AMINASI
AMINASI
“AMINASI”
DISUSUN OLEH :
Ambo
1720421017
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Aminasi
Aminasi adalah reaksi pembentukan amina (turunan amoniak) dimana 1 atom
H atau lebih diganti dengan gugus alkil (R), aril, hidroatil atau heterosiklik. Amina
adalah suatu senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2, -NHR, -NR2). Gugus
amino mengandung nitrogen yang terikat pada satu sampai tiga atom karbon (tetapi
bukan gugus karbonil) dan sejumlah atom hidrogen. Apabila salah satu karbon yang
terikat pada atom nitrogen adalah karbon karbonil, senyawanya adalah amida, bukan
amina. (Fessenden, 1997)
Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau
tersier (R3N), tergantung pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen
(bukan pada atom karbon, seperti pada alkohol). (Fessenden, 1997)
1. Amina Primer (satu atom C terikat pada atom N) :
Amina merupakan turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom
hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina
memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
Seperti alkohol, amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier.
Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol
diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang
mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus
nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991)
Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan yaitu dapat
berguna sebagai pencegah korosif, bakterisida, fungisida, bahan pemflotasi (flotating
agent) dan pengemulsi (Billenstein,1984). Amina juga sangat penting dalam
biokimia. Misalnya, serotonin, suatu senyawa yang didapat dalam system susunan
saraf, mengirimkan impuls saraf dan mengerutkan pembuluh darah. Histamin adalah
senyawa yang bertanggung jawab terhadap alergi.
Reduksi dari amida atau nitril dengan lithium alumunium hidrida atau
gas hidrogen (hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida,
amin primer, sekunder, atau tersier bisa diperoleh tergantung pada jumlah
substitusi pada amida nitrogen. Dengan nitril, hanya amina primer dari tipe
RCH2NH2 yang dapat diperoleh, sebab atom karbon yang terikat ke atom
nitrogen hanya mempunyai satu substituent saja (R) dalam nitril.
2.1.2 Amonolisis
RX + NH3 RNH2 + HX ; dimana X dapat berupa : halogen, NO2,
SO3H dan lain-lain. Ada dua macam reaksi amonolisa yaitu :
Amonolisa : memasukkan NH3 ke dalam senyawa
Hidroamonolisa : memasukkan NH3 dan H2 dalam senyawa
Cara masuknya NH3 dalam senyawa :
1. Substitusi
a. Alkana
RCH3 + NH3 RCN RCH2NH2
Untuk memperoleh RNH2 suhu harus tinggi dan katalisator kuat.
b. Substitusi halogen
RCH2X + NH3 RCH2NH2 + HX
c. Substitusi sulfat atau sulfat
RSO3H + NH3 RNH2 + H2SO3
d. Konversi senyawa karbonil : Hidroamonolisis
Memasukkan NH3 serta H2 ke dalam senyawa.
RCOOH + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O
RCHO + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O
RCOOR NH3 + H2 RCONH2 + H2O
e. Alkohol
RCH2OH + NH3 RCH2NH2 + H2O
2. Adisi
1. Aminasi Chlorobenzen
Proses reduksi dalam fasa cair sudah tidak digunakan lagi karena tekanan
yang digunakan tinggi sehingga kurang effisien dari segi ekonomis dan
teknis. Yield yang dihasilkan adalah 95 %( John Wiley and Sons. Inc,
1957 ).
1. Oksidasi
2C 6 H 5 NH 2 + CH 2 O → CH 2 (C 6 H 4 NH 2 ) 2 + H2O2
C 6 H 5 NH 2 + CH 2 O → CH 2 (C 6 H 4NH 2) 2 + H 2 O
3. Kebasaan
Anilin adalah lemah basis . aromatik amina seperti anilin adalah, pada
umumnya, lemah basa jauh dari alifatik amina karena efek-menarik elektron
dari kelompok fenil. Anilin bereaksi dengan asam kuat untuk
membentuk anilinium (atau phenylammonium) ion (C 6 H 5-NH
3 +). Sulfat bentuk piring putih yang indah. Meskipun anilin adalah lemah
dasar, presipitat seng , aluminium, dan besigaram, dan, pada pemanasan,
mengusir amonia dari garam. Kebasaan lemah karena efek induktif negatif
sebagai pasangan elektron mandiri pada nitrogen sebagian terdelokalisasi ke
dalam sistem pi dari cincin benzena.
4. Asilasi
5. N-Alkilasi
C 6 H 5 NH 2 + 2 CH 3 OH → C 6 H 4 N(CH 3 ) 2 +
H 2 O C 6 H 5 NH 2 + 2 CH 3 OH → C 6 H 4 N (CH 3) 2 + H 2 O
7. Diazotization
Kegunaan Anilin
Mekanisme Reaksi
Reaksi pembuatan anilin dari nitrobenzen dan gas hidrogen merupakan
reaksi reduksi fase uap dengan mekanisme reaksi sebagai berikut :
Tinjauan Kinetika
Ditinjau dari segi reaksinya, kecepatan reaksi yang terjadi berbanding
lurus dengan kenaikan temperaturnya. Hal ini dapat ditunjukan melalui
persamaan Arhennius :
Yang mana pada proses pembuatan anilin dari nitrobenzene fase uap
persamaan nilai k adalah sebagai berikut:
Tinjauan Termodinamika
Reaksi pembuatan anilin dari nitrobenzen ini berlangsung secara
eksotermis, hal ini dapat ditinjau dari ∆H reaksi pada suhu 298 K.
Reaksi: C6H5NO2(g) + 3 H2(Cu) C6H5NH2(g) + 2 H2O (g)
Nitrobenzen Hidrogen Anilin Air
∆HR(298 K) = ∆H produk - ∆H reaktan
= ∆H (C6H5NH2 + 2 H2O) - ∆H (C6H5NO2 + 3 H2)
= (86.860 + 2 * (-241.820)) – (67.600)
= -464.128 J/mol
Nilai ∆HR (298 K) bernilai negatif, maka reaksi ini merupakan reaksi eksotermis.
Penurunan suhu dapat meningkatkan harga K (konstanta kesetimbangan).
∆G° (298 K) = ∆G°produk - ∆G°reaktan
= ∆G°(C6H5NH2 + 2 H2O) - ∆G°(C6H5NO2 + 3 H2)
= (166.690 + 3 * (-228.590)) – (158.000)
= -677.080 J/mol
∆G° (298 K) = - R T ln K 298 K
∆𝐺° (298 𝐾)
ln K 298 K = −𝑅𝑇
−677080
= −8,314∗298
= 273.284
𝐾 ∆H𝑅298𝐾 1 1
ln𝐾523𝐾 = ( ) (𝑇 −𝑇 )
273𝐾 𝑅 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 298𝐾
−744720 1 1
ln K 523K – ln K 298K = ( ) (523 − 273)
8,314