Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGARUH KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

DAN FAKTOR-FAKTOR LAIN TERHADAP PRODUKSI


USAHATANI PADI DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG,
MALANG, JAWA TIMUR

ANALYSIS OF THE EFFECT OF PEOPLE'S BUSINESS


CREDIT (KUR) AND OTHER FACTORS ON RICE FARMING
PRODUCTION IN KEDUNGKANDANG DISTRICT,
MALANG, EAST JAVA

Robby Sugara1*. Dr. Ir. Syafrial, MS.2, Putri Budi Setyowati, SP., M. Sc.3
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran, Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya, Malang 65145, Indonesia

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of the People's Business
Credit (KUR) and other factors on rice farming production in Kedungkandang
District, Malang and to analyze the allocative efficiency of rice farming
production factors. The analytical method used is the quantitative approach, with
Cobb-Douglas multiple linear regression analysis. The conclusion of this
research is the percentage contribution the amount of KUR to the total cost per
hectare of rice farming in Kedungkandang District is 148 percent. Variables that
have a significant effect on the production of rice farming at the research site are
land area, pesticides, and the amount of KUR. The results of allocative efficiency
showed that there is no efficient significant variable.

Keywords: KUR, rice farmer, Cobb-Douglas production function, production


factors, allocative efficiency,

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kredit Usaha Rakyat


(KUR) dan faktor-faktor lain terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan
Kedungkandang, Malang serta menganalisis efisiensi alokatif faktor-faktor
produksi usahatani padi. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan
pendekatan kuantitatif, dengan alat analisis regresi linier berganda Cobb-Douglas.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah Persentase kontribusi jumlah KUR terhadap
total biaya per hektar usahatani padi di Kecamatan Kedungkandang ialah sebesar
148 persen. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap produksi usahatani
padi di lokasi penelitian ialah luas lahan, pestisida, dan jumlah KUR. Hasil
efisiensi alokatif menunjukkan variabel yang berpengaruh signifikan tidak ada
yang efisien.

Kata Kunci: KUR, petani padi, fungsi produksi Cobb-Douglas, faktor-faktor


produksi, efisiensi alokatif.
PENDAHULUAN (KUR) dapat berasal dari lembaga
maupun perseorangan. Lembaga
Salah satu komoditas petani dari
perkreditan misalnya koperasi, bank,
sektor tanaman pangan dalam pertanian
maupun program dari pemerintah.
ialah padi. Kecamatan yang masih banyak
Berdasarkan uraian permasalahan diatas
dijumpai petani padi di Kota Malang,
maka dilakukanlah penelitian mengenai
salah satunyaialah di Kecamatan
pengaruh kredit usaha rakyat (KUR)
Kedungkandang. Jumlah petani yang ada
terhadap produksi usahatani padi yang
di Kota Malang hanyalah seperempat dari
berada di Kecamatan Kedungkandang,
total jumlah penduduk Kota Malang (BPS,
Kota Malang. Dalam penelitian ini, akan
2013). Tentu hal tersebut menjadi
dilihat bagaimana pengaruh kredit usaha
tantangan untuk pemerintah Kota Malang,
rakyat (KUR) terhadap produksi usahatani
dimana masyarakat lebih memilih bekerja
padi yang nantinya akan menjadi bahan
menjadi selain petani. Petani yang ada di
evaluasi terhadap pihak terkait.
Kota Malang sekarang inipun merupakan
Penelitian ini bertujuan untuk (1)
tenaga kerja berumur dewasa. Salah satu
mengetahui seberapa besar kontribusi
alasan masyarakat lebih memilih bekerja
KUR dalam memenuhi total biaya
menjadi selain petani ialah terkendala
usahatani padi di Kecamatan
modal. Modal merupakan syarat mutlak
Kedungkandang, Kota Malang. (2)
dalam memulai suatu usaha. Didalam
Menganalisis pengaruh kredit usaha
usahatani, tanah, sumberdaya alam dan
rakyat (KUR) dan faktor lain terhadap
juga tenaga kerja merupakan faktor
hasil produksi usahatani padi Kecamatan
produksi asli, sedangkan modal dan
Kedungkandang, Kota Malang. (3)
peralatan merupakan subtitusi dari faktor
Menganalisis efisiensi alokatif
produksi tanah, SDA dan juga tenaga
penggunaan faktor-faktor produksi pada
kerja (Suratiyah, 2009).
usahatani padi di Kecamatan
Secara ekonomi modal adalah barang-
Kedungkandang, Kota Malang.
barang yang bernilai ekonomi yang
digunakan untuk menghasilkan tambahan
BAHAN DAN METODE
kekayaan ataupun untuk meningkatkan
produksi. Modal dalam usahatani Penelitian ini dilaksanakan di
bersamaan dengan faktor-faktor produksi Kecamatan Kedungkandang, Malang pada
lainya akan menghasilkan produk. Modal bulan Pebruari sampai dengan Mei tahun
ini semakin berperan dengan 2019. Pemilihan lokasi penelitian
berkembangnya usahatani tersebut. Pada dilakukan secara sengaja atau purposive,
usahatani sederhana peran modal yang dengan pertimbangan petani padi serta
diperlukan kecil, namun semakin maju wilayah yang digunakan sebagai usahatani
usahatani modal yang diperlukan semakin padi terbesar di Kota Malang berada di
besar. Kurangnya modal menyebabkan Kecamatan Kedungkandang, Kota
ketidakmampuan petani dalam Malang. Pertimbangan lainnya ialah,
memberikan input yang sesuai terhadap penerimaan kredit usaha rakyat (KUR)
tanamannya. Hal ini nantinya akan usahatani padi terbesar juga berada di
mempengaruhi hasil produksi tanaman Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang
tersebut secara kualitas maupun kuantitas. (BPS, 2018). Penentuan responden
Berdasarkan hal tersebut, maka menggunakan teknik non probability
diperlukannya tambahan modal dalam sampling dengan metode Total sampling,
bentuk kredit yang dapat membantu petani yaitu sengaja mencari informasi peminjam
dalam memberikan input yang sesuai terbanyak kredit usaha rakyat (KUR)
terhadap tanamannya. Kredit usaha rakyat
usahatani padi kepada Dinas Pertanian LnY = β0 + β1LnX1 + β2LnX2 +
dan Ketahanan Pangan Kota Malang, β3LnX3 + β4LnX4 + β5LnX5
dalam hal ini ialah Kecamatan +β6LnX6 + u
Kedungkandang, Kota Malang. Di Lokasi Dimana:
tersebut, tercatat peminjam kredit usaha β0 = Intersep / Konstanta
rakyat (KUR) usahatani padi sebanyak 25 β1..., β6 = Elastisitas produksi
petani padi yang seluruhnya melakukan Y = Hasil Produksi padi/Output (Kg)
peminjaman KUR terhadap lembaga resmi X1 = Luas lahan (Ha)
yaitu bank BNI. X2 = Tenaga kerja (HKSP)
Untuk menjawab tujuan pertama, X3 = Benih (Kg)
maka dihitung total biaya usahatani padi X4 = Pupuk (Kg)
per hektar yang meliputi biaya luas lahan, X5 = Pestisida (L)
biaya tenaga kerja,, biaya benih, biaya
X6 = Jumlah KUR (Rp)
pupuk, biaya pestisida,dan biaya/bunga µ = Kesalahan (disturbance terms)
KUR. Kemudian, dilihat seberapa besar e = bilangan natural (e = 2,718)
penggunaan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
dapat memenuhi total biaya usahatani padi Untung menghitung efisiensi alokatif
dengan membandingkan jumlah kredit per faktor-faktor produksi digunakan rumus
hektar dengan total biaya produksi sebagai berikut:
usahatani padi per hektar. Berikut adalah b.Y.Py b.Y.Py
rumus yang akan digunakan untuk Px = atau 1 = atau Xi =
X X.Px
b.Y.Py
menjawab tujuan diatas: atau NPMx/Px = 1
Px
Jumlah Kredit (Rp) Dimana :
x 100%
Total Biaya (Rp) NPMxi = Nilai Produk Marginal (Rp)
Untuk menjawab tujuan kedua, maka B = Koefisien Regresi
digunakan fungsi model Cobb-Douglas, Y = Jumlah produksi padi (Kg)
yang dapat dituliskan dalam persamaan Py = Harga produksi padi (Rp)
sebagai berikut: Epi = Elastisitas produk ke-i
Xi = Faktor produksi ke-i
Y = β0 X1 β1 X2 β2 X3 β3 X4β4 X5 β5 X =Jumlah masing-masing input
X6 β6 e u produksi padi (Kg)
Px =Harga masing- masing input
Soekartawi (2002), mengemukakan produksi padi (Rp)
bahwa fungsi produksi Cobb Douglas
adalah suatu fungsi atau persamaan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
melibatkan dua atau lebih variabel, Untuk mengetahui kontribusi KUR
dimana variabel yang satu disebut dengan dalam memenuhi total biaya usahatani
variabel dependen, yang dijelaskan (Y) padi per hektar di lokasi penelitian, maka
dan yang lain disebut variabel independen, seluruh input produksi harus disetarakan
yang menjelaskan (X). dalam hektar. Setelah input produksi
Analisis pengaruh penggunaan faktor- disetarakan penggunaannya dalam hektar,
faktor pada produksi usahatani padi maka dicari total biaya usahatani padi di
dengan menggunakan fungsi model Cobb lokasi penelitian. Total biaya merupakan
Douglas, kemudian ditransformasikan seluruh biaya input yang digunakan dalam
kedalam bentuk linier logaritma agar kegiatan usahatani. Dalam hal ini ialah
memudahkan dalam mengerjakannya,
maka model fungsi produksi dapat dilihat
dalam persamaan sebagai berikut:
biaya sewa lahan, biaya tenaga kerja, perhektar dapat dilihat pada tabel 1
biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, dibawah ini:
dan bunga KUR. Penjumlahan total biaya

Tabel 1. Total Biaya Per Hektar Selama Satu Musim Tanam Usahatani Padi di
Kecamatan Kedungkandang
Biaya Biaya
Biaya Total
Jumlah Sewa Tenaga Biaya Pupuk Biaya Pestisida Bunga KUR
Benih Biaya/Ha
Petani Lahan Kerja (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
(Rp) (Rp)
25 3.408.696 2.279.872 371.208 740.386 504.504 483.710 7.788.376

Total 44% 29% 5% 10% 6% 6% 100%

Seluruh responden yang ada dilokasi penjumlahan dari semua biaya pestisida
penelitian meminjam lahan yang biaya yang digunakan dalam satu musim panen
sewa lahannya dikenakan pertahun atau per hektar. Biaya pestisida memenuhi
dua kali musim tanam. Biaya sewa lahan sebesar 6% dari total biaya/Ha. KUR yang
diatas merupakan biaya sewa lahan diajukan petani berjangka satu musim
perhektar/musim tanam. Biaya sewa lahan panen padi atau selama enam bulan.
memenuhi 44% dari total Biaya/Ha. Biaya Bunga KUR yang dikenakan ke petani
tenaga kerja merupakan penjumlahan dari sebesar 0,7%/bulan dari total pinjaman
biaya tenaga kerja manusia dengan biaya yang diajukan petani. Program yang telah
tenaga kerja mesin (traktor) per hektar. berjalan selama satu tahun belakangan ini,
Biaya tenaga kerja memenuhi sebesar terbukti lancar dan sangat membantu
29% dari total biaya/Ha. Biaya benih per petani dalam memenuhi biaya input
hektar memenuhi 5% dari total biaya/Ha, produksi usahatani padi, terbukti dari
sedangkan untuk biaya pupuk merupakan pinjaman yang tidak pernah macat
penjumlahan dari biaya pupuk Za, urea, pembayarannya.
kompos, ponska, dan TSP yang digunakan Setelah mendapatkan total biaya,
dalam satu musim tanam padi per hektar. maka jumlah KUR dibandingkan terhadap
Biaya pupuk memenuhi sebesar 10% dari total biaya. Hasilnya dapat dilihat pada
total biaya/Ha. Biaya pestisida merupakan tabel 2 berikut:

Tabel 2. Kontribusi KUR dalam Memenuhi Total Biaya


Jumlah Petani Jumlah KUR Total Biaya (Jumlah KUR/Total Biaya) x 100%
25 Rp 11.516.908 Rp 7.788.376 148%

Dari tabel 2 diatas, didapatkan hasil diperuntukkan sepenuhnya untuk kegiatan


jumlah KUR dibagi total biaya sebesar produksi usahatani padi.
148%. Hal ini menunjukkan bahwa Hasil koefisien determinasi
penggunaan KUR telah melebihi dari total didapatkan nilai R Square sebesar 0,889
biaya usahatani padi dalam satu musim artinya bahwa besar pengaruh terhadap
panen. Artinya, ada penggunaan KUR variabel Hasil Produksi (Y) yang
yang digunakan untuk kebutuhan lain ditimbulkan oleh variabel Luas Lahan
selain usahatani padi seperti konsumtif, (X1), Tenaga Kerja (X2), Benih (X3),
biaya pendidikan, dan lain-lain. Hal ini Pupuk (X4), Pestisida (X5), dan Jumlah
sebenarnya sudah tidak sesuai dengan KUR (X6) adalah sebesar 88,9 persen,
tujuan dari peminjaman KUR yang sedangkan besar pengaruh terhadap
variabel Hasil Produksi (Y) yang
ditimbulkan oleh faktor lain adalah sebesar 11,1 persen.

Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi (R2)


R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
0,943a 0,889 0,853 0,15648

Hasil pengujian secara simultan pengaruh signifikan antara Luas Lahan


dengan uji F didapatkan nilai F hitung (X1), Tenaga Kerja (X2), Benih (X3),
(24,119) lebih besar dari F tabel (2,661) Pupuk (X4), Pestisida (X5), dan Jumlah
atau nilai signifikansi (0,000) kurang dari KUR (X6) terhadap Hasil Produksi (Y)
alpha (0,050) menunjukkan terdapat secara simultan.

Tabel 1. Hasil Uji Simultan (Uji-F)


Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 3,543 6 0,591 24.119 0,000b
Residual 0,441 18 0,024
Total 3,984 24

Tabel 4. Hasil Regresi Linier Berganda untuk Uji t


Variabel B Std. Error t Sig.
(Constant) 8,914 2,060 4,328 0,000
Luas Lahan 0,598 0,193 3,103 0,006
Tenaga Kerja -0,033 0,139 -0,234 0,818
Benih 0,022 0,116 0,187 0,854
Pupuk 0,023 0,100 0,232 0,819
Pestisida 0,511 0,184 2,779 0,012
Jumlah KUR -0,300 0,133 -2,262 0,036

Nilai konstanta (a) sebesar 8.914 antara variabel Luas Lahan (X1) terhadap
menunjukkan tanpa adanya pengaruh dari variabel Jumlah Produksi (Y). Hal ini
Luas Lahan (X1), Tenaga Kerja (X2), sesuai dengan penelitian Muhammad
Benih (X3), Pupuk (X4), Pestisida (X5), Hafidh (2009), menggunakan teknis
dan Jumlah Pinjaman KUR (X6) maka analisis regresi linier berganda, dimana
nilai Hasil Produksi (Y) adalah 8.914 Kg. variabel luas lahan berpengaruh signifikan
Nilai koefisien Luas Lahan (X1) sebesar terhadap produksi usahatani padi.
0,598 menunjukkan setiap peningkatan Nilai koefisien Tenaga Kerja (X2)
nilai Luas Lahan (X1) sebesar 1 satuan sebesar -0,033 menunjukkan setiap
akan mempengaruhi nilai Hasil Produksi peningkatan nilai Tenaga Kerja (X2)
(Y) sebesar 0,597 Kg atau semakin tinggi sebesar 1 satuan akan mempengaruhi nilai
Luas Lahan (X1) maka semakin tinggi Hasil Produksi (Y) sebesar -0,033 Kg atau
Jumlah Produksi (Y). Uji parsial antara semakin tinggi Tenaga Kerja (X2) maka
variabel Luas Lahan (X1) terhadap semakin rendah Jumlah Produksi (Y). Uji
variabel Hasil Produksi (Y) didapatkan parsial antara variabel Tenaga Kerja (X2)
nilai t hitung (3,103) lebih dari t tabel terhadap variabel Hasil Produksi (Y)
(2,101) atau nilai signifikansi (0,006) didapatkan nilai t hitung (0,234) kurang
kurang dari alpha (0,050) sehingga dari t tabel (2,101) atau nilai signifikansi
terdapat pengaruh signifikan dan positif (0,818) lebih dari alpha (0,050) sehingga
tidak terdapat pengaruh signifikan antara sebesar 0,023 Kg atau semakin tinggi
variabel Tenaga Kerja (X2) terhadap Pupuk (X4) maka semakin tinggi Jumlah
variabel Jumlah Produksi (Y). Hal ini Produksi (Y). Uji parsial antara variabel
sesuai dengan penelitian Rohimah et al. Pupuk (X4) terhadap variabel Hasil
(2016), bahwa variabel tenaga kerja tidak Produksi (Y) didapatkan nilai t hitung
berpengaruh signifikan terhadap produksi (0,232) kurang dari t tabel (2,101) atau
usahatani padi sawah. Dalam hal ini, nilai signifikansi (0,819) lebih dari alpha
penggunaan tenaga kerja sudah optimal (0,050) sehingga tidak terdapat pengaruh
penggunaannya, sehingga jika ada signifikan antara variabel Pupuk (X4)
penambahan atau pengurangan input pada terhadap variabel Jumlah Produksi (Y).
variabel tenaga kerja tidak akan Silvira et al. (2013), menggunakan teknik
mempengaruhi hasil produksi. Petani yang analisis linier berganda, bahwa variabel
ada di lokasi penelitian menggunakan pupuk tidak berpengaruh signifikan
pekerja pada pemeliharaan, dan panen. terhadap produksi usahatani padi sawah.
Sedangkan untuk membuka lahan petani Dalam hal ini, penggunaan pupuk sudah
menggunakan tenaga mesim berupa optimal penggunaannya, sehingga jika ada
traktor. penambahan atau pengurangan input pada
Nilai koefisien Benih (X3) sebesar variabel pupuk tidak akan mempengaruhi
0,022 menunjukkan setiap peningkatan hasil produksi. Pupuk yang didapat petani
nilai Benih (X3) sebesar 1 satuan akan di lokasi penelitian merupakan pupuk
mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y) subsidi dari pemerintah yang harganya
sebesar 0,022 Kg atau semakin tinggi lebih murah dibandingkan dengan pupuk
Benih (X3) maka semakin tinggi Jumlah dari perusahaan yang tidak disubsidi oleh
Produksi (Y). Uji parsial antara variabel pemerintah.
Benih (X3) terhadap variabel Hasil Nilai koefisien Pestisida (X5) sebesar
Produksi (Y) didapatkan nilai t hitung 0,511 menunjukkan setiap peningkatan
(0,187) kurang dari t tabel (2,101) atau nilai Pestisida (X5) sebesar 1 satuan akan
nilai signifikansi (0,854) lebih dari alpha mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y)
(0,050) sehingga tidak terdapat pengaruh sebesar 0,511 Kg atau semakin tinggi
signifikan antara variabel Benih (X3) Pestisida (X5) maka semakin tinggi
terhadap variabel Jumlah Produksi (Y). Jumlah Produksi (Y). Uji parsial antara
Hal ini sejalan dengan penelitian Silvira et variabel Pestisida (X5) terhadap variabel
al. (2013), menggunakan teknik analisis Hasil Produksi (Y) didapatkan nilai t
linier berganda, bahwa variabel benih hitung (2,779) lebih dari t tabel (2,101)
tidak berpengaruh signifikan terhadap atau nilai signifikansi (0,012) kurang dari
produksi usahatani padi sawah. Dalam hal alpha (0,050) sehingga terdapat pengaruh
ini, penggunaan benih sudah optimal signifikan dan positif antara variabel
penggunaannya, sehingga jika ada Pestisida (X5) terhadap variabel Jumlah
penambahan atau pengurangan input pada Produksi (Y). Hal ini sesuai dengan
variabel benih tidak akan mempengaruhi penelitian Silvira et al. (2013),
hasil produksi. Benih yang digunakan oleh menggunakan teknik analisis linier
petani di lokasi penelitian ada yang berupa berganda, bahwa variabel pestisida
benih unggul, dan ada juga yang berpengaruh signifikan terhadap produksi
menggunakan benih biasa. usahatani padi sawah.
Nilai koefisien Pupuk (X4) sebesar Nilai koefisien Jumlah Pinjaman
0,023 menunjukkan setiap peningkatan KUR (X6) sebesar -0,300 menunjukkan
nilai Pupuk (X4) sebesar 1 satuan akan setiap peningkatan nilai Jumlah Pinjaman
mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y) KUR (X6) sebesar 1 satuan akan
mempengaruhi nilai Hasil Produksi (Y) hasil produksi usahatani padi di berbagai
sebesar -0,300 Kg atau semakin tinggi wilayah. Salah satunya, ialah penelitian
Jumlah Pinjaman KUR (X6) maka Dewi (2014), yang menganalisis pengaruh
semakin rendah Jumlah Produksi (Y). Uji KUR terhadap hasil produksi usahatani
parsial antara variabel Jumlah KUR (X6) padi organik di kabupaten bogor yang
terhadap variabel Hasil Produksi (Y) menggunakan alat analisis Heckman
didapatkan nilai t hitung (2,262) lebih dari Selection Model. Hasil penelitian tersebut,
t tabel (2,101) atau nilai signifikansi produksi padi organik ditentukan secara
(0,036) kurang dari alpha (0,050) positif oleh jumlah benih, jumlah kredit,
sehingga terdapat pengaruh signifikan dan dan penggunaan tenaga kerja. Kredit
negatif antara variabel Jumlah KUR (X6) terbukti mempengaruhi produksi padi
terhadap variabel Jumlah Produksi (Y). organik karena dapat meningkatkan
Hasil ini bertolak belakang dengan adopsi teknologi sehingga produksi dapat
beberapa penelitian terdahulu yang ditingkatkan.
menganalisis pengaruh KUR terhadap

Tabel 4. Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Faktor-faktor Produksi Usahatani Padi


di Kec. Kedungkandang
Variabel Bi Y Py X Px PMx NPMx NPMx/Px Optimum
Luas lahan 0,598 3.924 4.460 1,035 3.528.000 2267,2 10111712 2,866 2,966

Pestisida 0,511 3.924 4.460 3,046 522.162 658,210 2935614,914 5,622 17,127

Jumlah KUR -0,300 3.924 4.460 11.920.000 500.640 -0,000 -0,440 -0,000 -10,487

Hasil analisis efisiensi alokatif dari Semakin sering pembagian warisan, maka
rata-rata penggunaan faktor-faktor luas yang dimiliki akan semakin
produksi pada usahatani padi disajikan berkurang. Sedangkan, petani padi di
pada tabel sebagai berikutDari tabel 10. lokasi penelitian, tidak lagi menambah
diatas diperoleh kesimpulan bahwa luasan lahannya dikarenakan tidak
variabel luas lahan dan pestisida belum mempunyai cukup modal untuk membeli
efisien. Hal ini ditunjukkan oleh nilai lahan baru. Penggunaan lahan di lokasi
NPMx/Px > 1 sehingga perlu ditambahkan penelitian akan tercapai penggunaan lahan
jumlah penggunaan inputnya agar efisien, optimum jika masing-masing petani
sedangkan variabel jumlah KUR tidak memiliki lahan sebesar 2,966 Ha.
efisien ditunjukkan oleh nilai NPMx/Px < Hal yang sama juga ditunjukkan oleh
1 sehingga perlu dikurangi penggunaan variabel pestisida. Rata-rata penggunaan
inputnya agar efisien. Rata-rata pestisida di lokasi penelitian sebesar 3,046
penggunaan lahan di lokasi penelitian liter. Angka tersebut masih tergolong
sebesar 1,035 Ha. Hal tersebut sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
dipengaruhi oleh minimnya kepemilikan optimum penggunaan pestisida sebesar
lahan oleh petani padi di lokasi penelitian. 17,127 liter. Hal ini dapat terjadi
Semua lahan yang digunakan petani untuk dikarenakan kurangnya tenaga penyuluh
usahatani padi di lokasi penelitian ialah pertanian untuk menyuluh petani padi di
dengan menyewa lahan dari dinas lokasi peneltian. Kurangnya pengetahuan
pertanian maupun dari lahan milik orang petani padi di lokasi penelitian tentang
lain. Hal ini dikarenakan, lahan yang seberapa banyak penggunaan pestisida
dimiliki petani akan terus berkurang optimum menjadi alasan petani hanya
luasnya akibat pembagian warisan. menggunakan dosis sesuai anjuran
pestisida tersebut. Padahal, dosis pestisida usahatani padi, diatantaranya berupa
juga tergantung terhadap kondisi tanah di konsumtif, pendidikan, dan lain-lain. Hal
lokasi penelitian. Selain itu, kurangnya ini seharusnya tidak terjadi, karena tidak
modal menjadi alasan mengapa sesuai dengan tujuan peminjaman KUR
penggunaan pestisida masih belum yaitu sebagai tambahan modal usahatani
optimum. Sedangkan untuk variabel padi. Jumlah KUR terlalu besar untuk
jumlah KUR, rata-rata penggunaannya total biaya usahatani sebesar Rp
sebesar Rp. 11.920.000. Nilai optimum 7.788.376,00/hektar, sedangkan jumlah
dari variabel jumlah KUR sebesar - pinjaman KUR sebesar Rp
10,487. Dalam hal ini, jumlah penggunaan 11.516.908,21/hektar.
KUR telah melebihi artinya besarannya (2) Produksi usahatani padi
melebihi dari biaya total usahatani padi dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-
yang diperlukan. Hal tersebutlah yang faktor: luas lahan (X1), tenaga kerja (X2),
membuat penggunaan KUR tidak efisien. benih (X3), pupuk (X4), pestisida (X5),
Lembaga yang menjadi peminjaman KUR dan jumlah KUR (X6) secara simultan.
kepada petani padi (Bank BNI) di lokasi Hal ini dibuktikan dengan hasil uji F
penelitian seharusnya lebih memerhatikan didapatkan nilai F hitung (24,119) lebih
lagi jumlah KUR yang diajukan petani. dari F tabel (2,661) atau nilai signifikansi
Jumlah yang diajukan petani seharusnya (0,000) kurang dari alpha (0,050).
mengacu kepada luasan lahan yang (3) Hasil uji parsial (uji-t)
dimiliki petani. Jumlah KUR yang menunjukkan bahwa variabel luas lahan
melebihi total biaya usatahani padi akan dan pestisida berpengaruh signifikan dan
membuat penggunaan KUR tidak lagi positif terhadap produksi usahatani padi,
sesuai tujuan KUR yaitu untuk kebutuhan sedangkan jumlah KUR berpengaruh
usahatani padi. Namun, selama satu tahan signifikan dan negatif terhadap produksi
program KUR berlangsung di lokasi usahatani padi. Sedangkan untuk variabel
penelitian, tidak ditemukan masalah benih, tenaga kerja, dan pupuk tidak
dalam pembayaran KUR. Program KUR berpengaruh signifikan yang artinya jika
yang diberikan Bank BNI yang berjangka ada penambahan atau pengurangan input
enam bulat tersebut, masih berjalan lancar pada variabel tersebut, tidak akan
terbukti dari pembayaran KUR yang tidak mempengaruhi hasil produksi.
pernah macet. (4) Hasil pengujian efisiensi alokatif
menunjukkan variabel luas lahan dan
KESIMPULAN DAN SARAN pestisida belum efisien, sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian yang variabel jumlah KUR tidak efisien.
dilakukan di Kec. Kedungkandang, maka Berdasarkan kesimpulan tersebut,
dapat disimpulkan beberapa hal yaitu (1) dapat diberi saran sebagai berikut: (1)
Persentase jumlah KUR terhadap total Seharusnya jumlah pinjaman KUR
biaya per hektar usahatani padi di disesuaikan dengan luas lahan dan total
Kecamatan Kedungkandang ialah sebesar biaya yang diperlukan selama satu musim
148 persen. Hal ini menunjukkan bahwa panen usahatani padi agar jumlah
penggunaan jumlah pinjaman KUR oleh pinjaman tidak melebihi dari total biaya
petani di lokasi penelitian melebihi total yang diperlukan dan seluruh
biaya usahatani padi dalam satu musim penggunaannya untuk keperluan usahatani
panen. Penggunaan KUR yang digunakan padi. Dalam hal ini, diperlukan adanya
oleh petani dilokasi penelitian tidak hanya pembinaan dan pengawasan dari pihak
untuk kebutuhan usahatani padi, terkait seperti dari lembaga peminjam
melainkan untuk kebutuhan selain
KUR, agar penggunaan KUR tepat optimum ialah sebesar 2,966 Ha. Salah
sasaran dan optimum. satu kendala yang dihadapi petani terkait
(2) Variabel yang berpengaruh signifikan luas lahan, ialah minimnya kepemilikan
dan positif yaitu luas lahan dan pestisida. lahan oleh petani. Petani meminjam lahan
Variabel luas lahan dan pestisida masih dari Dinas Pertanian Kota Malang.
dapat dioptimalkan dengan cara Sedangkan lahan yang dimiliki petani
menaikkan kuantitas input produkasi pada merupakan warisan yang jumlahnya terus
variabel tersebut. Rata-rata penggunaan mengkerucut dikarenakan pembagian
luas lahan oleh petani di lokasi penelitian warisan.
ialah sebesar 1,035 Ha, sedangkan luas

DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2013. Data Jumlah Petani Kota Malang. Jawa Timur: Badan Pusat Statistik Jawa
Timur.
BPS. 2018. Produktivitas Padi Kota Malang. Jawa Timur: Badan Pusat Statistik Jawa
Timur.
Hafidh, Muhammad. 2009. Pengaruh Tenaga Kerja, Modal, dan Luas Lahan Terhadap
Produksi Usaha Tani Padi Sawah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Rohimah, Ucu, et al. 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah
pada Lahan Sawah Bukaan Baru. Jogjakarta: Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa.
Silvira et al. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai