Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHALUAN

1.1. Latar Belakang


Fisiologi dapat didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi,
mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel-sel organisme.Oleh karena luas
bidang fisiologi, maka di bagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus, diantaranya
yaitu fisiologi hewan air dalam hal ini ikan. Fisiologi ikan mencakup proses
osmoregulasi, sistim sirkulasi,sistim respirasi, bionergetik dan metabolisme,
pencernaan dan sistim saraf. Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan
dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau
organisme hidup. Sedangkan pengrtian osmoregulasi bagi ikan adalah pengaturan
tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan,sehingga proses-proses
fisiologis tubuhnya berfungsi normal (Homeostatis)
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum mengenai osmoregulasi yaitu untuk mengetahui tingka
laku dan adap tasi ikan,baik ikan air tawar,ikan air payau maupun ikan air laut yang
dimana diuji pada media yang sama tetapi mempunyai kadar salinitas yang berbeda.
Kegunaan dari praktikum mengenai osmoregulasi yaitu agar mahasiswa dapat
mengetahui bagi mana proses osmoregulasi ikan air tawar,ikan air payau dan ikan air
laut jika di uji pada kadar salinitas yang berbeda-beda (0 ppt,10 ppt,20 ppt,dan 30
ppt)

1
II. METEDOLOGI PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat


Praktikum osmoregulasi di laksanakan pada hari Sabtu 10 Agusrus 2019 jam
09.00 – sampai selesai. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
osmoregulasi dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat yang di gunakan beserta fungsinya adalah sebagai berkut:
No Alat Jumlah Fungsi
1 Refraktormeter 1 Unit Sebagai alat untuk mengukur kadar salinitas
2 Gelas ukur 1 Buah Sebagai alat untuk mengukur jumlah air
3 Toples kaca 2 Buah Sebagai wadah sampel
4 Stopwatch 1 Buah Sebagai alat untuk mengukur waktu
5 Loyang 1 Buah Sebagai wadah saat pengenceran
6 Gunting 1 Buah Sebagai alat untuk memotong sirip ikan
7 Spatula 1 Buah Sebagai alat untuk menahan sirip ikan
8 Timbangan 2 Buah Sebagai alat untuk menimbang berat ikan
9 Batu aerasi 1 Buah Sebagai alat untuk mengeluarkan udara
10 Selang aerasi 1 Buah Sebagai alat untuk menyalurkan udara
11 Termometer 1 Buah Sebagai alat untuk mengukur suhu
12 Blower 1 unit Sebagai penyuplai oksigen

Tabel 2. Bahan yang digunakan beserta fungsinya adalah sebagai berikut:


No Bahan Jumlah Fungsi
1 Air tawar 10 ml Sebagai media hidup ikan air tawar
2 Ikan 5 Ekor Sebagai sampel air pengamatan
3 Tissue 1 bungkus Sebagai alat membersihkan alat

2
2.2. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini,yaitu sebagai
berikut: Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.Siapkan wadah dan masukkan
air serta di berikan aerasi. Buat media perlakukan dengan kadar garam 3 ppt, 5 ppt,7
ppt, 9 ppt,12 ppt. Peningkatan kadar garam dilakukan dengan menambahkan garam
ke dalam air.
Setiap perlakuan dilakukan pada wadah yang berbeda dan di beri label.
Masukan ikan mujair ke dalam wadah.Amati dan catan tingkah laku ikan setiap 15
menit.Mendokumentasikan kegiatan praktikum.

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengamatan Tahap Pertama


Salinitas air air tawar yang berukuran 10 liter air yang berada dalam toples
adalah 0 ppt.lalu dimasukan 5 ekor ikan yang berbeda ukuran, Kedalam toples yang
berisi air yang 10 liter .
1. Ukuran serta berat ikan
1. 33 gram . ikan yang berukuran besar
2. 12 gram . ikan yang berukuran sedang
3. 12 gram. Ikan yang berukuran sedang
4. 6 gram . ikan yang berukuran kecil
5. 6 gram . ikan yang berukuran kecil
 Pengamatan pertama
Ikan yang berukuran 33-6 gram yang berada dalam toples dalam keadaan
stabil atau normal dengan salinitas air tawar adalah 0 ppt .
Ikan yang berukuran besar dengan berat 33 gram tidak terlalu bergerak stabil
sedangkan ikan yang berukuran sedang dan kecil dengan berat 12-6 gram
lebih bergerak dibandikan dengan ikan yang besar .Pengamatan 15 menit ikan
yang berukuran 33-6 gram pergerakan sirip serta tubuh masih tetap normal
 Pengamatan kedua
Dengan masukan garam 10 gram kedalam toples yang telah terisi ikan serta
air tawar dan menit 15-30 dengan salinitas 3 ppt.Ikan yang berukuran 33-12
dan 6 bergerak gerat dan terlihat gerakan tidak seperti awal tidak masukan
garam.
 Pengamatan ketiga
Dengan masukan garam 20 gram dengan menit 30-45 dan salinitas 5
ppt.Dalam pengamatan ketiga kami melihat bahwa perubahan pada sisik ikan
berubah warnah menjadi putih kepucatan dan begitu juga perubahan air
menjadi kuning kabur.
 Pengamatan keempat

4
Masukan garam 30 gram dengan menit 45-60 dengan salinitas 7 ppt
.Pengamatan ini kami melihat bahwa pergerakan ikan yang berukuran 33
gram atau ikan besar sudah mulai bergerak agak cepat dibandingkan dengan
pengamatan sebelumnya dan pada ikan kecil yang berukuran 12
mengeluarkan feses atau kotoran yang panjang
 Pengamatan kelima
Garam yang dimasukan 40 gram dengan menit 60-75 dengan salinitas 9 ppt.
 Pengamatan ini kami lihat ikan yang berukuran 16 gram ikan tersebut
memakan feses yang tadi dikeluarkannya sendiri.dan pada ikan yang
berukuran 33 gram pada pergerakan siripnya tidak stabil atau sirip ikan yang
sebelah kiri tidak melambai dan meni 60-69 ikan mulai menyandarkan tubuh
di samping toples atau dibilang ikan sudah dikatakan stres .
 Pengamatan keenam
Dengan memasukan garam 50 gram pada menit 75-60 dan salinitas 12 ppt .
Dalam tahap ini perubahan pada air sudah berubah warnah yang kuning kabur
tadi menjadi kuning tua dan ikan-ikan tersebut tidak bergerak cepat atau tidak
semangat seperti awal pengamatan tadi.
3.2. Pengamatan Tahap Kedua
Pada tahap ini dengan menggatikan air tawar yang tadi telah memasukan
garam dengan air tawar yang baru atau air baru sebanyak 10 liter dengan suhu 27 0C
setelah itu tambahkan air panas sebanyak 1600C dengan 60 ml/liter air dan ukuran
600C dan suhu air panas yang sudah tercampur dalam toples adalah 28 ml 0C .
 Toples yang bersih air sebanyak 10 liter dengan ditambahkan air panas
Berat Ikan
1. 37 gram
2. 10 gram
3. 11 gram
4. 5 gram
5. 3 gram

5
 Gelas pertama
Dalam pengamatan ini dimenit 1-4 ,pengatan kami saat dituangkan air panas
kedalam toples ikan mulai lemas dan pergerakan tubuh tidak stabil.pada menit
6-15 ikan sudah mulai bergerak cepat.dan pada ikan yang besar sisiknya
berubah warnah menjadi hitam.
 Gelas kedua
Penambahan air panas sebanyak 15-300C dengan suhu berubah menjadi 290C
Dalam pengamatan ini ikan sudah mulai diam dan mulai lemas tidak berdaya
dan pada menit 28 ikan mengeluarkan feses yang banyak dan panjang .
 Gelas ketiga
Penambahan air panas dengan suhu 300C
Pada menit 3 0-40 , dalam pengamatan ini ikan masih dalam kondisi seperti
Tadi yaitu ikan tidak ada semangat dan tidak bergairah dan ikan dalam posisi
miring tubuhnya ke kiri dan ke kanan . dan pada menit 40-45 sirip ikan sudah
mulai gerak cepat karena suhu air mulai turun . 760 liter air panas yang
dituangkan ke dalam gelas Pengamatan ketiga pada menit 42 ikan-ikan
kembali bergerak cukup baik.
3.3. Tahap Pemotongan Sirip Ikan
 Pemotongan sirip ikan bagian bawah perut.
Pada pengamatan yang kami lihat ikan yang dipotong sirip tidak seimbang
dan ikan tersebut miring kanan
 Tahap pemotongan sirip atas atau belakan ikan
Pergerakan renang sangat lambat dan gerakannya tidak seperti normal.
 Tahap pemotongan sirip kanan ikan.pergerakan pada ikan sudah miring badan
kekanan karena sirip kiri ikan sudah dipotong.
 Tahap pemotongan keempat sirip kiri pergerakan ikan tidak bisa bergerak
cepat dan kami melihat bahwa ekor ikan terangkat keatas dan kepala ikan
turun kebawah

6
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah melalukan praktikum dan menyusun laporan ini dapat penulis
tarik kesimpulan bahwa pengamatan sistim osmoregulasi pada ikan mujair
dengan perlakuan 0 ppt-12 ppt menunjukan bahwa ikan mujair masih mampu
melakukan proses osmoregulasi dengan baik , karena merupakan habitatnya ,
artinya, 0 ppt bersifat air tawar dan 3 ppt sampai 12 ppt bersifat kadar garam
menunjukan bahwa ikan mujair tidak mampu melakukan proses osmoregulasi
dengan baik, karena bukan merupakan habitatnya.
4.2. Saran
Saya menyadari bahwa hasil praktikum ini masih jauh dari sempurnah ,
oleh karena itu perlu dilakukan riset atau kajian lanjutan dari praktikum yang
dilakukan ini.

Anda mungkin juga menyukai