Jenis Pertumbuhan Tanaman PDF
Jenis Pertumbuhan Tanaman PDF
Jenis Pertumbuhan Tanaman PDF
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Kelompok 4/ Golongan G
1. Triya Sri Lestari (141510601008)
2. Muhammad Rosyid (141510601030)
3. Lelani Ega Nandita (141510601112)
4. Vera Rizky Ananda (141510601060)
5. Siti Fatimah (141510601116)
6. Inas Margi Ali Ridho (141510601120)
7. Ani Domiah (141510601167)
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa memahami dan mengerti tentang jenis-jenis pertumbuhan
tanaman dan dapat membedakan jenis-jenis pertumbuhan tanaman berdasarkan
morfologi dan fungsinya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.2.2 Alat
1. Bak pengecambah
2. Beaker glass
3. Kertas label
4. Handsprayer
5. Cetok
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
terjadi pada proses perkecambahan jagung, kacang tanah, kacang merah dan
kedelai. Perbedaan tersebut terkait dengan jenis pertumbuhan pada masing-masing
tanaman. Jenis pertumbuhan tanaman terdiri dari dua macam yaitu
perkecambahan hipogeal dan epigeal.
Perkecambahan merupakan rangkaian kompleks perubahan morfologi,
fisiologi, dan biokimia tanaman. Tahap pertama proses perkecambahan dimulai
dengan penyerapan air oleh benih tanaman lalu dilanjutkan dengan meningkatnya
proses respirasi benih. Pertumbuhan kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran, dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo, 2002).
Tabel pengamatan tersebut menunjukkan bahwa jagung merupakan
tanaman monokotil hipogeal karena kotiledon jagung tertinggal di dalam tanah.
Pertumbuhan jagung paling pesat terjadi pada jagung nomor 8 sedangkan paling
lamban terjadi pada jagung nomor 3. Jagung nomor 8 memiliki panjang hipokotil
sebesar 14,5 cm, panjang epikotil 9 cm, sedangkan untuk panjang kecambah
keseluruhan sebesar 23,7 cm. Panjang hipokotil jagung nomor 3 adalah 8,5 c,
panjang epikotil 1,5 cm, dan panjang kecambah keseluruhan sebesar 10,5 cm.
Praktikum kali ini menggunakan 3 jenis biji dikotil yaitu biji kacang tanah,
kedelai, dan kacang merah. Berdasarkan gambar pada tabel tersebut kacang tanah
dan kedelai merupakan dikotil epigeal karena kotiledon terangkat ke permukaan
tanah, sedangkan kacang merah merupakan dikotil hipogeal. Pertumbuhan kacang
tanah paling pesat terjadi pada nomor 1 (hipokotil 6,5 cm; epikotil 1,5 cm;
kecambah 8 cm) sedangkan paling lambat terdapat pada nomor 7 (hipokotil belum
tumbuh; epikotil 1,2 cm; kecambah 1,2 cm). Pertumbuhan kedelai paling cepat
terjadi pada nomor 4 (hipokotil 4 cm; epikotil 6,3 cm; kecambah 10,3 cm) dan
yang lambat pada nomor 6, 8, 9 dimana pada ketiga nomor tersebut kedelai belum
tumbuh sama sekali atau mengalami dormansi. Kacang merah yang mengalami
pertumbuhan paling cepat adalah nomor 1 dengan panjang hipokotil 9,5 cm,
epikotil 2 cm, dan kecambah 19,5 cm. sedangkan paling lambat adalah nomor 9
dan 10 dimana biji masih dalam keadaan dormansi. Perbedaan kecepatan tumbuh
tersebut dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor
dalam terutama ditentukan oleh genetik tanaman yang menentukan cepat
lambatnya perkecambahan, persediaan cadangan makanan, serta hormon yang ada
dalam tanaman. Faktor luar yang berpengaruh terhadap perkecambahan tanaman
antara lain temperature, kelembapan, dan intensitas sinar matahari (Ashari, 1995).
Berdasarkan tabel pengamatan dapat pula diketahui bahwa perkecambahan
tidak bergantung pada jenis biji dikotil ataupun monokotil. Jenis perkecambahan
tersebut ditinjau berdasarkan letak kotiledon tanaman itu sendiri. Apabila
kotiledon terangkat ke permukaan tanah dan berperan dalam proses fotosintesis
sebelum terbentuknya daun maka tipe perkecambahan tersebut adalah tipe
perkecambahan epigeal. Sedangkan untuk tipe perkecambahan hipogeal, kotiledon
tertinggal di dalam tanah. Hal tersebut yang menyebabkan adanya tanaman
monokotil hipogeal, monokotil epigeal, dikotil hipogeal, dan dikotil epigeal.
Ditinjau dari aspek keping biji, tanaman dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
tanaman berkeping satu atau monokotil dan tanaman berkeping dua atau dikotil.
Saat proses perkecambahan berlangsung, baik tanaman monokotil maupun dikotil
memiliki dua jenis perkecambahan yaitu hipogeal dan epigeal. Umumnya,
perkecambahan hipogeal adalah dari golongan monokotil sedangkan
perkecambahan epigeal umumnya dari golongan dikotil.
Contoh tanaman perkebunan yang mengalami perkecambahan monokotil
hipogeal adalah kelapa. Tanaman tersebut merupakan monokotil hipogeal karena
kotiledon tertinggal di dalam tanah saat proses perkecambahan berlangsung.
Selain itu, pisang dan salak juga termasuk dalam monokotil hipogeal
(Rachmawati, 2012).
Selain monokotil hipogeal, terdapat pula jenis tanaman monokotil epigeal.
Contoh dari tanaman ini adalah dari golongan bawang-bawangan yaitu bawang
merah. Kemudian bunga matahari dan cabai (cabe). Kotiledon ketiga tanaman
tersebut ikut terangkat ke permukaan tanah sehingga tipe perkecambahannya
monokotil hipogeal (Ependi, 2014).
Sama halnya dengan tanaman monokotil, tanaman dikotil juga terdiri dari
dikotil hipogeal dan epigeal. Contoh tanaman dikotil epigeal antara lain mahoni,
pete, dan jambu. Ketiga tanaman tersebut termasuk dalam jenis tanaman
monokotil epigeal karena pada saat perkecambahan berlangsung, kotiledon
terangkat ke permukaan tanah (Rachmawati, 2012).
Selain dikotil epigeal, terdapat pula tanaman dikotil hypogeal. Tanaman
dikotil hipogeal antara lain terdiri dari tanaman asam jawa, durian, dan terong.
Ketiga tanaman tersebut merupakan dikotil hipogeal karena saat proses
perkecambahan, kotiledon tertinggal didalam tanah sedangkan daun lembaga
terangkat ke atas (Ependi, 2014).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Perkecambahan merupakan proses awal yang dilalui oleh biji setelah
mengalami masa dormansi. Biji akan memulai aktivitas perkecambahan setelah
terjadi proses imbibisi atau penyerapan air oleh biji. Apabila kendungan air saat
proses imbibisi minimum, maka dapat dipastikan perkecambahan akan terganggu.
Jenis perkecambahan biji tanaman ada dua macam yaitu perkecambahan hipogeal
dan epigeal. Jenis perkecambahan ditinjau berdasarkan letak kotiledonnya. Pada
perkecambahan hipogeal, kotiledon tertinggal di dalam tanah. Sedangkan
perkecambahan epigeal ditandai dengan letak kotiledon yang terangkat ke
permukaan tanah dan berperan dalam fotosintesis sebelum terbentuknya daun.
Jagung dan kacang merah berturut-turut merupakan jenis perkecambahan
monokotil dan dikotil hipogeal karena kotiledon kedua tanaman tersebut tertinggal
di dalam tanah sementara daun lembaga tertarik ke atas. Sedangkan kacang tanah
dan kedelai merupakan contoh dikotil epigeal karena kotiledon terangkat ke atas
permukaan tanah. Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat dilihat bahwa
perkecambahan tidak tergantung pada jenis tanaman monokotil atau dikotil
melainkan letak kotiledon sehingga timbul jenis tanaman monokotil hipogeal dan
epigeal serta dikotil hipogeal dan epigeal. Kecepatan perkecambahan biji
dipengaruhi oleh faktor luar dan dalam. Faktor dalam meliputi genetik biji,
persediaan cadangan makan, dan hormone. Sedangkan untuk faktor luar meliputi
temperature, kelembapan dan intensitas sinar matahari.
5.2 Saran
Jenis pertumbuhan tanaman sangat penting untuk dipelajari. Pengetahuan
jenis pertumbuhan tanaman dapat membantu untuk meningkatkan produktivitas
tanaman dengan memperkirakan kedalaman tanah yang akan digunakan dalam
usaha budidaya tanaman. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan dan penyuluhan
kepada para petani agar dapat memperkirakan kedalaman tanah yang akan
digunakan dalam usaha tani di lahan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Goldsworthy, Peter R., dan Fisher, N.M. 1984. Fisiologi Tanaman Budidaya
Tropic. Terjemahan oleh Ir. Tohari, MSc. Phd. 1992. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Lesilolo, M.K., J. Riry, dan E.E. Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor
Benih Beberapa Jenis Tanaman yang Berada di Pasaran Kota Ambon.
Agrologia, 2(1): 1-9.
Mundhra, A., dan N.D. Paria. 2009. Epigeal Cryptocotyly in Madhuca incica J.F.
Gmel. (Sapotaceae). Botany, 5(2): 200-202.
Salisbury, Frank B., dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi tumbuhan jilid 3. Terjemahan
oleh R. lukman dan Sumaryono. 1995. Bandung: penerbit ITB.