Anda di halaman 1dari 5

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Insulin


2.1.1. Definisi Insulin
Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau
Langerhans kelenjar pankreas. Insulin menstimulasi pemasukan asam
amino kedalam sel dan kemudian meningkatkan sintesa protein. Insulin
meningkatkan penyimpanan lemak dan mencegah penggunaan lemak
sebagai bahan energi. Insulin menstimulasi pemasukan glukosa ke
dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi dan membantu
penyimpanan glikogen di dalam sel otot dan hati. Insulin endogen
adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedangkan insulin
eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk
farmasi.
2.1.2. Indikasi Pemberian Insulin
1. Semua penyandang DM tipe I memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak ada.
2. Penyandang DM tipe II tertentu mungkin membutuhkan insulin
bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
darah.
3. Keadaan stress berat, seperti pada infeksi berat, tindakan
pembedahan, infark miokard akut atau stroke.
4. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan
insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
darah.
5. Ketoasidosis diabetik.
6. Hiperglikemik hiperosmolar non ketotik.
7. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang
memerlukan suplemen tinggi kalori, untuk memenuhi kebutuhan
energi yang meningkat, secara bertahap akan memerlukan insulin
eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati
normal selama periode resistensi insulin atau ketika terjadi
peningkatan kebutuhan insulin.
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
9. Kontraindikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
2.1.3. Efek Samping
1. Hipoglikemia
Merupakan efek samping yang paling sering terjadi akibat dosis
insulin yang terlalu besar, tidak tepatnya waktu makan dengan waktu
tercapainya kadar puncak insulin, atau karena adanya faktor yang
dapat meningkatkan sensitivitas terhadap insulin, misal insufisiensi
adrenal atau pituitary, ataupun akibat kerja fisik yang berlebihan.
2. Lipoatrofi dan lipohiperatrofi
Lipoatrofi jaringan lemak subkutan di tempat suntikan dapat
timbul akibat berbagai variasi respon imun terhadap insulin,
sedangkan lipohipertrofi dimana terjadi penumpukan lemak
subkutan terjadi akibat efek lipogenik insulin yang kadarnya
tinggi pada daerah tempat suntikan. Hal ini diduga akibat adanya
kontaminasi dalam preparat insulin dan reaksi lebih jarang terjadi
pada penggunaan insulin yang lebih murni. Pada kenyataannya
lipohipertrofi lebih sering terjadi dengan human insulin apabila
pasien yang menyuntikkan sendiri pada tempat yang sama. Hal ini
dapat disebabkan karena terjadinya absorbsi insulin yang kurang
baik atau tidak teratur. Untuk mengatasi hal ini, dianjurkan untuk
menyuntikkannya pada tempat berbeda terutama di sekitarnya
dimana terdapat atrofi atau tempat terjadinya lekukan
3. Efek samping lain
Edema, rasa kembung di abdomen dan gangguan visus, timbul
pada banyak pasien DM dengan hiperglikemia hebat atau
ketoasidosis yang sedang diterapi dengan insulin, dan ini
berhubungan dengan peningkatan berat badan sekitar 0.5 sampai
2.5 kg. Umumnya edema akan menghilang dalam beberapa hari
atau minggu kecuali bila ada gangguan fungsi jantung atau ginjal.
Edema ini terjadi akibat retensi Na+ atau peningkatan
permeabilitas kapiler akibat kontrol metabolik yang tidak adekuat.
2.1.4. Jenis – jenis Insulin

2.1.5. Lokasi Injeksi


Insulin diberikan secara subkutan, dengan sudut suntikan 45°
sampai 90°. Sudut 90° dibuat dengan mengangkat kulit dan jaringan
lemak di bawahnya; insulin disuntikkan ke dalam ruang antara lemak
dan otot. Pada klien yang kurus yang memiliki sedikit lemak, dipakai
sudut 45°-60°. Insulin regular merupakan satu-satunya tipe yang
dapat diberikan secara intravena.

Insulin biasanya diberikan pada pagi hari sebelum sarapan. Dapat


diberikan beberapa kali sehari. Tempat suntikan insulin harus
dipindah-pindah untuk mencegah lipodistrofi (atrofi atau hipotrofi
jaringan), yang dapat mengganggu penyerapan insulin. Lokasi
injeksi berpengaruh terhadap kadar gula darah. Insulin memasuki
pembuluh darah pada kecepatan yang berbeda ketika diinjeksikan
pada tempat yang berbeda. Insulin bekerja cepat ketika diinjeksikan
di abdomen. Insulin mencapai pembuluh darah lebih sedikit lama
dari lengan atas dan lebih lama dari paha dan pantat. Menginjeksikan
insulin pada lokasi yang sama tetapi berpindah di sekitar area yang
telah disuntikkan akan memberikan hasil terbaik (contoh, lokasi
injeksi minggu pertama berada di perut, minggu kedua berganti
lokasi di lengan atas, dan setiap kali injeksi berpindah dari titik yang
telah diinjeksikan) hal ini akan mencegah Lipoatrofi dan
lipohiperatrofi

2.1.6. Dosis Insulin


Dosis terbagi insulin digunakan pada Diabetes Melitus:
1. Bila kadar gula darah tidak stabil dan sukar dikontrol,
2. Bila hiperglikemia berat sebelum makan pagi tidak dapat
dikoreksi dengan insulin dosis tunggal perhari,
3. Pasien yang membutuhkan insulin lebih dari 100 U perhari.
A. Kebutuhan Insulin Harian
Produksi insulin pada orang normal, sehat yang kurus, antara 18-
40 unit perhari atau 0,2-0,5 u/kg BB perhari, dan hamper 50%
disekresi pada keadaan basal, 50% yang lain karena adanya asupan
makanan. Sekresi basal insulin sekitar 0,5-1 unit/jam, setelah asupan
glukosa oral dalam jumlah besar, sekresi meningkat menjadi 6 unit
perjam. Pada orang non diabetik dengan obesitas dan resistensi
insulin, sekresi meningkat 4x lipat atau lebih tinggi. Pada beberapa
populasi pasien DM tipe 1, rata-rata dosis insulin yang dibutuhkan
berkisar antara 0,6-0,7 unit/kgBB/hari, sedangkan pasien obesitas
membutuhkan dosis lebih tinggi (2 unit/kgBB/hari) karena adanya
resistensi jaringan perifer terhadap insulin.
B. Dosis Harian Total Insulin

C. Regulasi Cepat Insulin

2.1.7.
2.2 Konsep Hiperglikemia

Sumber :
Badan BPOM. 2009. Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008 Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta: Kerjasama
Badan POM RI, Koperpom dan CV Sagung Seto.

Program Studi S1 Ners Universitas Airlangga Surabaya. Tanpa tahun. Hand


Out “Manual Prosedur Tatalaksana Hipoglikemia dan Hiperglikemia”
(http://ners.unair.ac.id/materikuliah/MP-HPOHIPERGLIKEMIA.pdf
(Diakses pada 17 Agustus 2019).

Anda mungkin juga menyukai