Disusun oleh :
JURUSAN BIOLOGI
SURAKARTA
2015
I. Deskripsi Umum
Sigung dalam bahasa Inggris dikenal sebagai skunk, sedangkan untuk spesies sigung
Indonesia (Mydaus javanensis) biasa disebut sebagai Indonesian Stink Badger, Malayan
Stink Badger, Malay Badger, Sunda Stink Badger. Di Malaysia (dan sebagian Indonesia),
sigung juga dikenal sebagai teledu.
Salah satu mamalia asli dari Ohio yang menarik adalah striped skunk yang biasa
dikenal dengan Mephitis mephitis. Kata ini berasal dari bahasa latin yang artinya bau yang
tidak enak. Dari namanya dapat diketahui seperti apa hewan sigung ini. Sigung dapat
menyemprotkan cairan berlemak yang berbau busuk ketika terkejut dan ketepatannya bisa
sampai 15 kaki. Awalnya sigung dikelompokkan dalam keluarga musang (Mustelidae),
namun pada tahun 1997 Jerry Dragoo dan Rodney Honeycutt membuktikan bahwa secara
genetik Sigung sangat berbeda dengan anggota Mustelidae yang lain sehingga dimasukkan
dalam famili Mephitidae.
Striped skunk (Mephitis mephitis) merupakan spesies sigung yang umumnya
ditemukan di Pennsylvania. Sedangkan Spotted skunk (Spilogale putorius) ditemukan di
bagian barat-daya. Spotted skunk memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan striped
skunk beratnya sekitar 2 pon. Pada warna bulunya yang hitam terdapat pola-pola putih dan
titik putih berbentuk segituga pada bagian dahinya. Seperti striped skunk, pada spotted skunk
juga memberikan peringatan sebelum menyemprot, yaitu dengan menjungkir di atas tanah
kaki depannya. Apabila peringatan tersebut tidak bekerja, maka sigung akan membentuk
seperti huruf U dengan kepala dan ekor sebelum menyemprotkan cairan yang busuk.
Mydaus javanensis (sebelumnya disebut Mydaus meliceps) adalah sigung yang habitat
aslinya di Indonesia bagian barat, Kalimantan, dan Malaysia (Wilson and Reeder, 2005;
Payne et al. 1985). Hewan mamalia yang dapat mengeluarkan bau busuk jika terganggu ini
termasuk ke dalam suku Mephitidae. Dalam bahasa-bahasa lokal di wilayah sebarannya,
binatang ini dikenal juga sebagai teledu, telegu, kesensedu, kensedu, dan lain-lain. Dalam
bahasaInggris, hewan ini dikenal sebagai Indonesian stink badger, Malayan stink badger,
Malay badger, Javan stink badger, atau Sunda stink badger.
II. Karakteristik
Mamalia ini bertubuh kecil dengan panjang kepala dan tubuh antara 370-520 mm, dan
ekor pendek 34-38 mm. Kakinya pendek namun berotot kuat, tungkai belakang bagian bawah
antara 64-70 mm, dan bermoncong panjang (Payne et al, 2000). Badan cukup memanjang,
kaki berotot dan cakar depan panjang yang memungkinkan mereka untuk menggali.
III. Reproduksi
Umumnya musim kawin sigung mulai dari pertengahan Februari hingga pertengahan
April. Kematangan seksual: 9 bulan; masakehamilan: 40 hari; perkembangbiakan: melahirkan
3-7 ekor anak di musim semi. Bayi yang baru lahir tidak bisa melihat dan berdiam di
liangnya selama 6 minggu. Selain itu, bayi sigung yang baru lahir memiliki beberapa rambut,
warna kulit merah muda dengan jejak samar pola hitam dan putih yang berkembang pada usia
lanjut. Saat lahir, beratnya sekitar 33 g (1,2oz). Mata mereka terbuka antara 21-28 hari, yaitu
sekitar seusia sigung muda yang sudah memiliki kemampuan menggunakan daerah kelenjar
anal mereka terhadap penyusup. Penyapihan selama 42-56 hari dan matang secara seksual
pada musim semi berikutnya. Sigung bergaris dapat hidup 10 tahun di penangkaran,
meskipun sangat sedikit sigung liar bertahan 6 tahun (Saunders, D.A, 1988).
Mydaus javanensis merupakan binatang nokturnal yang penyendiri. Pada siang hari,
sigung tinggal di pohon yang berlubang atau di dalam terowongan atau di tempat yang
ditinggalkan oleh binatang lain. Sigung mempunyai habitat di hutan-hutan sekunder hingga
pada ketinggian 2000 mdpl (Hwang and Larivière, 2003). Skunk atau sigung biasanya
bersarang di liang yang dibangun oleh hewan lain, tetapi mereka juga hidup dalam kayu
gelondongan berongga atau bangunan yang ditinggalkan.
Sigung mencari makanannya di tanah (terestrial) dan menggalinya dengan
menggunakan cakar dan moncongnya. Mereka mencari makanan dengan cara menggali tanah
dengan kaki depan. Mangsanya, di antaranya, adalah cacing tanah dan tempayak serangga
(misalnya tonggeret) (Payne et al, 2000). Hewan ini bersifat omnivora memangsa aneka jenis
katak, ular, tikus, burung, dan telur burung. Mydaus javanensis juga memakan buah-buahan,
akar, jamur, dandedaunan (Long and Killingley 1983; Neal and Cheeseman 1996; Payne et al
1985).
Sigung merupakan hewan yang dapat berenang. Meskipun sigung bukan merupakan
hewan akuatik maupun semi-akuatik. Hal ini dikarenakan adanya sedikit selaput pada jari-jari
kakinya yang menyebabkannya dapat berenang.
Sigung merupakan hewan yang bergerak lambat dan juga pemanjat yang buruk
dengan penglihatan, penciuman, dan pembau yang biasa saja. Namun indra peraba sigung
berkembang dengan baik dan tentunya kemampuannya untuk melarikan dari predator dengan
adanya semprotan bau yang dikeluarkannya. Sigung dapat membuat berbagai macam suara
termasuk mendesis, menggeram, menjerit, dan juga mendengkur halus sesuai dengan keadaan
sekitar.
Sigung menghindari suhu terdingin musim dingin dengan tetap di sarang mereka,
seringnya selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Selama fase aktif ini,
sigung tergantung pada cadangan lemak untuk energi (Saunders, D. A. 1988). Sigung tidak
hibernasi di musim dingin, tetapi mereka menjadi kurang aktif dan memakan lebih sedikit.
Sigung adalah seekor hewan yg mempertunjukkan sekaligus tiga tipe adaptasi dalam
satu rentetan: perubahan warna (morfologi), kemampuan mengeluarkan bau (fisiologis), dan
mencakar tanah serta mengeluarkan bau busuk (perilaku), yg kesemuanya ini adalah penting
untuk mekanisme pertahanan diri sigung.
CORBET, G.B. & J.E. HILL. 1992. The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic
review. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press. P. 201
Don E. Wilson &DeeAnn M. Reeder. 2005. Mammal Species of the World. A Taxonomic and
Geographic Reference (3rd ed). USA: Johns Hopkins University Press.
Hwang, Yeen Ten, and Serge Larivière. 2003. Mydausjavanensis. Mammalian Species, no.
723.1-3.
Long, C.A and Killingley C.A. 1983.The badgers of the world. USA: Charles C Thomas
Publisher.
Long, B., Hon, J., Azlan M.J. & Duckworth, J.W. 2008."Mydausjavanensis".IUCN Red List
of Threatened Species.Version 2013.2.International Union for Conservation of Nature.
Neal, Ernest and Chris Cheeseman. 1996. Badger (Poyser Natural History)2nd edition. USA:
Academic Press.
Payne, J., Francis, C.M. and Phillipps, K. 1985. Field guide to mammals of Borneo.The
Sabah Society with World Wildlife Fund Malaysia.
Verts, B.J. 1967.The biology of the striped skunk.Urbana: University of Illinois Press.