Anda di halaman 1dari 3

“Penyalahgunaan Aset Dalam Otoritas Lokal”

Penipuan adalah salah satu isu yang paling menantang di dunia dan telah menjadi
tekanan besar dalam perekonomian dunia. Maraknya penipuan terus menjadi masalah besar
bagi organisasi dan dampaknya pada reputasi dan kesehatan keuangan dapat sangat besar.
Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Bersertifikat Penguji Penipuan
penguji (ACFE) dimana penipuan telah mengakibatkan organisasi kehilangan rata-rata 5%
dari pendapatan pada tahun tertentu sebagai akibat dari penipuan. Penipuan dapat terjadi pada
berbagai tingkat organisasi. Gelombang skandal perusahaan, dimulai pada 2001- 2002
dengan Enron, WorldCom, dan lain-lain

The Auditing Standard (ASA 240) mendefinisikan penyalahgunaan aset sebagai jenis
penipuan yang sering dilakukan oleh karyawan dalam jumlah yang relatif kecil dan
immaterial (Coram et al., 2008). Penyalahgunaan aset terdiri dari penipuan atas pengeluaran,
pendapatan skimming dan penipuan penggajian (Wells, 2007). Berdasarkan Survei Kejahatan
Ekonomi Global (2009), penyalahgunaan aset adalah pencurian aset, termasuk aset moneter,
uang tunai, persediaan dan peralatan oleh direksi dan karyawan untuk keuntungan mereka
sendiri.

Menurut laporan ACFE (2014) Penyalahgunaan oleh Asosiasi Certified Fraud


Examiner (ACFE) menunjukkan bahwa penyelewengan aset adalah yang paling umum
dimana 85% dari penipuan kerja dihasilkan dari jenis penipuan ini. Penyalahgunaan aset
bukanlah pencurian sederhana tetapi mencakup seluruh tindakan yang mengakibatkan
keuntungan atas pribadi karyawan dan menyebabkan kerugian bagi pemerintah daerah. Oleh
karena itu, pemerintah daerah diharapkan untuk dapat mengelola sumber daya dengan baik
sehingga menciptakan lingkungan pemerintah yang baik.

Otoritas lokal memainkan peran kunci dalam pertumbuhan ekonomi adat dan
pelaksanaan rencana pembangunan nasional dan kebijakan dari pemerintah.Tepatnya,
keberhasilan otoritas lokal terletak di tangan karyawan. Namun, meningkatnya jumlah kasus
penipuan yang dilaporkan maka otoritas lokal harus benar-benar bisa mengambil tindakan
yang tepat. Sebagai tantangan tumbuh, masyarakat di sektor publik entah bagaimana
memiliki kesan samar-samar pada batas perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima
(PricewaterhouseCoopers, 2010) dimana dalam penelitian yang dilakukan oleh (Ab Majid. R,
2010) penyalahgunaan aset memang menjadi perhatian dalam otoritas lokal dimana yang
menunjukkan bahwa penyalahgunaan aset yang sering terjadi yaitu pertama kendaraan dan
koneksi internet, kedua perangkat komputer, ketiga penggunaan alat tulis kantor serta
keempat telepon.

Hal ini juga menemukan bahwa perilaku tidak etis adalah pemandangan umum diantara
karyawan dan beberapa dirasakan bahwa kegiatan yang legal. Konsekuensi dari tindakan ini
adalah Keuntungan bagi pribadi karyawan dan kerugian bagi organisasi (L. Stewart, 2007).
Sebuah studi pada otoritas lokal telah menunjukkan bahwa aset penyalahgunaan merupakan
perhatian utama di sektor publik dan juga telah menunjukkan bahwa itu adalah hal yang biasa
di organisasi. Meskipun dampaknya mungkin tidak signifikan, tetapi, jika dibiarkan terus
menerus bisa menjadi hal yang serius sehingga kerugian yang disebabkan dari
penyalahgunaan aset tersebut dapat dicegah dan aset dapat diinvestasikan kembali dalam
membangun perekonomian dan masyarakat pada umumnya.
Pada dasarnya tujuan penelitian ini menguji secara empiris mengenai penyalahgunaan
aset dalam otoritas lokal. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan dan analisis data
maka dapat dinyatakan kesimpulan sebagai berikut :

 Informasi mengenai Penyalahgunaan Aset dalam Otoritas Lokal tidak memiliki

dampak yang signifikan bagi pemerintah daerah

 Informasi dalam Penyalahgunaan Aset dalam Otoritas Lokal menunjukkan

bahwa masih kurangnya kesadaran hukum atas penggunaan aset pemerintah

Berdasarkan kuisoner yang telah disebarkan maka dapat diperoleh hasil bahwa
penyalahgunaan aset dalam otoritas lokal merupakan pemandangan yang umum di kalangan
karyawan dalam pemerintah daerah dimana mereka sering melihat rekan-rekan mereka
melakukan penyalahgunaan aset tersebut dan juga mereka sadar akan skenario tersebut akan
tetapi mereka masih akan melakukannya.
Sehingga dapat disimpulkan penyalahgunaan aset dalam otoritas lokal memberikan
bukti bahwa masalah penyalahgunaan aset tersebut dapat terjadi dalam beberapa faktor antara
lain, adalah kesempatan untuk menyalahgunakan aset,sistem pengendalian internal tidak
efektif, kurangnya kesadaran dan tingkat pendidikan karyawan. Hasil ini sejalan dengan hasil
beberapa penelitian terdahulu seperti Ab Majid et al. (2014) yang menemukan bahwa
penyalahgunaan aset oleh karyawan di otoritas lokal merupakan pemandangan yang umum
dan masih ada karyawan yang masih melakukan walaupun mereka sadar akan
penyalahgunaan aset tersebut

Anda mungkin juga menyukai