Anda di halaman 1dari 6

Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konflik kekerasan,dan upaya penyelesaiannya”.

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna


memperoleh nilai yang baik dimata pelajaran sosiologi. Selain itu, tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai konflik kekerasan

Selama penulisan makalah ini, penulis banyak menerima bantuan dan


dukungan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
adanya keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
senang hati. Penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang memerlukan.

Putussibau, 14 Januari 2020

Penulis
BAB I

Pendahuluan

Dalam proses interaksi, tidak seluruh masyarakat berjalan beriringan. Selalu


akan adaperbedaan dalam mencapai tujuan, baik antarindividu, maupun
kelompok. Hal inilah yang akan menimbulkan konflik dalam masyarakat
konflik menjadi suatu baying-bayang yang terjadi sepanjang sejarah manusia.di
makalah ini kami akan membahas sedikit mengenai diferensiasi sosial dan
stratifikasi sosial.

A. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial

Secara umum, diferensiasi dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh


positif dan negative pada masyarakat. Pengaruh positifnya, diferensiasi dan
stratifikasi sosial dapat mendorong terjadinya integrase sosial, sedangkan
pengaruh negatifnya adalah terjadinya disintegrasi sosial. Diferensiasi sosial
dapat menimbulkan primordialisme, etnosentrisme, politik aliran, dan terjadinya
proses konsolidasi.

 Primordialisme
Salah satu konsekuensi dari adanya diferensiasi sosial adalah terjadinya
primordialisme. Primordialisme merupakan pandangan atau paham yang
menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat
pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Istilah primordialisme
berasal dari kata Bahasa Latin “primus” yang artinya pertama dan “ordiri” yang
artinya tenunan atau ikatan. Dengan demikian, kata primordial(isme) dapat
berarti ikatan-ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial, dengan hal-hal
yang dibawanya sejak lahir seperti suku bangsa, ras, klan, asal usul kedaerahan,
dan agama.

 Etnosentrisme
Primordialisme yang berlebihan juga akan menghasilkan sebuah
pandangan subjektif yang disebut etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa.
Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan
menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang
dipakai adalah ukuran-ukuran masyarakatnya, maka orang akan selalu
menganggap kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada kebudayaan
masyarakat lain.

 Politik Aliran (Sektarian)


Politik aliran merupakan keadaan dimana sebuah kelompok atau
organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa (ormas), baik
formal maupun informal. Tali pengikat antara kelompok dan organisasi-
organisasi massa ini adalah ideologi atau aliran (sekte) tertentu. Contohnya,
partai politik PKB yang dikelilingi oleh ormas-ormas NU.

 Konsolidasi
Berasal dari kata “consolidation” yang berarti penguatan atau
pengukuhan. Konsolidasi memiliki dua sisi, yaitu sisi ke dalam dan sisi keluar.
Konsolidasi dengan sisi kedalam akan memperkuat solidaritas kedalam suatu
organisasi atau himpunan. Sebaliknya, konsolidasi dengan sisi keluar dapat
menimbulkan sikap antipati dan kecurigaan terhadap organisasi lain.
BAB II
Kesimpulan

Kekerasan adalah konflik-konfllik sosial yang tidak dapat terkendali oleh


masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai sosial yang ada
sehingga terwujudnya tindakan merusak (destruktif).

Kekerasan tidak akan muncul apabila kelompok-kelompok yang saling


bertentangan itu mampu memenuhi 3 macam, yaitu:

 Masing-masing kelompok menyadari akan adanya situasi konflik di antara


mereka dan perlu dilaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur.
 Pengendalian konflik-konflik tersebut hanya mungkin dilakukan apabila
berbagai kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisir dengan jelas.
 Setiap kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan
permainan tertentu, suatu hal yang akan memungkinkan hubungan-hubungan
sosial di antara mereka menemukan suatu pola tertentu

Penutup

Demikian makalah kami adapun kekurangan pada makalah yang kami


buat kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat ilmu pengetahuan
bagi pembaca, sekian dari kami terima kasih.
Daftar pustaka

– Ramadhan, Sela, dan Agus Wijaya. 2007. Sosiologi menyenangkan. Jakarta:


Intermedia,

– Ramadhan, Reza, Budiono dan Viona Putri. 2006. Dasar-dasar Mempelajari


konflik kekerasan dan upaya penyelesaiannya 2. Bandung. Pustaka Indonesia.

– Saputra, Rio, dkk. 2010 . Bandung: Media Raya.

– Muhammad, Fiqri, dan Anzar R.W. 2009. Panduan pembuatan makalah


sosiologi Bandung: Putra Media.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….…i

KATA PENGANTAR……………………………………………………..ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….1

ISI MAKALAH……………………………………………………………..2-3

BAB II PENUTUP…………………………………………………………..4

KESIMPULAN………………………………………………………………4

PENUTUP…………………………………………………………………….4

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...5

Anda mungkin juga menyukai