Anda di halaman 1dari 28

BAB II

METODE PEKERJAAN

2.1 Pekerjaan Persiapan


Sebelum pekerjaan pokok dimulai, untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
perlu dilakukan dan dipikirkan hal- hal yang mempengaruhinya, antara lain
sebagai berikut :

2.1.1 Access Road ( Jalan Masuk )


Untuk keperluan transportasi/ pengangkutan raw material, fabricc. Ed
material, peralatan dan lain- lain, maka diperlukan access road yang memadai,
baik lebarnya maupun kekuatan strukturnya.
Access Road ini ditinjau dari lokasinya ada dua, yaitu :
1. Off Site Access
Jaringan jalan yang ada di luar lokasi dimanfaatkan sebagai access road.
Untuk itu perlu diketahui hal- hal sebagai :
 Apakah ada yang perlu pelebaran
 Apakah ada yang perlu perkuatan
 Apakah ada peraturan lalu lintas atau peraturan daerah yang perlu
diperhatikan.
2. On Site Access
Di dalam lokasi sendiri, diperlukan juga jalan untuk transportasi dalam
lokasi dan pergerakan dari peralatan yang digunakan. On site access ini
perlu direncanakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghindari gangguan
yang ada di dalam lokasi seperti :
 Gangguan di atas ( over head obstruction)
 Gangguan di permukaan tanah ( ground obstruction )
 Gangguan di bawah tanah ( underground obstruction )
Perencanaan access ini menjadi satu kesatuan dalam perencanaan site ( site plain )

2.1.2 Site Plan

2
Lahan pada lokasi proyek, perlu direncanakan sebaik- baiknya untuk
keperluan menampung dan mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi meliputi:
 Kantor- kantor ( Offices)
 Gudang ( terbuka dan tertutup)
 Barak kerja/ tempat fabrikasi
 On site access
 Fasilitas- fasilitas kerja lain, seperti car wash misalnya.
Bila lokasi proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain
yang berdekatan atau bila terpaksa menggunakan lahan bangunan permanen
secara sementara dengan penjadwalan yang detail dan rinci, agar tidak terlalu
mengganggu kelancaran pekerjaan.
Luas dari Lantai Dasar lebih kecil dari luas lahan yang ada, sehingga ada
beberapa ruang kosong pada lahan tersebut yang tidak terkena oleh rencana
pekerjaan pembangunan gedung, maka lokasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk
penempatan kantor sementara untuk staff kontraktor proyek dan direksi, los kerja,
gudang sementara akan dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu kegiatan
pembangunan. Lokasi yang dipilih yaitu pada lokasi yang tidak terkena rencana
bangunan, dengan pertimbangan bahwa pembuatan kantor sementara tidak
mengganggu jalannya pekerjaan pembangunan proyek ini selesai hingga
pekerjaan finishing.

2.1.3 Pedoman Pengukuran


Agar bangunan dapat diletakkan pada posisi yang diinginkan sesuai
rencana maka diperlukan pedoman- pedoman pengukuran.
 Pedoman titik koodinat, hal ini diambil dari ‘Bench Mark” (BM) yang ada
disekitar/ di dekat lokasi atau berpedoman pada bangunan yang telah ada.
 Pedoman elevasi, untuk dapat menetapkan elevasi 0 untuk bangunan
tersebut.
Kedua pedoman tersebut harus selalu dijaga agar tidak mengalami
perubahan dan senantiasa harus dicek kembali, sampai dengan pedoman tersebut
telah dipindahkan pada bagian bangunan yang telah dilaksanakan, secara tetap.

3
2.1.4 Alat angkat
Kegiatan transportasi vertical adalah merupakan jantungnya kegiatan
pelaksanaan, oleh karena itu pemilihan alat angkat yang digunakan serta letak
dan pergerakannya perlu ditetapkan/ direncanakan lebih dahulu.
A. Jenis Alat Angkat
Dari objek yang diangkat, maka alat angkat dibagi menjadi dua, yaitu:
 Alat angka barang- barang kecil dan tenaga kerja/ orang yaitu
passenger hoist. Passanger host ini membentuk boks tertutup dan
memiliki pintu untuk keluar masuk, dan dilayani oleh seorang
operator di dalamnya untuk mengoperasikannya. Boks tersebut
bergerak secara vertical pada tiang rangka baja yang menempel
pada gedung.
 Alat angkut barang- barang besar dan berat, yaitu mobile crane dan
atau tower crane. Mobile crane ada dua jenis yaitu wheel ( roda
ban) dan crawler ( rantai baja), biasanya digunakan untuk
mengangkat barang yang tidak terlalu tinggi.
B. Letak Alat Angkat
Untuk mobile crane, karena sifatnya yang dapat bergerak bebas,
tidak tergantung pada letaknya. Tetapi yang perlu dipikirkan adalah
maneuver/ pergerakannya efisien atau tidak.
Sedangkan untuk tower crane dan passenger hoist, perlu
direncanakan letaknya secara tepat karena akan mempengaruhi
produktivitas kerja.
a. Letak passenger hoist
Letak passenger hoist diupayakan sebagai berikut :
 Sedekat mungkin dengan pusat dari daerah yang dilayani
 Tidak terlalu banyak mengganggu kegiatan pekerjaan
finishing
b. Letak tower crane/ climbing crane
Letak tower crane diupayakan sebagai berikut :
 Memiliki daerah pelayanan yang maksimal
 Dapat memanfaatkan struktur bangunan sebagai fondasi
 Khusus climbing crane, struktur tempat berpijak cukup kuat
menahan climbing crane selama operasi.
2.2 Pekerjaan Tanah

4
Sejalan dengan pekerjaan persiapan, pekerjaan galian tanah mulai
dikerjakan. Pekerjaan tanah dilakukan setelah dilakukan pengukuran as-as
bangunan dan pembuatan benchmark.
Pekerjaan galian tanah direncanakan menggunakan peralatan excavator dan untuk
pekerjaan pengangkutan dan pembuangan keluar lokasi proyek akan
menggunakan dump truck.
Untuk lokasi galian yang berdekatan dengan dinding tetangga, sehubungan
dengan kondisi lapangan dan rencana bangunan, menggunakan konstruksi
penahan tanah dengan system Diapragma Wall, dan pekerjaan dilakukan secara
hati-hati agar tidak mengganggu bangunan / pagar dan konstruksi pondasinya.

2.3 Pekerjaan Dewatering


Pekerjaan galian untuk basement, sering kali terganggu oleh adanya air
tanah. Oleh karena itu, sebelum galian tanah untuk basement dimulai sudah harus
dipersiapkan pekerjaan pengeringan ( dewatering), agar air tanah yang ada, tidak
mengganggu proses pelaksanaan basement.
Metode pengeringan yang dipilih, tergantung beberapa faktor, antara lain :
 Debit rembesan air
 Jenis tanah
 Kondisi lingkungan sekitarnya

2.3.1 Open Pumping


Metode open pumping dipilih, bila :
 Karakteristik dari tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan
berkohesi
 Debit rembesan air tidak besar
 Sumur/ selokan untuk pemompaan tidak mengganggu atau merugikan
tanah/ bangunan yang dilaksanakan.

5
2.4 Pekerjaan Fondasi
Untuk gedung bertingkat pada umumnya menggunakan “fondasi dalam”.
Hingga mencapai kedalaman di mana daya dukung tanah sudah cukup tinggi.

2.4.1 Tiang Pancang


Ditinjau dari jenis material, tiang pancang dapat dibuat dari beton
bertulang, baja ( pipa, baja profil) .
Ditinjau dari soil displacement yang terjadi selama proses pemacangan,
ada dua jenis yaitu :
 Large soil displacement, untuk jenis- jenis tiang pancang beton massif dan
pipa close ended
 Small soil displacement, untuk jenis- jenis tiang pancang baja profil dan
pipa baja open ended.
Bila panjang tiang pancang menurut desain dibutuhkan lebih panjang dari
tinggi tiang pancang yang dipergunakan, maka selama proses pemancangan tiang
pancang dapat dibagi menjadi dua bagian, dimana bagian pertama dipancang,
kemudian disambung dengan bagian kedua, dan dilanjutkan dengan pemancangan
berikutnya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemancangan, antara
lain sebagai berikut :
 Titik- titik ukur untuk memberikan guide posisi letak titik pancang
 Untuk kelompok tiang pancang, arah pemancangan dimulai dari dalam kea
rah luar, terutama untuk tiang yang large soil displacement dan berjarak
rapat, untuk menghindari terjadinya heaving pada tiang.
 Pergerakan alat pancang sebaiknya ke arah belakang ( mundur), agar tidak
terhalang oleh sisa ketinggian tiang- tiang yang masih muncul di atas
permukaan tanah, yang baru selesai dipancang.
 Pemancangan tiap titik sebaiknya dilakukan sampai selesai, jangan
ditinggal di tengah proses pemancangan. Karena apabila ditinggal, jepitan
( friction) tanah akan bekerja sehingga tiang akan sulit diturunkan lagi.
Pemancangan kelompok tiang yang jaraknya cukuo rapat dengan large soil
displacement ( tiang massif atau tiang yang closed ended) dapat menimbulkan

6
persoalan heaving, yaitu munculnya kembali tiang yang sudah dipancang. Untuk
menghindari persoalan tersebut, maka urutan pemancangan harus diperhatikan,
yaitu dengan arah dari tengah ke luar.

2.4.2 Raft Foundation


Untuk bangunan tingkat tinggi, biasanya menggunakan raft foundation
yang terletak diatas tiang, berbentuk beton blok dengan ketebalan lebih dari dua
meter. Raft foundation ini volumenya besar sekali, sehingga tidak mungkin dicor
sekaligus.
Metode pengecoran raft foundation biasanya menggunakan metode papan
catur yaitu dicor satu kotak demi satu kotak dengan volume yang dapat
diselesaikan dalam sekali cor saja. Untuk tiap kotak yang dicor duluan
menggunakan pembatas dari anyaman baja yang halus dan sementara ditahan oleh
batang- batang kayu/ besi ( kotak hitam dalam sistem papan catur). Kemudian
kotak sisanya ( kotak putih dalam system papan catur ) dicor langsung, di mana
beton kotak terdahulu berfungsi sebagai form work.
Dengan demikian system pengecoran papan catur ini, untuk kotak
putihnya tanpa menggunakan form work.

2.5 Pekerjaan Galian


Bila muka air tanah berada pada daerah dangkal ( diatas evevasi dasar
galian) serta air tanah cukup mengganggu proses galian,maka pekerjaan
dewatering perlu dipersiapkan lebih dahulu.
Metode galian yang dipilih dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
- Luas lahan
- Kedalaman galian
- Jenis tanah dan strukturnya
Untuk pekerjaan galian ini,terlebih-lebih galian yang dalam,sudah harus
dipikirkan construction safety ,agar dapat menghindari kecelakaan
Secara garis bedar metode penggalian dibagi menjadi 2 yaitu:

7
2.5.1 Galian Terbuka Tanpa Penahan
Pada metode ini tanah langsung digali tanpa perkuatan/penahan.Untuk
galian tipe ini biasanya diperlukan slope,sehingga memerlukan lahan yang
luas.Sudut slope yang diperlukan tergantung stabilitas struktur tanah.Bila tanah
cukup stabil ada kemungkinan digali secara tegak.
Untuk melindung slope lereng galian terhadap kelongsoran/erosi karena
hujan,dapat digunakan (khusus untuk mencegah erosi karena hujan).
Untuk galian tanah yang luas dan cukup dalam,pada umumnya
menggunakan alat berat berupa excavator untuk menggali dan dump truck untuk
alat penggangkutan.Oleh karena itu luas galian kalian harusdilebihkan terhadap
keperluan bangunan,karen diperlukan space untuk turun naikny alat berat,berupa
ramp yang cukup kemiringannya.
Untuk melayani keluar masuknya alat-alat gali dan alat angkut,ditepi
galian dibuat ramp.Bila lokasi cukup luas,maka ramp dapat dibuat dua
buah,khusus untuk yang keluar dan khusus untuk alat yang masuk,dengan
demikian arus kegitan pembuangan tanah dapat berjalan lancar.

2.6 CONCRETE DIAPHRAGM WALL


Concrete diaphragm wall adalah sebuah dinding beton yang proses
pembuatannya/pengecorannya dilakukan didalam tanah,dimana biasanya memiliki
fungsi tripel yaitu:pertama,sebagai dinding penahan tanah galian basement,yang
kedua,sekalligus sebagai cut off dewatering system pada saat pekerjaan galian
basement,dan ketiga,sebagai dinding permanen bagi basement.Dengan fungsi
yang banyak tersebut,maka penggunaan concrete diaphragm wall akan menjadi
efisien.
Pembangunan gedung bertingkat didilam kota umumnya memiliki lahan
yang terbatas,sehingga galian harus dilakukan dengan cara galian tegak, oleh
karena itu penggunaan diaphragm wall sangat sering digunakan sebagai struktur
panahan galian tanah basement.Untuk memanfaatkan multifungsinya,maka
diaphragm wall dibuat dengan struktur beton bertulang,yang sekaligus nantinya

8
berfungsi sebagai dinding permanen bagi basement sebuah bangunan. Concrete
diaphragm wall biasanya digunakan untuk bangunan yang memiliki lantai
basement yang banyak,misalnya lima lantai,dan dilaksanakan lebih
dahulu,sebelum pekerjaan galian basement dimulai
Tebal concrete diaphragm wall ini bisa mencapai 80 sampai100 cm
tergantung perhitungan desainnya.Untuk mengurangi ketebalan concrete
diaphragm wall ,dapat dilakukan dengan tahanan ground anchor atau bracing dari
dalam galian dalam galian dalam proses galian basement.Untuk system top down
maka lantai basement dapat berfungsi sebagai brancing bagi diaphragm wall
selama proses penggalian basement.Sedang system ground anchor,baru mungkin
dilakukan bila daerah sekitar bangunan bebas.
Kedalaman concrete diaphragm wall tergantung pada kebutuhan desain,dan
dapat mencapai kedalaman 40 meter atau bahkan lebih,disamping tergantung
dalamnya basement juga kedalaman tambahanyang diperlukan dalam fungsi
sebagai cut off dewatering.Saat ini concrete diaphragm wall banyak dikombinasi
dengan pembuatan basement dengan system top down.

2.6.1 Pekerjaan Persiapan


Untuk dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan, serta menjamin
ketepatan ukuran dan letak bangunan, maka diperlukan pekerjaan- pekerjaan
persiapan antara lain sebagai berikut :
 Dibuat patok- patok pengukuran untuk menetapkan aligment dari diagram
wall, termasuk patok- patok elevasi bangunan
 Menetapkan letak bangunan- bangunan kantor/ direksi keet , dan lain- lain
dengan suatu site plan yang efisien, untuk menunjang kelancaran seluruh
kegiatan yang ada.
 Siapkan lokasi fabrikasi untuk pembesian diagram wall.
 Siapkan saluran drainase untuk membuang air dan lumpur selama proses
penggalian diagram wall
 Berdasarkan atas patok- patok pengukuran, dibuat guide wall dari beton
bertulang, untuk mengarahkan pekerjaan galian untuk diagram wall,

9
termasuk plat form untuk melayani jelan kerja crane selama penggalian
dan pengecoran.
Pekerjaan persiapan ini sangat penting untuk diperhatikan, karena
disamping akan mempengaruhi waktu pelaksanaan pekerjaan juga akan
mempengaruhi biaya.

Pembuatan guide wall dapat dijelaskan sebagai berikut ;


 Berdasarkan patok pengukuran (as diaphragm wall), dicor guide wall
bagian luar dan bagian dalam
 Di antara guide wall luar dan dalam digali sedalam kurang lebih 2 meter
 Pasang dinding guide wall, kurang lebih sedalam galian ( 2 meter)
 Sepanjang as diaphragm wall, direncanakan untuk galian female dan
galian male, yang dimulai dari rencana galian female pada sudut- sudut
diaphragm wall
 Di antara sudut- sudut diaphragm wall, direncanakan galian female dan
galian male, dengan memberi tanda sebagai pedoman urutan penggalian.

2.6.2 Pekerjaan Galian diaphragm wall


Galian untuk diaphragm wall dilakukan dengan peralatan ( grap) semacam
clamp shell yang digantung/ dilayani dengan crawler crane, dan dapat menggeruk
tanah dengan kekuatan hidraulik. Hasil galian tanah ditumpahkan kedalam dump
truck untuk diangkut keluar.
Pekerjaan galian dilakukan secara bertahap, yaitu didahului dengan galian
bagian female. Sedangkan bagian male, dilakukan setelah bagian female selesai di
cor beton.
Urutan pekerjaan galian dapat diuraikan sebagai berikut :
 Pada permukaan guide wall diberi tanda panel female dan panel male
sepanjang as diaphragm wall.
 Tahap pertama dilakukan penggalian pada bagian semua female, sampai
kedalaman rencana.
 Untuk menjaga agar tidak terjadinya kelongsoran dinding galian, lubang
diisi dengan lumpur bentonite.

10
 Tanah hasil galian grap, diangkat keluar oleh crane dan ditumpahkan pada
dumb truck
 Bila panel female telah mencapai kedalaman rencana dan sudah
dibersihkan, maka dipasang pembesian panel female dan dicor beton.
Setelah itu baru dilakukan galian bagian male sebagai tahap berikutnya.
 Proses penggalian bagian male dilaksanakan sama dengan female
 Bila galian diaphragm wall menggunakan lumpur bentonite, maka pada
proses pengecoran beton, lumpur bentonite tersebut akan terdesak keluar
dan akan meluap. Oleh karena itu harus disediakan saluran untuk
menampung lumpur bentonite tersebut.

2.6.3 Pekerjaan Pembesian Fanel Female dan Male


Fabrikasi pembesian untuk panel female dan panel male dapat dilakukan
bersama- sama dengan pekerjaan galian, dan bahkan dapat dilakukan lebih dulu
dari galian, di tempat fabrikasi yang telah ditetapkan.
Pembesian panel ada dua jenis yaitu pembesian panel female dan
pembesian panel male.
Pembesian panel female didahulukan, karena akan dipasang terlbih dulu
dari pembesian panel male, sesuai dengan urutan metodenya. Pada jenis
pembesian panel female, di bagian tepinya dipasang end plate yang mempunya
fungsi ganda yaitu
 Sebagai form work, untuk membentuk sambungan antara panel female dan
panel male
 Sebagai waterstop pada sambungan dari diaphragm wall karena proses
pengecorannya bertahap.

2.6.4 Pekerjaan pengecoran panel female dan male


Cara Pengecoran panel female yaitu:
 Rangkaian pembesian untuk panel female, diturunkan kedalam lubang
secara pelan- pelan sambil memposisikan elevasi starter bar untuk slab
basement

11
 Setelah sampai pada posisinya, rangkaian pembesian sementara ditahan,
agar tidak turun ke bawah, sampai proses pengecoran selesai
 Lubang kedua ujung sampai end plate diisi dengan koral sampai penuh
agar berfungsi menahan end plate sebagi form work pengecoran panel
female yang akan terdesak oleh beton cair.
 Panel female dicor dengan menggunakan pipa tremi, agar tidak terjadi
segregasi dari campuran beton, secara pelan- pelan sambil mendesak
lumpur bentonite
 Bersamaan dengan pengecoran beton, maka lumpur bentonite akan meluap
keluar yang harus ditampung dengan saluran yang disiapkan
 Setelah panel female selesai dicor, bagian male digali sampai bersih,
termasuk mengangkat isian koral yang akan ikut runtuh pada saat
penggalian.
 Rangkaian pembesian untuk panel male diturunkan seperti proses
penurunan rangkaian besi panel female
2.6.5 Pekerjaan Galian Basement
Galian basement dapat dilakukan dengan dua cara yaitu , cara
konvensional dan cara top down. Cara konvensional , galian dilakukan secara
bertahap, menggunakan excavator.
Urutan cara penggalian sebagai berikut :
 Galian tahap pertama, sedalam secukupnya, sampai pada level perkuatan
ground anchor
 Galian berikutnya, sama dengan tahap pertama sampai level pemasangan
ground anchor berikutnya. Begitu seterusnya sampai mencapai level dasar
fondasi.

2.7 Struktur Basement


Struktur basement gedung bertingkat ( tidak termasuk fondasi tiang)
secara garis besar, terdiri dari :
 Raft foundation
 Kolom
 Dinding basement
 Balok dan plat lantai

12
2.7.1 Sistem Konvensional
Pada system ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
galian selesai mencapai elevasi rencana. Raft foundation dicor dengan metode
papan catur, kemudian basemant diselesaikan dari bawah ke atas, dengan
menggunakan scaffoldining, kolom balok dan slab dicor ditempat.
Bila struktur basemet telah selesai, maka tiang king post dicor beton dan
bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang- lubang lantai basement
yang dipergunakan untuk pengangkutan tanah galian, ditutup kembali.
Pengecoran struktur atas dilakukan seperti biasa yaitu dari bawah ke atas ( lantai
satu, dua, tiga dan seterusnya)

2.8 Pile cap dan ground beam


Penggunaan form work untuk pile cap dan ground beam, telah mengalami
kemajuan terhadap penggunaan form kayu yang harus dibongkar lagi setelah
beton selesai dicor. Hal ini tidak praktis , karena harus menunggu pembongkaran
form work tersebut. Oleh karena itu telah banyak digunakan form work yang
sifatnya permanen, yaitu menggunakan pasangan bata.

2.8.1 Sistem form work permanen


Pada system ini, form work menggunakan pasangan bata yang permanen.
System ini tampak lebih rapi, hemat dan lebih cepat, karena tidak perlu
melakukan pekerjaan pembongkaran form work.
Sistem form work permanen seperti ini, sangat menguntungkan bila
ground beam yang ada dihubungkan dengan lantai beton. Hal ini karena
pengecoran dilakukan sekaligus pada saat mengecor ground beam.

2.9 Pekerjaan Struktur


2.9.1 Pekerjaan Beton

13
Pada pekerjaan struktur beton, disini akan disiapkan bekisting yang
menggunakan plywood yang bermutu baik. Hal ini penting untuk mengingat
banyak kegagalan pelaksanaan proyek berasal dari hal-hal yang kecil, serta
kualitas yang baik akan membuat bekisting tersebut tahan lama dan
dapat dipakai berulang. Mengingat tahap pekerjaan setelah pekerjaan
struktur, yaitu pekerjaan arsitektur, sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi
untuk mencapai kualitas yang baik. Setelah pembongkaran bekisting, dilakukan
pengukuran ulang terhadap as-as bangunan dan bagian yang sudah dicor untuk
mengetahui posisi kolom, atau bidang lainnya, apakah sudah sesuai dengan
gambar perencanaan. Hasil ini diperlukan juga untuk pembuatan shop drawing
untuk pekerjaan arsitektur atau finishing.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa dalam mencapai kualitas yang baik
harus melalui suatu proses yang baik pula, untuk itu pekerjaan struktur ini
sangatlah berperan untuk kelangsungan proses yang berikutnya yaitu
pekerjaan arsitektur.
Pada prinsipnya pekerjaan struktur beton dibagi dalam 3 tahap
pelaksanaan, yaitu :
 Tahap pembesian.
 Tahap bekisting.
 Tahap pengecoran dan curing.

2.9.1.1 Tahap Pembesian


Sebelum besi dipabrikasi, dibuat bar bending schedule sehingga besi beton
telah dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan kebutuhan yang mengacu pada
shop drawing yang telah disetujui agar pekerjaan di lapangan dapat berjalan lebih
cepat dan lebih efisien.
Penulangan balok dan plat lantai dirangkai dan diikat ditempat, setelah
diproduksi pada lokasi pabrikasi pembesian.
Beton deking dan kaki ayam disiapkan dan dipasang secukupnya. Untuk
memastikan kualitas beton, dalam hal ini dimensi selimut
beton dan jarak antara dua tulangan ( tulangan atas dan tulangan bawah ).

14
Cara pengerjaan tulangan balok :
Buat tulangan sengkang dengan syarat :
 bengkokan kait minimal 90o ditambah perpanjangan 12d atau bengkokan
kait 135o ditambah perpanjangan 6d
 pembengkokan dilakukan dalam keadaan dingin
 Potong tulangan memanjang dan bentuk sesuai gambar kerja
 Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada sela-sela tulangan
kolom/balok disebelahnya sesuai dengan dimensi balok dan posisi
tulangan
 Masukan sengkang-sengkang balok sesuai dengan jumlahnya
 Masukan tulangan-tulangan memanjang balok pada ujung yang lain ke
sela-sela kolom/balok sebelahnya
 Ikat sengkang dengan tulangan memenjang sesuai dengan jarak sengkang
yang ditentukan dengan menggunakan kawat bendrat
 Cek kembali hasil pabrikasi dengan gambar kerja yang ada

2.9.1.2 Tahap Bekisting


Bekisting pada prinsipnya harus kuat kokoh dan tidak melendut, tapi
mudah pembongkarannya sehingga beton dan bekisting tidak rusak.
Bekisting untuk pembuatan tie beam dan pile cap menggunakan pasangan batako.
Bekisting balok, plat lantai dan kolom memakai scaffolding, horry beam, kayu
dan multipleks dengan sistim semi konvensional.
Pekerjaan pemasangan bekisting akan dibantu dengan alat theodolite dan
waterpass supaya diperoleh hasil pekerjaan yang akurat dan sesuai perencanaan.
 Bekisting dibuat dengan bahan kayu kelas III (terentang) dan balok kayu
kelas II, serta dolken diameter 8/400
 Cek jarak sabuk kolom/balok/sloof/ring balk
 Cek pertemuan panel sudut bekisting
 Permukaan plywood dibersihkan dan dilumasi minyak bekisting
 Penyetelan sabuk dan kayu support bekisting
 Pemberian mortar pada dudukan bekisting, pastikan mortar yang ditabur
mengering

2.9.1.3 Tahap Pengecoran dan Curing

15
Pengangkutan pengecoran yang cukup jauh dan tinggi menggunakan alat
concrete pump sebagai sarana distribusi beton ke lokasi cor.
Setelah pengecoran dilaksanakan, beton dicuring dengan air selama satu minggu.
Sedangkan untuk curing kolom digunakan plastik. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk mencapai kualitas beton yang diinginkan sesuai standard dan
spesifikasi.
Sebelum pengecoran dilaksanakan, besi dan bekisting yang sudah
terpasang diperiksa ulang untuk memastikan bahwa tidak ada kekurangan, seperti
jumlah besi, ikatan besi, jarak besi, kekuatan bekisting, kebocoran bekisting dan
kebersihan.
Pada saat pengecoran alat-alat kerja harus sudah disiapkan seperti vibrator
dan bensin, lampu penerangan, talang cor bila diperlukan dan tenaga kerja yang
cukup.
Pada saat pengecoran berlangsung seorang engineer selalu siap di
lapangan untuk memantau kualitas pekerjaan dan mengatur waktu pengiriman
beton ready mix dengan interval waktu yang tepat agar mutu beton
dapat senantiasa terjaga.

2.10 Pekerjaan Struktur Atas


Untuk pekerjaan struktur atas, akan dilaksanakan dengan methode sebagai
berikut :
 Untuk pekerjaan plat lantai dan balok pada area struktur atas, pekerjaan
pengecoran akan dibagi dalam beberapa zoning pengerjaan.
 Untuk pekerjaan kolom, sesuai dengan zoning area plat lantai, maka
pengecoran kolom juga dibagi atas zoning pekerjaan. Untuk pelaksanaan
pengecoran kolom, dilaksanakan dengan menggunakan concrete pump
yang dipergunakan untuk memompa beton ke lantai atas, bersamaan
dengan pengecoran zoning plat lantai yang berdekatan.

2.10.1 Pekerjaan Tangga

16
Tangga adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
menghubungkan lantai demi lantai. Ada beberapa tahapan dalam membuat tangga.
Diantaranya:
 Lingkup pekerjaan
 Cetakan dan acuan
 Scaffolding didirikan untuk menentukan ketinggian bordes. Balok gelagar
penyangga bawah dipasang diatas peracah dari scaffolding. Untuk
memeriksa apakah bekisting sudah benar-benar horisontal dilakukan
dengan menggunakan selang yang diisi air, yang kemudian juga harus
dicek dengan menggunakan waterpass. Setelah itu dipasang papan
bekisting untuk tangga dan anak tangga. Setelah bekisting selesai siap
dilakukan penulangan.

Penulangan
Besi tulangan dirangkai langsung di lapangan setelah sebelumnya
dilakukan pekerjaan bekisting. Tulangan ini bertujuan sebagai kerangka dari
tangga. Ketinggian bordes dari lantai sebelumnya adalah 185,4 cm, dengan lebar
bordes 112,5 cm. Sedangkan untuk anak tangga, dengan lebar 27,5 cm dan tinggi
21 cm
Pemasangan besi tulangan harus dilakukan dengan benar, langkah-langkah yang
diperhatikan dalam penulangan tangga :
 Pertama gambar rencana harus dipahami.
 Memotong dan membengkokan besi tulangan sesuai dengan rencana.
 Tulangan yang di gunakan untuk anak tangga dan bordes dirangkai diatas
bekisting yang telah dibuat.
 Tulangan utama ditempatkan terlebih dahulu kemudian tulangan sengkang
dipasang pada tulangan utama dan kemudian diikat dengan kawat bendrat.
 Kemudian beton dekcing atau tahu-tahu dipasang untuk memperoleh
selimut beton.

Pekerjaan pengecoran tangga


Pelaksanaan pengecoran tangga adalah sebagai berikut:

17
 Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete mixer, karena untuk
pengerjaan tangga ini membutuhkan adukan yang tidak terlalu banyak.
 Pemadatan menggunakan alat vibrator dan dilakukan selama
berlangsungnya pengecoran. Ini dimaksudkan agar didapat beton yang
benar-benar padat.
 Setelah itu adukan diratakan oleh pekerja dengan memakai kayu perata
sesuai dengan tinggi peil yang sudah ditentukan dengan bekisting.

Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Tangga


Bekisting tangga dapat dibongkar minimum 14 hari dengan syarat beton
sudah cukup keras, tujuannya untuk menghindari cacat pada tangga. Untuk
menjaga agar beton pada tangga dapat mengeras dengan sempurna maka
scaffolding pada bagian bordes tidak dilepas hingga beton berumur 28 hari.

2.11 Pekerjaan Baja


Material untuk pabrikasi harus dipilih berdasarkan spesifikasi dan
dimensinya. Material yang dipakai selanjutnya diukur dan dimarking sesuai
gambar kerja.
Metode kerja untuk marking adalah sebagai berikut :
 Ukur lebar dan panjang dari material yang dipotong.
 Tandai tempat lubang baut.
 Buat bentuk sesuai dengan shop drawing.
 Tulis nama kode pada material tersebut.
Setelah pekerjaan marking, dilanjutkan dengan pekerjaan pemotongan.
Metode kerja pemotongan adalah sebagai berikut :
 Potong material sesuai dengan ukuran dan bentuknya yang telah
ditentukan.
 Pelubangan baut akan dibuat dengan drilling dan punching.
 Penyambungan komponen yang terpisah dengan las sesuai dengan shop
drawing.
Pekerjaaan grinding akan dilaksanakan untuk menghaluskan material
welding sprinkle dan track welding.

18
Pemasangan baja struktur harus sesuai dengan spesifikasi yang telah
disediakan oleh konsultan pengawas. Kontraktor mempunyai tanggung jawab
atas metode pemasangan tersebut, prosedur dan untuk keseluruhan stabilitas
terhadap tiap elemen. Mesin las, katrol, kunci-kunci pas, dan lain-lain akan
ditempatkan di lokasi selama masa pelaksanaan pekerjaan yang
membutuhkannya.
Pekerjaan baja harus dibuat seakurat mungkin untuk menciptakan
keragaman dan harus disamakan sehingga perbedaan pada keseluruhan pekerjaan
ada dalam limit yang dapat ditoleransi.
Leveling dan penyesuaian dilakukan mengikuti perkembangan dari setiap
pekerjaan baja untuk menghindari kesalahan dan untuk membuat pekerjaan lebih
mudah. Alignment dan penyesuaian harus sesuai dengan aturan toleransi yang
disediakan pada spesifikasi.
Bracing sementara dibutuhkan untuk mengamankan struktur baja terhadap
gaya - gaya seperti angin dan berat member itu sendiri.
Pengecatan touch up dilaksanakan pada area yang rusak dikarenakan oleh
pengiriman , handling atau pemasangan.
Connection harus dilakukan sesuai dengan gambar design dan shop drawing.
Kontraktor akan menyediakan semua sekrup, nuts, washer, elektroda las dan
fitting yang diperlukan, dan material lain yang dibutuhkan.

2.12 Pekerjaan Arsitektur


Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektur pada prinsipnya dilaksanakan dengan
urutan pekerjaan yaitu dinding, atap, plafond kemudian lantai . Sebelum pekerjaan
tersebut dimulai akan dibuat shop drawing dengan ukuran sesuai dengan keadaan
di lapangan dan diminta persetujuan dari Pemberi Tugas. Untuk menghindari
kesalahan pemasangan dilapangan daerah yang akan dikerjakan harus di marking
terlebih dahulu sehingga sesuai dengan perencanaan.

A. DINDING BATA

19
· Dikerjakan berdasarkan ukuran bangunan dam letak dinding bata secara
teliti sesuai gambar. Pasangan dinding bata dipasang berdasarkan waterpass
dengan menggunakan benang disertai meneliti kerataan tiap kali selesai
pemasangan.
· Setiap pertemuan diperkuat dengan kolom praktis dan untuk setiap 12m2
diberi perkuatan kolom atau balok praktis. Pemasangan dengan menggunakan thin
bed mortar untuk menghasilkan pemasangan yang rapi.

B. PLESTERAN & ACIAN DINDING BATA


Material : Plesteran biasa
· Sebelum pekerjaan plesteran dimulai maka terlebih dahulu diberi kepalaan
plesteran. Sedangkan untuk menjaga kerataan dan kelurusan permukaan plesteran
maka dipergunakan alat Bantu jidar dari aluminium. Sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan, pekerjaan instalasi mekanikal, elektrikal dan plumbing pada dinding
harus sudah selesai.
· Pekerjaan acian dilakukan setelah pekerjaan plesteran kering ± 1 minggu
dan pelaksanaannya menggunakan jidar aluminium untuk hasil yang lebih rata
dan baik.
·
C. PASANG LANTAI & DINDING KERAMIK
Material : Keramik
Keramik yang akan dipasang harus direndam terlebih dahulu, dan sudah
diperiksa mutu dan kwalitasnya. Pemasangan dilakukan sesuai start keramik pada
shop drawing yang telah disetujui dan telah dilakukan pengukuran as-as di
lapangan. Pemasangan keramik setelah pekerjaan instalasi mekanikal, elektrikal
dan plumbing terpasang.
Untuk lokasi yang diberi lapisan waterproofing, pemasangan keramik
dilakukan setelah pengujian waterproofing dan pemasangan tidak menggunakan
alat bantu paku atau yang lain yang dapat membuat lapisan waterproofing rusak.
Naad diisi dengansemen warna (tile grout) dan permukaan keramik harus
segera dibersihkan dari bekas adukan dan grout.

20
D. PEKERJAAN PLAFOND
Material : Gypsum 9mm,
Pemasangan dimulai dengan pembuatan marking disekelilign dinding yang telah
diplester aci. Rangka hollow / kayu dipasang sekeliling dinding sesuai dengan
marking yang telah dibuat, dilanjutkan dengan pemasangan penggantung dan
rangka tengah.
Pemasangan rangka dibantu dengan waterpass dan benang untuk
pengontrolan terhadap kerataan. Pemasangan box lampu, manhole, fixture M&E
harus rapi, rapat dan rata permukaan plafond.

E. PEKERJAAN PENGECATAN
Permukaan bidang yang dicat sebelumnya harus rata, kering dan bersih,
disesuaikan dengan bahan, jenis dan warna yang telah ditentukan dan disetujui.
Sebelum pengecatan didahului dengan pemberian alkali resistance pada
permukaan acian. Pengecatan harus rata dengan minimal pengecatan 2 lapis.

2.13 Pekerjaan Instalasi


Pekerjaan instalasi merupakan pekerjaan yang dilakukan setelah pekerjaan
lantai dan aksesoris. Pekerjaan instalasi meliputi pekerjaan instalasi linstrik dan
air.

2.13.1 Instalasi listrik


Instalasi listrik yang dimaksud adalah semua pendukung jaringan listrik
antara lain kabel, saklar, stop kontak dan lampu. Instalasi listrik yang dibutuhkan
dihitung dalam volume titik.
Tahapan instalasi listrik :

21
 Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus
diusahakan tidak tampak dari luar (tertanam).
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran. Pemasangan
sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus
dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan
dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang
mudah dicapai untuk perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung
dengan baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan
ditempatkan pada Te Dos.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata
(untuk memudahkan penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri/terpisah dengan arde penangkal
petir. tidak boleh ada sambungan, dihubungkan dengan elektroda
pentanahan, ditanam sampai minimal mencapai air tanah
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat /
balok atau pada balok kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada
shaft harus diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu
rumit (banyak).
 Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari
lantai, saklar dipasang setinggi
 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop
kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.

2.13.2 Instalasi air


Instalasi air terdiri atas saluran- saluran pipa untuk air bersih, air kotor, air
tinja, dan air hujan. Saluran – saluran pipa yang dibutuhkan dihitung volumenya
dalam satuan panjang. Bagian instalasi air yang lainnya yaitu septic tank, sumur
air bersih, sumur air hujan dan lain- lain dihitung dalam satuan buah.

22
2.14 ALAT-ALAT KONSTRUKSI
 Tower Crane : Minimum 1 unit mesin Tower Crane akan ditempatkan di
lokasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan Struktur
 Theodolite : 1 unit akan disediakan selama masa pelaksanaan pekerjaan
yang membutuhkan berlangsung.
 Water Pas : 1 unit water pas akan disiapkan selama masa pelaksanaan
pekerjaan yang membutuhkan masih berlangsung.
 Concrete Mixer & Concrete Vibrator : Minimum 2 (dua) unit & concrete
vibrator 3 unit akan kami siapkan selama masa pekerjaan struktur.
 Bar bender & Bar Cutter : Bar bender & bar cutter akan disediakan untuk
mempercepat pabrikasi besi beton.
 Scaffolding : Disediakan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang
berada diketinggian.
 Material Hoist : Digunakan untuk alat transportasi material dan orang ke
tempat yang cukup tinggi.
 Excavator (Back Hoe) : Dipergunakan untuk melakukan pekerjaan
penggalian tanah.
 Dump Truck : Digunakan sebagai alat angkut tanah galian proyek ke luar
dari lokasi proyek.

gedung lt. basement


lantai basement dibuat dengan cara menggali tanah terlebih dahulu
menggunakan alat excavator sampai elevasi kedalaman yang telah direncanakan,
kemudian dilaksanakan pekerjaan pondasi, tie beam dan plat lantai basement.

23
gedung lantai 2
pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan kolom, balok , plat dan struktur tangga
meliputi pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian dan pekerjaan cor beton

Gedung lantai 3 s/d 4


pekerjaan lantai 3 sampai dengan atap merupakan pengulangan dari item
pekerjaan lantai 2 yaitu bekisting, pembesian dan cor beton menyesesuaikan
bentuk struktur gedung yang telah direncanakan.

gedung lantai 5

24
BAB III
MENGHITUNG RENCANA ANGGARAN BIAYA

Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung rencana anggaran


biaya bangunan adalah mengidentifikasi setiap item pekerjaan yang ada dalam
proyek yang sedang dihitung. Setiap proyek tidak selalu sama jenis maupun
jumlah item pekerjaannya, bergantung pada jenis proyek, lokasi proyek, tingkat
kompleksitas proyek, metode konstruksi, jenis peralatan yang digunakan dalam
proses penghitungan kuantitas setiap item pekerjaan. Prinsip utama dalam
menghitung kuantitas pekerjaan adalah selama pekerjaan itu berbeda maka harus

25
dipisahkan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam
kalkulasi biaya bangunan.
Macam pekerjaan yang perlu dipahami dalam pembuatan rumah antara
lain, pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton bertulang, pekerjaan
dinding, pekerjaan atap, pekerjaan lantai dan aksesori, dan pekerjaan
penyelesaian.
Besarnya harga dalam setiap daerah tentu saja berbeda- beda bergantung
kepada hal- hal beriku :
1. Jauh dekatnya sumber daya atau bahan bangunan. Misal, untuk daerah
Kalimantan, tentu saja bahan dari unsur kayu Kalimantan lebih murah
daripada daerah lainnya. Nilai UMR dari masing- masing daerah juga
berpengaruh terhadap upah tenaga kerja.
2. Musim/cuaca. Pada musim penghujan, ada beberapa material yang
harganya naik, terutama batu bata karena bahan tersebut sulit
didapatkan.
3. Inflasi yang mempengaruhi harga bahan bangunan. Berubahnya nilai
tukar rupiah terhadap dolar berpengaruh besar terhadap kenaikan harga
bahan bangunan. Selain itu, ada beberapa factor lainnya yang
menyebabkan naik turunnya harga satuan sehingga harga yang terdapat
pada fleksibel, disesuaikan dengan harga pada waktu itu.

Harga Total
N Jumlah
Jenis Pekerjaan Satuan Volume Satuan Harga
o Harga (Rp)
(Rp) (Rp)
PEKERJAAN 42.188
A PERSIAPAN .844,26
1.725.472,
1 Pembersihan Lahan m² 308,120 5.600,00 00
Pemasangan Pagar
Sementara dari Kayu 18 13.727.129,
2 tinggi 2 m m¹ 72,740 8.715,00 10
Memasang 5 2.066.883,
3 Bouwplank m¹ 38,000 4.391,66 16
Memasang Papan
Nama Proyek 80x120 39 392.960,
4 cm Bh 1,000 2.960,00 00
Membuat direksi keet 75 18.026.400,
5 & Gudang Sementara m² 24,000 1.100,00 00

26
2.00 2.000.000,
6 Listrik dan Air Kerja Ls 1,000 0.000,00 00
2.00 2.000.000,
7 Mob & Demob Alat Ls 1,000 0.000,00 00
Tes Material Baja dan 1.50 1.500.000,
8 Beton Ls 1,000 0.000,00 00
Rambu - rambu lalu
lintas dan keselamatan 75 750.000,
9 Kerja Ls 1,000 0.000,00 00

PEKERJAAN 1.383
B TANAH .800,98
Galian Tanah Biasa 1 844.608,
1 sedalam 1 m m³ 52,788 6.000,00 00
101.247,
2 Urugan Kembali m³ 13,197 7.672,00 38
Urugan Pasir Bawah 13 437.945,
3 Pondasi m³ 3,338 1.200,00 60

PEKERJAAN 11.049
C PONDASI .725,50
Pasangan Pondasi 38 11.049.725,
1 Batu Kali 1 Pc: 5 Ps m³ 28,369 9.500,00 50

PEKERJAAN 19.048
D DINDING .884,73
Pasangan Tembok ½
Bata 1Pc:4Ps 6 2.005.158,
1 (Trasraam) m² 28,947 9.270,00 69
Pasangan Tembok ½ 6 17.043.726,
2 Bata 1Pc:3Kp:10Ps m² 268,532 3.470,00 04

PEKERJAAN
PLESTERAN 8.367
E DINDING .995,23
Plesteran Dinding 3 997.399,
1 1Pc:3Ps tebal 20 mm m² 29,782 3.490,00 18
Plesteran Dinding
1Pc:3Kp:10Ps tebal 1 7.370.596,
2 15 mm m² 396,226 8.602,00 05

108.056.
F PEKERJAAN KAYU 777,50
Pasang Kusen Pintu 17.76 19.953.464,
1 dan Jendela Kayu Jati m³ 1,123 8.000,00 00
Pasang Pintu Panel 88 22.691.952,
2 Kayu Jati m² 25,554 8.000,00 00
Pasang Nook,
Gording, Murplat, 9.86 13.089.528,
3 Nook Kayu Bengkirai m³ 1,327 4.000,00 00
Pasang Usuk+Reng
Genteng Beton Kayu 12 29.306.756,
4 Bengkirai m² 226,307 9.500,00 50
Pasang Listplank,
Reuter 2X (2X20) cm, 9 35.287,
5 kayu bengkirai m³ 0,355 9.400,00 00
Pasang Rangka
Langit-langit 1X1 m 12 22.979.790,
6 Kayu Borneo m² 184,725 4.400,00 00

27
PEKERJAAN 38.397
G BETON .507,97
Membuat sloof Beton
Bertulang (200Kg 3.86 12.893.759,
1 besi+bekisting) m³ 3,338 2.720,00 36
Membuat Kolom
Beton Bertulang
(300Kg 7.70 24.863.380,
2 besi+bekisting) m³ 3,229 0.025,00 73
Membuat Ring Balok
(200Kg 7 247.946,
3 besi+bekisting) m³ 3,338 4.280,00 64
Membuat Kuda-Kuda
Beton (200Kg 7 392.421,
4 besi+bekisting) m³ 5,283 4.280,00 24

PEKERJAAN 21.128
H PENUTUP ATAP .039,20
Pasang Genteng 7 4.471.844,
1 Kerpus m¹ 59,800 4.780,00 00
7 16.656.195,
2 Pasang Genteng Beton m² 226,307 3.600,00 20

PEKERJAAN 8.543
I PLAFON .718,83
Pasang List Plafon 1.158.413,
1 Kayu Profil m¹ 141,500 8.186,67 33
3 7.385.305,
2 Langit-langit Asbes m² 184,725 9.980,00 50

PEKERJAAN
PENUTUP LANTAI 17.826
J DAN DINDING .360,17
Pekerjaan Urug Pasir 13 1.594.080,
1 Bawah Lantai m³ 12,150 1.200,00 00
Pasang Lantai 11 14.422.038,
2 Keramik 33X33 cm m² 123,615 6.669,00 44
Pasang Lantai 29 1.569.178,
3 Keramik 10X20 cm m² 5,250 8.891,22 92
Pasang plint ubin pc
abu-abu ukuran 10x30 1 241.062,
4 cm m² 15,824 5.234,00 82

PEKERJAAN 3.507
K KUNCI DAN KACA .563,00
Pasang Kunci Tanam 4 398.080,
1 Biasa Bh 8,000 9.760,00 00
3 1.222.270,
2 Pasang Engsel pintu Bh 38,000 2.165,00 00
1 50.320,
3 Pasang Engsel Jendela Bh 4,000 2.580,00 00
Pasang Pegangan 3 559.300,
4 Pintu/Door holder Bh 17,000 2.900,00 00
Pasang Kaca tebal 3 5 1.180.960,
5 mm m² 21,472 5.000,00 00
Pasang Kaca 10 96.633,
6 wireglass tebal 5 mm m² 0,900 7.370,00 00

28
PEKERJAAN 17.811
L PENGECATAN .632,99
2 6.708.977,
1 Pengecatan Kayu m² 254,586 6.352,50 57
Pengecatan Tembok 2 11.102.655,
2 Baru m² 410,184 7.067,50 42

PEKERJAAN
INSTALASI 2.970
M LISTRIK .000,00
Penyambungan Listrik 2.00 2.000.000,
1 PLN 2400 watt LS 1,000 0.000,00 00
Pemasangan Lampu 3 420.000,
2 SL 25 Watt Bh 14,000 0.000,00 00
Pemasangan Sekering 1 17.500,
3 Group Bh 1,000 7.500,00 00
Pemasangan Stop 1 112.500,
4 Kontak Bh 9,000 2.500,00 00
Pemasangan Sakelar 1 245.000,
5 Tunggal Bh 14,000 7.500,00 00
Pemasangan Sakelar 1 175.000,
6 Ganda Bh 14,000 2.500,00 00

PEKERJAAN 7.870
N SANITASI .599,50
Memasang Kloset 27 542.400,
1 Jongkok Porselen Bh 2,000 1.200,00 00
Memasang Bak Mandi 1.63 3.271.000,
2 Bata Bata, Vol 0.3 m³ Bh 2,000 5.500,00 00
Memasang Kran Air 2 62.280,
3 Ø ½" atau ¾" Bh 3,000 0.760,00 00
Memasang pipa PVC 1 384.157,
4 tipe AW Ø 1" m¹ 19,650 9.550,00 50
Memasang pipa PVC 4 897.609,
5 tipe AW Ø 4" m¹ 20,470 3.850,00 50
Memasang Bak
kontrol Pas Batu Bata 21 213.152,
6 45X45 cm Bh 1,000 3.152,50 50
Membuat Septictank
1.5x2x2 m + 2.50 2.500.000,
7 Peresapan Bh 1,000 0.000,00 00

29

Anda mungkin juga menyukai