Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

TOPIK 4

PENENTUAN KADAR TABLET VITAMIN B12 MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER VISIBLE (TAMPAK)

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

1. Aprida P. Liu (PO. 530333218066)


2. Baleta Hagar Duka (PO. 530333218067)
3. Elishabet N. A. P Sari (PO. 530333218072)
4. Febi Nurlince Tanehe (PO. 530333218075)
5. Marlin S. Tonmo (PO. 530333218087)
6. Mateus Sabu (PO. 530333218089)
7. Marta Lelu Lewar (PO. 530333218088)
8. Prihardini W. Julia (PO. 530333218092)
9. Riky J. O Bunga (PO. 530333218094)
10.Sannya Cantika Siar (PO. 530333218097)
11.Stefani I. N Selebele (PO. 530333218098)
12.Theresai Bai (PO. 530333218100)
13.Yetero Nofus (PO. 530333218101)

TANGGAL PRAKTIKUM: 2019


JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
2019

HALAMAN PENGESAHAN

TOPIK 4

PENENTUAN KADAR TABLET VITAMIN B12 MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER VISIBLE (TAMPAK)

1.

(Mohammad Satria Pua Upa, M. Farm., Apt)

2.

(Emanuel G. A Rahmat, S. Farm., Apt)

3.

(Yohannes M. Abanit, S. Farm., Apt)


I. Judul

PENENTUAN KADAR TABLET VITAMIN B12 MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER VISIBLE (TAMPAK)

II. Tujuan

Adapun tujuan dari prakrikkum ini yakni mahasiswa mampu melakukan


penetapan kadar tablet vitamin B12 menggunakan Spektrofotometer Visible
(tampak).

III. Dasar teori

Vitamin B12 merupakan kebutuhan pokok manusia dalam jumlah yang


sangat kecil yaitu 2 mikro-gram per hari. Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam
daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan sayuran
(vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan
menambah konsumsi susu, keju dan telur. Vitamin B 12 berperan penting pada saat
pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara
lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong
pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolism
sel-sel tulang.

Vitamin B12 (kobalamin) merupakan struktur cincin yang kompleks (cincin


corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang ada pada cincin ini ditambahkan
ion kobalt di tengahnya. Perbedaan vitamin B12 dengan vitamin dan koenzim
lainnya adalah strukturnya sangat kompleks. Hal ini juga menggambarkan
banyaknya tahapan biosintesis dengan melibatkan banyak enzim yang
diekspresikan lebih dari tiga puluh gen untuk sintesis lengkap secara de novo.

Reaksi metionin sintetase melibatkan asam folat. Gugus metil 5-metil


tetrahidrofolat (5-metil-H4 folat) dipindahkan ke vitamin B12 untuk metilkobalamin
yang kemudian memberikan gugus metil ke hemosistein. Produk akhir adalah
metionin, vitamin B12, H4 folat yang dibutuhkan untuk pembemtukkan
poliglutamilfolat dan 5,10 –metil-H4 folat yang merupakan faktor timidilat
sintetase dan akhirnya untuk sintesis DNA. Terjadinya anemia megaloblastic pada
kekurangan vitamin B12 dan folat terletak pada peranan vitamin B12 dalam reaksi
yang dipengaruhi oleh metionin sintetase ini.

IV. Alat

1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Labu ukur 50 ml dan 25 ml
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur 100 ml
5. Kaca arloji atau kertas perkamen
6. Pipet volume 10 ml, 1 ml dan 0,5 ml
7. Batang pengaduk kaca
8. Sendok tanduk
9. Bola penghisap

V. Bahan

1. Sampel vitamin B12 dalam sediaan tablet ( 2 merk yang berbeda )


2. Baku vitamin B12
3. Aquades

VI. Prosedur kerja


A. Pembuatan larutan induk Baku Vitamin B12
Vitamin B12 ditimbang sebanyak 5 mg dan dilarutkan dengan sejumlah
akuades. Larutan Vitamin B12 yang diperoleh selanjutnya dimasukkan dalam
labu ukur 50 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda batas.
B. Deret baku Vitamin B12
1. Larutan baku vitamin B12 dipipet masing-masing sebanyak 12,5; 10; 7,5;
5; 2,5; dan 12,5 mL ke dalam labu ukur 25 mL dan ditambahkan akuades
hingga tanda batas.
2. Deret baku vitamin B12 yang telah diperoleh diukur absorbansinyapada
panjang gelombang maksimum.
C. Penentuan kadar tablet vitamin B12
1. 10 tablet yang telah memenuhi keseragaman bobot digerus hingga
halus dan homogeny.
2. Sampel yang telah menjadi serbuk ditimbang secara seksama
sebanyak 10 mg dan dilarutkan dengan akuades hingga 100 mL.
3. Dipipet larutan sampel sebanyak 5 mL dan dilarutkan ke dalam labu
takar 25 mL lalu ditambahkan larutan akuades hingga tanda batas.
4. Sampel diukur serapannya menggunakan spektrofotometer pada
Type equation here. dan blanko berupa larutan akuades.
5. Dalam sampel dihitung kadar vitamin B12.

VII. Hasil praktikum

a. Larutan baku

5 𝑚𝑔
X 1000 = 100 ppm
50 𝑚𝑙
Nilai absorbansi dalam 1% : {A= a.b.c}
A 1% = 207
A = a.b.c
Untuk A = 0,2 maka diperoleh:
0,2 = 207.1.c
0,2 = 207c
c = 0,2 / 207
=9,6 ppm
Untuk A = 0,8 maka diperoleh:
0,8 = 207.1.c
0,8 = 207c
c = 0,8 / 207
= 38,6 ppm
Maka range konsentrasi yang diperoleh :(9,6 ppm – 38,6 ppm)
:(10% - 40%)

a) Pada penimbangan tablet Vit B12,diperoleh data sebagai berikut:


 Bobot zat + kertas : 4,14 g
 Bobot kertas : 0,28 g
 Bobot isi : 3,86 g 25 ml
 Bobot rata-rata : 0,2 g
 Bobot total :4g
 Kadar per tablet : 25 mikrogram
b) Penentuan kadar Vit B12 menggunakan persamaan sebagai berikut:
Y= bx ± a
Dengan b = 0,0228
a = 0,0024
r = 0,9964162
y = 0,515
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
 Y = bx ± a
 0,515 = 0,0228x – 0,0024
 0,0228x = 0,0024 + 0,515
 x = 0,5174 / 0,228
 x = 22,69 ppm /19,3 ppm X 100%
= 117,56 %.

Untuk kadar per tablet diperoleh hasil :

 3,86 g / 4 g X 25 mikrogram
 29,125 mg X 117,56%
 26,96 %
VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini,praktikan akan melakukan pengukuran kadar pada


tablet vitamin B12 dengan menggunakan metode Spektrofotometri
Visible.Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak.
Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata
manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya
dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar 299–
149 kJ/mol. Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom
dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang
dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan
dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju
keadaan tereksitasi.
Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya
menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram
merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik unsur wolfram
termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB atau golongan 6
dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu
pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih
yang sangat tinggi yakni 5930 °C.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah
panjang gelombang dimana suatu zat memberikan penyerapan paling tinggi
yang disebut λmaks. Hal ini disebabkan jika pengukuran dilakukan pada
panjang gelombang yang sama, maka data yang diperoleh makin akurat atau
kesalahan yang muncul makin kecil. Berdasarkan hukum Beer absorbansi
akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm
dapat diabaikan dan ε merupakan suatu tetapan. Artinya konsentrasi makin
tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun sebaliknya
konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah.
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear (A≈C) apabila
nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8) atau sering disebut
sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang
diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi.Adapun
faktor-faktor yang dapat menyebabkan absorbansi vs konsentrasi tidak
linear:
 Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan
dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
 Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
 Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat
yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak
adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna,
sehingga analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna
disebut juga metode kolorimetri.Jika tidak berwarna maka larutan tersebut
harus dijadikan berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang
spesifik. Dikatakan spesifik karena hanya bereaksi dengan spesi yang akan
dianalisis. Reagen ini disebut reagen pembentuk warna (chromogenik
reagent).Namun karena pada praktikum kali ini sampel yang digunakan
sudah berwarna sehingga tidak perlu ditambahkan reagen tertentu. Larutan
berwarna tersebut harus memiliki lima sifat di bawah ini:
1. Kestabilan warna yang cukup lama guna memungkinkan pengukuran
absorbansi dengan teliti. Ketidakstabilan, yang mengakibatkan
menyusutnya warna larutan (fading), disebabkan oleh oksidasi oleh
udara, penguraian secara fotokimia, pengaruh keasaman, suhu dan
jenis pelarut. Namun kadang-kadang dengan mengubah kondisi
larutan dapat diperoleh kestabilan yang lebih baik.
2. Warna larutan yang akan diukur harus mempunyai intensitas yang
cukup tinggi (warna harus cukup tua) yang berarti bahwa absortivitas
molarnya (ε) besar. Hal ini dapat dikontrol dengan mengubah
pelarutnya. Dalam hal ini dengan memilih pereaksi yang memiliki
kepekaan yang cukup tinggi.
3. Warna larutan yang diukur sebaiknya bebas daripada pengaruh
variasi-variasi kecil kecil dalam nilai pH, suhu maupun kondisis-
kondisi yang lain.
4. Hasil reaksi yang berwarna ini harus larut dalam pelarut yang dipakai.
5. Sistem yang berwarna ini harus memenuhi Hukum Lambert-Beer.
Konsentrasi sampel dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan rumus yang
diturunkan dari hukum lambert beer (A= a . b . c atau A = ε . b . c).Persamaan
ini kemudian dapat dihitung dengan bantuan kalkulator. Setelah diperoleh
persamaan di atas, absorbansi sampel yang diperoleh dimasukan sebagai nila y
sehingga diperoleh nila x. Nilai x yang diperoleh merupakan konsentrasi
sampel yang dianalisis.Dari data yang diperoleh pada saat praktikum
didapatkan hasil bahwa konsentrasi dari 10 tablet Vit B12 yang di larutkan
dalam 25 ml aquades yaitu : 117,56% ,sedangkan konsentrasi umtuk 1 tablet
vit B12 yaitu: 26,96%.

DAFTAR PUSTAKA
http://kimia.fmipa.unej.ac.id/?p=472

Anda mungkin juga menyukai