Pengertian
Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson
(Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia
basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra
ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologik progresif yang mengenai pusat
otak yang bertanggung jawab untuk tetapi banyak kasus tidak diketahui penyebabnya.
Penyakit ini paling umum terjadi usia 60 tahun dan merupakan gangguan neurologik
paling umum kedua pada lansia.
Etiologi
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansi nigra.
Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang
tidak disadarinya. Mekanis-me bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.Penyakit
Parkinson sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitter di otak faktor-faktor
lainnya seperti:
1. Defisiensi dopamine dalam substansia nigra di otak memberikan respon gejala
penyakit Parkinson,
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetik, toksisitas,
atau penyebab lain yang tidak diketahui.
Manifestasi Klinis
1. Kekakuan, dimana ada pada proses penyakit dan perkembangan waktu selanjutnya.
2. Mask like facies
3. Kesulitan untuk menelan dan mengunyah
4. Penekanan pada pernapasan (keterbatasan dalam ekspansi dada, menurunya suara
pernapasan).
5. Perubahan pola bicara
6. Perubahan sikaf berjalan
7. Hipotensi ortostatik.
8. Perubahan tekstur kulit.
9. Disfungsi pencernaan, seperti konstipasi berat.
10. Kelabilan emosional, depresi dan paranoid.
Patofisiologi
Penyakit parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons di dalam
substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menhasilkan dan menyimpan
neurotransmitter dopamine. Substansi nigra memainkan suatu peran kritis di dalam
extrapyramidal sistem motor, yang mana bertanggung jawab untuk mengendalikan
postur dan koordinasi dan pergerakan volunter.
Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan globus pallidus. Di
bawah ini adalah strukturdari nucleus yang Lebih kecil, termasuk, nucleus yang
subthlamic, nukleus merah, dan substansia nigra. Secara normal rangsangan basal
ganglia mengakibatkan perbaikan dari aktivitas motor volunter melalui keseimbangan
neurotransmitters acetylcolin dan dopamin.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada test khusus untuk mendiagnosa penyakit Parkinson, Hasil diagnosa
didasarkan pada riwayat dan pemeriksaan fisik.
1. Rontgen dada : tampak scoliosis
2. Rontgen tengkorak : normal
3. Computed tomography (CT) scan : normal ( dengan riwayat demensia kronik mungkin
tampak atrophy cerebral)
4. Elektroccephalography : normal tau menunjukkan minimum dan/atau disorganisasi
(ditandai dengan dementia dan bardikinensia, mungkin menunjukkan moderat sampai
menunjukkan tanda dan difusi disorganisasi)
5. Cineradiographic study of swallowing (menelan) : gambaran abnormal, relaksasi yang
tertahan dari otot cricopharingeal
Penatalaksanaan Medik
Tujuan utama perawatan medis adalah mengatasi gejala yang timbul dengan obat-
obatan. Beberapa penatalaksanaan yang sedang dilakukan adalah dengan
neurotransplantantion dari jaringan medula ginjal, tetapi langkah ini masih dalam tahap
persiapan untuk pengembangannya.
1. Management Umum
- Therapi fisik : Untuk memelihara hubungan mobilitas dan gaya berjalan yang
normal.
- Ocupational therapi (therapi kerja) : Untuk menolong pasien berpartisipasi dalam
kegiatan sehari hari (ADL).
- Therapi suara : Untuk fasilitas komunikasi
- Psychotherapi : Untuk fasilitas pasien menyesuaikan diri secara alamiah dengan
penyakit yang kronis.
2. Therapi obat-obatan
Peraturan tentang therapi pharmachologic kompleks dan memerlukan
pengetahuan tentang itu dan pengalaman dari seorang dokter berkwalitas.
Beberapa jenis obat dapat mengurangi gejala penyakit parkinson; anticholenergics,
obat anti alergi, obat dopaminergic, dan dopamine agonists. Sebab efek samping
dari beberapa obat dapat membahayakan, Pemberian obat harus diatur dengan
teliti.
Komplikasi
1. Gangguan motor
2. Kelemahan gaya berjalan, keseimbangan dan sikap
3. Dysfungsi Autonomic
4. Dysarthria
5. Dysphagia
6. Dementia
7. Depression
Prognosis
Kelaianan sistem
Motorik
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut,
pada usia 50an dan 60an), jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor
register, dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya
reflek postural.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayathipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan
obat antikoagulan, aspirin, vasodilatator, antikolinergik dalam waktu lama.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pengkajian dilakukan dengan menanyakan apakah ada anggota keluarga yang
menderita hipiertensi dan diabetes mellitus. Hal ini diperlukan untuk melihat adanya
komplikasi penyakit lain yang dapat mempercepat progresifnya penyakit.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluhkan tremor, perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya
berjalan. Adanya rigiditas deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak, sulit menelan,
konstipasi, dab gangguan kandung kemih.
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Adanya perubahan pada tanda vital, yaitu bradikardi, hipotensi, dan
adanya penurunan frekuensi nafas.
a. Breating :
Hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi
pembersihan saluran nafas.
- Inspeksi : klien batuk atau mengalami penurunan kemampuan untuk batuk
efektif, peningkatan produksi sputum, sesak nafas dan penggunaan otot bantu
nafas.
- Palpasi : ditemukan taktil premitus seimbang kanan kiri.
- Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
- Auskultasi : bunyi nafas tambahan.
b. Blood : hipotensi postural
c. Brain : perubahan gaya berjalan, tremor, dan kaku.
d. Bladder
Penurunan reflex kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi kognitif
dan persepsi klien secara umum.
e. Bowel : pemenuhan nutrisi berkurang karena kelemahan fisik umum, kelelahan
otot, dan adanya tremor menyeluruh.
f. Bone : kesulitan beraktifitas secara keseluruhan karena kelemahan, kelelahan otot,
dan tremor. Adanya gangguan keseimbangan dalam melakukan pergerakan.
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan volume bicara,
pelambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otot-otot wajah.
2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuskular,
menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol otot/koordinasi.
Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 klien mampu membuat teknik/metode komunikasi
yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi.
Kriteria Hasil :
Klien dapat berkomunikasi dengan sumber yang ada.
Intervensi Rasional
Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam, perawatan diri klien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri
sesuai dengan tingkat kemampuannya, mengidentifikasi
personal/masyarakat dapat yang membantu.
Intervensi Rasional
Daftar Pustaka :