Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL KTI

ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI PROSEDUR PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA DENGAN RIWAYAT
KELUARGA MENGALAMI KANKER PAYUDARA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MASOHI

NENI VANI OROBAYAM


P07120317018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PPSDMKESEHATAN
POLITEKNIK KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
2019
PROPOSAL KTI

ASUHAN KEPERAWATAN MELALUI PROSEDUR PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI PADA REMAJA DENGAN RIWAYAT
KELUARGA MENGALAMI KANKER PAYUDARA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MASOHI

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan dimploma III keperawatan pada program studi
keperawatan masohi jurusan keperawatan politeknik kesehatan kemenkes
Maluku

NENI VANI OROBAYAM


P07120317018

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BPPSDM KESEHATAN
POLITEKNIK KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN MASOHI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah tumor ganas epitel glandular dari

kelenjar mammae (Ovedoff, 2002). Kanker payudara memperlihatkan

proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus

payudara (Price, 2005).

Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi

pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-

sel jaringan payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang

sering ditemukan oleh kebanyakan wanita. Menurut WHO pada tahun

2005 dilaporkan sebanyak 506.000 wanita meninggal disebabkan oleh

kanker payudara

Menurut data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari

12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.

Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008

menjadi 8,2 juta pada tahun 2012 kanker tertinggi di Indonesia pada

perempuan yakni kanker payudara dan kanker leher rahim.

Faktor resiko

Kanker payudara merupakan kanker yang paling mudah di deteksi.

Deteksi kanker payudara dapat di lakukan dengan SADARI

(pemeriksaan payudara sendiri). Pemeriksaan SADARI adalah


pemeriksaan yang di lakukan seorang wanita untuk menemukan

benjolan atau kelainan pada payudara (NCI, 2010). Tujuan utama dari

pemeriksaan SADARI adalah membantu mengidentifikasi perubahan

abnormal pada payudara sehingga dapat lebih cepat di laporkan pada

tenaga kesehatan atau (ACS 2010). Perilaku SADARI dapat

menimbulkan perilaku positif dan dapat membantu wanita agar lebih

sensitif dalam memperhatikan kesehatannya, terutama bagian

payudara. Pemeriksaan SADARI memiliki keuntungan bagi wanita

karna wanita akan lebih peka bila ada perubahan yang mencurigakan

pada payudaranya dan membuat timbulnya kesadaran untuk

melakukan diagnosa lebih dini sebelum ada gejala yang lebih lanjut

(yakout,et a. 2014).

Pemeriksaan ini harus dilakukan setiap satu bulan sekali. Jika

masih mengalami menstruasi, SADARI di lakukan pada 7-10 hari

setelah menstruasi dimulai. Namun jika anda sudah menopause

SADARI dapat dilakukan kapan saja. SADARI adalah cara mudah

untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin.

Selain melalui SADARI, kanker payudara juga dapat di tandai

dengan memperhatikan hal-hal berikut:(1) benjolan pada payudara,(2)

keluar cairan dari putting, terutama berwarna merah,(3) putting tertarik

ke dalam, (4) pada tahap lanjut, kulit payudara akan terlihat kasar,

seperti kulit jeruk,(5) bentuk payudara menjadi asimetri.


B. Rumusan masalah

C. Tujuan

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi masyarakat

2. Manfaat bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

3. Manfaat bagi peneliti


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep asuhan keperawatan kanker payudara

1. Pengkajian

pegkajian merupakan tahap pengumpulan data yang

berhubungan dengan pasien secara sistematis. data yang dikaji

pada pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui riwayat

kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboraturium dan

diagnostik, serta review catatan sebelumnya. Langkah-langkah

(Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000). Menurut Wijaya & Putri

(2013).

pengkajian yang sistematik adalah pengumpulan data,

sumber data, klasifikasi data, anaisa data dan diagnose

keperawatan.

a. Identitas Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab,

seperti nama, umur (50 tahun ke atas), alamat, agama,

pendidikan, pekerjaan, nomor medical record.

b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan,

riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah

diberikan), faktor etiologi/ resiko.

c. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien

dengan cancer mammae.


d. Pemeriksaan klinis Mencari benjolan karena organ payudara

dipengaruhi oleh factor hormon antara lain estrogen dan

progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat

pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/ setelah menstruasi 1

minggu dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan

jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi

yang sama tinggi.

e. Inspeksi

1) Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan.

2) Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,

kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling,

ulserasi, dan lain-lain

f. Palpasi

Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata

atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.

1) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan

operabilitas.

2) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).

3) Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh,

4) Stadium kanker (system TNM UICC)

5) Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang klinis

6) Pemeriksaan radiologist

(a) Mamografi/ USG Mamma


(b) 2.X-foto thoraks

(c) Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USGabdomen,

bone scan, CT scan

7) Pemeriksaan laboratorium meliputi

(a) Darah lengkap, urin

(b) Gula darah puasa dan 2 jpp

(c) Enxym alkali sposphate, LDH

(d) Hormon reseptor ER, PR

(e) Aktivitas estrogen/ vaginal smear

2. Diagnosa

Keperawatan

a. Kesiapan peningkatan pengetahuan di buktikan dengan

Definisi: perkembangan informasi kognitif yang berhubungan

dengan topik spesifik cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan

dan dapat ditingkatkan

Gejala dan tanda manyor

Subjektif

1) Menjelaskan pengetahuan tentang suatu topic

Objektif

1) Perilaku sesuai dengan pengetahuan

Batasan karateristik: perilaku upaya peningkatan kesehatan

3. Perencanaan
a. Tujuan

b. Intervensi

Standar luaran keperawatan Indonesia (SLKI) atau kriteria hasil

yang diharapkan pada diagnosa keperawatan kesiapan

peningkatan pengetahuan.

Tingkat pengetahuan:

c. Perilaku sesuai anjuran meningkat

d. Perilaku sesuai dengan pengetahuan

Standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) atau intervensi

yang di harapkan pada diagnose keperawatan kesiapan

peningkatan pengetahuan.

Edukasi kesehatan:

a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.

b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.

c. Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan.

4. Implementasi

5. Evaluasi

B. Konsep kanker payudara

1. Definisi

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang

tidak terkontrol lantaran abnormal dari gen yang bertanggung jawab


atas pengaturan pertumbuhan sel. Kanker payudara menunjukan

suatu benjolan pada payudara yang dapat di rabah dengan tangan,

semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan (santoso, 2009,

dikutip dalam Enikmawati, 2015).

Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang

terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen

kelenjarnya (epitel saluran mampu lobusnya) maupun komponen

selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah dan

persyarafan jaringan payudara (Irianto, 2015).

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang

paling banyak menyerang wanita. Penyakit ini di sebabkan karena

terjadinya pembelahan sel tidak dapat di kendalikan dan akan

tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak

diambil, di khwatirkan akan masuk dan menyebar ke seluruh tubuh.

Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok umur 40-

70 tahun, tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat

sesuai dengan pertumbuhan usia. Kanker payudara jarang terjadi

pada usia di bawah 30 tahun (wijaya dan putrid, 2013).

Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan

sel normal mammae di mana sel lab normal timbul dari sel-sel

normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan

pembuluh darah (nurafif dan kusuma, 2013).

2. Etiologi
Menurut nurafif dan kusuma (2013) penyebab kanker payudara

adalah.

a. Kanker payudara yang terdahulu terjadi mlaignitas sinkron di

payudara lain karena mammae organ berpasangan.

b. Keluarga, di perkirakan 5% semua kanker payudara adalah

predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluar

terkena carcinoma mammae

c. Kelainan payudara (benigna) kelainan vibrokistik(benigna)

terutama pada periode verti;l, telah ditunjukan bahwa wanita

yang menderita atau pernah menderita yang porliferatis sedikit

meningkat.

d. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain. Status social yang

tinggi menunjukan resiko yang meningkat, sedangkan berat

badan yang berlebihan ada hubungan dengan kenaikan terjadi

tumor yang berhubungan dengan oestrogen pada wanita post

menopause.

e. Faktor dendokrin dan reproduksi grafiditas matur kurang dari 20

tahun dan grafiditas lebih dari 30 tahun, menarche kurang dari

12 tahun.

f. Obat anti konseptiva oral penggunaan pil antikonsepsi jangka

panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk

terkena kanker.

3. Klasifikasi
Menurut brunner dan suddarth (2013), tipe kanker payudara adalah

sebagai berikut:

a. Karsinoma duktal menginfeltrasi

merupakan tipe histology yang paling umum, merupakan 75%

dari semua jenis kanker payudara. kanker ini sangat jelas

karena jelas saat di palpasi. kanker jenis ini biasaan

mermestasis kedodus aksila. Progonisnya lebih buruk

dibandingkan dengan tipe kanker lainya.

b. Karsinoma lobula menginfeltrasi

Tipe jenis ini jarang terjadi, merupakan 5-15% kanker payudara.

Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang

tidak baik pada payudara bila di bandingkan dengan tipe duktal

menginfeltrasi. Tipe ini lebih umum multisenteris, dengan

demikian, dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah

satu atau kedua payudara. Karsino duktal menginfeltrasi dan

lobular menginfeltrasi mempunyai keterlibatan nodus aksila

yang serupa, meskipun tempat metastasinya, karsinoma duktal

biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak, sementara

karsinoma lobular biasanya bermetasis ke permukanan

menengal atau tempat-tempat tidak lasim lainya.

c. Karsinoma medullar

Menempati seketar 6% dari kanker payudara dan tubuh dalam

kapsul di dalam duktus. Tipe ini dapat menjadi besar tetapi


meluas dengan lambat, sehingga progonosisnya sering kali

lebih baik.

d. Kanker musinus

Menempati sekitar 3% dari kanker payudara. Pengasil lender,

juga tumbuh dengan lambat, sehingga kanker ini mempunyai

progonosis yang lebih baik dari lainnya.

e. Kanker duktal-tubular

Kanker jenis ini jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari

kanker. Karena metastasis aksilaris secara histology tidak

lazim, maka progonosisnya sangat baik.

f. Karsinoma inflamatori

Tipe kanker payudara yang jarang 1-2% dan menimbulkan

gejala-gejala yang berbeda dari kanker lainnya. Tumor

setempat ini nyeri tekan dan sangat nyeri, payudara sangat

abdormal keras yang membesar. Kulit di atas tumor ini merah

agak hitam. Sering terjadi dan retraksi putting susu. Gejala-

gejala ini dengan cepat berkembang dan memburuk dan

biasanya mendorong pasien mancari bantuan medis dan lebih

cepat di banding pasien wanita lainya dengan masa kecil pada

payudara. Penyakit dapat menyebar dengan cepat pada bagian

tubuh lainnya.

g. Karsinoma payudara insitu


Karsinioma pyudara insitu lebih sering di deteksi dengan

meluasnya penggunana skrining mamografi. Penyakit ini di

tandai oleh proliferasi sle-sel malingnam didalam duktus dan

lobules, tampa infasi kedalam jaringan sekitanya.

4. Patofisiologi

Untuk dapat menegakkan diagnose kanker dengan baik,

terutama untuk melakukan pengobatan yang tepat, diperlakukan

pengetahuan tentang proses terjadinya kanker dan perubahan

strukturnya. Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang

berubah dengan ciri proliferasi yang berkelebihan dan tak berguna,

yang tak mengikuti pengaruh jariangsekitarnya. Proliferasi

abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal

dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara

menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel

tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam

intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang

mengalami tranformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok

sel ganas di antara sel normal(wijaya dan putrid, 2013).

Sel kanker dapat menyebar melalui airan pembuluh darah

dan permebilitaskapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat

berkembang pada janringan kulit. Sel kanker tersebut akan terus

menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak pembukuh

dara kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya


jaringan dan lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka

kanker. Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan bakteri, baik bakteri aerob atau anaerob. Bakteri

tersebut akan menginfeksi dasar luka kanker sehingga

menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan

proses infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler

kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat) yang banyak. Cairan

yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-

gatal. Pada jaringan yang rusaki dan terjadi infeksi akan memasang

pengeluaran reseptor nyeri nsebagain respon tunuh secara

fisiologi, akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu

sendiri juga mendapat sel imatur yang bersifat rupuh dan merusak

pembuluh darah kapiler yang menyebabkan mudah perdarahan.

Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak

keluar akan menyebabkan masalah psikologis pada pasien.

Akhirnya, pasien cenderung merasa rendah diri, mudah marah atau

tersinggung, menarik diri dan membatasi diri, mudah marah atau

tersinggung, menarik diri dan membatasi kegiatanya. Hal tersebut

yang akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker (astute,

2013).

5. Manifestasi klinis

Gejalah awal berupa sebuh benjolan yang biasanya

dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya . tidaki


menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak

teratur.

a. Fase awal: asimtomatik

Pada stadium awal, jika di dorong oleh jari tangan, benjolan bisa

di gerakan dengan mudah di bawah kulit.

b. Tanda umum: benjolan/penebalan pada payudara

1). Tanda dan gejala lanjut:

a) Kulit cekiung

b) Retraksi atau devisi putting susu

c) Nyeri tekan atau raba

d) Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk

e) Ulserasi pada payudara

2). Tanda metastase

a) Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah

b) Batuk menetap

c) Anoreksia

d) Berat badan turun

e) Gangguan pencernanan

f) Sakit kepala

Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada

dinding dada atau kulit di sekitanya. Pada kanker stadium

lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau

borok di kulit payudara. Kadang kulit di atas benjolan


mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk. Penemuan dini

kanker payudara masih sulit di temukan, kebanyakan di

temukan jika sudah oleh pasien.

1. Tanda-tandanya

a. Terdapat masa utuh kenyal, bisa kwadran, atas

bagian dalam, di bawah ketiak bentuknya tak

beraturan dan terfiksasi.

b. Nyeri di daera masa

c. Adanya lekukan kedalam, tarikan dan retraksi

padaa area mammae.

d. edema dengan “peant d”orange (keriput seperti

kulit jeruk).

e. Pengelupasan papilla mammae

f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting,

keluar cairan spontan, kadang di setia darah.

g. Ditemukkan lessi pada pemeriksaan

mamografi.(wijaya dan putrid, 2013).

C. Konsep SADARI ( permeriksaan payudara sendiri )

1. Definisi

`SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai

deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan

yang sangat mudah dilakukan oleh setiap wanita untuk mencari

benjolan atau kelainan lainnya. SADARI dilakukan dengan posisi


tegak menghadap cermin dan berbaring. Dilakukan pengamatan

dan perabaan payudara secara sistematis (dalimartha, 2007).

SADARI adalah pemeriksaan atau perabaan sendiri untuk

menentukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara (otto, s,

2005).

Rasjidi (2010) mengungkapkan bahwa seorang remaja putri

telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami

perkembangan pada payudaranya, maka Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) perlu dilakukan. SADARI merupakan salah satu

cara yang dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara

Pemeriksaan ini meliputi inspeksi dan palpasi payudara serta dapat

dilakukan pada posisi berdiri maupun berbaring (Otto, 2003).Waktu

yang paling baik untuk melakukan SADARI adalah 7 sampai 10

hari setelah menstruasi, saat pembengkakan dan nyeri payudara

telah mereda.Benjolan di payudarayang ditemukan saat SADARI

harus dievaluasi terhadap satu dari tiga kemungkinan: (1) kista, (2)

tumor jinak, atau (3) tumor ganas (Gruendemann, 2005). Upaya

SADARI sangat penting sebab sekitar 75-85% keganasan kanker

payudara ditemukan pada saat dilakukan SADARI (Purwoastuti,

2008). Penderita keganasan payudara sebagian besar datang saat

stadium lanjut, sehingga pengobatannya tidak dapat adekuat atau

tepat (Manuaba, 2009). Hal ini menjadikan pengetahuan yang baik

tentang prosedur SADARI sangat penting dimiliki oleh remaja putri


karena tahu tentang prosedur SADARI merupakan salah satu

alasan yangmenyebabkan remaja putri mengaplikasikan SADARI

(Karayurt, 2008).

2. Manfaat

Menurut Nisman (2011) Deteksi dini merupakan langkah

awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya

tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi

tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari

deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan

hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85%

gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui

pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode

termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat

mendeteksi secara dini kanker payudara.

3. Tujuan

Menurut Nisman (2011) tujuan SADARI sangat perlu

dilakukan dengan bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara

sebagai berikut.

a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan

untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini

maka kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal

sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup

penderita kanker payudara.


b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang

ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup

lebih lama.

4. Cara memeriksa payudara

Menurut Nisman (2011), Mulyani (2013), Bustan (2007),

Sitorus (2006), Proverawati (2010) dan Olfah dkk (2013) deteksi

dini kanker payudara dapat dilakukan pemeriksaan payudara

sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa payudara sendiri adalah

satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid telah berhenti,

maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada waktu

yang sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang

terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan

hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak

dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani

SADARI (periksa payuadara sendiri) pada saat menstruasi, pada

hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid di

rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan

rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.

Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun

kurang atau lebih.

a. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di

depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan


ada-tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari payudara

Anda, seperti lekukan atau kerutan dari kulit.

b. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin,

bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau

tidak). Cara melakukan :

1) Melihat Bentuk Payudara di Cermin Melihat perubahan

bentuk dan besarnya, perubahan putting susu, serta kulit

payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin,

posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

Perhatikan bentuk dan ukuran payudara. Normal jika ukuran

satu dengan yang lain tidak sama Kemudian, perhatikan

juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara

berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu

diwaspadai adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam,

atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting yang

berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar,

malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar

dan terasa sakit.


2) Periksa Payudara dengan Diangkat KeduaTangan

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala.

Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan

tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya atau kelainan

pada kedua payudara. Kembali amati perubahan yang

terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna,

tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau

permukaan kulit menjadi kasar.

3) Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping Berdiri tegak

didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.

Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan

pada payudara.

4) Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak Pinggang

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak


pinggang / tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk

menegangkan otot di daerah axilla. Lalu perhatikan apakah

ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi demikian,

bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang

mencurigakan perubahan atau kelainan atau putting.

5) Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara Menggunakan

kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk

melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

6) Berbaring

Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal

di bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di

belakang kepala. Tekan jari Anda mendatar dan bergerak

perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari

bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari


digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran

untuk memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting.

Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan

meletakkan bantal di bawah bahu kiri dan tangan kiri

diletakkan di belakang kepala. Coba rasakan sama ada

terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang

atas tulang selangka.


BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan Studi Kasus

Rancangan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah desain

studi kasus deskriptif yang menjelaskan tentang asuhan

keperawatan melalui prosedur pemeriksaan payudara sendiri pada

remaja dengan riwayat keluarga mengalami kanker payudara di

wilayah kerja puskesmas masohi.

B. Subjek Studi Kasus

Subjek dalam kasus ini adalah 2 pasien remaja yang bersedia

menjadi subjek penilitian.

1. kriteria inklusi

a. Pasien remaja berumur 12-21 tahun

b. Pasien remaja yang keluarganya mengalami riwayat kanker

payudara

2. kriteria iklusi

a. menolak saat di lakukan tindakan

C. Fokus Studi Kasus

Tindakan pemeriksaan payudara sendiri pada remaja dengan

riwayat keluarga mengalami kanker payudara.

D. Definisi Operasional

1. SADARI adalah pemeriksaan yang dilakukan sebagai deteksi

dini kanker payudara.


Cara SADARI (pemeriksaan payudara sendiri).

a. Angkat tangan ke atas periksa di depan cermin ada

perubahan di payudara atau tidak.

b. Angkat tangan ke atas periksa di depan cermin Ada

perubahan pada putting, bentuk, cairan atau tidak.

c. Taruh tangan di pinggang lalu lakukan gaya 1 adan 2.

d. Tekan payudara dari atas kebawah dan periksaa ada

benjolan atau tidak.

e. Tekan payudara secara melingkar dan pencet putting

periksa ada benjolan dan cairan atau tidak.

f. Dengan posisi berbaring tekan payudara secara melingkar

dan pencet putting periksa seperti di no 5.

E. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja puskesmas masohi

2. Waktu

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada bulan april –

mei 2019

F. Pengumpulan data

Prosedur pengempulan data dan instrumen pengumpulan data

yang di gunakan dalam studi kasus adalah.

1. Observasi menggunakan model instrumen antara lain: daftar

ceklis (terlampir)
2. Wawancara penulis dengan seorang remaja

G. Penyajian data

Dalam studi kasus ini data disajikan secara tekstural/narasi dan

disertai dengan penerapan ungkapan verbal dan subjek studi kasus

yang merupakan data penduduknya.

H. Etika studi kasus

Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

memenuhi prinsip-prinsip the five of human subjects in Research

lima hak tersebut meliputi hak untuk self determination hak

terhadap privacy dan dignity. Hak terhadap anonymity dan

confidentially, hal untuk mendapatkan penanganan yang adil dan

hak terhadap perlindungan dan ketidaknyamanan atau kerugian

1. Hak untuk self determination klien memiliki otonomi dan hak

untuk membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan

baik bebas dan paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam

penelitian ini atau untuk mengundurkan diri dan penilitian ini.

2. Hak untuk privacy dan dignity berarti bahwa klien memiliki hak

untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang

dilakukan untuk mengontrol kapan dan bagaimana informasi

tentang mereka dibagi dengan orang lain proses pengumpulan

data juga beresiko mengungkapkan pengalaman klien yang

bersifat sangat rahasia bagi pribadinya, peniliti

menginformasikan bahwa klien juga berhak untuk tidak


menjawab pertanyaan wawancara yang mungkin menimbulkan

rasa malu atau tidak ingin diketahui oleh orang lain jika klien

merasa tidak nyaman untuk berpartisipasi lebih lanjut klien

diperkenankan untuk mengundurkan diri dari proses penelitian

kapanpun ia ingin semua ini dilakukan penelitian untuk

mengormati prinsip privacy dan dignity.

3. Hak anonymity dan confidentiality, maka semua informasi yang

didapat dan klien harus dijaga dengan sedemikian rupa

sehingga informasi individual tidak bisa langsung dikaitkan

dengan klien dan klien juga harus dijaga kerahasiaan

(confidentiality), maka peneliti menyimpan seluruh dokumen

hasil pengumpulan data berupa lembar persetujuan mengikuti

penilitian biodata kaset rekaman dan transkip wawancara dalam

tempat khusus yang hanya bisa diakses oleh penelilti dalam

menyusun laporan penilitian. Peneliti menggunakan data tanpa

mengungkap identitas klien (anonymous).

4. Hak terhadap penangan yang adil memberikan individu hak

yang sama untuk dipilih atau terlihat dalam peneliltian tanpa

diskriminasi dan diberikan penanganan yang sama dengan

menghormati seluruh persetujuan yang disepakati dan untuk

memberikan penanganan terhadap masalah yang muncul

selama partisipasi dalam penelitian semua klien mempunyai


kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

dan mendapatkan perlakuan yang sama dan peneliti.

5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dan ketidaknyamanan

dan kerugian mengharuskan agar klien dilindungi dan ekploritasi

dan peneliti harus menjamin bahwa semua usaha dilakukan

untuk meminimalkan bahwa atau kerugian dari suatu penelitian

serta memaksimalkan manfaat dan penelitian.

Pada penelitian ini, untuk memenuhi hak-hak tersebut peniliti

memberikan informed consent yang memungkinkan peneliti

untuk mengevaluasi kesediaan klien berpartisipasi dalam

penilitian pada setiap tahap dalam proses penelitian maksud

dan informend consent adalah agar klien dapat membuat

keputusan yang dipahami dengan benar berdasarkan informasi

yang tersedia dalam dokumen informed consent klien diberikan

penjelasan singkat tentang penilitian yang meliputi tujuan

penilitian prosedur penelitian durasi keterlibatan klien hak-hak

klien dan diharapkan dapat berpartisipasi dalam penelitian ini

klien yang menyatakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

kemudian menandatangani lembar persetujuan.


DAFTAR PUSTAKA

Enikmawati, A. (2016) Pengaruh aromamerapi jahe terhadap mual dan

muntah akut akibat kemoterapi pada kanker payudara. Jurnal

kebidanaan. 7(2).

Nugrahini, S., D. () hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku sadari

pada mahasiswa fakultas ilmu keperawatan universitas padjadjaran.

Anggorowati, L. (2013) Faktor resiko kanker payudara pada wanita. Jurnal

kesehatan masyarakat. 8 (2), 121-126.

Priyanti, C., ulfiana, E. & sumami, S. (2013) Faktor resiko yang

berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara di RSUP Dr. kariadi

semarang. jurnal kebidanan. 2(5).

Mularsih, S,. Cahyaninggrum, F. & Rubiyanti, S.E.(2017) hubungan tingkat

pengetahuan dengan praktik sadari pada wanita usia subur di

kelurahan kemijen SEMARANG timur kota SEMARANG. Jurnal

siklus. 6(2), 238-244.

Sinaga, F., C. & Ardayani, T. (2016) Hubungan pengetahuan dan sikap

remaja putri tentang deteksi dini kanker payudara melalui periksa

payudara sendiri di SMA pasundan 8 BANDUNG. Jurnal ilmiah

farmasi. 4(1), 16-19

Sastra, L. (2016) hubungan dukungan keluarga dengan konsep diri pasien

kanker payudara. Jurnal keperawatan muhammadiyah. 1(1), 7-12.


Doenges, Marilynn E, dkk 2000. Penerapan proses keperawatan dan

diagnosa keperawatan Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E. Moorhouse, dkk 1999 Rencana asuhan

keperawatan Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai