Jurnal Eksperimen
Jurnal Eksperimen
Robby Sugara1*. Dr. Ir. Syafrial, MS.2, Putri Budi Setyowati, SP., M. Sc.3
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of the People's Business
Credit (KUR) and other factors on rice farming production in Kedungkandang
District, Malang and to analyze the allocative efficiency of rice farming
production factors. The analytical method used is the quantitative approach, with
Cobb-Douglas multiple linear regression analysis. The conclusion of this
research is the percentage contribution the amount of KUR to the total cost per
hectare of rice farming in Kedungkandang District is 148 percent. Variables that
have a significant effect on the production of rice farming at the research site are
land area, pesticides, and the amount of KUR. The results of allocative efficiency
showed that there is no efficient significant variable.
ABSTRACT
Tabel 1. Total Biaya Per Hektar Selama Satu Musim Tanam Usahatani Padi di
Kecamatan Kedungkandang
Biaya Biaya
Biaya Total
Jumlah Sewa Tenaga Biaya Pupuk Biaya Pestisida Bunga KUR
Benih Biaya/Ha
Petani Lahan Kerja (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
25 3.408.696 2.279.872 371.208 740.386 504.504 483.710 7.788.376
Seluruh responden yang ada dilokasi penjumlahan dari semua biaya pestisida
penelitian meminjam lahan yang biaya yang digunakan dalam satu musim panen
sewa lahannya dikenakan pertahun atau per hektar. Biaya pestisida memenuhi
dua kali musim tanam. Biaya sewa lahan sebesar 6% dari total biaya/Ha. KUR yang
diatas merupakan biaya sewa lahan diajukan petani berjangka satu musim
perhektar/musim tanam. Biaya sewa lahan panen padi atau selama enam bulan.
memenuhi 44% dari total Biaya/Ha. Biaya Bunga KUR yang dikenakan ke petani
tenaga kerja merupakan penjumlahan dari sebesar 0,7%/bulan dari total pinjaman
biaya tenaga kerja manusia dengan biaya yang diajukan petani. Program yang telah
tenaga kerja mesin (traktor) per hektar. berjalan selama satu tahun belakangan ini,
Biaya tenaga kerja memenuhi sebesar terbukti lancar dan sangat membantu
29% dari total biaya/Ha. Biaya benih per petani dalam memenuhi biaya input
hektar memenuhi 5% dari total biaya/Ha, produksi usahatani padi, terbukti dari
sedangkan untuk biaya pupuk merupakan pinjaman yang tidak pernah macat
penjumlahan dari biaya pupuk Za, urea, pembayarannya.
kompos, ponska, dan TSP yang digunakan Setelah mendapatkan total biaya,
dalam satu musim tanam padi per hektar. maka jumlah KUR dibandingkan terhadap
Biaya pupuk memenuhi sebesar 10% dari total biaya. Hasilnya dapat dilihat pada
total biaya/Ha. Biaya pestisida merupakan tabel 2 berikut:
Nilai konstanta (a) sebesar 8.914 antara variabel Luas Lahan (X1) terhadap
menunjukkan tanpa adanya pengaruh dari variabel Jumlah Produksi (Y). Hal ini
Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), sesuai dengan penelitian Muhammad
Benih (X3), Pupuk (X4), Pestisida (X5), Hafidh (2009), menggunakan teknis
dan Jumlah Pinjaman KUR (X6) maka analisis regresi linier berganda, dimana
nilai Hasil Produksi (Y) adalah 8.914 Kg. variabel luas lahan berpengaruh signifikan
Nilai koefisien Luas Lahan (X1) sebesar terhadap produksi usahatani padi.
0,598 menunjukkan setiap peningkatan Nilai koefisien Tenaga Kerja (X2)
nilai Luas Lahan (X1) sebesar 1 satuan sebesar -0,033 menunjukkan setiap
akan mempengaruhi nilai Hasil Produksi peningkatan nilai Tenaga Kerja (X2)
(Y) sebesar 0,597 Kg atau semakin tinggi sebesar 1 satuan akan mempengaruhi nilai
Luas Lahan (X1) maka semakin tinggi Hasil Produksi (Y) sebesar -0,033 Kg atau
Jumlah Produksi (Y). Uji parsial antara semakin tinggi Tenaga Kerja (X2) maka
variabel Luas Lahan (X1) terhadap semakin rendah Jumlah Produksi (Y). Uji
variabel Hasil Produksi (Y) didapatkan parsial antara variabel Tenaga Kerja (X2)
nilai t hitung (3,103) lebih dari t tabel terhadap variabel Hasil Produksi (Y)
(2,101) atau nilai signifikansi (0,006) didapatkan nilai t hitung (0,234) kurang
kurang dari alpha (0,050) sehingga dari t tabel (2,101) atau nilai signifikansi
terdapat pengaruh signifikan dan positif (0,818) lebih dari alpha (0,050) sehingga
tidak terdapat pengaruh signifikan antara sebesar 0,023 Kg atau semakin tinggi
variabel Tenaga Kerja (X2) terhadap Pupuk (X4) maka semakin tinggi Jumlah
variabel Jumlah Produksi (Y). Hal ini Produksi (Y). Uji parsial antara variabel
sesuai dengan penelitian Rohimah et al. Pupuk (X4) terhadap variabel Hasil
(2016), bahwa variabel tenaga kerja tidak Produksi (Y) didapatkan nilai t hitung
berpengaruh signifikan terhadap produksi (0,232) kurang dari t tabel (2,101) atau
usahatani padi sawah. Dalam hal ini, nilai signifikansi (0,819) lebih dari alpha
penggunaan tenaga kerja sudah optimal (0,050) sehingga tidak terdapat pengaruh
penggunaannya, sehingga jika ada signifikan antara variabel Pupuk (X4)
penambahan atau pengurangan input pada terhadap variabel Jumlah Produksi (Y).
variabel tenaga kerja tidak akan Silvira et al. (2013), menggunakan teknik
mempengaruhi hasil produksi. Petani yang analisis linier berganda, bahwa variabel
ada di lokasi penelitian menggunakan pupuk tidak berpengaruh signifikan
pekerja pada pemeliharaan, dan panen. terhadap produksi usahatani padi sawah.
Sedangkan untuk membuka lahan petani Dalam hal ini, penggunaan pupuk sudah
menggunakan tenaga mesim berupa optimal penggunaannya, sehingga jika ada
traktor. penambahan atau pengurangan input pada
Nilai koefisien Benih (X3) sebesar variabel pupuk tidak akan mempengaruhi
0,022 menunjukkan setiap peningkatan hasil produksi. Pupuk yang didapat petani
nilai Benih (X3) sebesar 1 satuan akan di lokasi penelitian merupakan pupuk
mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y) subsidi dari pemerintah yang harganya
sebesar 0,022 Kg atau semakin tinggi lebih murah dibandingkan dengan pupuk
Benih (X3) maka semakin tinggi Jumlah dari perusahaan yang tidak disubsidi oleh
Produksi (Y). Uji parsial antara variabel pemerintah.
Benih (X3) terhadap variabel Hasil Nilai koefisien Pestisida (X5) sebesar
Produksi (Y) didapatkan nilai t hitung 0,511 menunjukkan setiap peningkatan
(0,187) kurang dari t tabel (2,101) atau nilai Pestisida (X5) sebesar 1 satuan akan
nilai signifikansi (0,854) lebih dari alpha mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y)
(0,050) sehingga tidak terdapat pengaruh sebesar 0,511 Kg atau semakin tinggi
signifikan antara variabel Benih (X3) Pestisida (X5) maka semakin tinggi
terhadap variabel Jumlah Produksi (Y). Jumlah Produksi (Y). Uji parsial antara
Hal ini sejalan dengan penelitian Silvira et variabel Pestisida (X5) terhadap variabel
al. (2013), menggunakan teknik analisis Hasil Produksi (Y) didapatkan nilai t
linier berganda, bahwa variabel benih hitung (2,779) lebih dari t tabel (2,101)
tidak berpengaruh signifikan terhadap atau nilai signifikansi (0,012) kurang dari
produksi usahatani padi sawah. Dalam hal alpha (0,050) sehingga terdapat pengaruh
ini, penggunaan benih sudah optimal signifikan dan positif antara variabel
penggunaannya, sehingga jika ada Pestisida (X5) terhadap variabel Jumlah
penambahan atau pengurangan input pada Produksi (Y). Hal ini sesuai dengan
variabel benih tidak akan mempengaruhi penelitian Silvira et al. (2013),
hasil produksi. Benih yang digunakan oleh menggunakan teknik analisis linier
petani di lokasi penelitian ada yang berupa berganda, bahwa variabel pestisida
benih unggul, dan ada juga yang berpengaruh signifikan terhadap produksi
menggunakan benih biasa. usahatani padi sawah.
Nilai koefisien Pupuk (X4) sebesar Nilai koefisien Jumlah Pinjaman
0,023 menunjukkan setiap peningkatan KUR (X6) sebesar -0,300 menunjukkan
nilai Pupuk (X4) sebesar 1 satuan akan setiap peningkatan nilai Jumlah Pinjaman
mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y) KUR (X6) sebesar 1 satuan akan
mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y) hasil produksi usahatani padi di berbagai
sebesar -0,300 Kg atau semakin tinggi wilayah. Salah satunya, ialah penelitian
Jumlah Pinjaman KUR (X6) maka Dewi (2014), yang menganalisis pengaruh
semakin rendah Jumlah Produksi (Y). Uji KUR terhadap hasil produksi usahatani
parsial antara variabel Jumlah KUR (X6) padi organik di kabupaten bogor yang
terhadap variabel Hasil Produksi (Y) menggunakan alat analisis Heckman
didapatkan nilai t hitung (2,262) lebih dari Selection Model. Hasil penelitian tersebut,
t tabel (2,101) atau nilai signifikansi produksi padi organik ditentukan secara
(0,036) kurang dari alpha (0,050) positif oleh jumlah benih, jumlah kredit,
sehingga terdapat pengaruh signifikan dan dan penggunaan tenaga kerja. Kredit
negatif antara variabel Jumlah KUR (X6) terbukti mempengaruhi produksi padi
terhadap variabel Jumlah Produksi (Y). organik karena dapat meningkatkan
Hasil ini bertolak belakang dengan adopsi teknologi sehingga produksi dapat
beberapa penelitian terdahulu yang ditingkatkan.
menganalisis pengaruh KUR terhadap
Pestisida 0,511 3.924 4.460 3,046 522.162 658,210 2935614,914 5,622 17,127
Jumlah KUR -0,300 3.924 4.460 11.920.000 500.640 -0,000 -0,440 -0,000 -10,487
Hasil analisis efisiensi alokatif dari Semakin sering pembagian warisan, maka
rata-rata penggunaan faktor-faktor luas yang dimiliki akan semakin
produksi pada usahatani padi disajikan berkurang. Sedangkan, petani padi di
pada tabel sebagai berikutDari tabel 10. lokasi penelitian, tidak lagi menambah
diatas diperoleh kesimpulan bahwa luasan lahannya dikarenakan tidak
variabel luas lahan dan pestisida belum mempunyai cukup modal untuk membeli
efisien. Hal ini ditunjukkan oleh nilai lahan baru. Penggunaan lahan di lokasi
NPMx/Px > 1 sehingga perlu ditambahkan penelitian akan tercapai penggunaan lahan
jumlah penggunaan inputnya agar efisien, optimum jika masing-masing petani
sedangkan variabel jumlah KUR tidak memiliki lahan sebesar 2,966 Ha.
efisien ditunjukkan oleh nilai NPMx/Px < Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
1 sehingga perlu dikurangi penggunaan variabel pestisida. Rata-rata penggunaan
inputnya agar efisien. Rata-rata pestisida di lokasi penelitian sebesar 3,046
penggunaan lahan di lokasi penelitian liter. Angka tersebut masih tergolong
sebesar 1,035 Ha. Hal tersebut sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
dipengaruhi oleh minimnya kepemilikan optimum penggunaan pestisida sebesar
lahan oleh petani padi di lokasi penelitian. 17,127 liter. Hal ini dapat terjadi
Semua lahan yang digunakan petani untuk dikarenakan kurangnya tenaga penyuluh
usahatani padi di lokasi penelitian ialah pertanian untuk menyuluh petani padi di
dengan menyewa lahan dari dinas lokasi peneltian. Kurangnya pengetahuan
pertanian maupun dari lahan milik orang petani padi di lokasi penelitian tentang
lain. Hal ini dikarenakan, lahan yang seberapa banyak penggunaan pestisida
dimiliki petani akan terus berkurang optimum menjadi alasan petani hanya
luasnya akibat pembagian warisan. menggunakan dosis sesuai anjuran
pestisida tersebut. Padahal, dosis pestisida usahatani padi, diatantaranya berupa
juga tergantung terhadap kondisi tanah di konsumtif, pendidikan, dan lain-lain. Hal
lokasi penelitian. Selain itu, kurangnya ini seharusnya tidak terjadi, karena tidak
modal menjadi alasan mengapa sesuai dengan tujuan peminjaman KUR
penggunaan pestisida masih belum yaitu sebagai tambahan modal usahatani
optimum. Sedangkan untuk variabel padi. Jumlah KUR terlalu besar untuk
jumlah KUR, rata-rata penggunaannya total biaya usahatani sebesar Rp
sebesar Rp. 11.920.000. Nilai optimum 7.788.376,00/hektar, sedangkan jumlah
dari variabel jumlah KUR sebesar - pinjaman KUR sebesar Rp
10,487. Dalam hal ini, jumlah penggunaan 11.516.908,21/hektar.
KUR telah melebihi artinya besarannya (2) Produksi usahatani padi
melebihi dari biaya total usahatani padi dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-
yang diperlukan. Hal tersebutlah yang faktor: luas lahan (X1), tenaga kerja (X2),
membuat penggunaan KUR tidak efisien. benih (X3), pupuk (X4), pestisida (X5),
Lembaga yang menjadi peminjaman KUR dan jumlah KUR (X6) secara simultan.
kepada petani padi (Bank BNI) di lokasi Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F
penelitian seharusnya lebih memerhatikan didapatkan nilai F hitung (24,119) lebih
lagi jumlah KUR yang diajukan petani. dari F tabel (2,661) atau nilai signifikansi
Jumlah yang diajukan petani seharusnya (0,000) kurang dari alpha (0,050).
mengacu kepada luasan lahan yang (3) Hasil uji parsial (uji-t)
dimiliki petani. Jumlah KUR yang menunjukkan bahwa variabel luas lahan
melebihi total biaya usatahani padi akan dan pestisida berpengaruh signifikan dan
membuat penggunaan KUR tidak lagi positif terhadap produksi usahatani padi,
sesuai tujuan KUR yaitu untuk kebutuhan sedangkan jumlah KUR berpengaruh
usahatani padi. Namun, selama satu tahan signifikan dan negatif terhadap produksi
program KUR berlangsung di lokasi usahatani padi. Sedangkan untuk variabel
penelitian, tidak ditemukan masalah benih, tenaga kerja, dan pupuk tidak
dalam pembayaran KUR. Program KUR berpengaruh signifikan yang artinya jika
yang diberikan Bank BNI yang berjangka ada penambahan atau pengurangan input
enam bulat tersebut, masih berjalan lancar pada variabel tersebut, tidak akan
terbukti dari pembayaran KUR yang tidak mempengaruhi hasil produksi.
pernah macet. (4) Hasil pengujian efisiensi alokatif
menunjukkan variabel luas lahan dan
KESIMPULAN DAN SARAN pestisida belum efisien, sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian yang variabel jumlah KUR tidak efisien.
dilakukan di Kec. Kedungkandang, maka Berdasarkan kesimpulan tersebut,
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu (1) dapat diberi saran sebagai berikut: (1)
Persentase jumlah KUR terhadap total Seharusnya jumlah pinjaman KUR
biaya per hektar usahatani padi di disesuaikan dengan luas lahan dan total
Kecamatan Kedungkandang ialah sebesar biaya yang diperlukan selama satu musim
148 persen. Hal ini menunjukkan bahwa panen usahatani padi agar jumlah
penggunaan jumlah pinjaman KUR oleh pinjaman tidak melebihi dari total biaya
petani di lokasi penelitian melebihi total yang diperlukan dan seluruh
biaya usahatani padi dalam satu musim penggunaannya untuk keperluan usahatani
panen. Penggunaan KUR yang digunakan padi. Dalam hal ini, diperlukan adanya
oleh petani dilokasi penelitian tidak hanya pembinaan dan pengawasan dari pihak
untuk kebutuhan usahatani padi, terkait seperti dari lembaga peminjam
melainkan untuk kebutuhan selain
KUR, agar penggunaan KUR tepat optimum ialah sebesar 2,966 Ha. Salah
sasaran dan optimum. satu kendala yang dihadapi petani terkait
(2) Variabel yang berpengaruh signifikan luas lahan, ialah minimnya kepemilikan
dan positif yaitu luas lahan dan pestisida. lahan oleh petani. Petani meminjam lahan
Variabel luas lahan dan pestisida masih dari Dinas Pertanian Kota Malang.
dapat dioptimalkan dengan cara Sedangkan lahan yang dimiliki petani
menaikkan kuantitas input produkasi pada merupakan warisan yang jumlahnya terus
variabel tersebut. Rata-rata penggunaan mengkerucut dikarenakan pembagian
luas lahan oleh petani di lokasi penelitian warisan.
ialah sebesar 1,035 Ha, sedangkan luas
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2013. Data Jumlah Petani Kota Malang. Jawa Timur: Badan Pusat Statistik Jawa
Timur.
BPS. 2018. Produktivitas Padi Kota Malang. Jawa Timur: Badan Pusat Statistik Jawa
Timur.
Hafidh, Muhammad. 2009. Pengaruh Tenaga Kerja, Modal, dan Luas Lahan Terhadap
Produksi Usaha Tani Padi Sawah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rohimah, Ucu, et al. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah
pada Lahan Sawah Bukaan Baru. Jogjakarta: Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Silvira et al. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.