Anda di halaman 1dari 7

KAPAN KITA HARUR MENJALANI SISTOMETRI?

1. Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang


termasuk dalam sistem kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih,
dan uretra, mengalami infeksi. Umumnya, ISK terjadi pada kandung
kemih dan uretra.
Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk
urine. Kemudian, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih.
Setelah ditampung di kandung kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui
saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing.

Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah. ISK
atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di ginjal dan
ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah, yaitu
kandung kemih dan uretra.
ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di
ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah
turun hingga syok, bahkan kematian.

Gejala dan Penyebab Infeksi Saluran Kemih


Gejala infeksi saluran kemih sangat beragam, di antaranya:

 Demam
 Sakit di perut dan panggul
 Nyeri saat buang air kecil
 Muncul darah dalam urine

Adapun penyebab infeksi saluran kemih adalah masuknya bakteri ke saluran kemih
melalui lubang kencing. Meski bisa terjadi pada siapa saja, tetapi penyakit ini lebih
sering dialami wanita.

Pengobatan dan Pencegahan Infeksi Saluran Kemih


Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi kerusakan ginjal permanen.
Pengobatan utamanya adalah dengan pemberian obat-obatan, yang jenis dan dosisnya
disesuaikan dengan kondisi pasien.
Infeksi saluran kemih bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
 Memperbanyak konsumsi minum air putih.
 Membersihkan organ vital sebelum berhubungan intim.
 Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun.

Definisi dan Gambaran Umum


Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, terutama
otak, saraf tulang belakang, dan saraf mata. Ini adalah penyakit jangka panjang yang memiliki
ciri gangguan keseimbangan, penglihatan, kendali dan penyesuaian otot. Multiple Sclerosis
diderita oleh 2,5 juta orang di seluruh dunia dan lebih sering menyerang wanita daripada pria.
Pada kasus berat, penyakit ini dapat menyebabkan cacat.

Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan myelin, selubung pelindung saraf, oleh sistem
kekebalan tubuh. Kerusakan pada myelin menyebabkan hubungan antara otak dan bagian
tubuh lainnya terganggu. Karena sistem kekebalan tubuh menyerang selubung myelin, saraf
pun akan rusak dan tidak berfungsi lagi. Kerusakan ini tidak dapat diperbaiki.

Alasan mengapa sistem kekebalan tubuh menyerang tidak diketahui. Namun, beberapa
penelitian menemukan bahwa faktor genetik , kekurangan vitamin D, infeksi virus atau bakteri
dapat berpengaruh.

Gejala-Gejala
 Gangguan penglihatan, pandangan kabur, tidak terfokus, dan penglihatan ganda
 Rasa baal/kebas dan kesemutan pada anggota gerak dan wajah
 Rasa sakit berkepanjangan, otot pegal, dan kejang
 Rasa lelah tanpa sebab
 Pusing dan vertigo
 Masalah keseimbangan yang mempengaruhi cara berjalan
 Tidak bisa menahan kencing
 Masalah kognitif seperti (tetapi tidak terbatas pada) gangguan mengingat, berbahasa,
susah fokus dan mudah lupa,
 Depresi tanpa sebab
 Emosi labil
 Gemetar tak terkendali
 Gangguan pendengaran
 Kejang-kejang
 Masalah pernapasan atau menelan
 Disfungsi seksual
Multiple Sclerosis adalah penyakit yang susah ditebak karena varian gejalanya. Gejala pertama
dapat muncul pada usia 20 atau 40 tahun lalu gejala bertahan selama beberapa minggu dan
hilang begitu saja atau bertambah buruk. Terkadang gejala selain yang disebutkan diatas pun
bisa menjadi tanda Multiple Sclerosis.

Tipe Multiple Sclerosis


Multiple Sclerosis merupakan penyakit yang sangat tidak terduga. Berikut ini 4 tip e Multiple
Sclerosis:

 Multiple Sclerosis berulang, tipe ini memiliki ciri gejala yang muncul dan menghilang.
Serangan akan terjadi tiba-tiba lalu menghilang kembali
 Multiple Sclerosis progresif sekunder (pemburukan kedua), gejala bertahan lama
 Multiple Sclerosis progresif primer (pemburukan utama), penyakit baru muncul saat usia
mulai tua. Setelah gejala pertama, penyakit langsung bertambah buruk
 Multiple Sclerosis progresif berulang, gejala secara perlahan dan bertahap bertambah buruk

Kapan Sebaiknya Menemui Dokter


Jika Anda tiba-tiba mendapati lebih dari satu gejala yang sudah disebutkan diatas, Anda
disarankan untuk menemui dokter untuk memastikan apakah benar Anda menderita kondisi ini
atau tidak. Penemuan dini sangat bermanfaat untuk mencegah bertambah buruknya penyakit
ini. Dokter anda biasanya akan mengirim Anda ke ahli saraf (neurologist) yang dapat
menangani Multiple Sclerosis dengan tepat. Ahli saraf (neurologist) akan melakukan beberapa
tes untuk memastikan apakah benar gejala yang Anda alami berasal dari Tes yang akan
dilakukan adalah:
 Uji neurologi untuk menganalisa fungsi saraf
 Tes mata menyeluruh untuk memastikan abnormalitas pada mata bagian dalam
 Uji potensi untuk menganalisa bagaimana otak menanggapi rangsangan
 Uji spinal tap (pungsi lumbal), cairan tulang belakang akan diambil menggunakan
suntikan dan cairan tersebut akan dianalisa di laboratorium
 MRI, untuk melihat ada tidaknya kelainan struktur pada otak dan tulang belak ang dan
dapat memastikan ada tidaknya kerusakan myelin
 Tes darah juga dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain

Penanganan Multiple Sclerosis


Belum ada terapi yang khusus untuk menangani tuntas Multiple Sclerosis. Namun, ada
beberapa obat yang dapat meringankan gejala, mencegah serangan, menekan perkembangan
penyakit, dan menjaga fungsi baik tubuh.

Obat melalui pembuluh darah vena dan diminum prednisone dapat meringankan peradangan
saat serangan terjadi. Obat-obat pelemas otot seperti baclofen dan tizanidin diberikan kepada
pasien yang mengalami kram otot dan kaku otot berlebihan. Obat melalui pembuluh darah vena
lain juga dapat diberikan tergantung gejala yang dialami seperti:

 Beta interferons, Teriflunomide (Aubagio), Dimethyl fumarate, atau Fingolimod (Gilenya)


untuk meringankan jumlah dan keparahan serangan
 Glatiramer acetate (Copaxone) untuk mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang
myelin
 Natalizumab (Tysabri) biasa digunakan untuk kasus berat untuk mencegah sel kekebalan
tubuh masuk ke peredaran darah
Perawatan di rumah dapat berupa suplemen herbal dan vitamin untuk meringankan gejala.
Yoga, tusuk jarum (akupuntur), dan penyembuhan homeopati (keseimbangan) juga disarankan.
Terapi alternatif seperti terapi fisik, okupasional, dan wicara dapat membantu pasien untuk
menjalankan fungsi kesehariannya.

Bersamaan dengan terapi-terapi ini, olahraga rutin, istirahat cukup, dan dukungan dari keluarga
dekat dapat sangat membantu menangani masalah ini.

Pengertian Kanker Prostat


Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam
kelenjar prostat, dan umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil.
Sebagian besar penderita kanker prostat berusia di atas 65 tahun. Kanker
ini tidak bersifat agresif dan berkembang secara perlahan.
Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian dasar kandung kemih. Kelenjar ini
merupakan bagian dari sistem reproduksi dan posisinya mengelilingi saluran yang
membawa urine dari kandung kemih ke penis. Prostat juga berfungsi sebagai penghasil
semen, yaitu cairan yang dikeluarkan bersama sperma saat ejakulasi.

Menurut data WHO, kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang paling sering
dialami oleh pria. Diperkirakan sekitar 1,3 juta pria di seluruh dunia menderita kanker
prostat. Di Indonesia sendiri, kanker prostat menempati urutan ke-2 sebagai jenis
kanker yang paling banyak diderita pada pria.

Penyebab Kanker Prostat


Penyebab kanker prostat adalah mutasi atau perubahan genetik pada sel-sel di kelenjar
prostat. Namun, penyebab mutasi itu sendiri belum diketahui secara pasti. Selain itu,
ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, antara
lain:

 Pertambahan usia
 Menderita obesitas
 Pola makan kurang serat
 Paparan bahan kimia
 Menderita penyakit menular seksual
 Memiliki keluarga yang menderita kanker prostat

Gejala Kanker Prostat


Kanker prostat tidak menimbulkan gejala apa pun pada tahap awal. Namun ketika
kanker makin membesar atau kelenjar prostat mengalami peradangan, penderita akan
merasakan gejala berupa gangguan buang air kecil.

Skrining dan Diagnosis Kanker Prostat


Skrining kanker prostat dalam bentuk tes PSA dan colok dubur masih menjadi hal yang
kontroversial, karena tes ini tidak dapat memberikan hasil yang spesifik. Hasil tes yang
tidak akurat dapat membuat pasien menjalani pemeriksaan dan penanganan yang
sebenarnya tidak perlu dan justru membahayakan.
Oleh karena itu, diskusikanlah dahulu dengan dokter mengenai perlu tidaknya Anda
melakukan skrining kanker prostat melalui tes PSA.
Untuk mendeteksi dan mengetahui stadium kanker prostat, dokter akan melakukan
pemeriksaan USG prostat, MRI, dan biopsi prostat.

Pengobatan Kanker Prostat


Dokter akan menentukan jenis pengobatan berdasarkan tingkat keparahan kanker dan
kondisi pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah
operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, dan krioterapi.

Pengertian Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu
atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya
pembuluh darah (stroke hemoragik). Tanpa darah, otak tidak akan
mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel pada sebagian
area otak akan mati.
Ketika sebagian area otak mati, bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang
rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke adalah keadaan darurat medis karena
sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Penanganan yang cepat dapat
meminimalkan kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.

Menurut riset kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan RI


pada tahun 2013, di Indonesia terdapat lebih dari 2 juta penduduk, atau 12 dari 1000
penduduk, menderita stroke dengan persentase terbesar berasal dari provinsi Sulawesi
Selatan.
Selain itu, stroke juga merupakan pembunuh nomor 1 di Indonesia, lebih dari 15%
kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Stroke iskemik memiliki kejadian yang
lebih sering dibandingkan dengan stroke hemoragik, namun stroke hemoragik
membunuh lebih sering dibandingkan dengan stroke iskemik.
Hipertensi yang diikuti dengan diabetes dan kolesterol tinggi merupakan kondisi yang
paling sering meningkatkan risiko terjadinya stroke di Indonesia.

Gejala dan Penyebab Stroke


Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang paling sering
dijumpai adalah:
 Tungkai mati rasa
 Bicara menjadi kacau
 Wajah terlihat menurun

Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari gumpalan darah pada pembuluh darah di
otak, tekanan darah tinggi, hingga pengaruh obat-obatan pengencer darah.
Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, berat
badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat terjadi pada orang yang
kurang olahraga, serta memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok.

Pengobatan dan Pencegahan Stroke


Pengobatan stroke tergantung kepada kondisi yang dialami pasien. Dokter dapat
memberikan obat-obatan atau melakukan operasi. Sedangkan untuk memulihkan
kondisi, pasien akan dianjurkan menjalani fisioterapi, dan diikuti terapi psikologis
apabila diperlukan.
Untuk mencegah stroke, dokter menyarankan untuk:

 Menerapkan pola makan yang sehat.


 Berolahraga secara rutin.
 Hindari merokok dan mengonsumsi minuman keras.

Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain yang dapat
membahayakan nyawa, antara lain:

 Deep vein thrombosis atau penggumpalan darah di tungkai.


 Hidrosefalus akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak.
 Disfagia atau gangguan refleks otot saat menelan.

Anda mungkin juga menyukai