Anda di halaman 1dari 16

RESUME MATERI

DASAR-DASAR SAINS

Oleh kelompok 6
 Ike Safitri
 M. Nur wais Al-Qorni
 Prianka Delvina Putri
 Reihan Diah Ayu R.N
 Windhi Riskilosis
Hakikat sains
Kata “Sains” biasa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam yang berasal dari kata
natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science
artinya ilmu pengetahuan. Sehingga science secara harfiah berarti imu yang mempelajari
mengenai alam atau mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Patta Bundu, 2006: 9).
Menurut Chiappetta (2010: 109) Ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya merupakan
a. Science as a Way of Thinking IPA sebagai jalan berpikir yang meliputi kepercayaan,
keingintahuan, imajinasi, dan alasan.
b. Science as a Way of Investigating Cara melakukan investigasi meliputi (1) pengamatan (2)
mengumpulkan data (3) merumuskan hipotesis (4) eksperimen (5) menyimpulkan.
c. Science as a body of knowledge Merupakan kumpulan pengetahuan yang terdiri dari (1) Fakta,
(2) Konsep, (3) Hukum dan prinsip, (4) Teori, (5) Model.
d. Science and Interactions with Technology and Society Memiliki arti bahwa IPA, teknlogi, dan
masyarakat saling mempengaruhi satu sama lain, banyak karya ilmiah yang dilakukan oleh
ilmuan yang dipengaruhi oleh masyarakat dan ketersediaan teknologi.
Berdasarkan pendapat Patta Bundu dan Chiappetta, IPA merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari mengenai objek dan fenomena yang ada di alam. Pada
hakikatnya IPA merupakan suatau jalan bagi peserta didik untuk berpikir dan melakukan
investigasi terhadap fenomena ataupun objek yang ditemukan, selanjutnya peserta didik
menemukan fakta dari investigasi yang dilakukan sehingga konsep dapat dikembangkan.
Masyarakat dan teknologi berperan penting dalam kegiatan investigasi.

Perkembangan Sains
Setiap langkah kemajuan dalam sains biasanya dipublikasikan dan dikomunikasikan ke
dalam jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah kumpulan karya ilmuwan dalam bidang spesifiknya
masing-masing dan dimuat ke dalam terbitan berkala untuk dijadikan referensi oleh ilmuwan lain
yang berminat di bidang kalian tersebut di seluruh dunia. Untuk memasukkan karya ilmiah ke
dalam jurnal ilmiah harus melewati persetujuan para “referee” atau editor yang memang diambil
dari para ahli di bidang tersebut.
Intisari perkembangan sains dapat digambarkan dalam tabel berikut.
Berikut ini akan dibahas beberapa pendapat menonjol dari para ilmuwan yang mengamati
perkembangan sains dari zaman ke zaman. Tabel. Perbandingan Metode Bacon, Popper, Kuhn.

Induksi Bacon Popper Kuhn


Dasar pencarian Pengamatan Masalah Paradigma
ilmiah
Tujuan pencarian Teori dan hukum Teori, hukum Elaborasi
ilmiah alam yang benar paradigma menuju
revolusi
Sarana pencarian Penggunaan Kritik Pemecahan masalah
ilmiah pengamatan untuk paradigma
mencapai dan
membuktikan
hipotesis

A. Lingkaran Wina: verifikasi terus menerus

Lingkaran Wina (Wiener Kreis/Vienna Circle) terdiri dari para sarjana ilmu alam yang
berdiskusi dalam kurun waktu 1922-1938 menenai perkembangan ilmu alam terutama fisika.
Tujuan utama Lingkaran Wina adalah kesatuan ilmu alam serta memperbaiki laju ilmu
pengetahuan di jalur positivisme di Inggris yang sangat empiristis, dengan memberi masukan
dari beberapa aliran lain.
Pokok-pokok pikiran kelompok ini secara garis besar adalah bahwa pengetahuan bersumber
utama pada pengalaman walaupun dibantu dalil logika dan matematika yang tidak didapat dari
pengalaman yang membantu mendeskripsikan dan memberi makna pengalaman tadi serta
memberi pernyataan mengenai data tadi.
Rudolf Carnap (1891-1970) adalah tokoh utama Lingkaran Wina yang akhirnya
mengembangkan versi baru positivisme, yang sering disebut dengan empirisme logis atau
positivisme logis (logical empirism,logical positivism) yang menekankan proporsi ilmiah dan
empirisme dan rasionalisme dan pentingnya tahap-tahap verifikasi terus-menerus dalam proses
penerimaan suatu teori.
B. Popper: Prinsip Falsifikasi dan Metode Ilm Pengetahuan

Falsificationism atau fallibilism adalah prinsip yang menyalahkan apa yang telah ada
sebelumnya dan menyebabkan keharusan dacarinya alternatif yang lebih benar daripada yang
sudah ada tersebut. Derajat falibilitas adalah sejauh mana suatu pertanyaan dapat disalahkan
dalam prosesnya verifikasinyaa. Jika teori dapat disalahkan maka teori ini baik daripada teori
yang kurang dapat disalahkan.
Jenis falsifikasi:
a. Falsifikasi Metode
Falsifikasi metode menyangkut penyempurnaan metodologi yang bertujuan
mencapai tujuan yang lebih sempurna, penjelasan yang lebih komprehensif dan jelas
dari bagan dasar sampai bagan detilnya. Ada beberapa hal harus kita ingat
menyangkut fisibilisme metode:
1) Mencoba sesuatu yang baru yang berasal dari variasi metode yang lama.
2) Memverifikasi hipotesis yang menyangkut bagaimana prediksi divariasi
dan diverifikasi dengan menguji kecocokan dengan latar belakang teori
dan melihat beberapa contoh.
3) Kelemahan metode empiris terutama metode induksi adalah tidak pernah
bisa mengumpulkan semua fakta secara lengkap untuk bisa menarik
kesimpulan dengan aman dan amat meyakinkan.
b. Falsifikasi Objek
Falibisme objek berasal dari objek yang diteliti, yaitu alam. Objek adalah realitas
yang juga berubah-ubah karena segala sesuatu memiliki dinamika masing-masing.
Pengetahuan akan objek tidak pernah mencapai pengetahuan dan kebenaran mutlak.
1) Realitas objek
Pemikiran kita akan tergantung pada realitas tersebut, dan bukan
sebaliknya realitas tergantung pada pikiran kita.
2) Evolusi objek
Selain nyata, objek juga tidak diam, dalam arti akan mengalami perubahan
secara perlahan maupun cepat. Biasanya perubahan objek mempunyai
keteraturan tertentu baik variabel maupun intensitasnya.

Akar dari metode falsifikasi ini adalah objek sains itu sendiri, yaitu alam dan metode
untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. Akar logis lain dari metode falsifikasi adalah
pengaruh perubahan objek dari waktu ke waktu.
C. Kuhn: Revolusi Sains

Thomas Samuel Kuhn adalah pemikir sains yang sebelumnya mendapatkan gelar doktornya
dalam bidang ilmu fisika. Menurut Kuhn perubahan mendalam dalam sejarah ilmu justru lahir
dari revolusi ilmiah, bukan berdasarkan upaya empiris yang membuktikan salah satu teori atau
sistem dan upaya falsifikasi untuk tujuan penyempurnaannya.
Konsep sentral Kuhn adalah apa yang disebut paradigma. Paradigma itu sendiri terbangun
atas sekumpulan konsep yang berhubungan satu sama lain dan ditambah beberapa asumsi dan
kepercayaan akan penyelesaian objektif atas beberapa masalah dengan cara yang dimengerti
bersama oleh beberapa ilmuwan.
Gambaran Kuhn mengenai kemajuanilmiah dapat dilukiskan ke dalam skema terbuka sebagai
berikut: pra-sains – sains normal – revolusi krisis – sains normal baru – krisis baru. Menurut
Kuhn ada fase-fase penjelajahan manusia akan gejala-gejala alam yang terbagi ke dalam tahap-
tahap:
 Fase praparadigma, dimana yang ada dibenak manusia adalah alam yang tidak
beraturan, kekacauan, yang ada hanya masalah dan tidak ada konsensus, sehingga
manusia perlu melakukan penelitian.
 Fase paradigma, dimana manusiatelah membentuk metodologi dan bekerja dengan
metodologi yang didapat dari penyelidikan dan konsensus untuk memecahkan
masalah bersama.
 Fase ditemukannya anomali, yang penjelasannya tak dapat diturunkan dari paradigma
yang sudah ada. Inilah yang disebut revolusi sains.
D. Lakatos: Program Penelitian

Lakatos berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan teori merupakan struktur ilmiah yang
terbentuk dalam sejarah. Dalam struktur ini pengetahuan mengalami evolusi, namun tidak
sesederhana evolusi dalam pemikiran Popper dan seradikal revolusi sains dalam bahasa Kuhn.
Lakatos mengemukakan ‘program-program penelitian’ (research proggrammes) ke dalam
struktur pengetahuan dan teori yang tidak dapat lepas dari suasana dan zaman saat struktur ini
ada.
Dalam program penelitian ada dua aturan metodologis: cara yang harus dihindari (heuristik
negatif) dan cara yang harus dijalankan (heuristik positif) yang merupakan inti pokok program,
yang harus dilindungi dari ancaman falsifikasi. Negative heuristic dari program memuat juga inti
teori (hard core) yang tidak boleh dimodifikasi atau ditolak. Positive heuristic memuat langkah-
langkah yang benar-benar akan diambil untuk melakukan penelitian, termasuk dengan
pengembangan dan penambahan asumsi-asumsi lebih lanut yang akan tergantung pada fenomena
terbaru yang ditemui.
Jalannya program penelitian Lakatos ini sangat bergantung pada inti teori atau hard core-
nya.hard core suatu program sangat menentukan karakter program dan merupakan dasar
pengembangan dari program tersebut.
E. Feyerabend: Pendekatan Anarkistik
Dalam bukunya Against Method (1975) Paul Beyerabend (1924-1994) berangkat dari
kompleksitas ilmu dan ia menentang adanya keteraturan perkembangan ilmu yang dirumuskan
ke dalam aturan dan hukum, seperti telah dikemukakan Popper, Kuhn, dan Lakatos.
Buku lain karya Feyerabend adalah Farewellto Reason (1897). Buku ini membuat dia
terkenal dengan skeptisnya terhadap rasionalitas dalam sains. Bahkan menurut dia sukses yang
dicapai oleh ilmuwan hanyalah konsekuensi dari politik, retorika, dan propoganda, bukan
merupakan hasil dari kemajuan pengetahuan objektif akan alam ini.
Pandangan Feyerabend yang mengejutkan banyak orang diperkuat dengan pendapatnya
yang radikal bahwa ilmu pengetahuan tidak boleh dianggap sebagai dewa karena keunggulan
metodenya. Di sini Feyerabend menantang dominasi ilmu alam yang sering memproklamasikan
diri sebagai pengetahuan yang paling objektif namunpada praktiknya mengungkung kehidupan
manusia.
Satu hal yang mungkin tidak terduga adalah Pendapat Feyerabend yang memberikan tempat
lumayan penting pada kebebasan individu dalam perkembangan sains, sesuatu yang sepanjang
sejarah seakan terlupakan karena sains pada hakikatnya adalah pengetahuan objektif dan karena
ini jauh dari pengaruh subjektivitas ilmuwannya.
F. Bachelard: Pentingnya Sejarah

Gaston Bachelard (1884-1962) adalah ilmuwan Perancis yang sangat tertarik pada
matematika. Menurut refleksi Bachelard, tidak ada apapun yang dapat dijelaskan dengan
gamblang dengan cara berpikir saat ini karena jikaada bagian yang diketahui pasti ada bagian
yang porsinya sama yang tidak diketahui.
Menurut Bachelard, mekanika gelombang juga mencerminkan “dialektika” (cara pandang
yang mementingkan konsep-konsep yang berlawanan yang dimiliki oleh objek: ada thesis,
antithesis, dan kemudian sintesis).
Menurut Bachelard, alam tinggal dan berjalan seperti adanya, sedangkan pengetahuan
manusia berkembang menciptakan sistem yang dapat menjelaskan alam menurut pemahaman
manusia dan kemampuan manusia untuk memahami. Semua proses pencarian pengetahuan alam
ditentukan oleh konteksnya dalam sejarah.
Tahap pertama adalah fase pra-ilmiah dari zaman dahulu kala sampai zaman Renaissance
yang ditandai oleh bentuk pengenakan konkret akan alam, terutama informasi yang diolah
setelah pengamatan panca indera manusia. Fase kedua adalah fase ilmiah yang bersifat “konkret-
abstrak” dimana kesadaran dan abstraksi dalam tahap ini telah memainkan peranannya dalam
pengamatan indrawi manusia. Tahapketiga disebut sebagai “suasana ilmiah baru” ilmu
pengetahuan sifatnya sungguh-sungguh abstrak, yang dimulai dari hasil karya Albert Einstein.
Cara kerja pengetahuan modern adalah “dialektika,” tidak ada metode deduksi saja, atau
induksi saja, atau verifikasi saja, namun semuanya harus dipandang sebagai satu kesatuan dalam
proses. Kita tidak boleh terpaku dalam satu metode saja atau satu teori saja, namun semuanya
harus berhubungan satu sama lain dalam dinamika yang terpadu, ada hubungan erat setiap saat
antara teori dan hasil eksperimen sehingga tidak dimungkinkan lagi adanya pembagian aliran
menurut metodenya. Dengan demikian peranan sejarah dalam ilmu pengetahuan alam tidak dapat
diabaikan begitu saja.

Sumber-Sumber Pengetahuan Alam

A. Alam: Paradigma yang Perlu Digali

Alam yang diamati manusia dapat diklasifikasikan menjadi alam makro, semimakro,
semimikro, dan alam mikro.
Alam makro: menyangkut alam luas dari bumi dan bahkan galaksi. Dipelajari dalam
ilmu astronomi. Dapat juga dirujukkan ke alam luas, bumi, gunung, laut, tanah, air,
batuan, yang termasuk dalam kajian ilmu geografi.
Alam semi makro: alam yang diamati manusia sehari-hari. Tentang makhluk hidup
dikaji dalam ilmu biologi, bukan makhluk hidup dikaji dalam ilmu fisika.
Alam mikro: penyusun materi dipelajari dalam ilmu kimia, juga fisika.
Satuan terkecil materi yang saling berinteraksi dipelajari dalam fisika dan kimia
dengan bantuan matematika dan komputer.
B. Manusia: Pengamat yang Berpikir

1. Manusia sebagai sumber pengetahuan.


Manusia merupakan sumber pengetahuan kedua dan paling aktif bergerak dalam mencari
pengetahuan. Manusia yang mengamati alam akan berusaha mencari penjelasan akan
gejala alam. Kemudian manusia membuat struktur pengetahuan.
Ilmu alam atau sains: struktur pengetahuan mengenai alam raya.
Ilmu sosial: struktur pengetahuan mengenai manusia itu sendiri.
2. Pernyataan sebagai Dasar Penelaahan Ilmiah
Pernyatan berikut adalah pernyataan yang dapat menjadikan dasar penelaahan ilmiah
sepanjang sejarah:
a. Dunia itu ada dan kita dapat mengetahui bahwa dunia benar-benar ada.
b. Dunia dapat diketahui melalui pancaindera dan abstraksi manusia yang
berpikir.
c. Gejala-gejala yang ada di dunia dan alam mempunyai hubungan kausal satu
sama lain.
C. Interaksi antara Manusia dan Alam

Manusia hidup di alam dan berhubungan dengan alam. Dialog anatara manusia dan alam
adalah dialog yang tidak begitu seimbang karenajawaban yang diberikan oleh alam masih
harus dipelajari oleh manusia. Dialog antara manusia dan alam menempati lapangan
tersendiri dalam filsafat ilmu pengetahuan, karena dari hasil pengamatan akan alam
manusia lebih berusaha menyelidiki makna hidupnya.
D. Sarana Berpikir Ilmiah Manusia

1. Bahasa Ilmiah
 Bahasa ilmiah adalah sarana untuk penyampaian informasi ilmiah dan seluruh
proses ilmiah. Bahasa sains yang digunakan dalam lingkungan sains mungkin
berbeda dengan bahasa lain secara umum.

 Perbedaan utama antara bahasa alami dan bahasa buatan atau bahasa ilmiah
adalah bahasa ilmiah cenderung tidak spontan seperti bahasa alami, bersifat
diskursif (logis, punya makna luas) sedang bahasa alami cenderung bersifat
intuitif.
 Fungsi-fungsi pokok bahasa:

a) Fungsi ekspresi

b) Fungsi emosi

c) Fungsi afeksi/praktis

d) Fungsi simbolis/logis

 Salah satu contoh bahasa yang sering digunakan dalam bahasa sains adalah bahasa
gambar, grafik, spektrum, maupun diagram.

 Definisi berarti memberi batas pada sesuatu, atau kata ini meberi pernyataan yang
membuat penjelasan tentang suatu istilah.

 Macam-macam definisi:

1. definisi nominalis: menjelaskan arti suatu kata lain yang lebih dimengerti)
2. definisi realis: menjelaskan hal yang ditandai oleh suatu istilah, hakekat, dan
kodrat dari objek tertentu.
3. definisi praktis: penjelasan tentang suatu hal ditinjau dari segi dan tujuannya.
 Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sebuh definisi

1) harus membuat apa yang didefinisikan lebih jelas,


2) maknanya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit,
3) mampu menghilngkan keraguan akan makna
4) tidak boleh berputar
5) yang didefinisikan tidak boleh masuk ke dalam definisi,
6) harus singkat,
7) tidak dalam bentuk negatif.
2. Logika Ilmiah
a) Logika dan Penalaran

 Bahasa dalam logika adalah bahasa yang murni dibuat manusia yang dibuat
sebagai sarana ekspresi abstraksi manusia yang logis dan bebas dari aspek-
aspek tidak tentu seperti emosi dan afeksi.

 Logika dapat menjadi alat untuk meneliti ketepatan penalaran.


b) Penalaran dan Pemikiran

 Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran.

 Pemikiran memerlukan pengertian atau konsep, proposisi atau pernyataan,


dan penalaran atau ratio.

 Pengertian terbentuk dari pancaindera yang mengamati, yang masih berupa


sesuatu yang abstrak.

 Proporsi atau pernyataan dibuat untuk merangkai pengertian-pengertian


karena pengertian tidak dapat berdiri sendiri.

 Dari beberapa proposisi lahir penalaran.

 Premis: proporsi yang menjadi dasar penalaran.

 Konklusi: proposisi yang menjadi kesimpulan.

 Penalaran induksi: penalaran yang konklusinya lebih luas daripada


premisnya.

 Penalaran induksi: penalaran yang premisnya lebih luas daripada


konklusinya.

 Pengetahuan yang menjadi dasar konklusi adalah premis.

c) Sistem logika

 Sistem logika dibedakan menjadi logika kelas (class logic) dan logika
proposional (propositional logic).

 Ada lima operator proposional yang dilambangkan dengan:

~ lambang negasi, yang dalam bahasa berbunyi "tidak" atau "bukan," dan lain
sebagainya.
^ lambang konjungsi, yang dalam bahasa berbunyi "dan," "tetapi,"
"meskipun," dan sebagainya.
v lambang disjungsi, yang dalam bahasa berbunyu "atau".
≡ lambang bi-implikasi atau bi-kondisi, yang dalam bahasa disebut
"jika/kalau dan hanya jika/kalau..."
 Logika deduksi/logika simbolik/logika formal lebih menyelidiki cara-
cara mengambil kesimpulan yang diturunkan dari pernyatan
awal/premisnya.
 Logika induksi/logika material lebih menyelidiki cara menarik
kesimpulan umum yang bersifat terbuka (mungkin) dari sejumlah hal yang
khusus.

Alam merupakan sumber pengetahuan yang utama bagi manusia. Manusia dapat menyadari
alamnya lewat pengamatan seksama yang dilanjutkan dengan mempelajari lebih jauh lagi apa
yang telah diamati tersebut.

Metode ilmiah
1. Pengertian metode
Metode ilmiah merupakan prosedur yangmencakup penalaran ilmiah berupa pemikiran
dan disertai tindakan, pola kerja empiris dan prosedur pengujian yang sudah dipilih
dalam rangka mengembangkan pengetahuan yang sudah ada beserta strukturnya. Metode
berasal dari kata Yunani meta yang berarti sesudah dan hodos yang berarti jalan.
Metode adalah langkah-langkah berurutan yang diambil untuk mencapai pengetahuan
yang benar. Metode utama dalam Sains biasanya diwarnai pendekatan empiris. Hal ini
disebabkan oleh sejarah sains yang sangat berkembang karena adanya eksperimen-
eksperimen yang dilakukan di laboratorium untuk meniru situasi dan kondisi alami.
2. Kaidah pokok metode
a. Janganpernah menerima apapun sebagai benar kecuali jika anda mengetahui secara
jelas bahwa hal itu memang benar.
b. Pilih-pilihkan satu per satu kesulitan yang akan anda telaah menjadi bagian-bagian
kecil sebanyak mungkin atau sejumlah yang diperlukan, untuk lebih menmudahkan
penyelesaiannya.
c. Pikirkan secara runtut, mulai dari objek sederhana dan mudah di kenali lalu
meninngkat sampai pada objek yang rumit.
d. Buatlah perincian selengkap mungkin.
3. Metode ilmiah
Metodeilmiah adalah metode yang objektif dalam pencarian pengetahuan manusia tanpa
diwarnai tujuan-tujuan tertentu. Dikatakan objektif karena memungkinkan orang lain
sebagai subjek juga menerima apa yang objektif tadi atas dasar kesamaan pandangan.
4. Objek kajian dan metode
Objek kajian bisa menentukan metode. Ada keterkaitan tersendiri antara objek formal
dengan metode dan juga hukum yang berlaku. Ilmu alam bergerak karena dipengaruhi
hukum-hukum alam.
5. Siklus empirik
Metode yang digunakan dalam ilmu alam kadang disebut juga sebagai siklus empirik
karena bisa dilakukan berulang-ulang dan informasi yang diberikan merupakan
karakteristik dari objek yang sedang diteliti.
Komponen umum siklus empirik yaitu:
a. Observasi
(mengumpulkan,mendaftar,mengidentifikasi,memilahkan,menggolongkan,mengklasif
ikasisecara ilmiah, mengadakan evaluasi awal)
b. Induksi (biasanya menggunakan symbol matematika atau rumusan logika simbolisnya
)
c. Deduksi (dirumuskan hipotesis)
d. Eksperimen
e. evaluasi
6. siklus empirik dan ilmu sosial/humanistik
ilmu sosial dan humanistik biasanya menggunakan metode yang bersifat linier yang
meliputi tahapan persepsi-kkonsepsi-prediksi. Ilmu sosial juga menggunakan pendekatan
kuantitatif seperti dalam sains, namun metodenya berbeda, klaim dan kesimpulannya
berbeda, maknanya juga berbeda.
7. Metode dan Metodologi
Metode adalah ekspresi pemikiran dalam bentuk cara kerja dan langkah-langkah praktis
untuk dilakukan. Metodologi adalah kajian akan aturan-aturan dalam metode tersebut.
Epistemologi adalah kajian mengenai cara manusia mendapatkan pengetahuan.
a. Metode Abduksi
Metode ini dibahas oleh C.S Pierce yang berpendapat bahwa semua proses yang
terdiri dari mencari dan merumuskan hipotesis terjadi dalam pemikiran ilmuwan.
Daya tarik metode abduksi:
1. Metode abduksi menawarkan hipotesis untuk menjelaskan fakta
2. Hipotesis menurut Pierce tidak hanya dapat menjelaskan fakta yang tampak saat
itu saja, namun masih bisa digunakan untuk menjelaskan fakta yang tidak
kelihatan di masa depan namun bisa dinalar sejak sekarang.
b. Metode Deduksi dalam Sains
Deduksi adalah bentuk silogisme dari proposisi yang menjadi dasar hipotesis. Setelah
hipotesis dirumuskan maka dilakukan langkah untuk bisa menentukan apakah dugaan
tersebut benar. Proses ini disebut langkah deduksi. Proses deduksi adalah proses
“jika-maka” dan sebelum proses ini selesai, pengetahuan yang dimaksud belum
didapat.
c. Metode Induksi dalam Sains
Metode induksi bertolak dari sejumlah proposisi kecil dan khusus untuk menarik
kesimpulan umum tertentu. Dalam proses induksi, ilmuwan bergerak dari fenomena
tunggal dan fakta yang ada untuk ditarik kesimpulan umumnya dan dapat dinyatakan
berlaku umum.
1. Rambu-rambu dalam metode induksi
a. Bebas dari spekulasi awal (anggapan, dugaan, harapan, asumsi) untuk
membebaskan penampakan objek dari interferensi pikiran subjek yang
mengamati.
b. Sedapatnya perhatikan dan catat fakta yang kontradiktif, carilah apa yang
menyimpang dan tidak disangka-sangka.
c. Adakan evaluasi setelah pengumpulan dan pencatatan fakta
d. Ingatlah bahwa dalam proses induksi, sifat sementara harus senantiasa ada
dalam pikiran, karena pada kenyataanya kita tidak pernah merasa cukup
dalam hal pengumpulan data.
2. Manfaat metode induksi
a. Fakta dilihat dengan sangat objektif oleh pengamat
b. Sains dan kegiatan ilmiah tidak menjadi semacam ideologi
3. Kelemahan metode induksi
a. Fakta yang diamati tidak dapat lepas dari persepsi manusia
b. Fakta tidak pernah tampil sebagai fakta saja
c. Metode induksi tidak pernah lengkap.

4. Langkah pokok metode induksi


a. Pahami situasi masalah untuk tujuan identifikasi
b. Ajukan hipotesis
c. Telitilah hipotesis
d. Lakukan analisis data dan pengujian hipotesis untuk menentukan dugaan awal
terbukti atau hipotesis harus ditolak.

d. Metode Statistika dalam Sains


statistika merupakan cara berpikir yang perlu dalam memproses data dan membantu
peneliti dalam menarik kesimpulan atas dasar yang lebih kuantitatif. Dengan metode
statistic penelitian akan lebih valid dan dapat dipercaya, karena pengamatan yang
dilakukan secara makro dapat dikuantisasi.
f. Aliran-Aliran Ilmiah
1. rasionalisme
Aliran ini mengutamakan akal budi (rasio) untuk mencapai pengetahuan sejati. Dengan
menggunakan metoda dalam mengatur pemikiran kita, pengetahuan yang dimaksud dapat
diperoleh, termasuk kebenaran dan kesalahannya.
2.Empirisme (pengalaman sebagai sumber pengetahuan yang akurat)
Prinsip aliran empirisme
a. Semua proposisi disimpulkan dari pengalaman yang sudah diolah di otak manusia
b. Tanpa pengamatan akan objek tidak mungkin timbul ide mengenai objek tersebut
c. Akal budi dapat berfungsi jika mempunyai acuan ke realitas nyata dalam bentuk
pengalaman.

3.Sintesis Rasionalisme dan Empirisme


Kedua aliran ini patut digabungkan untuk aspek-aspek yang diketahui dan akan digali
lagi. Dengan kata lain, suatu objek bisa dijelaskan dengan karya penelitian para pemikir
dari aliran rasionalisme dan dieksplorasi lebih lanjut oleh ahli empiris untuk melengkapi
yang tidak diketahui itu. Arah eksplorasi empirisme ditentukan oleh hasil pemikiran para
rasionalis.

Kebenaran Ilmiah
A. Pengertian Kebenaran
Menurut kamus umum, benar memiliki arti segala sesuatu yang tidak salah dan tepat serta
sesuai dengan kenyataan yang diacu. Dalam pembahasan mengenai pengetahuan kata
“kebenaran” dapat digunakan sebagai kata benda yang konkret maupun abstrak, secara
faktual maupun secara nalar. Penyampaian kebenaran biasanya dilakukan dengan
menggunakan proposisi yang benar.

B. Teori-teori kebenaran
1. Teori Kebenaran Kesesuaian/Korespondensi
Suatu pernyataan dianggap benar jika apa yang dinyatakan tersebut berhubungan dan
punya keterkaitan dengan (sesuai dengan) realitas yang ada yang diungkapkan ke
dalam pernyatan itu.
2. Teori Kebenaran Keteguhan/Koherensi
Pernyataan dari suatu pengetahuan dapat dikatakan benar bila proposisi itu
mempunyai hubungan dengan ide dari proposisi terdahulu yang dianggap benar.
Kebenaran pengetahuan dapat diuji dengan melihat kembali sejarah dengan lebih
seksama, di saat masing-masing proposisi dirumuskan, atau dengan menggunakan
logika matematis. Teori kebenaran ini sangat berguna dalam perkembangan sains
karena langkah-langkah dalam perkembangan sains selalu mengacu ke kebenaran
koherensi ini.
3. Teori Kebenaran Pragmatis
Dalam teori ini kebenaran sama artinya dengan kegunaan,konsep, atau ide.
4. Teori Kebenaran Non-deskripsi
Teori ini berkembang menurut pengaruh yang sangat kuat dari pernyatan John Dewey
mengenai pragmatism dan fungsionarisme, namun dalam kerangka teori ini
kebenaran pernyatan itu sendiri dianalisis lebih lanjut.
5. Teori Kebenaran Performatif
Menurut para tokoh teori ini penyatan adalah benar jika penyataan tersebut dapat
menciptakan realitas.

C. Sifat-Sifat Kebenaran Ilmiah


1. Strukturnya rasional dan logis
2. Mengandung isi empiris
3. Dapat diterapkan, hasilnya berguna (pragmatis)
4.
D. Presisi dan Akurasi
Presisi dalam sains menentukan keterulangan hasil yang didapat. Akurasi dalam sains
ditentukan oleh kedekatan hasil pengamatan atau analisis ke hasil sebenarnya. Akurasi
dan presisi adalah ukuran kebenaran dalam sains yang eksak.

E. Masalah Kekeliruan
Kekeliruan diartikan sebagai menerima apa yang senyatanya salah atau menyangkal apa
yang kenyataannya benar. Kekeliruan lebih merupakan aspek kognitif dari subjek yang
mengetahui, dan kesalahan merupakan akibatnya yang berupa tindakan atau hasil dari
kekeliruan subjek tersebut. Kekeliruan sering disebabkan oleh sikap ilmuwan. Sumber
kekeliruan yang lain adalah kegagalan menjalankan sarana pengembangan pengetahuan,
kesesatan karena penggunaan bahasa, kesesatan dalam penggunaan logika. Kesalahan
lain yaitu jika ada dua peristiwa dalam waktu yang bersamaan, maka pengamatan subjek
dapat keliru.

F. Masalah Kepastian
Kepastian dalam sains mempunyai sifat dapat diperbaiki. Namun hal ini bukan berarti
tidak ada kepastian dalam ilmu pasti. Kebenaran ilmiah akan senantiasa diperbaiki dari
waktu ke waktu. Kepastian dalam hal ini juga mengandung sebagian ketidakpastian
karena kebenaran ilmiah mengandung makna fisibilisme/falsifikasi moderat.

G. Penggunaan Statistika
Statistik mengandung arti kumpulan data numerik yang dianalisis. Analisis data
ini menghasilkan beberapa informasi baru yang bisa menentukan langkah penelitian
berikutnya. Statistik juga digunakan untuk menentukan apakah sekumpulan data
numerik yang didapat dalam penelitian ini bermakna atau sekedar merupakan
sekumpulan angka namun tidak menunjukkan kecenderungan apapun yang mengarah
pada kesimpulan atas perlakuan tertentu. Dalam kajian sains wilayah mikro tidak
diperlukan adanya statistika, karena biasanya eksperimen cukup terkendali dan hasil yang
diberikan sudah merupakan akibat dari perlakuan eksperimen. Namun pada kajian sains
wilayah makro biasanya diperlukan metode statistika karena memerlukan pengamatan
manusia secara langsung dan memakan waktu yang lama.
Selain untuk menentukan apakah sekumpulan data bermakna atau tidak, metode
statistika kadang juga digunakan untuk menyajikan data dalam rangka memberikan
perkiraan akan ketidakpastian pengukuran.

Membandingkan Hukum dan Teori Ilmiah


Teori ilmiah merupakan sebuah kumpulan pernyataan yang saling berhubungan dan didukung
dengan baik, yang menjelaskan berbagai pengamatan dan dapat digunakan untuk membuat
prediksi yang dapat diuji.
Teori ilmiah menjelaskan suatu kerangka koheren yang sesuai dengan data-data pengamatan.
Definisi ilmiah kata “teori” berbeda dengan pengertian kata ini secara umum. Secara umum,
“teori” dapat berarti sebuah konjektur, opini atau spekulasi yang tidak mempunyai dasar-dasar
fakta maupun dapat membuat prediksi yang dapat diuji kebenarannya. Dalam ilmu pengetahuan,
pengertian teori lebih kaku, yakni : teori haruslah didasarkan pada fakta-fakta yang terpantau dan
dapat membuat prediksi yang dapat diuji.
Hukum ilmiah biasanya adalah suatu pernyataan didalam dunia ilmu pengetahuan yang berupa
hipotesis yang sebelumnya telah didukung oleh percobaan-percobaan dan menyangkut teori–
teori sebelumnya yang dapat mendukung teori dan hukumtersebut.
Dalam sejarahnya, hukum ilmiah dapat diilhami berdasarkan suatu percobaan secara ilmiah, ada
juga hukum tersebut dibuat atas dasar pemikiran yang kritis atau dengan suatu keadaan coba-
coba bahkan ketidak sengajaan.

Produk Sains dari Waktu ke Waktu Terkait dengan Perkembangan


Teknologi
A. Teknologi Komunikasi dan Komputer
Lapangan andalan sains di masa depan adalah teknologi komunikasi, terutama yang
berbasis audio visual. Walaupun radio dan televisi tidak dapat ditinggalkan, namun dengan
adanya komputer teknologi komunikasi semakin merajai perhatian manyarakat. Dimasa
depan kemungkinan besar di setiap rumah tangga dilengkapi dengan teknologi disetiap sudut
rumah, mulai peralatan masak, mencuci, membersihakan , mengatur kenyamanan, bahkan
berkomunikasi dengan annggota keluarga lainnya. Mungkin juga belanja dan banyak
kegiatan lain dapat dilakukan dari rumah, berpiknik bersama secara virtual dan mengerjakan
tugas lain. Anak-anak belajar disekolah virtual dari rumah sehingga tidak selalu hadir
diruang kelas, juga mengerjakan tugas tersttrukturnya dengan bahan yang semuanya diambil
dari internet. Banyak sekali gambaran kehidupan modern dimasa depan sudah ada di
manusia sekarang.

B. Peranan Sains Komputasi


Salah satu peranan komputasi dalam sains adalah metode ab initio yang merupakan
salah satu jenis komputasi dalam kimia fisika yang mulai banyak dilakukan saat ini. Jenis
penelitihan yang mempunyai nilai harfiah dari awal mula ini pada dasarnya adalah pekerjaan
komputasi yang diturunkan langsung dari prinsip teoritis tanpa masukan dari data
eksperimen. Biasanya perhitungan yang menggunakan pendekatan mekanika kuantum
termasuk dalam metode ini. Dan penyerderhanaan fungsi rumit juga sering dilakukan untuk
menyerderhanakan proses komputasi.
Beberapa manfaat praktis lain dari kimia komputasi telah dikembangkan kedalam
bidang khusus drug discovery bagi yang bergerak dalam bidang pembuatan obat-obatan baru
guna menangkal penyakit masa kini. Sampai tahun 2000-an, sebagian besar senyawa baru
telah ditemukan dari bahan alam maupun disintesis secara kimia, dan ini merupakan basis
bagi kimia komputai di bidang ini. Hal ini juga sangat berguna untuk bidang kedokteran.
Kebannyakan metode komputasi digunakan untuk meramalkan aktivitas biologis untuk
keperluan drug desain. Peralatan computer canggih yang bias member gambar visual tiga
dimensi diperlukan untuk menetapkan permodelan kimian ini, yang akhirnya dimaksdkan
untuk membantu sintesis senyawa baru.

C. Teknologi “instan”
Perkembangan sains yang sangat pesat tidak dapat dipisahkan dari tujuan
pragmantisnya, yaitu teknologi. Bentuk aplikasi dari sains kedalam rupa macam-macam
teknolohi ini secara idak langsung mendukung fasilitas pengembangan sains menjadi
semakin sempurna. Hal mengetahui seluk beluk alam akan berpadu dalam hal
memanfaatkan pengetahuan mengenai ala mini untuk kepentingan hisup manusia termasuk
meningkatkan taraf hidup manusia.
Biosensor adalan salah satu produk sains yang banyak menjanjikan kemudahan dimasa
depan. Seiring dengan kemajuan penelitihan kimia farmasi dan kedokteran, alat-alat kecil
semacam biosensor mendapat perhatian yang cukup serius. Demekian pula pembuatan alat
bantu pemeriksaan kesehatan yang digunakan oleh orang awam, dan tidak usah
mengandalkan tenaga medis dan para medis. Contohnya alat pengukur tekanan darah, alat
pengukur gula darah, cek kehamilan sendiri oleh ibu rumah tangga dan sebgainya.
Yang penting untuk kita perhatika adalh bahwa budaya instan membawa ilmuan untuk
terus meneliti dan menghasilkan benda-benda teknologi baru yang semakin praktis sering
single use, yaitu sekali pakai langsung sibuang. Dengan demikian manusia modern dapat
menghemat waktunya untuk aktivitas lain yang lebih berguna untuk perkembangan
kepribadian, misalnya olah raga dan seni.

Anda mungkin juga menyukai