Anda di halaman 1dari 5

APPENDICTOMY

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


74/OK/XI/2019 - 1 of 5

RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
MADANI
Tanggal terbit : Disahkan Oleh :
1 November 2019 Direktur Rumah Sakit Daerah
Madani Provinsi Sulawesi Tengah
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr. Nirwansyah Parampasi, Sp.PA


NIP. 19730317 200312 1 010
PENGERTIAN Apendiktomi adalah Operasi untuk mengangkat
apendiksitis yang dilakukan sesegara mungkin untuk
menurunkan resiko perforasi
INDIKASI 1. Appendik kronik
2. Apendik akut
3. Apendik perforasi.
4. Periapendikuler infiltrate
KONTRA 1. Wanita dengan kehamilan trimester kedua dan ketiga
INDIKASI 2. Penyulit radang pelvis dan endometriosis
3. Peritonitis akut terutama yang mengenai abdomen
bagian atas, disertai dengan distensi dinding perut,
sebab kelainan ini merupakan kontraindikasi untuk
melakukan pneumoperitonium.
4. Diatese hemoragik sehingga mengganggu fungsi
pembekuan darah
5. Tumor abdomen yang sangat besar,sehingga sulit
untuk memasukkan trokar kedalam rongga pelvis
oleh karena trokar dapat melukai tumor tersebut
6. Hernia abdominalis, dikawatirkan dapat melukai usus
pada saat memasukkan trokar ke dalam rongga
pelvis, atau memperberat hernia pada saat dilakukan
pneumoperitonium.
7. Kelainan atau insufisiensi paru, jantung, hepar, atau
kelainan pembuluh darah vena porta, goiter atau
kelainan metabolisme lain yang sulit menyerap gas
CO2.
KEBIJAKAN Berdasarkan SK Direktur No. 870/8279.2/RSUDM/2019
tentang Kebijakan Pedoman Pelayanan Bedah di
Rumah Sakit Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah
PERSIAPAN 1. Persiapan pasien diruangan
PASIEN a. Puasa dan pembatasan makan dan minum.
b. Pemberian enema jika perlu.
c. Memasang tube intestine atau gaster jika perlu.
d. Jika klien menerima anastesi umum tidak boleh
makan dan minum selama 8 – 10 jam sebelum
operasi : mencegah aspirasi gaster. Selang
gastro intestinal diberikan malam sebelum atau
pagi sebelum operasi untuk mengeluarkan cairan
intestinal atau gester.
e. Persiapan untuk anastesi (informed
consent,penandaan area operasi, konsultasi
anestesi, konsultasi ahli lain bila diperlukan,
pemeriksaan laboratorium, radiologi jika
diperlukan, EKG, persiapan darah jika diperlukan)
f. Meningkatkan istirahat dan tidur
g. Persiapan pasien sebelum dibawa ke ruangan
operasi : pemeriksaan fisik seperti tanda-tanda
vital, hygiene personal pasien diperhatikan,
Hilangkan cat kuku agar mudah dalam mengecek
tanda-tanda hipoksia, buka semua assesoris
klien, Cek kembali instruksi khusus seperti
pemasangan infuse/kateter/NGT, Pemberian
antibiotic profilaksis
2. Persiapan pasien di kamar operasi
a. Cek gelang identitas klien.
b. Cek persiapan kulit dilaksanakan dengan baik
(pencukuran daerah operasi bila diperlukan)
c. Laksanakan check list sign in
PERSIAPAN 1. Alat tidak steril terdiri dari :
ALAT a Plester lebar
b Gunting perban
c Mesin diatermi
d Mesin suction
e Lampu operasi
f Meja operasi
g Meja mayo
h Meja instrument
i Standar infus
j Tempat sampah
2. Set alat steril :
a Desinfeksi klem : 1 buah
b Duk klem (towel Forceps) : 5 buah
c Pinset sirurgis : 2 buah
d Pinset anatomie : 2 buah
e Scaple Handle No.3 : 1 buah
f Arteri Klem : 6 buah
g Gunting benang : 2 dua
h Crush Klem : 1 buah
i Gunting Metzembaum panjang/pendek : 1/1 buah
j Nald Voerder panjang/pendek : 1/1 buah
k Langenbeck : 2 buah
l Rektator
3. Set dan bahan penunjang operasi :
a Linen set
b Duk Lubang
c Handscoon bermacam-macam ukuran
d Desinfektan dan alcohol 70%, NS 0,9%
e Pisau bedah No.10
f Kanul Diathermi + kabel
g Benang nonabsorbable
h Jarum ½ bulat, tajam
i Kasa
j Kom
k Nierbeken
l Korentang pada tempatnya
PERSIAPAN 1. Siapkan meja mayo dan meja instrumen
LINGKUNGAN 2. Mengatur dan mengecek suction, meja mayo, meja
instrument, meja operasi, lampu operasi, dan plat
diatermi.
3. Menempatkan suction dan tempat sampah yang
sesuai agar mudah dijangkau
4. Memberi perlak diatas meja operasi dan underped on
steril /pengalas meja operasi
PRSIAPAN 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
PETUGAS 2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
PROSEDUR TAHAP PERSIAPAN
PELAKSANAAN 1. Persiapan pasien
2. Perawat instrument cuci tangan secara furbringer
(scrubing)
3. Operator dan asisten cuci tangan secara furbringer
4. Perawat instrument memakai baju steril (gowning)
dan handscoon (gloving)
5. Perawat instrument memberi,memakaikan baju
operasi, handscoen pada operator, dilakukan asisten
yang sudah cuci tangan.
6. Perawat intsrumen mengatur instrument dimeja
mayo sesuai kebutuhan
7. Perawat intrumen memberikan desinfeksi klem dan
depers betadine 1 % untuk desinfeksi lapangan
operasi.
8. Operator dan asisten melakukan drapping area
operasi dengan duk steril 4 sisi, lalu fiksasi dengan
duk klem dan memasang couter dan selang suction.
9. Pada duk steril dekat dengan lapangan operasi lalu
fikssi dengan duk klem.
TAHAP INSISI
1. Berikan kasa steril untuk membersihkn sisa povidone
iodine 10% kepada operator lalu sign marker area
operasi dengan pinset sirurgis.
2. Berikan mess + pinset sirurgis kepada operator untuk
melakukan insisis kulit. Perdalam insisi dengan
couter, rawat perdarahan dengan pean dan kasa
steril. Insisi perdalam hingga fasia.
3. Setelah fasia terlihat, berikan couter / pinset sirusgis
untuk menjepit sedikit fasia lalu perlebar fasia
dengan gunting kasar/mayo.
4. Berikan gunting metzembaum + pinset anatomi untuk
memperlebar peritonium lalu fiksasi ujung-ujung
peritonium dengan klem pean.
5. Perlebar area insisi dengan langenback/hak.
6. Berikan pinset anatomis panjang kepada operator
untuk mencari letak app.
TAHAP EKSPLORASI
1. Setelah Apendik ditemukan, perawat instrument
menyerahkan depers kecil dipegang dengan arteri
klem van kocher untuk memisahkan appendic dari
caeceum, yang kemudian dipegang dan dikeluarkan
dengan pincet anatomis dan kasa basah, kemudian
ujung appendic dipegang dengan beckock dan
diberikan krom klem pada operator untuk memegang
mesenterium antara appendic, saecum, dan
selajutnya memberikan gunting metzembaum untuk
memisahkannya, rawat perdarahan dengan
menggunakan diathermi
2. Perawat instrument memberikan benang Side 2-0
yang terpasang pada nald voerder untuk jahit
mesenterium, pangkal appendic dikocher, kemudian
diikat berganda dengan zeide 2-0 atas dan
bawah, appendic dipegang dengan kocher
diatasikatan, tindakan selanjutnya adalah perawat
instrument member mes no 10 yang sudah dibasahi
betadine 1% dan kasa untuk memotongappendic,
sediakan bengkok untuk tempat potongan
appendic dan mess kemudian dipisahkan atau
diberikan kepada perawat sirkulasi.
3. Perawat instrument memberikan cairan NaCl 0,9 %
hangat pada operator untuk mencuci rongga perut
sekitar appendix dan hisap dengan suction,
kemudian berikan kasa yang dipegang klem
kocher (slaber) untuk mengecek perdarahan.
TAHAP PENUTUPAN LUKA
1. Setelah dipastikan tidak ada perdarahan, perawat
instrument memberikan 4 kocher, yang dipasang
operator bedah pada bagian kanan, kiri, atas,
bawah peritoneum, benang Safil no.1 untuk jahit
peritoneum. Sementara itu, perawat instrument
melakukan inventarisasi pada instrument dan kasa/
depper sudah lengkap/ belum.
2. Kegiatan berikutnya dilanjutkan menjahit otot dengan
Safil no.1, fasia dengan vicril 2-0, fat dengan plan
catgut no 2-0, kulit dengan monocril 3\0.
3. Luka operasi dirawat atau dibersihkan dengan kasa
basah dan kering, lantas diolesi betadine 1 %,
ditutup dengan kasa dan hypafix dilakukan perawat
instrument.
4. Alat – alat dibereskan.
KEPUSTAKAAN 1. Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan Medikal Bedah
Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publising
2. Brunner & Suddarth. 2014. Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
UNIT TERKAIT 1. Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai