Anda di halaman 1dari 10

Stase Keperawatan Komunitas

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan :1 Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda Dan Gejala Hipertensi
4. Pencegahan Hipertensi
5. Pengobatan Hipertensi
6. Komplikasi Hipertensi
Sasaran : Pasien Lansia
Hari/Tanggal : Rabu, 07 agustus 2019
Waktu : 10.00 Wita S/D Selesai
Tempat : Posyandu Lansia

A. Tujuan Umum
Pasien lansia mampu memahami dan mengerti tentang penyakit Hipertensi
serta pencegahannya.

B. Tujuan Khusus

1. Pasien lansia diharapkan dapat menyebutkan pengertian Hipertensi


2. Pasien lansia diharapkan dapat menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Pasien lansia diharapkan dapat menyebutkan Tanda dan Gejala
Hipertensi
4. Pasien lansia diharapkan mampu menyebutkan cara pencegahan
Hipertensi
5. Pasien lansia diharapkan mampu menyebutkan cara pengobatan
Hipertensi
6. Pasien lansia diharapkan mampu menyebutkan komplikasi dari
Hipertensi

C. Landasan Teori
Terlampir

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

E. Media / alat
Leaflet

F. Pengorganisasian
Moderator : Vivi Novitasari, S. Kep
Penyaji : Ni Luh Sukardiasih, S. Kep
Observer : Nur Raihan, S. Kep
Siti Samsiah, S. Kep
Salim, S.Kep
Yusmiati, S.Kep
Made Suardana, S.Kep
Dokumentasi : Muh Hasan, S.Kep

G. Kegiatan Penyuluhan
No Keterangan Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu Media

1 Pembukaan - Mengucapkan - Menjawab salam 5 Leaflet


Menit
salam - Mendengarkan
- Memperkenalkan - Memperhatikan
diri dan menjawab
- Mengingatkan - Mendengarkan
dan mencatat
kontrak
- Menjelaskan
tujuan

2 Isi - Menjelaskan - Memperhatikan 25 Leaflet


Pengertian - Tanya Jawab Menit
Hipertensi - Diskusi
- Menjelaskan
penyebab Hipertensi
- Menjelaskan Tanda

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

dan Gejala
Hipertensi
- Menjelaskan cara
pencegahan
Hipertensi
- Menjelaskan cara cara
pengobatan Hipertensi
- Menjelaskan
komplikasi
Hipertensi

3 Penutupan - Mengevaluasi - Mengungkapkan 15


perasaan peserta perasaan setalah menit
setelah penyuluhan penyuluhan
- Mengajukan - Bertanya
beberapa tentang materi
pertanyaan penyuluhan yang
belum paham

H. Evaluasi hasil
Pada akhir dari Penyuluhan Penyaji menanyakan kembali kepada pasien lansia
puskesmas tawaili :

1. Apa Pengertian Hipertensi?


2. Apa penyebab Hipertensi ?
3. Bagaimana Tanda dan Gejala Hipertensi ?
4. Bagaimana cara pencegahan Hipertensi?
5. Bagaimana cara pengobatan Hipertensi ?
6. Apa komplikasi dari Hipertensi ?

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

. Lampiran Materi

HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
istirahat/tenang (AHA, 2017).
Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena :
1. Telah berumur 18 tahun atau lebih.
2. Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik lebih dari 80.
3. Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap >120 mmHg.

B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas
saraf simpatis, sistem Renin Angiotensin dan peningkatan Na + Ca
intraseluler, serta faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas,
alkohol, merokok dan polisetimia mempunyai kaitan erat dengan
peningkatan tekanan darah esensial.
2. Hipertensi sekunder
Penyebabnya yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.Penyebab
hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan
pada :
a) Elastisitas dinding aorta menurun
b) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

e) Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer.


Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan
merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,
kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang
aktifitas fisik, stress.

C. Tanda dan Gejala


1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. penglihatan kabur
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Telinga berdengung.
7. Sukar tidur.
8. Mata berkunang-kunang.
9. Rasa mual atau muntah
10. Jantung berdebar – debar

D. Klasifikasi atau Derajat Hipertensi


Menurut AHA batasan hipertensi berikut :

Tabel2.1 Klasifikasi Tekanan Darah dari AHA 2017

Kategori Sistolik (mm Hg) Diastolik (mm Hg)


Normal < 120 < 80
Meningkat (elevated) 120-129 < 80
Hipertensi grade 1 130-139 80-89
Hipertensi grade 2 >140 > 90
krisis hipertensi >180 > 120
Sumber, AHA, 2017

Di sini tampak bahwa AHA memakai tekanan diastolik sebagai

sebagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan ada tidaknya

hipertensi. Tekanan darah manusia meliputi tekanan darah sistolik,

tekanan darah waktu jantung menguncup, dan tekanan darah diastolik

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

yakni tekanan darah waktu jantung istirahat, dalam hal patofisiologi,

pengobatan dan prognosis maka tekanan diastolik lebih penting dari

pada sistolik .

Penentuan batasan hipertensi ini sangat penting karena perubahan

tingginya hipertensi sangat mempengaruhi perhitungan prevalensinya

dalam populasi.

E. Cara pencegahan Hipertensi


1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah
kegemukan).
2. Batasi pemakaian garam.
3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor
keturunan hipertensi dalam keluarga.
4. Tidak merokok.
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Batasi makanan.
8. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
9. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai
40 tahun.

 Bagi yang sudah sakit


1. Berobat secara teratur.
2. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat
tanpa petunjuk dokter.
3. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk
penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk
hipertensi.

 Makanan Yang Dianjurkan


1. Beras, kentang, ubi, maezena, hunkue, terigu, gula pasir.

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

2. Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah,


kacang tanah, tempe, tahu tawar,
3. Minyak goreng, margarine tanpa garam.
4. makanan yang berserat tinggi seperti Sayuran hijau (daun bawang, jamur
segar, bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), dan buah-
buahan jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang,
nangka masak, markisa dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan rumput laut.

 Makanan Yang tidak di perbolehkan


1. Makanan yang mengandung lemak jenuh (daging sapi, kerbau, kambing,
susu full crim, keju, dan kelapa)
2. Makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning telur, cumi-
cumi, kerang, kepiting, cokelat, mentega dan margarin)
3. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang.
4. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan, seperti :
 Biskuit,bolu dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda
 Dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, sarden, udang kering, telur
asin, telur pindang.
 Keju, selai kacang tanah.
 Margarine, mentega.
 Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng.
 Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
 Kecap, terasi, petis, dan saos tomat.

F. Pengobatan
1. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi

agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya

perlu dilakukan seumur hidup penderita.

2. Pengobatan traditional hipertensi.

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

1. Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai


alternatif pengobatan hipertensi adalah mentimun (Cucumis sativus
Linn), bawang putih, seledri, belimbing manis, rosella (Soeryoko,
2010). Mentimun dapat menurunkan tekanan darah. Mentimun
(Cucumis sativus Linn) mempunyai kandungan mineral, yaitu kalium,
magnesium, dan fosfor. Kalium meningkatkan ekskresi Na,
menurunkan sekresi renin, vasodilatasi arteriol dan menurunkan
respon terhadap vasokonstriktor endogen, magnesium juga merupakan
vasodilatasi kuat karena menurunkan kontraktilitas otot polos
pembuluh darah.
2. Dua buah timun dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas, diambil
airnya diminum pagi dan sore.
3. Dua buah belimbing dimakan pagi dan sore atau diparut, diperas dan
diambil airnya diminum pagi dan sore
4. Sepuluh lembar daun salam direbus dalam 2 gelas air sampai
rebusannya tinggal 1 gelas, diminum pagi dan sore hari
5. \Satu genggam daun seledri ditumbuk dengan sedikit air diperas lalu
diminum pagi dan sore
6. 1siung bawang putih, diparut, kemudian diperas lalu di seduh dengan
air panas sebanyak 200 ml. Di minum setiap hari selama 7 hari.

G. Komplikasi Hipertensi
Efek pada organ :
1. Otak
a. penekanan pembuluh darah
b. Perdarahan
c. sel otak : stroke
2. Ginjal
a. Malam banyak kencing
b. Kerusakan sel ginjal
c .Gagal ginjal
3. Jantung
a. Membesar

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

b. Sesak nafas (dyspnoe)


c. Cepat lelah
d. Gagal jantung

DAFTAR PUSTAKA

Adi, 2012,Hipertensi, Jantung dan Diit, Jogjakarta: Diva Press

Amiruddin, dkk, 2010, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2, Edisi 3, FKUI,
Jakarta.

Andra, 2010, Hipertensi Menjadi Ancaman Serius Di Indonesia, Rineka Cipta,


Jakarta.

Armilawaty, 2007, Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog,


FKM UNHAS, Makasar

Corwin, 2012, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta.

Harrison, 2012, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, EGC, Jakarta.

Mansjoer, dkk, 2009, Kapita SelektaKedokteran Edisi Ketiga. FKUI Jakarta

Sidabutar, 2010, Hipertensi Esensial Dalam Ilmu Penyakit, FKUI, Jakarta

Tjokronegoro, 2011, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit
FKUI, Jakarta

Kelompok II STIKES WN 2019


Stase Keperawatan Komunitas

Kelompok II STIKES WN 2019

Anda mungkin juga menyukai