Anda di halaman 1dari 31

PERBANDINGAN ANATOMI STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN PADA

HEWAN VERTEBRATA DAN HEWAN LAINNYA (SERANGGA)

Nama Kelompok:

Nikmatun Umi (1708531017)

Ni Desak Made Aprilia Dewi (1708531023)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem endokrin dapat dijumpai dari sistem saraf pada semua golongan
hewan, baik vertebrata maupun invetebrata. Sistem endokrin (hormon) dari sistem
saraf secara bersama dikenal sebagai super sistem neuroendokrin yang
bekerjasama secara kooperatif untuk menyelenggarakan fungsi kendalai dari
koordinasi pada tubuh hewan. Pada umumnya, sistem endokrin bekerja untuk
mengendalikan berbagai fungsi fisiologi tubuh, antara lain aktivitas metabolisme,
pertumbuhan, reproduksi, regulasi osmotik, dan regulasi ionik. Sistem endokrin
adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur
aktivitas tubuh (Isnaeni, 2006). Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem
saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama
bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu
(Sukiya, 2001).
Sistem endokrin sendiri dibagi menjadi beberapa kelenjar, yaitu kelenjar
tiroid, kelenjar hipofisis atau putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin,
kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar buntu. Kelenjar tanpa saluran
atau kelenjar buntu digolongkan bersama dibawah nama organ endokrin, sebab
sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjar melalui satu saluran, tetapi
langsung masuk ke dalam darah yang beredar di dalam kelenjar. Secara anatomi
sistem endokrin berbeda pada hewan yang satu dengan yang lainnya baik itu
vertebrata maupun invetebrata (Suwondo, 1995). Sel-sel penyusun organ endokrin
dibedakan menjadi dua yaitu sel neusekretori dan sel endokrin sejati, dimana sel
neurosekretori adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf dan mensekresikan
hormon sedangkan sel endokrin sejati adalah sel endokrin sebenarnya yang
difungsikan untuk mensekresikan hormon. Pada hewan invertebrata tidak
memiliki organ khusus untuk menggeluarkan sekretnya seperti hewan vertebrata
umumnya, sehingga hormon dikeluarkan melalui neurosecretory cell (NSC).
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin?
2. Bagaimana perbandingan anatomi struktur sistem endokrin pada hewan
vertebrata?
3. Bagaimana perbandingan sistem endokrin pada hewan vertebrata dan
hewan invetebrata?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem endokrin.
2. Untuk mengetahui perbandingan anatomi struktur sistem endokrin pada
hewan vertebrata.
3. Untuk mengetahui perbandingan sistem endokrin pada hewan vertebrata
dan hewan invertebrata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Endokrin
Endokrin berasal dari bahasa Yunani “endon” (dalam) dan “krino”
(berpisah). Jadi endokrin menyatakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang
sekresinya (hormon) diserap secara langsung ke aliran darah daripada dimasukkan
ke sistem pembuluh sebelum ke peredaran darah. Namun, tidak semua organ
tanpa pembuluh memiliki karakter endokrin seperti sumsum tulang, tonsil, limpa,
dan limfenodus. Organ-organ ini tidak tersusun atas sel sekretori yang
menghasilkan hormon (endokrin) (Suwondo, 1995). Dasar dari system endokrin
adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia perantara dimana
hormon akan memeberikan informasi dan intruksi dari sel satu ke sel yang
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-
masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruh hanya untuk sel
tertentu (Sloane, 2003).
Istilah “hormon” (dari bahasa Yunani, untuk membangunkan atau menjadi
bergerak) mewakili hasil sekresi dari jaringan glandular endokrin. Hormon dapat
dinyatakan sebagai substansi integrator kimia organik, dibentuk oleh jaringan
glandular endokrin yang ada dalam satu organ atau bagian dari tubuh, dan
ditransfer dalam beberapa jarak melalui darah, limfe, atau nervus ke organ lain
atau bagian tubuh lain untuk dirangsang atau dihambat (Greentein and Diana,
2010). Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
(kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah
laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah
menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai
kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon
mempengaruhi kerja organ dan sel. Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan
struktur kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida (hormon peptida) dan
hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan
hormon adalah saraf bekerja cepat dan pengaruhnya cepat hilang. Sedangkan
hormon bekerja lambat dan pengaruhnya (Williams, 2003).
2.2 Perbandingan Anatomi Struktur Sistem Endokrin pada Hewan
Vertebrata

1. Sistem Endokrin pada Pisces


a. Kelenjar hipofisa
Kelenjar hipofisa terletak dibawah diensefalon terdiri dari dua bagian yaitu
adenohypofisa dan neurohipofisa.
b. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin. Kelenjar tiroid pada
sebagian ikan bertulang sejati terdiri dari folikel-folikel yang menyebar
dipermukaan jantung, aortaventralis, dan dibawah arteri brachialis.
c. Kelenjar paratiroid
Kelenjar tiroid adalah empat kelenjar sukuran kacang polong yang letaknya
bilateral yaitu melekat dibagian atas dan bawah kelenjar tiroid. Kelenjar ini
terletak tersusun berpasangan dan mensekresikan hormon paratiroid (PTH.)
d. Jaringan interrenal
Pada ikan bertulang sejati jaringan innerrenal berupa sel-sel yang tersebar
disepanjang vena cardinalis pada ginjal. Jaringan ini mensekresikan hormon
steroid.
e. Kelenjar kromafin
Kelenjar kromafin pada ikan bertulang sejati tersebar di vena porkadinalis.
Kelenjar ini mensekresikan hormon adrenalin.
f. Kelenjar ultimobranchialis
Pada ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak dibawah rongga
kerongkongan, hampir melekat pada insang. Kelenjar ini mensekresikan
hormon kalsitonin.
g. Kelenjar seks
Kelenjar seks atau gonad mensekresikan hormon steroid. Pada ikan jantan
disebut androgen dan pada betina disebut estrogen.
h. Pulau Langerhans atau kelenjar pancreas
Pada ikan bertulang sejati ditemukan didekat usus halus dan kantung
empedu. Kelenjar ini mensekresikan hormon glucagon dan insulin.
i. Badan pineal
Badan pineal pada ikan terletak melekat pada diensefalon dan
mensekresikan hormon melantonin.
j. Badan stanius
Badan stanius ini ditemuka pada ikan dan menempel pada ren. Badan
stanius mensekresikan hormon stannioksalin.
k. Jaringan neurosekretori caudal
Jaringan ini terletak pada ujung sumsum tulang belakang pada
elesmobrachi dan teleostei (Williams, 2003).

Gambar 1. Sistem endokrin pada ikan


(Sumber: Saraswati, 2019).

(a) (b)
(c) (d)

Gambar 2. a) kelenjar interenal, b) kelenjar


pankreas, c) kelenjar tiroid, d) kelenjar hipofisis
(Sumber: Saraswati, 2019)

(a)

(d) (c)
Gambar 3. a) kelenjar hipofisis, b) kelenjar tiroid,
c) kelenjar seks (gonad)
(sumber: Majeed, 2016)
2. Sistem Endokrin pada Amphibi

Gambar 1. Sistem endokrin pada katak


(Sumber: Manisha, 2019).

a. Glandula Pituitaria atau Kelenjar Hipofisis


Kelenjar ini terletak di sisi ventral diencephalon otak. Kelenjar hipofisis
juga disebut 'kelenjar endokrin induk' karena beberapa hormonnya memengaruhi
kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar Ini terdiri dari lobus anterior, lobus sekresi
dan lobus posterior. Lobus anterior mengeluarkan hormon-hormon berikut yaitu
Hormon pertumbuhan (GH), hormon gonadotropik (GTHs), hormon perangsang
tiroid (TSH), hormon adrenokortikotropik (ACTH), lobus sekresi melanosit
merangsang hormon (MSH), sedangkan lobus Posterior mengeluarkan hormon
antidiuretik (ADH) atau vasopresin.
b. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang terletak dibelakang
tulang rawan hyoid kiri dan kanan yang berfungsi mengatur metabolisme secara
umum dan kelenjar ini mensekresikan hormon tiroksin (Green, 2002)
c. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah dua pasang benda kecil yang terletak dikedua
sisi bagian posterior pelat hyoid. Kelenjar ini mensekresikan parathormon (PTH).
Gambar 2. Glandulae pituitaria pada katak

(Sumber: Handayani, 2018).

Gambar 3. Anatomi kelenjar paratiroid pada katak

(Sumber: Handayani, 2018).


d. Kelenjar timus
Timus pada katak dewasa adalah bagian kecil limfoid kompak yang
terletak dibelakang setiap tympanum dibawah otot mandibular depressor. Kelenjar
timus lebih kecil ukurannya pada katak dewasa daripada berudu, kelenjar ini
mensekresikan hormon timosin.
e. Kelenjar adrenal
Ada sepasang kelenjar adrenal. Setiap kelenjar adrenal adalah struktur
kuning atau oranye yang ada pada permukaan ventral setiap ginjal. pada katak
kelenjar adrenal terdiri dari dua jenis jaringan yang saling berdekatan. Kelenjar
adrenal mensekresikan hormon adrenalin.
f. Kelenjar pineal
Kelenjar ini terletak di permukaan dorsal diencephalon otak. Kelenjar ini
mengeluarkan hormon melatonin.
g. kelenjar pankreas
Bagian endokrin pankreas terdiri dari pulau Langerhans, beberapa pulau
Langerhans mensekresikan hormon insulin dan glucagon.
h. Membrane perut
Sel sel tertentu dari selaput lender (mukosa) lambung yang mensekresikan
hormon gastrin.
i. Kelenjar intestinum
Sel-sel tertentu dari selaput lendir (mukosa) dari duodenum mengeluarkan
beberapa hormon seperti secretin dan cholecystokinin (Lauralee, 2001)
j. Kelenjar kelamin atau gonad.
Testis melekat pada bagian antero-lateral ginjal, yang fungsi utamanya
adalah untuk menghasilkan sperma tetapi ada juga sel-sel endokrin yang dikenal
sebagai sel interstitial untuk mengeluarkan hormon seks jantan (testosterone),
sedangkan pada betina disebut ovarium dan menghasilkan hormon estrogen dan
progesterone.
Gambar 4. Kelenjar adrenal, kelenjar kelamin, dan
kelenjar pankreas
(Sumber: Mashina, 2019).
3. Sistem Endokrin Pada Reptil
a. Hipotalamus
Hipotalamus merupakan pusat kontrol dimana pada reptil
hipotalamus terletak di bawah thalamus. Hipotalamus pada reptil
menghasikan hormon yang sama seperti pada mamalia yaitu GRH,
GHRH, ADH, oksitosin dan sebagainya.
b. Hipofisis (kelenjar pituitari)
Hipofisis pada reptil berbentuk elips dan terletak menggantung di
bawah hipotalamus serta dihubungkan oleh infundibulum. Dimana
hipofisis pada reptil menghasilkan hormon LH, FSH, ACTH dan
sebagainya.
c. Kelenjar pineal (pineal gland)
Kelenjar pineal pada reptil berbentuk seperti biji pinus, dimana
kelenjar ini mensekresikan hormon melatonin.

Gambar 1. Letak hipotalamus, hipofisis dan kelenjar


pineal pada reptil
(Sumber : Bhavya, 2010).
Gambar 2. Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari)
(Sumber : Dea, 2009).

d. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid pada reptil berbentuk perisai kecil, berwarna gelap
dan terletak di bagian tenggorokan dimana kelenjar ini menghasilkan
hormon tiroksin (T4), dan triiodothyronine (T3) serta berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan shedding normal kulit.
e. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid, berbentuk bulat
kecil dan berjumlah dua pasang dimana kelenjar ini menghasilkan
parathormone.
f. Ultimobranchial bodies
Ultimobranchial bodies pada reptil terletak di dekat kelenjar
paratiroid dimana kelenjar ini memiliki bentuk bulat kecil berwarna
bening dan mengsekresikan kalsitonin.
g. Kelenjar timus
Kelenjar timus pada reptil terletak sepasang, berwarna coklat gelap
dan berbentuk seperti tonjolan memanjang kebawah.
Gambar 3. Anatomi kelenjar timus dan tiroid pada penyu
(Sumber : Wyneken, 2014).

Gambar 4. Anatomi kelenjar timus dan


ultimobranchial body pada penyu
(Sumber : Wyneken, 2014).
h. Kelenjar adrenal
Kelenjar adrenal pada reptil terletak di atas ginjal, dengan
bentuknya bulat kecil berwarna sedikit kekuningan dimana kelenjar ini
dapat mensekresikan hormon mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
gonadokortikoid.
i. Kelenjar pancreas
Kelenjar pankreas yang menghasilkan hormon insulin dan
glukagon terletak di jaringan pulau Langerhans, dimana pankreas pada
reptil terletak dekat dengan duodenum, berbentuk menyempit dan
memanjang.
j. Kelenjar gonad
Kelenjar gonad pada reptil terdiri dari dua yaitu testis dan ovarium
dimana kedua kelenjar ini terletak di bagian reproduksi dengan
menghasilkan hormon estrogen, progesterone dan testosterone.

Gambar 5. Anatomi kelenjar adrenal pada penyu


(Sumber : Wyneken, 2014).
Gambar 6. Anatomi kelenjar pankreas yang berbentuk
sempit dan memanjang di dekat duodenum pada penyu
(Sumber : Wyneken, 2014).

Gambar 7. Anatomi kelenjar testis pada


biawak air
(Sumber : Mahfud dkk., 2015)
4. Sistem Endokrin Pada Aves

Gambar 1. Letak kelenjar Gambar 2. Letak kelenjar


endokrin pada ayam betina endokrin pada ayam jantan
(Sumber : Sukiya, 2001). (Sumber : Sukiya, 2001).

Chen et al. (2013), menyatakan bahwa sistem endokrin pada aves (unggas)
merupakan sistem regulasi yang kerjanya dirangsang oleh sistem saraf untuk
mengontrol kegiatan pada tubuh unggas, dimana sistem ini terdiri atas kelenjar
endokrin dan hormon. Kelenjar endokrin pada unggas tidak jauh berbeda dengan
kelenjar endokrin pada umumnya dimana terdiri atas beberapa bagian yaitu :
a. Hipotalamus
Hipotalamus merupakan pusat kontrol yang terletak dibawah thalamus
dan di dekat kelenjar pituitari, dimana hipotalamus ini akan merangsang
hipofisis untuk mengeluarkan hormon. Hipotalamus menghasilkan hormon
GRH, GHRH, dan sebagainya.
b. Hipofisis (kelenjar pituitari)
Hipofisis berbentuk elips dengan posisinya tergantung di bawah
hipotalamus oleh tangkai pendek dan rapuh (infundibulum), dan menempati
fossa hipofise sellae tursica (cekungan pada tulang basisphenoid) yang berada
di bawah cavum cranii (tepatnya fossa cranialis medius). Hipofisis dibagi
menjadi dua lobus yaitu hipofisis anterior dan hipofisis posterior, dimana
kelenjar ini menghasilkan hormon ACTH, FSH dan LH, GH, TSH dan
sebagainya.
c. Epifise (kelenjar pineal)
Kelenjar pineal berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna gelap serta
terletak di belakang hemisphaerium cerebri, dimana kelenjar ini
menghasilkan hormon melatonin.

Gambar 3. Perbandingan letak kelenjar hipofisis dan


kelenjar pineal (epifise) dari burung dan manusia
(Sumber : Suhaerah, 2016).
Gambar 4. Gambar letak anatomi kelenjar
hipofisis dan pineal dari aves
(Sumber: Chen et al., 2013).

d. Tiroid (kelenjar gondok)


Kelenjar tiroid berbentuk perisai kecil, berwarna coklat muda dan
berjumlah dua buah dengan letaknya yaitu di dekat vena jagularis dan
dekat percabangan antara a. subclavia dan a. carotis, dimana kelenjar ini
menghasilkan hormon tiroksin (T4), triiodothyronine (T3) dan sebagainya.
e. Paratiroid (kelenjar anak gondok)
Paratiroid berbentuk kecil, terletak di dekat kelenjar tiroid dan
berjumlah 4 buah (2 pasang), dimana kelenjar ini menghasilkan hormon
parathormone.
f. Ultimobranchial bodies
Memiliki panjang 1-3 mm dan terletak di bagian atas dari kelenjar
paratiroid, dimana kelenjar ini menghasilkan kalsitonin.
g. Timus
Kelenjar timus terdapat sepasang pada unggas dan terletak di
sepanjang leher.
Gambar 6. Letak kelenjar timus dan
kelenjar tiroid pada aves
(Sumber : Ritchie et al., 2008)

Gambar 7. Kiri (a). Lobus dari kelenjar timus, (b).


Kelenjar tiroid, (c). Pembuluh jugular, (d). arteri
carotid, (e). brachial plexus, (f). jantung, (g). esofagus,
(h). trakea. Kanan (kelenjar paratiroid, tiroid dan
ultimobranchial body)
(Sumber : Hendarti, 2013).
h. Adrenal
Kelenjar adrenal terletak di atas ginjal dengan bentuknya bulat
kecil dan berwarna kuning, dimana kelenjar ini menghasilkan hormon
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan gonadokortikoid.
i. Pankreas
Jaringan pulau Langerhans terletak di pankreas dimana kelenjar ini
menghasilkan insulin dan glukagon.
j. Kelenjar gonad
Kelenjar gonad terdiri atas ovarium untuk unggas betina dan testis
untuk unggas jantan dimana kedua kelenjar ini terletak di bagian
reproduksi dengan menghasilkan hormon estrogen, progesterone dan
testosterone.

Gambar 8. Anatomi kelenjar adrenal dan testis pada aves


(Sumber : Ritchie et al., 2008).
5. Sistem Endokrin pada Mamalia

Gambar 1. Sistem endokrin


pada manusia
(Sumber: Amalia, 2012)

a. Kelenjar hipofisis

Kelenjar hipofisis terletak di bagian diensepalon, sekresi hormon dari


kelenjar hipofisis ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Kelenjar
hipofisis dibagi menjadi 2 bagian, yaitu anterior dan posterios. Hipofisis anterior
mensekresi hormon ACTH, hormon FSH, hormon GH, hormon LH, hormon TSH,
hormon PRL (prolactin) dan hormon MSH. Sedangkan hipofisis posterior
mensekresi hormon oksitosin dan hormon ADH.
Gambar 2. Kelenjar hipofisis pada manusia

(sumber: Anti, 2013)


b. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah kelenjar dalam otak, kelenjar pineal mempunyai
bentuk menyerupai biji pinus dan berukuran kecil yaitu sekitar 5-8 mm. kelenjar
ini mensekresikan hormon melatonin.

Gambar 3. Kelenjar pineal pada manusia

(sumber: Mila, 2011)

c. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak dibagian depan leher tepatnya dibawah jakun
terdapat dua lobus dan menghasilkan yodium. Kelenjar tiroid menekresi hormon
kalsitonin dan hormon tiroid.
Gambar 4. Kelenjar tiroid pada manusia
(Sumber: Anti, 2013).

d. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak dibelakang kelenjar tiroid dan berjumlah
empat, kelenjar paratiroid mensekresi hormon paratiroid (PTH) yang berfungsi
sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui
peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel
oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief

Gambar 5. Kelenjar paratiroid pada manusia

(Sumber: Anti, 2013).

e. Kelenjar Adrenalin
Kelenjar adrenal atau kelenjar anak ginjal (kelenjar supra renal) terletak di
atas ginjal bagian kiri dan kanan. Bagian luar dari kelenjar adrenal berwarna
kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks dan bagian medula
yang menghasilkan hormon adrenalin atau epinefrin dan non adrenalin atau non
eprinefrin. Kelenjar adrenal beratnya kira-kira 4 gram. Kelenjar adrenal terdiri
atas dua bagian yang berbeda, yaitu: Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar
suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian
tengah (medula). Medula Adrenal yang berada di pusat, bagian ini kira-kira 20%
dari keseluruhan kelenjar adrenal, berkaitan dengan sistem saraf simpatis,
bertugas untuk mensekresi hormon epinefrin dan norepinefrin. Korteks Adrenal,
bagian ini berada di luar dan berfungsi untuk mensekresi hormon kortikosteroid
dan androgen. Pada korteks menghasilkan hormon deoksikortison dan kortison
(Isnaeni, 2006).

Gambar 6. Kelenjar adrenalin pada manusia

(Sumber: Anti, 2013)

f. Kelenjar Timus
kelenjar timus terletak dibagian depan dada, tepatnya dibelakang tulang
dada, berbentuk seperti kupu-kupu berwarna abu-abu yang didalamnya berwarna
merah muda. Kelenjar timus menghasilkan atau mensekresi hormon timosin,
hormon insulin, dan hormon melatonin.
Gambar 7. Kelenjar timus pada manusia

(sumber:Anti, 2013)

g. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pancreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas


dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien, panjang sekitar 10-20 cm
dan lebar 2,5-5 cm Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau
Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang
menghasilkan glukagon, sel beta yang menghasilkan hormon insulin, dan sel delta
yang menghasilkan hormon somatostatin.

Gambar 8. Kelenjar pancreas pada manusia

(sumber: Anti, 2013)


h. Kelenjar kelamin (kelenjar gonad)

Pada pria kelenjar kelamin berbentuk dua buah testis yang terletak didalam
skrotum dan mensekresikan hormon testosterone dan estradiol dibawah pengaruh
LH. Sedangkan pada wanita kelenjar elamin berbentuk ovarium dan dapat
mensekresikan atau menghasilkan hormon estrogen dan progesterone (Zen, 2012).

Gambar 9. Kelenjar kelamin pada manusia

(sumber: Anti, 2013)


2.3 Sistem Endokrin Pada Invertebrata (Insecta)

Gambar 1. Anatomi Neuroendokrin pada insecta (serangga)


(Sumber : Fonagy, 2015).

Sejumlah hewan invertebrata tidak memiliki kelenjar endokrin seperti hewan


vertebrata pada umumnya, melainkan menggunakan sel neurosekretori/
neurosecretory cell (NSC) untuk mengeluarkan sekretnya (Ashari dan Prastika,
2014). Banyak hewan yang termasuk ke dalam invertebrata yang menggunakan
sel neurosekretori untuk mengeluarkan sekretnya, salah satunya adalah serangga.
Sistem neurosekretori pada serangga terdiri dari beberapa set sel neurosekretori
(NSC) yang terletak di otak dan sumsum saraf ventral. Mayoritas NSCs
ditemukan di protocerebrum dorso-medial yang sering disebut pars intercerebralis
(PI) dan pars lateralis (PL). NSC ini dihubungkan dengan axon bundles terhadap
satu set kelenjar endokrin yaitu CC (corpus cardiacum) dan CA (corpus allatum).
Pada Drosophylla sp. CA dan CC bersama dengan kelenjar neuroendokrin ketiga
yaitu kelenjar prothoracic (PTG) menyatu kedalam kompleks tunggal dan
mengelilingi ujung anterior dari pembuluh darah dorsal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem endokrin merupakan organ tanpa saluran (pembuluh) yang
sekresinya (hormon) diserap secara langsung ke aliran darah daripada
dimasukkan ke sistem pembuluh sebelum ke peredaran darah.
2. Perbandingan anatomi struktur sistem endokrin pada hewan vertebrata
secara umum memiliki bentuk yang sama dimana kelenjar endokrin ini
terdiri atas hipotalamus, hipofisis (kelenjar pituitary), kelenjar pineal,
kelenjar timus, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pankreas, serta
kelenjar kelamin (kelenjar gonad). Akan tetapi untuk kelenjar
ultimobranchial bodies hanya dimiliki oleh kelas pisces, reptil dan aves,
sedangkan untuk ikan (pisces) tidak terdapat kelenjar adrenal melainkan
kelenjar kromafin.
3. Perbandingan sistem endokrin pada hewan vertebrata dan invertebrata
adalah hewan vertebrata memiliki kelenjar endokrin sejati untuk
mengeluarkan hormonnya sedangkan untuk hewan invertebrata tidak
terdapat kelenjar endokrin sejati sehingga digunakan sel neurosekretori
(NSC) dalam mengeluarkan hormonnya di dalam tubuh.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis kepada pembaca yaitu perlu
dilakukannya studi lanjutan mengenai materi yang terdapat pada paper ini
dikarenakan masih terdapat banyak kekurangan yang perlu diperbaiki
sehingga nantinya dapat digunakan para pembaca sebagai referensi untuk
menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, L. 2012. Sistem Endokrin.


https//diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/endokrin.pdf. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2019.
Anti, Y. 2013. Makalah Anatomi Fisiologi Manusia Sistem Endokrin.
https://www.academia.edu/7337905/Makalah-sistem-endokrin. Diakses
pada tanggal 24 Desember 2019.
Ashari, D. H., dan K. T. Prastika. 2014. Pengantar Sistem Endokrin Pada Hewan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret.
Bhavya, S. 2010. Nervous System of Garden Lizard with Diagram. Zoology Note.
Amsterdam.
Chen, C. C., C. M. Winkler, A. R. Pfenning, and E. D. Jarvis. 2013. Molecular
Prifling of the Developing Avian Telencephalon : Regional Timing and
Brain Subdivision Continuities. J. Comp. Neurol. 1(3): 14-18.
Dea, A. 2009. Kelenjar Pituitari (Hipofisis): Pengertian, Fungsi dan Bagian
Strukturnya Terlengkap. https://seputarilmu.com/2019/09/kelenjar-
pituitari.html (diakses pada tanggal 23 Desember 2019).
Funagy, A. 2015. Neuroendocrine system of an insect. Hungarian Academy of
Science. 26(5): 176-181.
Green, J. H. 2002. Fisiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Tangerang.
Greentein, B and F. Dianan. 2010. At a Glance System Endokrin. Erlangga.
Jakarta.
Handayani, R. N. 2018. Sistem Endokrin.
https://www.slideshare.net/RafikaNurHandayani/sistem-endokrin-
116504229. Diakses pada tanggal 24 Desember 2019.
Hendarti, G. A. 2013. Pengantar Anatomi Veterinari 4. Alfabeta. Bandung.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisisus. Yogyakarta.
Mahfud, C. Nisa, dan A. Winarto. 2015. Anatomi Organ Reproduksi Jantan
Biawak Air Asia Varanus salvator (Reptil: Varanidae). Acta Veterinaria
Indonesia. 3(1): 1-7.
Majeed, H. S. 2016. Endokrin System of Fishes.
https://prezi.com/pa_itjzxp4_k/endocrine-systems-of-fishes/. Diakses pada
tanggal 22 Desember 2019.
Manisha. 2019. Essay on Frogs.
http://www.biologydiscussion.com/essay/frog/essay-on-frog/44572.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2019.
Mila. 2011. Sistem Endokrin Kelompok 9.
http://pustakabiologi.files.wordpress.com/2011/10/sistem-endokrin-klp-9-
pdf. Diakses Pada Tanggal 22 Desember 2019.
Ritchie, M. B. A., A. Philny, and D. A. B. Anthony. 2008. The Anatomy and
Physiology of the Avian Endocrine System. Journal of Science Direct.
11(1): 1-14.
Sloane, E. 2003. Anatomi dan Fisiologi. EGC. Jakarta.
Suhaerah, L. 2016. Zoologi Vertebrata. Alfabeta. Bandung.
Sukiya 2001. Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Suwondo, J. 1995. Fsisiologi Kelenjar Endokrin. EGC. Jakarta.
Williams, R. H. 2003. Williams Textbook of Endocrinology. Saunders. USA.
Wyneken, J. 2014. The Anatomy of Sea Turtle. Alpha. New York.
Zen. H. 2012. It Blok 5: Histology Lecture, Endokrin. UNSRI. Palembang.

Anda mungkin juga menyukai