ia tidak sadar dan sadar antara kejang? Apa kemungkinan diagnosisnya?

4. Bagaimana akibat kejang sering berulang sejak umur 7 tahun dan tiap bulan selalu ada kejang?

5. Apa jenis obat yang diberikan ke pasien? Dan bagaimana akibat tidak teratur minum obat tersebut?

6. Bagaimana hubungan keluhan sekarang dengan keluhan terdahulu? (dulu usia 2 tahun beberapa kali kejang
bila demam, namun setelah usia 4 tahun tidak lagi)

7. Bagaimana hubungan keluhan ibu mengenai anaknya yang susah diatur, suka memberontak bila keinginan
tidak terpenuhi, anaknya belum mandiri, makan masih disuapi, mempersiapkan alat sekolah masih dibantu
ibu dengan keluhan anaknya? (interpretasi hasil dan penyebabnya)

8. Mengapa bisa terjadi gangguan jiwa pada Doni?

9. Apa indikasi minum obat haloperidol dan manfaatnya untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa?

10. Mengapa sebelum terjadi gangguan jiwa dia cenderung memaksakan kehendak dan akan selalu
menyalahkan orang lain saat dia menghadapi masalah?

11. Mengapa bila putus obat Doni tampak gelisah, mondar mandir tidak mau tidur, berhalusinasi, berwaham
meyakini dirinya artis ibukota, dan kadang kadang sampai mengamuk pada anggota keluarganya? Dan
bagaimana tanda gejala lainnya?

STEP 3 : BRAIN STORMING

1. Mengapa Nasti 13 tahun mengeluhkan kejang berulang sebanyak 3 kali sejak kemarin?
Kejang pada anak bermacam penyebabnya, di antaranya adalah demam, epilepsi, trauma pada otak,
pengobatan tertentu, kelainan metabolik, dsb. Bila kejang terjadi pada saat anak mengalami panas tinggi
maka disebut dengan kejang demam. Namun emngingat usia anak Anda yang berusia 13 tahun,
kemungkinan hal ini terjadi sangat kecil, karena kejang demam terjadi umumnya sekitar usia anak 6 bulan
sampai 5 tahun. Yang perlu diketahui adalah ketika anak Anda mengalami kejang, apakah kejang terjadi
hanya di beberapa bagian tubuh atau kah seluruh tubuh? Berapa lama kejang berlangsung? Setelah kejang
apakah anak Anda tersadar atau tidur? Apakah pernah mengalami kejang bila tidak demam?
Kemungkinan lain yang harus dipertimbangkan adalah gangguan listrik otak (epilepsi), gangguan
metabolik atau infeksi (jika disertai tanda-tanda infeksi seperti: demam, nyeri kepala, penuruna
kesadaran).

Bisa juga EPILEPSI karena kejang berulang 2 kali atau lebih tanpa penyebab. Sebelum kejang anak masih
beraktifitas seperti biasa, setelah kejang anak juga kembali beraktifitas seperti biasa. Kejang pada epilepsi
tidak harus kejang kelojotan dan mengeluarkan busa, serangan kejang dapat berupa kaku di seluruh tubuh,
kejang kaku/kelojotan sebagian lengan atau tungkai bawah, kedutan di sebelah mata dan sebagian wajah,
hilangnya kesadaran sesaaat (anak tampak bengong/seperti melamun), tangan atau kaki tiba-tiba tersentak
atau anak tiba-tiba jatuh seperti kehilangan tenaga. Gejala klinis kejang sangat tergantung dari area otak
yang menjadi fokus kejang.
Jika seorang anak mengalami kejang berulang 2 kali atau lebih pada episode yang berbeda dan tidak ada
penyebab lain (unprovoked seizure), maka anak tersebut sudah dikatakan epilepsi.

2. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin pada keluhan Nasti?


Faktor resiko terjadinya epilepsi sangat beragam, di antaranya adalah infeksi SSP, trauma kepala, tumor,
penyakit degeneratif, dan penyakit metabolik. Meskipun terdapat bermacam-macam faktor resiko tetapi sekitar
60 % kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyebab yang pasti. Berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa
insidensi epilepsi pada anak laki – laki lebih tinggi daripada anak perempuan.
Epilepsi paling sering terjadi pada anak dan orang lebih tua (di atas 65 tahun). Pada 65 % pasien, epilepsi
dimulai pada masa kanak-kanak. Puncak insidensi epilepsi terdapat pada kelompok usia 0-1 tahun, kemudian
menurun pada masa kanak-kanak, dan relatif stabil sampai usia 65 tahun. Menurut data yang ada, insidensi per
tahun epilepsi per 100000 populasi adalah 86 pada tahun pertama, 62 pada usia 1 – 5 tahun, 50 pada 5 – 9 tahun,
dan 39 pada 10 – 14 tahun.

3. Mengapa Nasti selama kejang ia tidak sadar dan sadar antara kejang? Apa kemungkinan
diagnosisnya?
! epilepsi

4. Bagaimana akibat kejang sering berulang sejak umur 7 tahun dan tiap bulan selalu ada kejang?
Epilepsi memang dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, terutama jika frekuensi kejang
sering. Gangguan akibat epilepsi dapat berubah perkembangan terlambat, gangguan emosional,
gangguan fungsi kognitif (kecerdasan), anak menjadi hiperaktif, dan sebagainya.

5. Apa jenis obat yang diberikan ke pasien? Dan bagaimana akibat tidak teratur minum obat
tersebut?
6. Bagaimana hubungan keluhan sekarang dengan keluhan terdahulu? (dulu usia 2 tahun beberapa
kali kejang bila demam, namun setelah usia 4 tahun tidak lagi)
7. Bagaimana hubungan keluhan ibu mengenai anaknya yang susah diatur, suka memberontak bila
keinginan tidak terpenuhi, anaknya belum mandiri, makan masih disuapi, mempersiapkan alat
sekolah masih dibantu ibu dengan keluhan anaknya? (interpretasi hasil dan penyebabnya)
8. Mengapa bisa terjadi gangguan jiwa pada Doni?
9. Apa indikasi minum obat haloperidol dan manfaatnya untuk pasien yang mengalami gangguan
jiwa?
10. Mengapa sebelum terjadi gangguan jiwa dia cenderung memaksakan kehendak dan akan selalu
menyalahkan orang lain saat dia menghadapi masalah?
11. Mengapa bila putus obat Doni tampak gelisah, mondar mandir tidak mau tidur, berhalusinasi,
berwaham meyakini dirinya artis ibukota, dan kadang kadang sampai mengamuk pada anggota
keluarganya? Dan bagaimana tanda gejala lainnya?

Anda mungkin juga menyukai