PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah yang timbul akibat krisis diantaranya adalah masalah kesehatan dan
Menurut kamus Bahasa Indonesia, gizi adalah zat makanan pokok yang
bagi proses pertumbuhan dan perkembangan dan zat gizi juga dibutuhkan agar
tubuh terhindar dari berbagai jenis penyakit (Koalisi Indonesia Sehat, 2001).
pelayanan kesehatan saja tetapi juga merupakan sindrom kemiskinan yang erat
1
2
Kecukupan gizi yang relatif rendah atau kurang gizi pada balita di
daerah, jika tingkat kemiskinan tinggi maka semakin banyak pula anak balita
dialami oleh golongan penduduk yang rawan gizi, terutama pada anak-anak
yang berumur di bawah lima tahun. Pemenuhan gizi balita sangat bergantung
pada kualitas makanan yang diberikan. Pada usia ini kualitas dan kelengkapan
jabar.go.id).
Secara umum terdapat empat masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu
Kurang Energi Protein, Kurang Vitamin A, Kurang Yodium dan Anemia Gizi
Data Depkes tahun 2007, angka kasus balita gizi kurang dan buruk
adalah 4.13 juta anak dan 755.397 orang diantaranya tergolong balita resiko
gizi buruk. Hasil surveilans gizi menunjukkan bahwa kasus gizi buruk yang
3
(Budhipramono, 2008).
Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2006 sebanyak
24.067 balita berstatus gizi buruk, lima balita diantaranya kurang protein
busung lapar (marasmus kwasiorkor) dan sepuluh balita yang mengalami gizi
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon tahun 2008
jumlah balita sebanyak 21.511 orang. Berdasarkan indeks berat badan per
umur terdapat 272 balita (1.28%) dengan status gizi buruk, 2.860 balita
(13.41%) yang mengalami gizi kurang, 17.782 balita (83.41%) dengan gizi
baik dan 405 balita (1.90%) dengan gizi lebih (Bagian Yankesdas, 2008).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Cirebon pada tahun 2008, wilayah
jumlah balita sebanyak 1.331 orang dengan status gizi buruk sebanyak 54
balita (4.06%), gizi kurang sebanyak 321 balita (24.12%), gizi baik sebanyak
4
947 balita (71.15%) dan gizi lebih sebanyak sembilan balita (0.68%) (Bagian
keluarga. Terjadinya gizi buruk pada anak merupakan dampak akhir dari
sejumlah faktor, baik langsung maupun tidak langsung. Kejadian gizi buruk
pada anak dapat berasal dari faktor masyarakat, keluarga dan ibu, di mana
Moehyl, 2008). Faktor tidak langsung yang berasal dari ibu balita meliputi
yang akan diteliti karena faktor dari ibu ini sangat besar pengaruhnya terhadap
2010.”
5
B. Perumusan Masalah
sajakah yang berhubungan dengan status gizi pada balita di Wilayah Kerja
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2010.
6
2010.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Puskesmas
tolak ukur dalam memonitor status gizi pada balita yang ada di
wilayah kerjanya.
7
metode survey analitik pendekatan cross sectional. Sumber data yang diambil
data rekapitulasi status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sitopeng Kota
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Februari 2010 di Wilayah Kerja