Anda di halaman 1dari 17

BAB I

IDENTIFIKASI PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. Y.N


Umur : 49 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Nolloth
No.RM : N.00.07.80
Tanggal masuk RS 3 September 2019

II. ANAMNESIS ( 3 September 2019 jam 07.30 WIT )

Keluhan utama :
Nyeri pada benjolan dilipat paha kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga dengan keluhan nyeri sekali pada benjolan dilipat
paha kiri. Nyeri timbul sejak semalam dan dirasakan tiba-tiba saat pasien sedang duduk dengan
teman-temannya. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak dapat ditahan. Pasien mengaku
Benjolan di lipat paha kiri telah timbul sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Awal terasa
benjolan muncul kecil seperti kelereng, lama-lama benjolan terasa semakin membesar seperti
telur puyuh. Awalnya Benjolan keluar jika pasien beraktivitas kemudian masuk kembali jika
beristirahat atau berbaring. Namun satu bulan terakhir ini benjolan menetap dan tidak bisa
masuk kembali walaupun pasien sedang beristirahat. Keluhan lain seperti mual-muntah, tidak
bisa BAB ataupun kentut serta demam disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu :


 Riwayat dirawat di RS : Disangkal
 Riwayat DM : Disagkal

HIL Sinistra Irreponible| 1


 Riwayat hipertensi : Disangkal
 Riwayat batuk lama atau pengobatan 6 bulan : Disangkal
 Riwayat Sakit jantung : Disangkal
 Riwayat Alergi obat : Disangkal
 Riwayat Asma : Disangkal
 Riwayat trauma : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


 Riwayat sakit serupa : Disangkal
 Riwayat DM : Disangkal
 Riwayat hipertensi : Disangkal
 Riwayat Sakit jantung : Disangkal

Riwayat Pribadi :
 Kebiasaan olahraga : Tidak pernah
 Riwayat minum obat-obatan : Disangkal
 Kebiasaan merokok : Ya
 Riwayat minum alkohol : Ya

Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien tinggal bersama dengan istri . Dalam 1 rumah terdapat 2 orang anggota keluarga. Pasien
bekerja sebagai petani. Pasien berobat dengan menggunakan BPJS PBI. Kesan ekonomi :
kurang

Riwayat Operasi :
Tidak terdapat riwayat operasi

III. PEMERIKSAAN FISIK ( 3 September 2019 jam 07.35 WIT )


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis

HIL Sinistra Irreponible| 2


Vital Sign : TD :120/80 mmHg
N : 88 x/menit, reguler, kuat angkat
S : 36,7 C (axiller)
R : 22 x/menit
VAS : 7
Berat Badan : 65 Kg
Tinggi Badan : 164 cm
Status Gizi : IMT 20,54 kg/m2 (normoweight)
Kepala : normocephal, simetris, warna rambut hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, edema palpebra (-/-).
Hidung : Rhinorea (-/-), septum deviasi (-), cavum nasi lapang.
Telinga : Othorea (-/-)
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), tonsil T1/T1, faring hiperemis (-)
Leher : JVP 5-2 cmH2O (tidak meningkat), pembesaran KGB (-), kelenjar tiroid (-)
Thoraks : inspeksi simetris, venektasi (-), retraksi (-), scar (-), iktus cordis tidak
terlihat
Jantung : palpasi iktus cordis dan tidak teraba, perkusi batas jantung dalam batas
normal, BJ 1 dan 2 tunggal, reguler, HR 84x/m, murmur (-), gallop (-)
Paru : palpasi fremitus kiri=kanan, perkusi sonor +/+, auskultasi vesikuler,
rhonki -/-, wheezing -/-.
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), Bising usus (+)
Ekstremitas : akral hangat, oedema (-), CRT < 3 detik

b. Status Lokalis
Regio Inguinalis Sinistra
 Inspeksi: Terlihat benjolan sebesar telur ayam di daerah Inguinalis Sinistra, diameter ± 8 cm.
Warna kulit sama dengan daerah sekitarnya, tidak terdapat fistel.
 Palpasi: Teraba benjolan, bentuk lonjong, sebesar telur ayam, konsistensi kenyal, nyeri
tekan. Benjolan tidak dapat didorong masuk dengan jari kelingking dalam posisi pasien
berbaring.
 Auskultas : Bising usus (+)
 Finger test : Benjolan teraba dengan ujung jari

HIL Sinistra Irreponible| 3


IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (pemeriksaan tanggal 3 September 2019)
Tabel 1. Darah rutin
PARAMETER NILAI SATUAN NILAI RUJUKAN
WBC 6.3 103/µl 5.00-10.00
LYM% 15,7 % 10.8-45.4
MID% 6,2 % 1.8-17.0
GRA% 78,1 % 44.0-80.9
LYM 1,0 103/µl 0.80-3.30
MID 0.4 103/µl 0.30-1.70
GRA 4.9 103/µl 2.30-8.80
Hemoglobin 9,8 g/dl 11.0-16.0
MCV 65.7 fl 76.4-102.0
MCH 20.5 pg 23.3-36.1
MCHC 31.3 g/dl 29.7-36.8
RBC 4.22 106/ µl 4.00-5.50
RDWc 16,2 % 11.3-16.7
Hematokrit 29.2 % 26.10-49.60
PLT 110 103/ µl 100-300
Kesan: normal

V. RESUME
Seorang laki-laki (49 tahun) datang dengan keluhan nyeri pada benjolan dilipat paha kiri,
pasien menyangkal adanya muntah, konstipasi dan demam. Dari hasi pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang. Kesadaran Kompos Mentis, TD: 120/80
mmHg. Nadi: 88x/menit (regular, isi dan tegangan cukup). RR: 22 x/menit. Suhu: 36,70 C
(axiller), VAS 7. pada pemeriksaan lokalis ditemukan tampak benjolan sebesar telur ayam,
warna kulit sama dengan daerah sekitarnya, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+), tidak bisa
dimasukkan, Bising usus (+), Pemeriksaan finger test (+).

VI. DIAGNOSIS
Hernia Inginalis Lateralis Sinistra Irreponibel

VII. TERAPI
- Medikamentosa:
• Infus NaCl 0,9% 16 tpm
• Inj. Ketorolac 3 x 30 mg/iv
• Inj. Ranitindin 2 x 50 mg

HIL Sinistra Irreponible| 4


• Drip Tramadol 50 mg/iv
• Posisi kaki ditinggikan dari tubuh 30 derajat
- Monitoring: Observasi Keadaan umum dan TTV
- Edukasi:
• Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga dan penyebab,
perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta usaha pencegahan
komplikasi
• Edukasi Rujuk untuk Operasi

VIII. PROGNOSIS
• Ad functionam : dubia ad bonam
• Ad sanationem : dubia ad bonam
• Ad vitam : dubia ad bonam

HIL Sinistra Irreponible| 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari muskulo aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri dari cincin, kantong
dan isi hernia. Semua hernia terjadi melalui celah lemah yang potensial pada dinding abdomen
(lokus minoris resistensiae baik bawaan maupun didapat) yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan
intra abdomen yang berulang atau berkelanjutan dan kelemahan otot dinding perut.

B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia dapat berupa kongenital ataupun akuisial (faktor pencetus
selama hidup).
 Kongenital: Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan
menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut
dengan prosesus vaginalis peritoneum. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini
sudah mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat melalui kanal tersebut. Namun
dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun lebuh
dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka
biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadan normal, kanalis yang terbuka ini akan
menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus ( karena tidak mengalami
obliterasi ), akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
 Akuisial (didapat):
- peninggian tekanan intra abdomen kronik yang dapat mendorong isi hernia melewati
melewati annulus internus yang cukup lebar, seperti batuk kronik, pekerjaan mengangkat
benda berat, konstipasi, dan asites. Peninggian tekanan intra abdomen juga dapat membuka
kembali kanalis inguinalis.
- Anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi
hernia.
- kelemahan otot dinding perut karena usia, malnutrisi, ataupun paralisis dari saraf motorik.

HIL Sinistra Irreponible| 6


- Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang sedikit.
Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaringan lemak
pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR (Locus
minoris resistance).
- Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.

C. PATOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 2-8 dari kehamilan,
terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut.Penurunan testis itu akan menarik
peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus
vaginalis peritonea. Bila bayilahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup,
karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, makakanalis inguinalis yang kanan
lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanalyang terbuka ini akan menutup pada usia 2
bulan.
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena
prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul herniainguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia
pada orang dewasa ini terjadi keranausia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut
melemah. Sejalandengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami
prosesdegenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerahini
merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat seperti batuk- batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang-
barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia
inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat
reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia
dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi
penekanan terhadap cincin hernia,akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia
menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi
obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bilat erjadi
penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah,konstipasi. Bila inkarserata

HIL Sinistra Irreponible| 7


dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan
terjadi nekrosis.

D. KLASIFIKASI
Menurut sifatnya, hernia dibagi menjadi empat, yaitu :
 Hernia Reponibel
Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk
lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
 Hernia Irreponibel
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini biasanya
disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut
hernia akreta. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya
pada : femoral, umbilical). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan usus. Hernia
ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi
daripada hernia reponibel.
 Hernia Strangulata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan terjadi
gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi nekrosis.
Strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis yang terinfeksi
(gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi permeabel terhadap bakteri, yang
bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan dari sana menuju pembuluh darah. Usus
yang infark dan rentan, mengalami perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia) dan
cairan lumen yang mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan
peritonitis. Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian.
 Hernia Inkerserata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat
kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya gangguan pasase usus. iasanya obstruksi
terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan
berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai
darah masih baik, tetapi lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia
ireponibel yang mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata.

HIL Sinistra Irreponible| 8


Tipe khusus Hernia lainnya:
 Sliding Hernia
Hernia ini adalah dimana struktur extraperitoneal membentuk sebagian dinding kantong.
Apabila sebagian dinding kantong hernia terbentuk dari organ yang merupakan isi hernia
seperti caecum, kolon sigmoid atau kandung kemih, disebut sliding hernia. Sliding hernia
dapat terjadi karena isi kantong berasal dari organ yang letaknya retroperitoneal. Alat
bersangkutan tidak masuk ke kantung hernia, melainkan tergeser dari retroperitoneal.
 Hernia Ritcher
Pada hernia tipe ini, hanya sebagian dari usus yang terperangkap (biasanya usus halus). Isi
dari kantung hernia terdiri dari hanya satu sisi dari dinding usus. Bahayanya hernia ini
adalah usus dapat mengalami iskemi tanpa perkembangan nyata dari gejala obstruksi.
Biasanya pasase usus masih ada, mungkin terganggu karena usus terlipat sehingga disertai
obstruksi usus.
Menurut letaknya, hernia dibagi menjadi beberapa yaitu :
 Hernia Inguinalis
Merupakan hernia yang paling sering terjadi. Hernia inguinalis merupakan hernia yang
terjadi di kanalis inguinalis, yang dibatasi oleh :
- Kraniolateral: annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari
fascia tranversalis dan apponeurosis m. tranversus abdominus.
- Medial bawah: annulus inguinalis eksternus yang merupakan bagian terbuka dari
aponeurosis m.oblikus eksternus.
- Atap: aponeurosis m. oblikus eksternus.
- Dasar: ligamentum inguinale
Pada pria kanalis inguinalis ini berisi facikulus spermatikus, vasa spermatika, nervus
spermatikus, m.kremaster, prosesus vaginalis peritonei, dan ligamentum rotundum, pada
wanita berisi ligamentum rotundum.
Klasifikasi Hernia Inguinalis:
a. Hernia Ingunalis Lateralis (Indirek): Terjadi karena keluar dari rongga peritoneum
melalui annulus inguinalis internus yang terletak sebelah lateral dari pembuluh darah
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut,
tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada di

HIL Sinistra Irreponible| 9


dalam m.kremaster terletak anteromedial terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali
sperma. Disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. Pada bayi dan anak, hernia lateralis disebabkan oleh kelainan bawaan
berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis peritoneum sebagai akibat proses penurunan
testis ke skrotum.
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha yang timbul pada
waktu mengedan , batuk atau mengangkat beban berat dan menghilang pada waktu istirahat
baring. Pada bayi dan anak-anak adanya benjolan yang hilang timbul dilipat paha biasanya
diketahui oleh orang tua. Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak
nangis, dan kadang-kadang perut kembung, harus dipikirkan kemungkinan hernia
strangulata.
Pemeriksaan fisik pada Inspeksi diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha,
skrotum atau labia dalam posisi berdiri atau berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk
sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat. Palpasi dilakukan dalam
keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan
dapat direpoisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada
anak-anak, kadang cincin hernia dapat teraba berupa annulus inguinalis yang melebar.
b. Hernia Ingunalis Medialis (Direk): Terjadi karena hernia menonjol langsung ke depan
melalui trigonum Hasselbach, daerah yang dibatasi oleh :
- Inferior: ligamentum inguinale
- Lateral: pembuluh darah epigastrika inferior
- Medial: tepi otot rectus
Dasar trigonum Hasselbach dibentuk oleh facia transversa yang diperkuat oleh serat
aponeurosis m. transversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah
ini potensial untuk menjadi lemah. Hernia inguinalis medialis, karena tidak keluar melalui
kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin
hernia longgar.
Hernia inguinalis direk ini hampir selalu disebabkan faktor peninggian tekanan intra
abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hasselbach. Oleh karena itu
hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada pria tua. Hernia ini jarang, bahkan
hampir tidak pernah mengalami inkarserasi dan strangulasi. Mungkin terjadi hernia geser
yang mengandung sebagian dinding kantong kemih. Kadang ditemukan pada segala umur

HIL Sinistra Irreponible| 10


dengan defek kecil di m. oblikus internus abdominis dengan cincin kaku dan tajam yang
sering mengalami strangulasi.
Pemeriksaan fisik pada Inspeksi terlihat adanya massa tumor pada annulus inguinalis
eksterna yang mudah mengecil bila tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior
maka hernia ini jarang sekali menjadi ireponibilis. Palpasi jika ditekan pada annulus
inguinalis interna pada saat pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan karena
hernia ini langsung menuju annulus unguinalis eksterna sehingga disebut hernis direkta. Bila
hernia ini dimasukkan sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum,
sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia. Bila jari
dimasukkan dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding belakang. Bila
pasien di suruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah dapat
meraba ligamentum Cooper pada ramus superior tulang pubis.

 Hernia Femoralis
Hernia femoralis adalah hernia yang terjadi pada kanalis femoralis. Kanalis femoralis ini
terletak medial dari v. femoralis di dalam lacuna vasorum dorsal dari ligamentum inguinalis,
tempat v. safena magna bermuara di dalam v. femoralis.
Batas kranioventral: ligamentum inguinalis
Batas kaudodorsal: pinggir os pubis yang terdiri dari ligamentum iliopektineale
( ligamentum Cooper )
Batas lateral : v. emoralis
Batas medial: ligamentum lakunare Gimbernati
Umumnya dijumpai pada wanita tua. Kejadian pada perempuan kira – kira 4 kali laki –
laki.Keluhan biasanya berupa benjolan dilipat paha yang muncul terutama pada waktu
melakukan kegiatan yang menaikan tekanan intra abdomen seperti mengankat barang atau
batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
benjolan lunak dilipat paha dibawah ligamentum inguinale di medial V. femoralis dan
lateral tuberkulum pubikum.
Pintu masuk hernia femoralis adalan annulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk
kedalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan V. femoralis sepanjang
kurang lebih 2 cm dan keluar pada fossa ovalis pada lipat paha.

HIL Sinistra Irreponible| 11


 Hernia Umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia congenital pada umbilicus yang hanya ditutup
peritoneum dan kulit, berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilicus akibat peninggian tekanan intra abdomen, biasanya jika bayi
menangis. Angka kejadian hernia ini lebih tinggi pada bayi premature.
Hernia umbilikalis pad orang dewasa merupakan lanjutan hernia umbilikalis pada anak.
Peninggian tekanan karena kehamilan, obesitas atau asites merupakan faktor predisposisi.

 Hernia Epigastrika
Hernia epigastrika atau hernia linea alba adalah hernia yang keluar melalui defek dilinea
alba antara umbilicus dan prosesus xifoideus. Isi hernia terdari penonjolan jaringan lemak
preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum. Linea alba dibentuk oleh anyaman
serabut aponeurosis lamina anterior dan posterior sarung M. rektus. Anyaman ini sering
hanya satu lapis saja. Disamping itu linea alba disebelah cranial umbilicus lebih lebar
dibandingkan dengan yang sebelah kaudal sehingga merupakan predisposisi terjadinya
hernia epigastrika. Hernia ini muncul sebagai tonjolan lunak di linea alba yang merupakan
‘lipoma’ preperitoneal. Kalau defek linea alba melebar baru kemudian keluar kantong
peritoneum yang dapat kosong atau berisi omentum. Hernia ini ditutupi oleh kulit, lemak
subkutis, lemak preperitoneal dan peritoneum.

E. DIAGNOSIS
 Anamnesis
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Uraian lebih lanjut
tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi dan kemana
penjalarannya, bagaimana awal serangan dan urutan kejadiannya, adanya faktor yang
memperberat dan memperingan keluhan, adanya keluhan lain yang berhubungan perlu
ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan
isi hernia. Pada hernia reponibel keluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di lipat paha
yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah
berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah
epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium
sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual

HIL Sinistra Irreponible| 12


atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau srangulasi karena
nekrosis atau gangren. Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah
inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi
dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi.
 Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus atau
sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis lateralis. Kalau tidak ada
pembengkakan yang dapat kila lihat, penderita disuruh batuk. Kalau pembengkakan yang
kemudian terlihat kemudian berada di atas lipatan inguinal dan berjalan miring dan lateral
atas menuju ke medial bawah, maka pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis
lateralis. Tetapi kalau pembengkakan itu kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita
berhadapan dengan hernia inguinalis medialis.
- Palpasi
Dapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk memeriksa pelipatan paha kiri digunakan
tangan kiri, pelipatan paha kanan dipakai tangan kanan.
Caranya:
Zieman’s test : Jari ke 2 diletakkan diatas annulus internus ( terletak diatas ligamentum
inguinale pada pertengahan SIAS dan tuberkulum pubikum ). Jari ke 3 diletakkan diatas
annulus eksternus ( terletak diatas ligamentum inguinale sebelah lateral tuberkulum
pubikum ). Jari ke 4 diletakkan diatas fossa ovalis ( terletak dibawah ligamentum inguinale
disebelah medial dari a. femoralis ). Lalu penderita disuruh batuk atau mengejan, bila
terdapat hernia akan terasa impulse atau dorongan pada ujung jari pemeriksa. Teknik ini
dikerjakan bila tidak didapatkan benjolan yang jelas.
Thumb test: Teknik ini dilakukan bila benjolannya jelas. Benjolan dipegang diantara ibu jari
dan jari lain, kemudian cari batas atas dari benjolan tersebut. Bila batas atas dapat
ditentukan, berarti benjolan berdiri sendiri dan tiak ada hubungan dengan kanalis inguinalis
( jadi bukan merupakan suatu kantong hernia). Bila batas atas tidak dapat ditentukan berarti
benjolan itu merupakan kantong yang ada kelanjutannya dengan kanalis inguinalis),
selanjutnya pegang leher benjolan ini dan suruh penderita batuk untuk merasakan impulse
pada tangan yang memegang benjolan itu.

HIL Sinistra Irreponible| 13


Finger test: Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk hernia
sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan, jari tersebut digeser sampai
kuku berada diatas spermatic cord dan permukaan volar jari menghadap ke dinding ventral
scrotum. Dengan menyusuri spermatic cord kearah proksimal maka akan terasa jari tersebut
masuk melalui annulus eksternus, dengan demikian dapat dipastikan selanjutnya akan
berada dalam kanalis inguinalis. Bila terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impulse pada
ujung jari, bila hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian samping jari.
- Perkusi
Bila isinya gas pada usus akan berbunyi timpani.
- Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi hernia berupa omentum.
Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi usus.
 Pemeriksaan Penunjang
Herniografi: Dalam teknik ini, 50—80 ml medium kontras iodin positif di masukkan
dalam wadah peritoneal dengan menggunakan jarum yang lembut. Pasien berbaring
dengan kepala terangkat dan membentuk sudut kira- kira 25 derajat. Tempat yang kontras
di daerah inguinalis yang diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong
terwujudnya kolam kecil pada daerah inguinal. Tiga fossa inguinal adalah suprapubik,
medial dan lateral. Pada umumnya fossa inguinal tidak mcncapai ke seberang pinggir
tulang pinggang agak ke tengah dan dinding inguinal posterior. Hernia tak langsung
muncul dari fossa lateral yang menonjol dari fossa medial atau hernia langsung medial
yang menonjol dari fossa suprapubik.

F. PENATALAKSANAAN
Operatif. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari :
- Herniotomy, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia
dijahit ikat setinggi mungkin kemudian dipotong.
- Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis. Hernioplasty lebih penting artinya dalam
menvegah terjdinya residif dibandingkan dengan herniatomy.

HIL Sinistra Irreponible| 14


Macam-macam Teknik Hernioplasty
Berdasarkan pendekatan operasi, teknik herniorraphy dapat diklompokkan dalam 4 kategori
utama :
1. Open Anterior Repair
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan
aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus.
fascia transversalis kemudian dibuka,dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan
indirect. Kantunghernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
 Bassini
Muskulus obliqus internus dan muskulus transversus abdominis dijahitkan pada
ligamentum inguinale. Funikulus spermaticus diletakkan ventral dari muskulus tadi
tetapi dorsal dari aponeurosis muskulus obliqus eksternus sehingga kanalis inguinalis
kedua muskuli tadi memperkuat dinding belakang dari kanalis inguinalis, sehingga
locus minoris resistantence hilang.
 Shouldice
Membuka lantai inguinalis dan mengimbrikasi fascia transversalis dengan teknik jahitan
kontinyu.
 Ferguson
Yaitu funiculus spermaticus ditaruh di sebelah dorsal dari musculus obliqus externus dan
internus abdominis dan muskulus obliqus internus dan transversus dijahitkan pada
ligamenturn inguinale dan meletakkan funiculus spermaticus di dorsal, kemudian
aponeurosis muskulus obliqus externus dijahit kembali sehingga tidak ada lagi kanalis
inguinalis.
 Mc Vay
Menjahitkan fascia tranversa, M. tranversus abdominis, M. oblikus internus abdominis
ke ligamentum Cooper.

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi,tetapi


semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fasciadisekitarnya dan
memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannyayaitu tegangan yang tejadi
akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot
yang akan menyebakanjahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan.

HIL Sinistra Irreponible| 15


2. Open Posterior Repair
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah
lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space.
Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara
teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam.
Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari
jaringan parut dari operasi sebelumnya.
3. Tension Free Repair with Mesh
Teknik Lichtenstein menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior.
Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi menempatkan
sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa
menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia.
4. Laparoscopy
Laparoscopic herniorrhaphies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan
transabdominal preperitoneal (TAPP)atau total extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP
dilakukan dengan meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomen dan memperbaiki
region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi
dengan peritoneum. sedangkan pendekatan TAPP adalah prosedur laparoskopic langsung
yang mengharuskan masuk ke cavumperitoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau
pembuluh darah bisa cidera selama operasi.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi dari Open Repair dan Laparoscopy
 Open Repair
- Ringan: Scrotal ecchymosis, Infeksi luka, Retensi urin, Kekambuhan, Hydrocele,
Terjepitnya saraf, Terpotongnya saraf
- Berat: Hemorraghe, Testicular atrophy, Terpotongnya vas deferens, Cedera usus, Cedera
vesica urinaria
 Laparoscopy Repair
- Ringan: Retensi urin, Cedera saraf
- Berat: Hemorraghe, Cedera usus, Cedera vesica urinaria, Cedera pembuluh darah besar

HIL Sinistra Irreponible| 16


BAB III

DISKUSI

Seorang laki-laki (49 tahun) datang dengan keluhan nyeri pada benjolan dilipat paha kiri,
pasien menyangkal adanya muntah, konstipasi dan demam. Dari hasi pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang. Kesadaran Kompos Mentis, TD: 120/80 mmHg. Nadi:
88x/menit (regular, isi dan tegangan cukup). RR: 22 x/menit. Suhu: 36,70 C (axiller), VAS 7. pada
pemeriksaan lokalis ditemukan tampak benjolan sebesar telur ayam, warna kulit sama dengan
daerah sekitarnya, konsistensi kenyal, nyeri tekan (+), tidak bisa dimasukkan, Bising usus (+),
Pemeriksaan finger test (+), sehingga berdasarkan hal tersebut, kasus ini didiagnosa dengan Hernia
Inguinalis Lateralis Sinistra Irreponible.
Hal tersebut sesuai dengan tinjauan pustaka dimana menjelaskan Hernia merupakan protrusi
atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan
pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari muskulo aponeurotik
dinding perut. Diagnosis Hernia inguinalis lateralis irreponibel ditegakkan berdasarkan anamnesis
yaitu ditemukan benjolan di lipat paha yang timbul dan tidak bisa masuk kembali walaupun
didorong. Pemeriksaan fisik dapat ditemukan pembengkakan yang timbul mulai dari regio
inguinalis dan mencapai labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia
inguinalis lateralis. Pemeriksaan spesifik pada hernia antara lain ziemmans test, thumb test dan
finger test. Pada auskultasi dapat didengar suara bising usus di benjolan. Pemeriksaan penunjang
dapat dilakukan herniografi.
Penanganan pasien pada kasus ini sesuai yaitu dengan pemberian obat untuk meringankan
gejala pasien dan yang paling utama yaitu tindakan untuk operasi sehingga pasien diedukasikan
untuk rujuk ke dokter Spesialis Bedah. Hal ini sesuai dengan teori yaitu prinsip dasar terapi hernia
yaitu dengan operasi antara lain hernioplasty atau herniotomy.

HIL Sinistra Irreponible| 17

Anda mungkin juga menyukai